You are on page 1of 3

RSUD “NGUDI WALUYO”

PEMBERIAN OBAT FIBRINOLISIS


WLINGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1/1

Jl. Dr. Soecipto No. 05


Wlingi
Telp.(0342) 691006
Fax. (0342) 691040
Ditetapkan :
Tanggal Terbit DIREKTUR
STANDAR PROSEDUR RSUD ”NGUDI WALUYO” WLINGI
OPERASIONAL

dr. A. LOEKQIJANA AGRAWATI, MARS


Pembina Utama Muda
NIP. 19590524 198712 2 001
I. PENGERTIAN Fibrinolisis adalah: Strategi reperfusi pada pasien ST Elevasi Myocard
Infarct dimana primary PCI tidak dapat dilakukan dalam batas waktu yang
telah ditentukan (≤ 90 menit). Fibrinolisis diberikan dalam waktu ≤ 30 menit
sejak terdiagnosa STEMI.
II. TUJUAN 1. Memperbaiki perfusi coroner secepatnya
2. Mencegah kematian dini karena Sindroma Koroner Akut
3. Sebagai tatalaksana perantara sebelum dilakukannya PCI
III. KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur, Nomor. : ……

IV. PROSEDUR 1. Lakukan cuci tangan


2. Persiapkan alat dan obat yang akan di gunakan
1) Obat Fibrinolisis
2) Obat dan alat-alat emergency
3) ECG monitor
4) Dua set infus
5) Satu set alat injeksi
6) Surat persetujuan tindakan
7) Alat tulis
3. Lakukan identifikasi pada pasien ( Nama, nomer register, tanggal lahir)
4. Lakukan asesmen awal pada pasien dan isi ceklist pemberian
pemberian obat fibrinolysis
Indikasi fibrinolisis:
1) Terdiagnosa ACS ≤ 12 jam
2) ECG :
 ST elevasi ≥ 1mm di 2 lead yang berpasangan
 ST elevasi ≥ 2mm di V1-3 atau ≥ 1mm di V4-6
 New LBBB
Kontra Indikasi fibrinolisis:
1) Absolut :
 Riwayat perdarahan intracranial atau stroke tidak
diketahui jenisnya kapan pun.
RSUD “NGUDI WALUYO”
PEMBERIAN OBAT FIBRINOLISIS
WLINGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1/1

Jl. Dr. Soecipto No. 05


Wlingi  Stroke iskemi 6 bulan terakhir
 Trauma mayor/bedah/cedera kepala 3 bulan terakhir
 Perdarahan gastrointestinal 1 bulan terakhir
 Diketahui sedang perdarahan (kecuali menstruasi)
 Diseksi aorta
 Punctie yang tidak dapat di tekan (non compressible
puncture) dalam 24 jam terakhir (biopsy hepar,
punctie lumbal)
2) Relative :
 TIA 6 bulan terakhir
 Terapi oral antikoagulan
 Hamil atau 1 minggu post partum
 Hepertensi refrakter (SBP ˃ 180 mmHg dan/atau
DBP ˃ 110mmHg)
 Endocarditis infektit
 Ulkus peptikum aktif
 Trauma akibat resusitasi.

5. Dokter dan perawat yang melakukan asesmen awal pada pasien wajib
melaporkan hasil asesmen nya kepada dokter spesialis penyakit
jantung dan pembuluh darah.
6. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah menugaskan
pelaksanaan pemberian obat fibrinolysis pada dokter dan perawat
yang berkompeten dalam mengenali Sindroma Koroner Akut dan
mengatasi komplikasinya.
7. Dokter dan perawat yang diberi tugas memberikan obat fibrinolysis
memberikan penjelasan dengan komunikasi efektif dan bahasa yang
mudah dimegerti oleh pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
8. Berikan surat persetujan tindakan atau penolakan tindakan kepada
pasien dan atau keluarga untuk diisi, dan di dampingi dalam
pengisiannya.
9. Apabila pasien dan atau keluarga setuju, maka siapkan alat dan obat
yang diperlukan
10. Tempatkan tempat tidur pasien di dekat station nurse dan posisikan
pada posisi yang mudah untuk melakukan tindakan emergency
apabila diperlukan.
11. Lakukan 5 saat cuci tangan
12. Pasang 2 (dua) line infuse
13. Pasang cateter urine
RSUD “NGUDI WALUYO”
PEMBERIAN OBAT FIBRINOLISIS
WLINGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1/1

Jl. Dr. Soecipto No. 05


Wlingi 14. Pasang monitor ECG, tensi, dan SpO2.
15. Pasang oksigen nasal/NRBM sesuai kebutuhan pasien
16. Berikan obat fibrinolysis dalam waktu 30-60 menit dalam 100cc NS
0,9%.
17. Lakukan pemantauan ketat pada pasien, meliputi: Tingkat Kesadaran,
Tanda-tanda Syock, Tanda-tanda Perdarahan, Tensi, Nadi, Suhu, RR,
Produksi urine, Warna urine.
18. ECG ulang dalam waktu 30-90 menit sejak fibrinolysis di berikan
19. Laporkan pada dokter spesialis jantung dan pembuluh darah apa bila
ditemukan kelainan.
20. Catat / dokumentasikan semua tindakan dalam CPPT pasien.
V. UNIT TERKAIT a. Komite medic
b. Case manager
c. Dokter jaga IGD
d. Ruang IGD
e. Ruang ICU / ICCU

You might also like