Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
1. Anita Rahayu Herlingga S, S. Kep 1830014
2. Bintan Fainii Raihannah, S. Kep 1830024
3. Meilani Sita Dewi, S. Kep 1830060
Disusun Oleh :
Telah disetujui untuk dilakukan penyuluhan di Ruang Poli Klinik KB Rumkital Dr. Ramelan
Surabaya pada hari kamis, 28 Februari 2018
Mengetahui
Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan
I. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi
dimasa sekarang ini, dimana seseorang dengan mudahnya memperoleh informasi yang
diinginkan termasuk informasi di dunia kesehatan yang membahas tentang tindakan
persalinan dengan cara sectio caesarea, bahkan mungkin dengan berjalannya waktu sectio
caesarea akan menjadi sesuatu yang biasa dalam kelahiran, dimana sectio caesar dilakukan
atas permintaan penderita. Makin dikenalnya tindakan persalinan dengan cara sectio caesarea
dan bergesernya pandangan masyarakat akan metode persalinan yang dilakukan menjadikan
tindakan operasi sectio caesarea sebagai suatu fenomena yang baru dan tidak lagi tabu untuk
dibicarakan dan dilakukan di masyarakat (Gondo, 2006). Sectio caesarea ialah pembedahan
untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus ( Wiknjosastro,
2007 ). Sectio caesarea ini diperlukan jika persalinan normal atau pervaginam tidak mungkin
dilakukan, dengan keadaan abnormalitas pada bayi, ibu yang memiliki kelainan plasenta,
perdarahan hebat dan mencegah kematian janin, ( Liu, 2008 ).
Menurut badan kesehatan dunia WHO, wanita yang meninggal akibat komplikasi
kehamilan dan persalinan dengan 529.000 kematian permenitnya dan presentasi operasi
sectio caesarea lebih dari 10- 15 % pertahunnya. WHO memperkirakan bahwa rata-rata
bedah sectio caesarea ada diantara 10 – 15 % dari seluruh kelahiran di negara-negara
berkembang ( Dewi, 2007 ). Angka persalinan dengan cara sectio caesarea di negara maju
meningkat dari 5% menjadi 15%. Peningkatan ini sebagian disebabkan oleh mode, sebagian
karena ketakutan timbul perkara jika tidak dilahirkan bayi yang sempurna, sebagian lagi
karena perubahan pola kehamilan, wanita menunda kehamilan anak pertama dan membatasi
jumlah anak ( LLewellyn, 2009). Jumlah persalinan sectio caesarea di Indonesia sendiri,
terutama di rumah sakit pemerintah adalah sekitar 20 – 25% dari total jumlah persalinan,
sedangkan di rumah sakit swasta jumlahnya lebih tinggi yaitu sekitar 30 – 80% dari total
jumlah persalinan ( Nurasyid, 2009 )
II. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga dan klien yang berada
di ruang Poli Klinik KB Rumkital Dr. Ramelan Surabaya dapat mengerti
Perawatan Luka Post Op Sc.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit, diharapkan
keluarga dapat :
a. Menjelaskan tentang pengertian post operasi Sectio Caesarea (SC)
b. Memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan luka.
