You are on page 1of 7

Volume 4, Nomor 1 Juli 2017

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA


Between Behavior with Asthma Relaps

*Rustiani, *Ria Damayanti, **Rika Yuanita Pratama

*Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Kapuas Raya Sintang


**Program Studi Perekam dan Informasi Kesehatan, STIKes Kapuas Raya Sintang

Abstrak
Asma merupakan peradangan kronis yang umum terjadi pada saluran napas yang ditandai dengan
gejala yang bervariasi dan berulang, penyumbatan saluran napas yang bersifat reversibel, dan spasme
bronkus gejala umum mengi, batuk, dada terasa berat, dan sesak napas. Di desa manggala dari tahun
2013 berjumlah 117 kasus tahun 2014 meningkat menjadi 336 kasus. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan perilaku dengan kekambuhan penyakit asma di desa manggala kecamatan
pinoh selatan tahun 2015, dengan metode cross sectional. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada
hubungan antara sikap dengan kekambuhan penyakit asma (p-value=0,021 OR=11,077) dan praktik
ada hungan dengan kekambuhan penyakit asma (p-value=0,001 OR=0,550). Tidak ada hubungan
pengetahuan (p-value=0,440) dengan kekambuhan penyakit asma. Diharapkan bagi penderita asma
waspada dengan menjaga kesehatan dan lebih berperan aktif dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit kekambuhan asma dengan melakukan aktifitas yang menunjang kesehatan
seperti tidak merokok, lingkungan yang sehat serta ventilasi rumah yang memadai.

Kata Kunci : Sikap, Praktik dengan Kekambuhan Asma

Abstract
Asthma is a common chronic inflammation of the airways characterized by variable and recurring
symptoms, airway obstruction that is reversible, and bronchospasm common symptoms of wheezing,
coughing, chest tightness, and shortness of breath. In the village manggala of 2013 amounted to 117
cases in 2014 increased to 336 cases. The purpose of this study was to determine the relationship of
the behavior of the recurrence of asthma in rural districts Pinoh manggala south in 2015, with cross
sectional method. The results showed that there is a relationship between the attitude of the recurrence
of asthma (p-value = 0.021 OR = 11.077) and practice there hungan with asthma disease recurrence
(p-value = 0,001 OR = 0,550). With the recurrence of asthma there is no correlation between
knowledge (p-value = 0.440). with a recurrence of asthma.

Keywords : Attitudes, Practices with asthma relapse

A. Pendahuluan disebabkan oleh keadaan saluran nafas yang


Asma merupakan peradangan kronis sangat peka terhadap berbagai rangsangan,
yang umum terjadi pada saluran napas yang baik dari dalam maupun luar tubuh. Akibat
ditandai dengan gejala yang bervariasi dan dari kepekaan yang berlebihan ini terjadilah
berulang, penyumbatan saluran napas yang penyempitan saluran nafas secara menyeluruh.
bersifat reversibel, dan spasme bronkus gejala Asma pada anak terjadi pada bayi (kurang dari
umum meliputi mengi, batuk, dada terasa 1 tahun), pada anak usia dibawah 4-10 tahun
berat, dan sesak napas. Prevalensi asma dan pada anak usia 10-14 tahun (Abidin,2002).
mengalami peningkatan secara signifikan sejak Asma perlu mendapat perhatian karena
tahun 1970 an. Pada tahun 2011, 235–300 juta penyakit asma dapat menurunkan produktivitas
orang terserang asma secara global termasuk dan meningkatkan beban ekonomi.
adanya 250.000 kematian. Pengetahuan tentang penyakit asma perlu
Berdasarkan data kesehatan dunia diketahui masyarakat umum, sehingga ikut
(WHO) sebanyak 300 juta orang didunia membantu untuk meminimalisasi faktor
mengidap penyakit asma dan 225 ribu pencetus asma bagi penderitanya (Hudoyo,
meninggal karena penyakit asma pada tahun 2008). Pengetahuan atau kognitif merupakan
2005. Asma adalah suatu penyakit yang domain yang sangat penting untuk

