Professional Documents
Culture Documents
Pengertian
Letak Sungsang merupakan suatu letak dimana bokong bayi merupakan bagian rendah dengan
atau tanpa kaki (keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan
bokong berada di bagian bawah kavum uteri).
Kehamilan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai
dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri, sedangkan bokong merupakan bagian
terbawah di daerah pintu atas panggul atau simfisis (Manuab,1998).Pada letak kepala, kepala yang
merupakan bagian terbesar lahir terlebih dahulu, sedangkan pesalinan letak sungsang justru kepala
yang merupakan bagian terbesar bayi akan lahir terakhir. Persalinan kepala pada letak sungsang
tidak mempunyai mekanisme “Maulage” karena susunan tulang dasar kepala yang rapat dan padat,
sehingga hanya mempunyai waktu 8 menit, setelah badan bayi lahir. Keterbatasan waktu
persalinan kepala dan tidak mempunyai mekanisme maulage dapat menimbulkan kematian bayi
yang besar (Manuaba,1998).
Letak sugsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian terendah (Presentasi
Bokong).
Presentasi bokong ialah , janin terletak longitudinal dengan bokong pada segmen bawah uterus.
Diameter presentasi adalah bitrokanterik (10 cm) dan denominatornya adalah sacrum. Presentasi
ini terjadi pada kira-kira 3% kehamilan cukup bulan. Pada trimester pertengahan, frekuensinya
jauh lebih besar karena porposi cairan amnion yang lebih besar memfasilitasi gerak janin
(gimovsky dan Hennigan 1995)
4. Presentasi Lutut
Hal ini sangat terjadi. Satu atau kedua Pinggul mengalami ekstensi dengan lutut fleksi
menyebabkan salah satu janin atau lebih memliki presentasi bokong .
C. Etiologi Sungsang
Dalam keadaan normal, bokong mencapai tempat yang lebih luas sehingga terdapat
kedudukan letak kepala. Disamping itu kepala janin merupakan bagian terbesar dan keras
serta paling lambat. Melalui hukum gaya berat, kepala janin akan menuju kearah pintu atas
panggul. Dengangerakan kaki janin, ketegangan ligamentum rotundum dan kontraksi
braxson hicks, kepala janin berangsur-angsur masuk ke pintu atas panggul. (Manuaba,
1998 : 361 )
c. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul.
e. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya pada
panggulsempit, hidrosefalus, plasenta previa, tumor – tumor pelvis dan lain – lain.
1. Sudut Ibu
a. Keadaan Rahim
1. Rahim arkuatus
2. Septum pada Rahim
3. Uterus dupleks
b. Keadaan plasenta
2. Plasenta previa
1. Kesempitan panggul
2. Sudut Janin
3) Kehamilan kembar
5) Prematuritas
D. Diagnosis Sungsang
1. Diagnosis Presentasi Bokong Selama Antenatal
a. Anamnesa, Pergerakan anak teraba oleh ibu di bagian perut bawah, ibu sering
merasa ada benda keras yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada tulang iga
karena kepala janin.
b. Palpasi. Pada primigravida , diagnosis lebih sulit karena otot abdomen mereka yang
keras, pada palpasi, janin terlihat longitudinal dengan presentasi lunak, yang lebih
mudah diraba dengan menggunakan genggaman pelvik Kepala biasanya dapat
diraba difundus sebagai massa bulat yang keras, yang dapat digerakkan secara
bebas dari punggung dengan menangkupnya pada stau atau kedua tangan. Jika
tungkai terkestensi , kaki dapat mecegah terjadinya pembengkokan. Jika bokong
berada pada posisi anterior dan janin terfleksi dengan baik sulit bagi bidan untuk
menentukan kepala , tetapi peggunaan gengggaman yang mengombinasikan
segmen atas dan segmen bawah secara bersamaan dapat membantu diagnosis. Ibu
dapat mengeluh ketidaknyamanan dibawah rusuknya, terutama dimalam hari,
akibat tekanan kepala pada diafragma.
c. Auskultasi, jika bokong belum melewati gelang pelvis , jantung janin akan
terdengan diatas umbilicus. Jika tungkai terekstensi ,bokong akan turun kedalam
pelvis dengan mudah. Jantung janin kemudian terdengar lebih dibawah lagi.
d. Pemeriksaan Ultrasound, Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk memperlihatkan
presentasi bokong
1. Persalinan pervaginam
Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam, persalinan per
vaginam dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Persalinan spontan Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri.