c. Menjelaskan mengerti dan mampu melakukan cara perawatan luka
d. Menjelaskan tentang makanan sehat setelah operasi SC
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VI. Materi
(terlampir)
VII. Pengorganisasian
Pembimbing : Puji Hastuti, M. Kep ., Ns
Anti Widayani, S.Keb.Bd
Moderator
: Meilani Sita D, S. Kep
Penyaji
: Bintan Fainii Raihannah, S. Kep
Observer
: Anita Rahayu Herlingga S, S. Kep
Fasilitator
: Meilani Sita D, S. Kep
Notulen
Anita Rahayu Herlingga S, S. Kep
Keterangan Gambar :
: Moderator
: Penyaji
: Fasilotator
: Observer
: Peserta
: Notulen
IX. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
Kegiatan &
Waktu
Pendahuluan 1. Moderator mengucapkan 1. Menjawab salam
( 5 menit ) Salam 2. Mendengarkan dan
2. Moderator memperkenalkan memperhatikan
semua anggota kelompok 3. Menyetujui kontrak
Penyuluhan Waktu
3. Moderator membuat 4. Mendengarkan dan
kontrak waktu memperhatikan
4. Moderator menjelaskan
tujuan penyuluhan yang
akan dicapai
dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau Sectio Caesarea adalah suatu
histerotomia untuk melahirkan janin dalam rahim. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa Sectio Caesarea merupakan suatu pembedahan untuk melahirkan janin dengan
f. Luka dibersihkan dengan kasa yang telah disediakan dari arah dalam ke luar. Kasa
digunakan setiap satu kali membersihkan. Jangan menyentuh kasa yang akan ke
luka
Setelah operasi Caesar, tidak ada pantangan soal makanan, karena operasi tersebut tidak
melukai usus. Akan tetapi memang memerlukan tahapan dalam mengkonsumsi makanan
diawal-awal setelah melakukan operasi, karena bius mempengaruhi kerja usus dalam
mencerna makanan menjadi lebih lambat. Yang bisa Ibu lakukan pasca operasi ini, awalnya
dengan minum air sedikit dulu, baru bisa makan bubur dengan lauk telur, dan kalau keesokan
harinya Anda sudah bisa “buang angin”, maka ibu sudah bisa makan nasi seperti biasa.
Selain itu pada minggu-minggu pertama sebaiknya ibu hindari mengangkat benda berat
kecuali menggendong bayi. Karena akan lebih menyenangkan jika Ibu menangani bayinya
sedini mungkin, dan tidak terlalu fokus pada rasa sakit akibat luka bekas operasi. Dan
beristirahatlah jika memungkinkan untuk mengembalikan stamina pasca operasi. Ibu bebas
mengkonsumsi makanan apapun asalkan dalam batas kewajaran, karena luka pasca operasi
caesar membutuhkan banyak protein untuk mempercepat proses penyembuhan. Untuk itu
sangat dibutuhkan makanan dengan kandungan yang sehat dan tentunya memiliki protein
yang tinggi.
1. Jambu Biji
Jambu biji kaya akan zat besi seperti apel dan mudah dijumpai di negara-negara beriklim
2. Susu
Susu dan produk susu sangat penting untuk ibu yang menyusui karena dapat memberikan
banyak protein dan kalsium yang dibutuhkan tubuh. Kedua nutrisi ini akan hilang dari
3. Buah-buahan Kering
Buah-buahan yang dikeringkan kaya kolesterol baik, energi dan Vitamin E. Nutrisi ini
4. Kelentang
Kelentang adalah sayuran hijau (buah kelor) yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh,
5. Telur
Telur memberikan kombinasi sempurna dari lemak, protein dan kalsium yang diperlukan
seorang wanita setelah melahirkan. Ini membantu menjaga tubuh ibu tetap kuat dan juga
6. Bayam
Bayam kaya akan besi, kalsium, vitamin K dan vitamin A. Semua nutrisi ini sangat baik
7. Bit Merah
Bit merah merupakan salah satu sayuran yang baik dikonsumsi pada periode postnatal.
Sayuran ini sangat kaya akan zat besi dan beta-karoten yang dibutuhkan tubuh wanita.
8. Biji-bijian
Makanan yang mengandung biji-bijian seperti bubur gandum, beras merah maupun roti
gandum merupakan sumber karbohidrat yang dapat membantu menurunkan kadar lemak
dalam tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang makan sekitar 3 porsi biji-bijian
dalam seharinya, maka total lemak dalam tubuhnya berkurang sekitar 3%.
9. Cuka Apel
Para peneliti mengungkapkan bahwa asam asetat yang bereaksi dengan enzim akan
mengoksidasi lemak sehingga tak banyak lemak yang berakumulasi di dalam tubuh
manusia. Makanya, Anda yang ingin berat tubuhnya tetap terkontrol pasca melahirkan
10. Kacang
Para peneliti dari universitas top dunia, Harvard University AS, menemukan bahwa
wanita yang makan kacang dua kali seminggu mengalami penurunan berat badan
Gulardi Hanifa Wiknjosastro, dkk. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal & Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.