Wawasan Kesehatan-ISSN 2087-4995 29


Volume 4, Nomor 1 Juli 2017

terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan Kabupaten Melawi Kecamatan Pinoh Selatan


pengalaman dan penelitian ternyata perilaku menunjukan bahwa di Desa Manggala kasus
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih penyakit asma dari tahun 2013 jumlah 117
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari kasus dan pada tahun 2014 penyakit asma
oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). meningkat menjadi 336 kasus.
Penelitian di Indonesia pada anak
sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan B. Metode
kuesioner International Study on Asthma and Penelitian ini adalah penelitian
Alergies in Children (ISAAC) pada tahun 1995 kuantitatif dengan pendekatan survei analitik
menunjukkan bahwa prevalensi penyakit asma atau penelitian yang mencoba menggali
masih 2,1% meningkat tahun 2007 menjadi fenomena kesehatan ini terjadi dengan
5,2 %. Asma adalah salah satu penyakit kronis menggunakan rancangan Deskriptif dan Cross
yang sering menyerang anak-anak sekitar 10% Sectional adalah suatu penelitian untuk
dari anak-anak dan remaja menderita penyakit mempelajari dinamika korelasi hubungan
ini yang ditandai mulai dari batuk-batuk, rasa yang mempengaruhi kekambuhan asma dengan
berat di dada, bunyi mengi dan sesak nafas, efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
(Graha, 2008). Asma dapat timbul pada pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
berbagai usia dan dapat menyerang pada nanti (Notoatmodjo,2010).
semua jenis kelamin namun dari waktu ke Untuk memperoleh data dalam suatu
waktu terlihat kecenderungan peningkatan penelitian diperlukan sumber data, sumber data
penderita berbagai penelitian menyebutkan tersebut akan mudah diperoleh apabila terlebih
bahwa dibeberapa kota besar di Indonesia dahulu ditentukan populasi dan sampelnya.
menyebutkan prevalensi asma berkisar 3,8% - Populasi adalah subjek yang mempunyai
6,9% (Samsuridjal D, 2000). kuantitas dan karakteristik tertentu yang
Masalah lingkungan fisik adalah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
semakin besarnya polusi yang terjadi kemudian ditarik kesimpulannya (sugianto,
lingkungan indoor dan outdoor serta 2005, polit dan Hungler, 2006). Populasi
perbedaan cara hidup yang kemungkinan penelitian ini adalah masyarakat yang pernah
ditunjang dari sosial ekonomi individu. Karena menderita penyakit asma di Desa Manggala
lingkungan dalam rumah mampu memberikan kecamatan pinoh selatan tahun 2015 yaitu
kontribusi besar terhadap faktor pencetus sebanyak 40 orang.
kekambuhan asma maka perlu adanya Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
perhatian khusus pada beberapa bagian dalam karakteristik yang dimiliki oleh
rumah perhatian tersebut ditujukan pada populasi,(Sugiyono, 2005) sampel adalah
keberadaan alergen dan polusi udara yang sebagaian atau wakil dari populasi yang
dapat dipengaruhi oleh faktor kondisi diteliti. Dalam penelitian ini teknik
lingkungan rumah dan perilaku penderita. pengambilan sampel yang digunakan yaitu
Komponen kondisi lingkungan rumah yang dengan teknik total sampling teknik
dapat mempengaruhi serangan asma seperti, pengambilan sampel dengan pertimbangan
setiap rumah harus ada ventilasi agar udara tertentu (sugiyono, 2005). jumlah sampel yang
kotor seperti debu, bahan dan desain dari digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40
fasilitas perabotan rumah tangga yang orang.
digunakan harus bersih dan rapi (karpet, kasur, Menurut Notoatmodjo, 2010 instrumen
bantal) memelihara binatang yang berbulu penelitian adalah alat-alat yang akan
(seperti anjing, kucing, burung) dan adanya digunakan untuk pengumpulan data instrumen
keluarga yang merokok dalam rumah itu penelitian yang digunakan adalah kuesioner.
semua dapat mempengaruhi terjadinya Kuesioner berisi daftar pertanyaan yang
kekambuhan penyakit asma. bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat
Penyakit asma di Kabupaten Melawi pengetahuan masyarakat yang terkena
Tahun 2013 sebanyak 2025 kasus berdasarkan kekambuhan asma. Kuesioner menurut
hasil setiap laporan Puskesmas masing-masing Kusumah (2011:78) adalah daftar pertanyaan
dari 11 Puskesmas yang ada di Kabupaten yang bersifat tertulis yang diberikan kepada
Melawi dan pada tahun 2014 meningkat subjek yang diteliti untuk mengumpulkan
menjadi 3253 kasus, (Dinas Kesehatan informasi yang dibutuhkan peneliti.
2013/2014). Data kasus penyakit asma
berdasarkan profil Puskesmas Manggala

