You are on page 1of 3

ANALISIS DATA

Pada pengamatan dengan perlakuan kornea mata katak disentuh dengan kapas yang
diperlakukan pada katak normal, katak yang sudah disingle pith dan katak yang sudah didouble
pith memiliki hasil respon yang berbeda-beda. Katak normal saat kornea matanya disentuh oleh
kapas mata katak tersebut berkedip dengan cepat. Katak yang sudah disingle pith saat kornea
matanya disentuh dengan kapas mata katk tersebut berkedip dengan kecepatan yang mulai
melambat atau pelan dan tidak secepat kedipan kornea mata pada katak normal. Kemudian pada
katak yang sudah didouble pith saat kornea matanya disentuh dengan kapas mata katak tersebut
berkedip sangat pelan tidak seperti katak normal maupun katak yang sudah disingle pith.

Selanjutnya, mengamati dan menghitung frekuensi pernapasan pada katak dalam waktu
satu menit dengan mengamati pergerakan mengembang dan mengempisnya rongga dada katak
yang diamati pada katak normal, katak yang sudah disingle pith dan katak yang sudah didouble
pith. Pada katak normal, frekuensi pernapasan katak dalam waktu satu menit hasilnya adalah 107
kali per menit. Kemudian pada katak yang sudah disingle pith, frekuensi pernapasan katak dalam
waktu satu menit hasilnya adalah 78 kali per menit. Terakhir, pada katak yang sudah didouble pith
frekuensi pernapasan katak dalam waktu satu menit hasilnya adalah 63 kali per menit.

Perlakuan berikutnya yaitu mengamati keseimbangan katak dengan cara memposisikan


katak terlentang pada papan bedah yang kemudian diputar secara konstan dan papan bedah tersebut
dimiringkan dengan posisi katak yang terlentang, perlakuan ini juga diperlakukan pada katak
normal, katak yang sudah disingle pith, dan katak yang sudah didouble pith. Pada katak normal
saat papan bedah diputar kepala katak tersebut diam dengan mata yang terbuka, setelah sudah
cukup lama diputarnya kaki katak tersebut bergerak dan seperti ingin loncat lalu pada saat papan
bedah dimiringkan sekitar 70˚katak tersebut mengangkat kepalanya dan badannya berputar ke tepi.
Kemudian pada katak yang sudah disingle pith saat papan bedah diputar mata katak tersebut diam
dengan mata yang terbuka, setelah sudah cukup lama dipuarnya kaki katak tersebut hanya bergerak
saja lalu pada saat papan bedah dimiringkan sekitar 45˚ katak tersebut mengangkat kepala dan
tangannya bergerak. Pada katak yang sudah didouble pith saat papan bedah diputar katak tersebut
hanya diam dan tidak merespon apapun, saat papan bedah dimiringkan pun katak tersebut tidak
merespon.
Kemudian, katak dimasukkan ke dalam akuarium dan perlakuan tersebut diperlakukan
pada katak normal, katak yang sudah disingle pith dan katak yang sudah didouble pith. Katak yang
masih normal berenang dengan cepat dan lincah ke depan dengan gerakan kakinya yang sama atau
sinkron. Katak yang sudah disingle pith berenang lebih lambat dengan gerakan kaki yang tidak
sama atau tidak sinkron. Terakhir, katak yang sudah didouble pith berenang memutar dengan
pergerakan yang lambat.

Selanjutnya katak tersebut dikeluarkan dari akuarium dan diletakkan di papan bedah
dengan posisi normal, kemudian dicubit kaki katak dengan menggunakan pinset. Perlakuan
tersebut diperlakukan dilakukan pada katak normal, katak yang sudah disingle pith dan katak yang
sudah didouble pith. Pada katak normal,saat kakinya dicubit dengan pinset, katak tersebut
langsung loncat dengan cepat. Selanjutnya, pada katak yang sudah disingle pith saat kakinya
dicubit dengan pinset juga katak tersebut loncat namun responnya lebih lambat dan tidak secepat
respon pada katak normal. Terakhir, pada katak yang sudah didouble pith saat kakinya dicubit
dengan pinset katak tersebut masih merespon namun lambat dan tidak secepat katak normal
maupun katak yang sudah disingle pith.

Pada perlakuan selanjutnya, salah satu kaki katak dimasukkan ke dalam gelas piala berisi
air dengan suhu kamar dan kemudian dipanaskan lalu diamati pada suhu ke berapa katak
mengangkat kakinya. Perlakuan tersebut diperlakukan pada katak normal, katak yang sudah
disingle pith dan katak yang sudah didouble pith. Pada katak normal, suhu ke 38˚ katak tersebut
mengangkat kakinya dari dalam air. Katak yang sudah disingle pith, suhu ke 52˚ katak tersebut
mengangkat kakinya dari dalam air. Terakhir, pada katak yang sudah didouble pith kaki katak
tersebut tidak merespon apapun.

Perlakuan terakhir yaitu, jari kaki katak dimasukkan ke dalam air panas yang bersuhu ±
80˚. Perlakuan tersebut diperlakukan pada katak normal, katak yang sudah disingle pith dan katak
yang sudah didouble pith. Pada katak normal, saat kaki katak dimasukkan ke dalam air panas
tersebut dengan cepat katak langsung menarik kakinya dan meloncat. Kemudian, pada katak yang
sudah disingle pith, saat kaki katak dimasukkan ke dalam air panas tersebut katak tidak langsung
menarik kakinya dari permukaan air dan responnya tidak secepat katak normal. Terakhir, pada
katak yang sudah didouble pith saat kaki katak dimasukkan ke dalam air panas tersebut katak
menarik kakinya dari permukaan air dengan gerakan yang lambat.
Jadi, hasil pengamatan dari perlakuan secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pada
katak normal refleksnya masih berjalan dengan baik, selanjutnya pada katak yang sudah disingle
pith refleksnya sudah mulai menurun dikarenakan katak tersebut sudah mengalami pengrusakan
otak dan pada katak yang sudah didouble pith sudah tidak bisa merespon apapun dan katak
tersebut lemas dikarenakan katak tersebut sudah mengalami pengrusakan pada otaknya dan juga
medulla spinalisnya.

You might also like