Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
multiselular seperti manusia atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.
yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam
tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena dan didistribusi ke seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya,
jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler
dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel
di seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar
sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan
dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,
1. Cairan Ekstrasel
3
Terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan cairan Intravaskular. Cairan
interstisial mengisi ruangan yang berada diantara sebagian besar sel tubuh
dan menyusun sebagian besar cairan tubuh. Sekitar 15% berat tubuh
2. Cairan Intrasel
subtansi terlarut atau solut yang penting untuk keseimbangan cairan dan
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
1. Fase I
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, nutrisi
2. Fase II
dan sel
3. Fase III
4
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial
masuk ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang
semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode
a. Difusi
subtansi tersebut.
b. Filtrasi
Suatu proses perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara
c. Osmosis
5
d. Transport aktif
hari untuk menggantikan cairan yang hilang. Fungsi cairan tubuh antara
lain:
tubuh pada 37ºC. Suhu ini paling cocok untuk bekerjanyaa enzim-enzim
dalam tubuh. Kelebihan panas yang diperoleh dari metabolisme energi perlu
besar luas permukaan tubuh, semakin besar kehilangan panas melalui kulit.
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini
6
3. Katalisator
Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologik dalam sel,
termasuk dalam saluran cerna. Air diperlukan pula untuk memecah atau
dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air
5. Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen
melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang
cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena
gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.
6. Pelumas
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot
tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu,
7. Peredam benturan
Air dalam mata, jaringan saraf tulang belakang, dan dalam kantung ketuban
yang masuk dan keluar tubuh. Melalui mekanisme keseimbangan, tubuh berusaha
7
agar cairan di dalam tubuh setiap waktu berada di dalam jumlah yang tetap/konstan.
Ketidak seimbangan terjadi pada dehidrasi (kehilangan air secara berlebihan) dan
overhidrasi (kelebihan air). Konsumsi air terdiri atas air yang diminum dan yang
diperoleh dari makanan, serta air yang diperoleh sebagai hasil metabolisme. Air
yang keluar dari tubuh termasuk yang dikeluarkan sebagai urine, air di dalam feses,
Keseimbangan air
Ekskresi/Keluaran
Masukan Air Jumlah (mL) Jumlah (mL)
Air
Feses 150
1450-2800 1450-2800
kira-kira 1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500
ml per hari sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari
8
Pengaturan Intake Cairan Tubuh Berdasarkan Umur dan Berat Badan
Kebutuhan
Berat Badan
No Umur Cairan (mL/24
(kg)
Jam)
sensasi haus walupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan
gastrointestinal.
a. Urine
9
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus
urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi
normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml
per jam. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi
melalui proses ini adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses
c. Keringat
d. Feses
Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 mL per hari, yang
Konsumsi air di atur rasa haus dan kenyang hal ini terjadi melalui
mengontrol pemeliharaan keseimbangan air dan suhu tubuh) dan perut. Bila
10
konsentrasi bahan-bahan di dalam darah terlalu tinggi, maka bahan-bahan
ini akan menarik air dari kelenjar ludah. Mulut menjadi kering, dan timbul
kehilangan air yang terjadi secara cepat, mekanisme ini sering tidak terjadi
yang terjadi cepat pada seorang pekerja yang bekerja di panas matahari atau
dehidrasi.
Pengeluaran air dari tubuh diatur oleh ginjal dan otak. Hipotalamus
konsentrasi garam tubuh terlalu tinggi, atau bila volume darah atau tekanan
Bila terlalu banyak air keluar dari tubuh, volume darah dan tekanan
darah akan turun. Sel-sel ginjal akan mengeluarkan enzim renin. Renin
11
pembuluh darah sehingga tekanan darah akan naik. Di samping itu
dan air. Akibatnya, bila dibutuhkan lebih banyak air, akan lebih sedikit air
Mekanisme ini tidak berjalan, bila seseorang tidak minum air dalam
jumlah cukup. Tubuh paling kurang harus mengeluarkan 500 ml air sehari
luar jumlah ini, pengeluaran air disesuaikan dengan pemasukan air. Bila
seseorang minum air dalam jumlah lebih banyak, urine akan lebih encer.
uap, melalui kulit sebagai keringat, dan sedikit melalui feses. Jumlah air
Pengaturan ini penting bagi kehidupan sel, karena sel harus secara terus menerus
berada di dalam cairan dengan komposisi yang benar, baik cairan di dalam maupun
di luar sel. Mineral makro terdapat dalam bentuk ikatan garam yang larut dalam
cairan tubuh. Sel-sel tubuh mengatur ke mana garam harus bergerak dengan
12
2.5.1 Disosiasi Garam dalam Air 13
Bila garam larut dalam air, misalnya garam NaCl, akan terjadi
muatan listrik dan dinamakan elektrolit. Cairan tubuh yang mengandung air
Konsentrasi di Konsentrasi di
Elektrolit
luar sel (meq/l) dalam sel (meq/l)
Kation
Kalium (K + ) 5 150
Kalsium (Ca2+ ) 5 2
Magnesium (Mg 2+ ) 3 40
155 202
Anion
Bikarbonat (HC03 − ) 27 10
Sulfat (S04 2− ) 1 20
13
Asam organic (laktat, 6 10
piruvat)
Protein 16 57
155 202
Sumber: Whitney, E.N. dan S.R.Rolfes, Understanding Nutrition, 1999, hlm. 371.