Wawasan Kesehatan-ISSN 2087-4995 30


Volume 4, Nomor 1 Juli 2017

C. Hasil
1. Hasil Analisis Univariat
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden
Karakteristik n %
Umur
15-25 Tahun 4 10
26-35 Tahun 15 37,5
36-45 Tahun 21 52,5
Pekerjaan
Bekerja 25 62,5
Tidak Bekerja 15 37,5
Pendidikan
Tidak Tamat SD 22 55
Tamat SD 5 12,5
Tamat SMP 5 12,5
Tamat SMA 5 12,5
Tamat PT 3 7,5
Jenis Kelamin
Laki-Laki 23 57,5
Perempuan 17 42,5
Kekambuhan Asma
Sering 31 77,5
Tidak Sering 9 22,5

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui persentasi terkecil tamat perguruan tinggi


karakteristik umur responden paling banyak sebanyak 3 orang (7,5%).
36-45 tahun yaitu sebanyak 21 orang (52,5 Berdasarkan tabel 4.4 diketahui
%). Sedangkan karakteristik responden karakteristik responden dengan persentasi
umur 26-35 tahun yaitu sebanyak 15 orang terbesar responden jenis kelamin laki-laki
(37,5%), dan karakteristik paling sedikit sebanyak 23 orang (57,5%). Sedangkan
umur 15-25 tahun sebanyak 4 orang (10%). persentasi terkecil responden berjenis
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui kelamin perempuan sebanyak 17 orang
karakteristik pekerjaan respondon bekerja (42,5%).
terbanyak 25 orang (62,5%). Dan tidak Berdasarkan tabel 4.5 diketahui
bekerja sebanyak 15 orang (37,5%). bahwa sebagian besar adalah responden
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui kekambuhan asma dengan intesitas sering
karakteristik pendidikan responden dengan yaitu sebanyak 31 orang ( 77,5%, ).
persentasi terbesar tidak tamat SD sebanyak Sedangkan responden dengan intesitas tidak
22 (55%). Sedangkan karakteristik dengan sering sebanyak orang (22,5%).

2. Hasil Analisis Bivariat


Tabel 2
Hubungan Sikap dan Praktik dengan Kekambuhan Penyakit Asma di Desa Mangga
Kecamatan Pinoh Selatan Kabupaten Melawi Tahun 2015
Kekambuhan Asma
Total OR
Variabel Sering Tidak Sering P Value
95%
n % n % n %
Positif 18 94,7 1 5,3 19 100
Sikap 11,077 0,021
Negatif 13 61,9 8 38,1 21 100