Cara ini lazim disebut cara Bracht.
b. Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery). Janin
dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan
tenaga penolong.
c. Ekstraksi sungsang (total breech extraction). Janin dilahirkan seluruhnya
dengan memakai tenaga penolong.
Penentuan cara persalinan adalah sangat individual, kriteria pada tabel dibawah dapat
digunakan untuk menentukan cara persalinan per vaginam atau per abdominal ( sectio
caesar ) :
Penurunan : Bokong masuk panggul apabila diameter bitrochanteric telah melewati PAP, pada
RSA maka sacrum ada dikuadran kanan depan panggul ibu dan diameter bitrochanteric ada pada
diameter oblique kanan oleh karena bokong merupakan pembuka yang kurang baik. Penurunan
berjalan lambat dan mungkin bokokng masih tetap tinggi sampai persalinan sudah berjalan
beberapa lama . kebanyakan bokong tidak turun sampai pembukaan lengkap atau ketuban tidak
pecah
Flexi : untuk memudahkan lewatnya bokong melalui panggul , terjadi flexi lateral ada pinggul.
Panggul depan menjadi bagian terendah . apabila presentasinya bokong murni , kaki kaki janin
bekerja sebagai bidai pemanjang dan dengan mengurangi flexi lateral dan keluwesannya maka
kaki kaki ini dapat menghambat penurunan bokong.
Putaran Paksi dalam : Panggul depan mendapat tahana dari dasar panggul dan berputar 45 derajat
obliqa kanan panggul ke anteroposterior . sacrum berputar menjauhi garis tengah dari kuadran
depan ke kanan lintang
Bokong lair dengan flexi ke lateral Panggul depan terbentur dibawah symphisis pubis, terjadi flexi
ke lateral, dan panggung belaknag keluar dan dilahirkan diatas pernineum. Kemudian bokong jatuh
kearah anus dan panggul depan tergelncir keluar dari bawah symphisis
Masuk Panggul, Bahu masuk panggul pada diameter oblique kanan panggul , ketika scrum
berputar dari RST ke RSA
Putar paksi dalam . Bahu depan Berputar dibawah symphisis . dan diameter basacromalis berputar
45 derajat dari diameter oblique kanan ke diameter anteroposterior PBP . Sacrum mengikuti dari
RSA ke RST
Bahu lahir dengan Flexi lateral . Bahu depan terbentur dibawah symphisis dan bahu belakang
dengan lengan dilahirkan diatas perineum keika tubuh bayi diangkat ketas. Kemudian bayi diturun
kan dan bahu depan dengan lengan keluar dibawah symphisis.
3. Kepala
Penurunan dan masuk panggul. Pada saat bahu ada di PBP, kepala mencapai panggul. Ia mencapai
panggul dengan sutura sagitalis pada diameter oblique kiri. UUK ada dikuadran kanan depan
panggul.
Flexi. Flexi kepala terjadi seperti pada presentasi lain, penting bahwa flexi ini dipertahankan .
Putaran Paksi dalan. Kepala sampai disasar panggul dan mengadakan putaran paksi dalam
sehingga ia mencapai PBP dengan sutura sagitalis pada diameter anteroposterior , dah pada
lengkung sacrum dan UUK dibawah sympisis. Sacrum berputar kearah pubis sehingga punggung
didepan.
Kepala lahir dengan flexi. Diameter – diameternya sama dengan kedudukan UUK depan tetapi
dalam arah yang sebaliknya. Tengkuk menjadi titik putar dibawah symphisis dan dagu , mulut,
hidung, dahi, bregma, dan UUK dilahirkan diatas perineum dengan gerakan flexi.