mengatur penyebrangan ion positif dan bahan lain melalui membran sel
tersebut. Ion negatif akan mengikuti ion positif dan air akan mengalir ke
arah cairan yang lebih tinggi konsentrasinya. Salah satu contoh alat transport
luar lebih cepat daripada proses difusi biasa. Pada waktu yang sama, kalium
akan dipompa ke dalam sel. Pompa ini secara aktif mempertukarkan natrium
keadaan konstan. Bila terjadi kehilangan garam dari tubuh, maka harus
diganti dari sumber di luar tubuh, yaitu makanan dan minuman. Tubuh
14
Bagian atas saluran cerna, yaitu lambung dan usus halus, secara
liter cairan mengalami daur ulang, yang cukup berarti untuk pemeliharaan
keseimbangan elektrolit.
menentukan jumlah air yang dikeluarkan ginjal dan jumlah yang diserap
ginjal. Bila terjadi reabsorpsi natrium, kalium akan dikeluarkan dari tubuh
sesuai dengan aturan bahwa jumlah ion positif di dalam tubuh harus tetap
Rasa haus juga membantu kadar natrium di dalam darah. Bila kadar
hingga tercapai rasio normal natrium terhadap air. Kemudian ginjal akan
15
2.5.4 Faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit15
a. Umur
keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi
jantung.
b. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
c. Diet
intake nutrisi tidak ada maka tubuh akan membakar protein dan lemak
d. Stress
16
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan
e. Kondisi Sakit
melalui IWL.
secara mandiri.
Kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penurunan asupan cairan dan
cairan interstisial, tubuh akan mengalirkan cairan keluar sel. Ada tiga macam
yang seimbang.
2) Dehidrasi hipertonik, terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak
daripada elektrolitnya.
17
3) Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya
daripada air.
berkurang (hipovolume). Pada keadaan ini, tidak terjadi perpindahan cairan daerah
ekstrasel dalam waktu yang lama, maka kadar urea, nitrogen, serta kreatinin akan
Dehidrasi berat
c. Hipotensi
e. Oliguria
Dehidrasi sedang
c Mata cekung
Dehidrasi ringan
18
Terdapat dua menifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu
interstisial). Normalnya cairan interstisial tidak terikat dengan air, tetapi elastis dan
edema, merupakan edema yang berada di daerah perifer atau akan mencekung
setelah ditekan pada daerah yang bengkak. Hal ini disebabkan karena perpindahan
cairan ke jaringan melalui titik tekanan. Cairan dalam jaringan yang edema tidak
menunjukkan tanda kelebihan cairan ekstrasel, tetapi sering karena infeksi dan
jaringan. Kelebihan cairan vaskular dapat meningkatkan hidrostatik cairan dan akan
penumpukan sputum, dispnea, batuk dan suara ronkhi. Keadaan edema ini
PATOFISIOLOGI DEHIDRASI7
19
dapat menyebabkan pelepasan ADH, sedangkan penurunan 1,2% dalam serum
osmolalitis plasma di bawah 280 mOsm / kg. Sedangkan pada faktor hipovolemia
terjadi baroreseptor yang berada di sinus karotis, lengkung aorta, dan atrium kiri;
untuk mempertahankan perfusi yanga dekuat organ-organ vital tubuh. Hal ini
muncul akibat kejadian pada hemostasis tubuh yang serius seperti, perdarahan
yang massif, trauma atau luka bakar berat (syok hipovolemik), infark miokard
luas atau emboli paru (syok kardiogenik), sepsis akibat bakteri yang tidak
20
terkontrol (syok septic), tonus vasomotor yang tidak adekuat (syok neurogenik)
Syok adalah suatu sindrom klinis kegagalan akut fungsi sirkulasi yang
Penyebab syok
Hipovolemik 1. Perdarahan
Kardiogenik 1. Aritmia
Bradikardi / takikardi
Miokardiopati
3. Gangguan mekanis
Regurgitasi mitral/aorta
21
Rupture septum interventrikular
Obstruksi:
kiri/thrombus
Tamponade jantung
Emboli Paru
misalnya:
serratia,proteus,danprovidential.
misal:
flegia)
22
Rangsangan pada medulla spinalis, misalnya
Anafilaksis Antibiotic
polimixin, ampoterisin B
Biologis
gamma globulin
Makanan
Lain-lain
23
Bagaimana mengenali Berbagai macam jenis dari syok
Diagnos amic
tic State)
; i; hipotensi, perifer.
i perifer i perifer
fase n gram,
akhir) kultur
24
2.5.6.1 Syok hipovolemik2,5
Syok Hipovolemik
di lumen usus ).