Wawasan Kesehatan-ISSN 2087-4995 31


Volume 4, Nomor 1 Juli 2017

Rutin Berobat 11 55 9 45 20 100


Praktik 0,555 0,001
Tidak Rutin
Berobat
20 100 0 0 20 100
pada mahasiswa penderita asma Di
Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa universitas pendidikan indonesia).
kekambuhan penyakit asma dengan intesitas Universitas Pendidikan Indonesia (Fian
sering sebagian besar terdapat pada responden D’green, 2010) Hubungan tingkat
dengan sikap positif yaitu sebanyak 18 pengetahuan dengan sikap keluarga dalam
responden (94,7%). Dan sebagian kecil mencegah terjadinya kekambuhan asma
kekambuhan asam tidak sering terdapat pada Bronkiale di RSUD Patuh Patju Gerung.
responden dengan sikap negatif yaitu sebanyak Suryani (2008), meneliti hubungan antara
13 responden (61,9%). Hasil uji statistik pengetahuan dan sikap ibu tentang asma
diperoleh p-value=0,021 artinya lebih kecil dengan frekuensi kekambuhan asma pada
dari 0,05 OR(95%CI)=11,077 sehingga ada anak. Studi unit rawat jalan anak RSU dr.
hubungan sikap dengan kekambuhan penyakit soetomo Surabaya. Jenis penelitian ini
asma. adalah cross sectional yang bersifat studi
Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa analitik. Mencari hubungan antara dua
kekambuhan penyakit asma dengan intesitas variabel dilakukan uji statistik dengan
sering sebagian besar terdapat pada responden menggunakan chi-square test dan apabila
dengan praktik tidak rutin berobat yaitu tidak memenuhi syarat menggunakan fisher
sebanyak 20 responden (100,0%). ada exact test. Terdapat hubungan antara
hubungan praktik dengan kekambuhan tingkat pengetahuan responden dengan
penyakit asma. Hasil uji statistik dengan p- frekuensi kekambuhan asma.
value =0,001 artinya lebih kecil dari 0,05 Penelitian yang dilakukan oleh
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Khusnul Khotimah (2006) dalam beberapa
praktik dengan kekambuhan penyakit asma di Faktor Yang Berhubungan Dengan
Desa Manggala Kecamatan Pinoh Selatan Kejadian kekambuhan penyakit asma di
Kabupaten Melawi Tahun 2015. Desa Sidoarjo Jawa Barat Nurul Hikmah
Jatisawit Bumiayu Brebes yang
D. Pembahasan menunjukan bahwa ada hubungan
1. Hubungan Pengetahuan Dengan bermakna antara pengetahuan responden
Kekambuhan Penyakit Asma dengan kejadian penyakit kekambuhan
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa penyakit asma Selain itu penelitian yang
kekambuhan penyakit asma dengan dilakukan oleh Muzakir (2007) dalam
intesitas sering sebagian besar terdapat pada hubungan antara sanitasi lingkungan
responden dengan pengetahuan kurang dengan riwayat kekambuhan penyakit asma
yaitu sebanyak 18 responden, sedangkan Yang yang ada di Kabupaten Aceh Besar
sebagian kecil terdapat pada responden juga menunjukan hasil yang sama bahwa
dengan pengetahuan baik sebanyak 13 ada hubungan bermakna antara
orang. Hasil uji statistik diperoleh p- pengetahuan dengan kejadian kekambuhan
value=0,440 artinya lebih besar dari 0,005 penyakit asma.
sehingga OR(95%CI)=2,528 alpha 5% Penelitian yang dilakukan oleh Riris
dapat disimpulkan bahwa tidak ada Nur Rohmawati (2010) dalam Hubungan
hubungan pengetahuan dengan Antara Faktor Pengetahuan dan sikap
kekambuhan penyakit asma tetapi tidak dengan kejadian kekambuhan penyakit
menutup kemungkinan seseorang terkena asma di pondok pesantren al-muayyad
penyakit asma hal ini dipengaruhi oleh surakarta menunjukan hal yang sama bahwa
berbagai faktor seperti lingkungan yang antara pengetahuan dengan kejadian
kotor, (Azwar ,2000). kekambuhan penyakit asma Pengetahuan
Penelitian ini diperkuat oleh beberapa atau kognitif merupakan domain yang
penelitian menurut penelitian : (Alissa sangat penting untuk terbentuknya tindakan
Ridha Mustika, 2013) Hubungan self- seseorang. Karena sikap yang didasarkan
efficacy dalam mencegah serangan asma oleh pengetahuan akan lebih langgeng
dengan stres pada mahasiswa (studi korelasi daripada sikap yang tidak didasari oleh

