Professional Documents
Culture Documents
kepribadian yang berlangsung seumur hidup baik disekolah dan luar sekolah. Pendidikan juga
bermakna proses membantu individu baik jasmani dan rohani kearah terbentuknya
kepribadian yang berkualitas. Makna dari pernyataan diatas adalah bahwa inti tujuan
pendidikan adalah terwujudnya kepribadian yang optimal dari setiap peserta didik. Tujuan ini
pulalah yang ingin dicapai oleh layanan bimbingan dan konseling. Untuk mencapai tujuan
menyeluruh dan meliputi kegiatan yang menjamin bahwa setiap peserta didik secara pribadi
memperoleh layanan sehingga akhirnya dapat berkembang secara optimal. Dalam kaitan ini,
bimbingan dan konseling mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan yaitu
Ruang lingkup kegiatan bimbingan dan konseling, konselor memegang peranan yang
amat penting dan strategis. Kelancaran proses seluruh kegiatan bimbinga dan konseling,
sepenuhnya berada dalam tanggung jawab konselor dalam keseluruhan kegiatan bimbingan
dan konseling. Konselor harus mampu menciptakan situasi agar konseli termotivasi untuk
memanfaatkan bimbingan dan konseling sebagai satu upaya dalam mengembangkan potensi
yang ada dalam dirinya serta dalam menghadapi masalahnya. Salah satu aspek dalam
bimbingan dan konseling adalah motivasi, yaitu memberikan dorongan kepada konseli agar
mampu melaksanakan perilaku dalam upaya mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan layanan bimbingan konseling
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Motivasi
Istilah motivasi berpangkal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu
demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi
kesiapsiagaan. Adapun menurtut Mc. Donald (dalam sadirman. 1986), motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan
didahului dengan tanggapan terhadap adannya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan
oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi yakni motivasi ini
mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang
Ada tiga komponen utama dam motivasi yaitu (1) kebutuhan, (2) dorongan, dan (3)
tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa apa yang ia
miliki dan yang ia harapkan. Sebagai ilustrasi, mahasiswa merasa bahwa hasil belajarnya
rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran lengkap. Ia merasa memiliki cukup waktu, tetapi
ia kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakan tidak memadai untuk
memperoleh hasil belajar yang baik. Ia membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu
melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental
yang beroreintasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang
mahasiswanya. Secara garis besar Oemar Hamalik (1992) menjelaskan ada tiga fungsi
motivasi, yaitu: (1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak dari setiap
kegiatan yang akan dikerjakan. (2) Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang
hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. (3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan
perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
Nampak jelas di sini bahwa motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan
Motivasi ada dua, yaitu (1) motivasi intrinsik dan (2) motivasi ekstrinsik, yang saling
1. Motivasi intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada
paksaan dorongan orang lain. Motivasi ini sering disebut “motivasi murni”, atau motivasi
yang sebenarnya, yang timbul dari mahasiswa, misalnya keinginan untuk mendapatkan
2. Motivasi ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga
dengan keadaan demikian mahasiswa mau melakukan sesuatu. Motivasi ekstrinsik diperlukan
di sekolah sebab pembelajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat, atau sesuai dengan
kebutuhan mahasiswa. Kalau keadaan ini, mahasiswa bersangkutan perlu dimotivasi agar
belajar. Guru berusaha membangkitkan motivasi belajar mahasiswa sesuai dengan keadaan
Belajar merupakan hal yang kompleks. Apabila ini dikaitkan dengan hasil belajar
mahasiswa, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Suryabrata
Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang berasal
dari mahasiswa yang sedang belajar. Faktor-faktor ini meliputi: a. Fisiologi, b. Kondisi
psikologis,
Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar mahasiswa yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-faktor ini meliputi: a.Lingkungan alami yaitu
faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar misalnya keadaan udara, cuaca, waktu,
tempat atau gedungnya, alat-alat yang dipakai untuk belajar seperti alat-alatpelajaran. b.