25
Terjadi apabila perdarahan 15 – 30 % ( 750 – 1500 )
Syok sedang
mmHg.
Syok berat
26
megap – megap dan akhirnya terjadi mati klinis ( nadi
penyakit jantung.
27
permeabilitas pembuluh darah. Pada syok perdarahan
28
- Pada syok sedang terjadi penurunan perfusi sentral
asidosis metabolik.
1. Syok ringan
merasa dingin.
2. Syok sedang
29
Takikardia 100 – 120 x / menit. Hipotensi
merasa haus.
3. Syok berat
menurun.
30
Derajat dari Perdarahan
1. Dewasa:
Air
Na+ : 2 mEq/kg
31
K+ : 2 mEq/kg
Cairan masuk:
Minum : 800-1700 ml
Makanan : 500-1000 ml
- Balita = 8 ml/kg/hari
- Feses : 1 ml/hari
32
Pemberian cairan pada luka bakar:17
LuasLuka
Luas LukaBakar
BakarXXBerat
BeratBadan
BadanXX44
Tekanan hidrostatik
Tekanan osmotik
pergerakan air melalui dinding kapiler. Bila albumin rendah maka tekanan
hidrostatik akan meningkat dan tekanan onkotik akan menurun sehingga cairan
plasma, sehingga bila albumin cukup pada cairan intravaskuler maka cairan tidak
1. Cairan kristaloid
Cairan yang mengandung zat dengan BM rendah (< 8000 Dalton) dengan
ekstraselular.
33
2. Cairan koloid
Cairan yang mengandung zat dengan BM tinggi (> 8000 Dalton), misal:
protein
Tekanan onkotik tinggi, sehingga sebagian besar akan tetap tinggal di ruang
intravaskuler.
3. Cairan khusus
Digunakan untuk koreksi atau indikasi khusus, seperti NaCl 3%, Bicnat,
Manitol
Cairan Kristaloid
1. Ringer laktat
digunakan sebagai replacement therapy, antara lain untuk syok hipovolemik, diare,
trauma, luka bakar. Laktat yang terdapat di dalam RL akan dimetabolisme oleh hati
sehari-hari, apalagi untuk kasus defisit kalium. RL juga tidak mengandung glukosa
sehingga bila akan dipakai sebagai cairan maintenance harus ditambah glukosa
2. Ringer
Kadar Cl- terlalu tinggi, sehingga bila dalam jumlh besar dapat
34
Tidak mengandung laktat yang dapat dikonversi menjadi bikarbonat untuk
memperingan asidosis.
kasus:
Tidak mengandung K+
Kadar Na+ dan Cl- relatif lebih tinggi sehingga dapat terjadi asidosis
intake natrium atau cairan pengganti pada pure water deficit. Penggunaan
perioperatif untuk:
Berlangsungnya metabolisme
35
Mencegah hipoglikemia
diberikan pada pasien trauma kapitis (neuro trauma). Dextrose dan air dapat
berpindah secara bebas ke dalam sel otak. Sekali berada dalam sel otak, dextrose
5. Darrow
Cairan Koloid
1. Albumin
1. Cairan rumatan
2. Cairan pengganti
3. Cairan khusus
36
Cairan hipertonis: NaCl 3%, Manitol 20%, Bicnat
interstisial.
koloid. Pada keadaan permeabilitas yang meningkat, koloid ada kemungkinan akan
menurunkan laktat serum. DO2 dan VO2 dapat menjadi indikator untuk mengetahui
prognosis pasien.
yang permiabel terhadap air dan elektrolit tetapi impermeabel terhadap makro
(protein plasma). Cairan dapat melewati dinding kapiler akibat adanya tekanan
hidrostatik. Bila tekanan onkotik menurun maka tekanan hidrostatik lebih besar,
37
hanya sekitar 20% elektrolit yang diberikan akan tinggal di ruang intravaskuler.
Waktu paruh intravaskuler yang lama sering dianggap sebagai sifat koloid yang
menguntungkan. Hal ini akan merugikan jika terjadi hemodilusi yang berlebihan
atau terjadi hipovolemia yang tidak sengaja, khususnya pada pasien penyakit
jantung.
Resusitasi dengan kristaloid dan koloid sampai saat ini masih kontroversi. Untuk
Pasca syok hemoragik akan terjadi perubahan cairan interstitial. Pada syok
terjadi defisit cairan interstitial, pendapat lain yang menyatakan volume cairan
ini mungkin bias diterima, karena pada syok hemoragik dini dapat terjadi defisit
cairan interstitial sedangkan pada syok hemoragik lanjut atau syok septik akan
meningkat. Pada keadaan volume cairan interstitial berkurang maka kristaloid lebih
volume cairan interstitial bertambah, maka garam hipertonik atau albumin 25%
akan lebih efektif, karena cairan interstitial akan berpindah ke ruang intravaskuler.
Pada pemberian koloid dapat terjadi reaksi-reaksi yang tidak diinginkan, seperto
38