Wawasan Kesehatan-ISSN 2087-4995 32


Volume 4, Nomor 1 Juli 2017

pengetahuan (Notoatmodjo, 2007). Dengan terhadap makna stimulus yang diterimanya


demikian semakin baik pengetahuan maka (Notoatmodjo, 2010).
semakin kecil frekuensi untuk menderita
kekambuhan penyakit asma (Muzakir 3. Hubungan Praktik dengan Kekambuhan
2007). Penyakit Asma
Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa
2. Hubungan Sikap Dengan Kekambuhan kekambuhan penyakit asma dengan intesitas
Penyakit Asma sering sebagian besar terdapat pada responden
Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa dengan praktik tidak rutin berobat yaitu
kekambhan penyakit asma dengan intesitas sebanyak 20 responden (100,0%). Jadi asumsi
sering sebagian besar terdapat pada responden peneliti bahwa ada hubungan praktik dengan
dengan sikap positif yaitu sebanyak 18 kekambuhan penyakit asma. Hasil uji chi-
responden (94,7%). Karena banyak faktor lain square dengan p-value =0,001 artinya lebih
yang dapat menyebabkan kekambuhan kecil dari 0,05 dengan OR(955C1)= 0,550
penyakit asma itu bisa terjadi. Hasil uji maka asumsi peneliti menyimpulkan bahwa
statistik diperoleh p-value=0,021 artinya lebih ada hubungan praktik dengan kekambuhan
kecil dari 0,05 sehingga OR(95%CI)=11,077 penyakit asma di Desa Manggala Kecamatan
ada hubungan sikap dengan kekambuhan Pinoh Selatan Kabupaten Melawi Tahun 2015.
penyakit asma, hal ini juga tidak menutup Hasil penelitian ini didukung oleh hasil
kemungkina untuk terkena penyakit asma penelitian lain diantaranya Khusnul Khotimah
walaupun dengan sikap yang positif. (2006) yang menunjukan bahwa ada hubungan
Penelitian diperkuat dengan penelitian bermakna antara sikap dengan penyakit
menurut : Manfaati (2000), meneliti hubungan kekambuhan asma di Pondok Pesantren Nurul
berbagai kelainan atopi (alergi) dengan Hikmah Jatisawit Bumiayu Brebes. Namun
penyakit asma pada siswa sekolah lanjutan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh
tingkat pertama di Kotamadya Yogyakarta. Muzakir (2007) dalam Faktor-Faktor Yang
desain studi, menggunakan case kontrol. Berhubungan Dengan Penyakit kekambuhan
Subjeknya adalah siswa sekolah lanjutan asma Pada masyarakat Di Kabupaten Aceh
tingkat pertama di kotamadya Yogyakarta. Besar dan Yhuda (2011) dalam Faktor-Faktor
Data yang digunakan adalah dari siswa, Yang Berhubungan Dengan kekambuhan
karakteristik orang tua dan riwayat keturunan penyakit asma Di Pondok Pesantren Al-
alergi dari keluarga. Pengumpulan data dengan Makmur Tungkar Kabupaten 50 Kota
menggunakan kuesioner, dengan analisa data menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara
uji T-test, chi square test. Ada hubungan sikap responden dengan kejadian penyakit
signifikan antara berbagai kelainan alergi kekambuhan asama.
dengan penyakit asma pada siswa sekolah Ada beberapa hal yang memegang
lanjutan tingkat pertama di Kotamadya peranan penting dalam penentuan sikap yang
Yogyakarta. Hasil penelitian ini didukung utuh, yaitu pengetahuan, berpikir, keyakinan,
oleh hasil penelitian Ma’rifi, dkk (2012) dalam dan emosi. Sehingga dari pengetahuan akan
Hubungan sikap Sehat responden dengan membuat subjek berpikir dan saat berpikir ini
kekambuhan penyakit asma di Pondok melibatkan keyakinan dan emosi sehingga
Pesantren Kabupaten Lamongan yang muncul sikap tertentu terhadap objek
menunjukan bahwa ada hubungan bermakna (Notoatmodjo, 2007).
antara sikap responden dengan kekambuhan Pengetahuan yang cukup baik mengenai
penyakit asma. Penelitian lain yang dilakukan kebersihan perorangan tidaklah berarti bila
oleh Yuzzi Afraniza (2011). tidak menghasilkan respon bathin dalam
Kebanyakan responden yang terkena bentuk sikap. Sikap merupakan hal yang paling
kekambuhan penyakit asma adalah responden penting yang dapat digunakan untuk
yang menetap lama di desa tersebut, (Badri, memprediksikan tingkah laku apa yang
2008). tindakan seseorang tidak harus didasari mungkin terjadi, dengan demikian sikap dapat
oleh pengetahuan atau sikap. Artinya, diartikan sebagai suatu predisposisi tingkah
seseorang dapat bertindak atau berperilaku laku yang akan tampak aktual dalam sebuah
baru tanpa mengetahui terlebih dahulu lingkungan (Azwar, 2000).