Lingkungan sosial di sini adalah manusia atau sesama manusia, baik manusia itu ada
(kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Kehadiran orang lain pada waktu sedang
belajar, sering kali mengganggu aktivitas belajar. Dalam lingkungan sosial yang
mempengaruhi belajar mahasiswa ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: (1) lingkungan
sosial mahasiswa di rumah yang meliputi seluruh anggota keluarga yang terdiri atas: ayah,
ibu, kakak atau adik serta anggota keluarga lainnya, (2) lingkungan sosial mahasiswa di
sekolah yaitu: teman sebaya, teman lain kelas, guru, kepala sekolah serta karyawan lainnya,
dan (3) lingkungan sosial dalam masyarakat yang terdiri atas seluruh anggota masyarakat.
BAB III
METODE PENELITIAN
Universitas Pancasakti tegal, semester II tahun ajaran 2012 / 2013. Dengan pemberian
mahasiswa. Waktu penelitian selama 1 bulan kurang yaitu tiga minggu dengan jumlah
mahasiswa sebanyak 10 mahasiswa terdiri dari 2 orang mahasiswa laki-laki dan 8 orang
mahasiswa perempuan yang tergabung dalam 1 kelompok konseling. Dari kelompok yang
ada, memiliki latar belakang penyebab rendahnya motivasi belajar yang heterogen. Cara ini
Penelitian tindakan bimbingan konseling ini dilaksanakan dalam tiga siklus selama
kurang dari satu bulan yaitu tiga minggu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Adapun
need asesment, satuan layanan konseling kelompok pada setiap siklus dan metode konseling
yang digunakan pada upaya peningkatan motivasi belajar yakni pendekatan eksistensial
humanistik, dan terapi tingkah laku. Menyusun rencana tindakan perbaikan motivasi
mahasiswa berupa skala penilaian yang akan digunakan pada siklus berikutnya berdasarkan
hasil refleksi dan analisis terhadap hasil pembelajaran pada siklus sebelumnya.
Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus dengan masing-masing siklus dilaksanakan
sebagai berikut :
diberikan ke mahasiswa yakni motivasi belajar. e. Menyusun alat evaluasi (skala penilaian). f.
Menyiapkan lembar observasi. g. Memilih video yang sesuai untuk dapat memotivasi
sebagai berikut : a. Tahap pemulaan, yaitu upaya penumbuhan minat bersama dalam
Konseling. b. Tahap transisi, yaitu proses pembentukan interaksi. c. Tahap kegiatan sharing
yang merupakan inti proses konseling. d. Tahap pengakhiran, yaitu membuat suatu
kesimpulan.
senang bekerja sendiri e. Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin. Hal-hal yang berulang begitu
saja sehingga kurang kreatif. f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu) g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. h. Senang mencari dan
d).Refleksi
peneliti maupun yang diteliti. Kekurangan tersebut misalnya : a.Guru belum mampu motivasi
Mengelola waktu belum efektif c. Proses konseling kelompok belum bisa merasakan empati
antar konseli
Bentuk-bentuk penyajian data yang digunakan antara lain : 1). Data dalam bentuk
tabel Tabel adalah bentuk penyajian data untuk mengambarkan keadaan sesuatu. Biasanya
sebuah tabel terdiri atas judul kolom, judul baris, dan sumber data. 2). Data dalam bentuk
Diagram atau Grafik Grafik dapat memvisualkan perkembangan sesuatu dalam kurun waktu
sebelum diadakan tindakan sebanyak tujuh orang atau 18,4 persen. Mahasiswa yang
menganggap tempat konsultasi boleh dilaksanakan dimana saja ada 15 orang atau 39,5
persen. Sebanyak tiga orang atau 7,9 persen mahasiswa memahami BK sebagai sarana untuk
berkonsultasi. Mahasiswa yang percaya terhadap BK untuk berkonsultasi hanya satu orang
atau 2,6 persen. Sikap senag terhadap Dosen BK juga satu orang atau 2,6 persen.
