You are on page 1of 4

ABSTRAK

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolism baik berupa zat cair maupun zat gas.
Urin atau air seni atau air kencing merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Tujuan dalam praktikum ini adalah
memeriksa kandungan glukosa, albumin, klorida, serta bau ammonia dari hasil penguraian urea
dalam urine. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu UIN Sunan Gunung Djati
Bandung pada Kamis, 06 Desember 2018 pukul 13.00 - 15.00 WIB. Metode yang digunakan terdiri
dari beberapa uji yaitu uji kandungan glukosa, uji kandungan albumin, uji kandungan klorida, dan
uji bau ammonia pada urine. Sampel uji, terdiri dari beberapa golongan urine yaitu urine wanita
normal, urine laki-laki normal, urine wanita hamil, urine laki-laki perokok, dan urine laki-laki
diabetes. Alat yang di gunakan adalah tabung reaksi, rak tabung, penjepit tabung, Bunsen, kaki
tiga, kassa penyaring, pipet tetes, beaker glass, korek api. Pereaksi yang digunakan diantaranya
larutan benedict, larutan asam nitrit pekat, dan larutan AgNO3 10%. Hasil dari setiap uji
menunjukan terdapat kandungan glukosa pada penderita diabetes 5% dengan ditandai dengan
perubahan warna menjadi kuning, terdapat kandungan albumin pada wanita hamil, terdapat
kandungan klorida pada semua sampel uji yang ditandai adanya endapan, serta bau menyengat
pada uji ammonia. Praktikum urine ini bermanfaat memberi informasi terkait berbagai macam
sampel urine dengan berbagai macam uji.
KATA KUNCI : albumin, ammonia, glukosa, klorida, urine
PENDAHULUAN
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolism baik berupa zat cair maupun
zat gas. Zat-zat sisa tersebut dapat berupa urin (ginjal), keringat (kulit), empedu (hati), dan Co2
(paru-paru). Zat-zat ini harus dikeluarkan dari dalam tubuh, karena jika tidak akan mengganggu
proses yang ada didalam tubuh bahkan meracuni tubuh (Waluyo, 2016 : 23).

Hewan-hewan dari berbagai spesies menghasilkan zat buangan cair yang disebut urin,
melalui langkah-langkah dasar yaitu pertama-tama, cairan tubuh (darah, cairan transport)
mendorong suatu proses filtrasi yang dipicu oleh tekanan hidrostatis sel-sel, seperti protein dan
molekul besar lainnya tidak dapat menlintasi membrane epitel dan kerap berada didalam cairan
tubuh. Sebaliknya air dan zat-zat terlarut yang kecil seperti garam, gula, asam amino, dan zat-zat
buangan kenitrogen, melintasi membrane tersebut dan membentuk suatu cairan yang disebut filtrat
(Campbell, 2002 : 124).

Pada system urin, ginjal memiliki peranan yang sangat penting karena ia memiliki dua
fungsi utama, yaitu filtrasi dan reabsorpsi. Selain itu, ginjal juga memiliki pernan penting dalam
sirkulasi darah. Ginjal turut berperan dalam proses pembentukan sel darah merah dan menjaga
tekanan darah (Ramadhanty, 20114 : 86). Apabila ginjal gagal menjalankan fungsinya, maka
penderita memerlukan pengobatan dengan segera. Keadaan dimana lambat laun mulau tidak dapat
menjalankan fungsinya dengan baik disebut juga dengan EGK (Supriyadi, 2011 : 108).

Urin atau air seni atau air kencing merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal
kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Urin disaring didalam ginjal,
dibawa melalui ureter menuju kantung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra
(Ganong, 2008 : 127).

Urin biasanya berwarna kuning berbau khas, jika didiamkan berbau amoniak, pH berkisar
4,7 - 7,5 dan biasanya 6 atau 7. Berat jenis urin 1,002 – 1,025. Volume normal perhari 900-1000
ml. Pada saat minum banyak air, kelebihan air akan dibuang melalui ginjal. Oleh karena itu jika
banyak minum akan mengeluarkan urin. Warna urin setiap orang berbeda-beda biasanya
dipengaruhi oleh jenis makanan, jenis aktivitas atau bahkan penyakit. Biasanya warna urin nirmal
berkisar dari mulai bening hingga kuning pekat (Evelyn, 1993 : 34).

Didalam keadan normal, urin tampak sedikit berbusa karena mengandung unsur-unsur
seperti air, protein, amoniak, glukosa, sedimen, bakterin epitel, dan lain sebagainya. Warna yang
memerah menandakan adanya darah yang tercampur dalam urin. Hal tersebut dapat terjadi pada
keadaan infeksi, luka, dan sebagainya. Merah terang berarti pendarahan intensif (Hedjiadji, 1994
: 18)
Daftar Pustaka
Campbell, Neil A., Jane B. Peace, klitchell, L.G. Biologi, Edisi Kedelapan Jilid III, Jakarta:
Erlangga
Evelisn, C.P 1993. Anatomi dan Fisiologi untuk para medis, Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka
Utama
Ganong, 2003. Fisiologi Kedokteran. Yogyakarta: UOM Press Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar
Biokimia. Jakarta : 42 piess
Ramadhanty, et al. 2014. “Diagnosis Gangguan Sistem Urinari Pada Anjing dan Kucing
Menggunakan VFI 5. “Jurnal Ilmu computer dan Informasi. Vol. 2 (2): 84-90.
Supriyadi, et al. 2011, “Tingkat Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Terapi Hemedialisis”.
Jurnal Kesehatan Masyarakat”. Vol. 6 (2): 107-112.
Waluyo, dan Waliono, 2016. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Jember:
Universitas Jember.

You might also like