Wawasan Kesehatan-ISSN 2087-4995 33


Volume 4, Nomor 1 Juli 2017

E. Keterbatasan Penelitian responden dengan pengetahuan kurang yaitu


Penelitian dengan judul hubungan 72,0%. Sikap responden dengan persentase
perilaku dengan kekambuhan penyakit asma di lebih besar terdapat pada responden dengan
Desa Manggala Kecamatan Pinoh Selatan sikap positif yaitu 94,7%, dan 100,0% terdapat
Kabupaten Melawi Tahun 2015 terdapat pada praktik responden yang tidak rutin
keterbatasan penelitian antara lain: saat berobat. Hasil uji statistik diperoleh p-
penelitian responden tidak ada ditempat, value=0,440 artinya lebih besar dari 0,05
keterbatasan umur, kemungkinan jawaban sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
yang diberikan responden mengikuti jawaban hubungan pengetahuan dengan kekambuhan
responden yang lain, kesalahan persepsi penyakit asma. Hasil uji statistik diperoleh p-
responden dengan pertanyaan yang diajukan, value=0,021 artinya lebih kecil dari 0,05
kesponden dalam mengisi pertanyaan sulit dengan OR(95%CI)=11,077 sehingga dapat
untuk berkomunikasi dengan jelas, kesponden disimpulkan bahwa ada hubungan sikap
tidak terlalu memahami bahasa indonesia. dengan kekambuhan penyakit asma. Hasil uji
statistik dengan p-value =0,001 artinya lebih
F. Kesimpulan kecil dari 0,05 dengan OR(955C1)= 0,550
Berdasarkan hasil penelitian dapat bahwa ada hubungan praktik dengan.
disimpulkan bahwa: Sebagian besar responden kekambuhan penyakit asma di Desa Manggala
penderita kekambuhan asma dengan intesitas Kecamatan Pinoh Selatan Kabupaten Melawi
sering yaitu sebesar 77,5%, kekambuhan asma Tahun 2015.
dengan intesitas paling banyak terdapat pada

Daftar Pustaka jalan dibalai besar kesehatan


masyarakat surakarta 2008
Azwar, Azrul. Prihartono, Joedo. 2003. Alisa Ridha Mustika, self-efficancy studi
Metodologi Penelitian Kedokteran Dan korelasi pada mahasiswa penderita
Kesehatan Masyarakat. Binarupa asma di universitas indonesia, 2013
Aksara: Jakarta Barat Supriyanto hubungan tingkat pengetahuan
Bahdri, M. 2007. Hygiene Perorangan Santri tentang asma bronchiale dengan derajat
Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar kekambuhan asma pada pasien dewasa,
Ponorogo. Media Litbang Kesehatan. 2006:3
Vol : xvii, No. 2 Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian
Budchari, L. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta
Kesehatan. Obor indonesia : Jakarta __________. 2010. Metodologi Penelitian
Chandra, B. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta
Kesehatan. Jakarta: EGC __________. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan.
Depdikbud, 1986. Tuntutan Pendidikan Rineka Cipta: Jakarta
Kesehatan Pribadi. Jakarta Potter, P. A. Perry, A. G. 2009. Buku Ajar
Dinkes Melawi. 2014. Data Penyakit Fundamental Keperawatan: Konsep,
Depkes RI. Undang-Undang RI No 36 tahun Proses dan Praktik Edisi 4. EGC:
2009 tentang kesehatan. Jakarta : 2009 Jakarta
Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan Sunaryo. 2002. Psikologi Untuk Keperawatan.
Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti: Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Bandung Sudirman, T. 2006. Scabies: Masalah
Hastono, sutanto priyo. 2007. Analisis Data Diagnosis dan Pengobatan. Majalah
Kesehatan. FKMUI: Depok Kesehatan Damianus. Vol. 5, No. 3.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. September 2006. Hal : 177-190
2012. Profil Data Kesehatan Indonesia Sukandarrumidi. 2006. Metodologi Penelitian
Tahun 2011 Petunjuk Praktos Untuk Peneliti
Sulfan fairawan, Hubungan antara Pemula. Gadjah Mada University Press:
pengetahuan tentang penyakit asma Yogyakarta
dengan sikap penderita dalam Sungkar, S. 1997. Skabies. Majalah Kedoteran
perawatan asma pada pasien rawat Indonesia, vol : 47, No. 01. Hal : 33-42.

Wawasan Kesehatan-ISSN 2087-4995 34


Volume 4, Nomor 1 Juli 2017

Saryono. (2013) Metodologi Penelitian Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar


Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Manusia dan Proses Keperawatan.
Kesehatan. Nuha Medika : Yogyakarta. Salemba Medika: Jakarta
Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar
Manusia dan Proses Keperawatan.
Salemba Medika: Jakarta

Wawasan Kesehatan-ISSN 2087-4995 35

You might also like