pada informasi tentang fungsi BK di sekolah serta apa pengertian konseling. Titik penekanan
pada konsultasi pertama adalah upaya menarik minat Mahasiswa untuk konseling dan tidak
ragu atau takut masalah yang diungkapkannya diketahui orang lain. Dalam hal ini guru
pembimbing meyakinkan mahasiswa bahwa Dosen pembimbing memiliki kode etik untuk
merahasiakan masalah yang dikemukakan termasuk yang sangat pribadi atau bersifat rahasia
mahasiswa. Alternatif kesatu adalah membahas masalah mahasiswa berdasarkan data yang
diperoleh guru pembimbing lewat Sosiometri atau AUM. Alternatif kedua materi
konsultasinya bisa saja membahas secara langsung keluhan-keluhan atau problem mendesak
1. Hasil Pengamatan
a). Jadual yang disusun tidak sesuai dengan nama yang hadir karena beberapa mahasiswa
sangat berminat konsultasi yang meminta mereka didahulukan. Hal ini tidak jadi kendala,
namun guru pembimbing kesulitan dalam mengadministrasikan karena harus mengecek ulang
jadual dan nama yang belum dipanggil. Selain itu pada saat panggilan, beberapa guru
meminta panggilan ditunda sejenak karena materi pelajaran yang sedang atau akan diberikan
b). Terdapat beberapa mahasiswa yang konsultasi pada pertemuan pertama memiliki antusias
yang tinggi ditunjukkan oleh adanya beberapa mahasiswa yang secara bersamaan mengikuti
konsultasi.
kerahasiaan masalah yang akan mereka kemukakan, sehingga hal ini menjadi indikasi bahwa
guru pembimbing butuh strategi khusus untuk meyakinkan mahasiswa tentang azas
d). Pada saat konsultasi, ada sebagian mahasiswa datang sekaligus bersamaan baik berduaan
atau bertiga. Dengan kondisi seperti ini kadang nama yang dijadualkan tidak sesuai dengan
kehadiran mahasiswa. Selain itu tempat konsultasi ternyata tidak selamanya dilaksanakan di
mengefisienkan waktu.
2. Hasil Refleksi
a). Jadual Konsultasi yang dibuat tidak dipatuhi oleh mahasiswa karena masih merasa ragu.
b). Perlu segera dibuat jadual ulang sesuai minat mahasiswa, sehingga tidak lagi berdasarkan
C. Hasil Tindakan 2
1. Hasil Pengamatan
a). Setelah konsultasi pertama banyak dari mahasiswa yang berkeinginan dipanggil untuk
konsultasi kedua, namun keterbatasan waktu dan jadual yang sudah disusun maka hanya
tujuh mahasiswa yang sempat konsultasi. Materi konsultasi pertama sesuai dengan apa yang
direncanakan, namun pada konsultasi kedua sebanyak tujuh mahasiswa secara sukarela
b). Pada saat tindakan pertama membuat jadual, ternyata ada perubahan karena beberapa
mahasiswa tidak mematuhi jadual yang telah dibuat. Oleh karena itu pada tindakan kedua
c). Dari rencana konsultasi pertama diselesaikan lebih cepat dari waktu yang direncanakan
d). Adapun masalah yang dikemukakan oleh tujuh mahasiswa pada konsultasi kedua adalah
masalah keluarga, masalah muda-mudi dan keluhan tentang pemerasan oleh mahasiswa lain.
Masalah keluarga yang diungkap adalah tentang konflik dengan orangtua, kondisi keluarga
yang broken home serta kesulitan karena tidak tinggal dengan orangtua. Untuk masalah
pemerasan oleh mahasiswa lain, proses penanganannya adalah melibatkan wali kelas yang
dalam layanan BK disebut sebagai layanan Advokasi . Masalah muda-mudi yang diungkap
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Membuat jadual konsultasi adalah salah satu teknik untuk melayani mahasiswa secara
proaktif sehingga semua mahasiswa terlayani dalam bimbingan dan konseling di sekolah.
5. 2 Saran
2. Guru pembimbing hendaknya lebih aktif dan kreatif melayani mahasiswa satu-persatu
baik dalam bimbingan khususnya dalam konseling, sehingga mahasiswa dapat memanfaatkan
layanan BK di sekolah.
3. Guru pembimbing perlu berupaya agar mahasiswa termotivasi dan secara ikhlas
mengikuti konseling.
4. Pihak sekolah hendaknya memberi tugas dan peran yang sesuai dengan fungsi BK
sehingga fokus pengembangan diri yang menjadi bidang tugas BK dapat berjalan secara
optimal.
5. Guru mata pelajaran dan seluruh personil sekolah hendaknya mengetahui dan memahami
peran BK di sekolah sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan mutu sekolah dan
juga peningkatan prestasi belajar mahasiswa.