Penurunan. Bokong masuk panggul dengan diameter bitrochanterica pada diameter transversa
PAP. Sacrum langsung ada di depan, dibelakang symphysis pubis (SA).
Putaran paksi dalam. Diameter bitrochanterica berputar 90° dari diameter transversa panggul ke
anteroposterior. Sacrum menjadi garis tengah menjadi lintang (SA ke RST).
Pada keadaan yang jarang terjadi, sacrum dan kepala berputar ke belakang sehingga UUK ada di
lengkung sacrum dan muka dibelaakang symphysis pubis. Apabila kepala fleksi (Gb.9A)
maka persalinan terjadi dengan UUK dibelakang. Nasion menjadi titik putar pada angulus
subpubicus, dan tengkuk, UUK dan puncak kepala berturut-turut keluar diatas perineum.kemudian
muka timbul dari bawah symphysis. Cara persalinan ini dapat dibantu dengan mengangkat tubuh
keatas.
maka dagu mengenai belakang pubis dan daerah submentum pada leher menjadi titik putar pada
angulus subpubicus. Agar bayi dapat dilahirkan tubuhnya harus dinaikkan oleh penolong sehingga
UUK, puncak kepala dan dahi berturut-turut dapat lewat diatasperineum.
Pada kedudukan ini dapat terjadi kesukaran lahirnya kepala. Cara terbaik untuk mengatasi
komplikasi ini adalah dengan pencegahan. Setelah bokong lahir, setiap kecenderungan sacrum
untuk berputar kebelakang harus dicegah oleh penolang dan diusahakan bokong berputar dengan
sacrum kedepan kearah symphsis pubis.
Mekanisme persalinannya sama dengan yang telah diuraikan untuk RSA (sacrum kanan depan)
dengan perbedaan bahwa pada presentasi bokong murni dan sempurna bagian terendahnya adalah
bokong. Pada presentasi kaki bagian terendahnya salah satu atau kedua kaki dan pada presentasi
lutut bagian terendahnya adalah lutut.
Setiap persalinan sungsang sebaiknya ditolong pada fasilitas kesehatan yang dapat melakukan
operasi, Lakukan versi luar jika
1. Kehamilan berumur 37 minggu atau lebih , dan kemungkinan besar lahir pervaginam.
2. Kemungkinan dapat dilahirkan pervaginam
3. Ketuban utuh dan air ketuban cukup
4. Tidak ada komplikasi dan kontraindikasi (contohnya : pertumbuhan janin terhambat,
perdarahan, bekas seksio, kelainan janin, kehamilan kembar, hipertensi )
Jika versi luar berhasil lakukan dengan persalinan normal. Jika versi luar gagal lanjutkan dengan
seksio sesaria Versi luar kaji ulang indikasi. Jangan lakukan prosedur ini sebelum kehamilan 37
minggu.
Partus set :
Bak instrumen
2 arteri klem
½ kocher
Gunting episiotomi
Gunting tali pusat
Benang tali pusat
De Lee
Spuit 3cc
Oksitosin 0,5 ml
Handuk bersih 2 buah
Waslap 2 buah
Kain panjang bersih 4 buah
Waskom plastik 2 buah
Bengkok 1 buah
Underpad 1 buah
Celemek 1 buah
Hecting set:
Bak instrumen
Pinset anatomi
Pinset silurgi
Gunting benang
Jarum hecting
Benang hecting
Naholder
Lidocain
Spuit 3cc
Alat pelindung diri (masker, kacamata safety, handscoon, celemek, sepatu boots)
Obat-obatan anti perdarahan
Obat-obatan emergency
Infus set
Cairan infus (ringer laktat atau NaCl)
Tampon
VC set
Hecting set
1. Posisi untuk bersalin. Setelah pembukaan lengkap, pasien diletakkan diatas meja bersalin.
Meja yang kaku dan penanganan tangan yang digunakn pasien untuk memperkuat dirinya
akan menaikkan efektivitas usaha mengejan dan dengan demikian mempermudah majunya
persalinan.
2. Pada waktu tolong mulai meregangkan perineum, pasien dibaringkan dalam posisi
litotomi, dengan kaki diletakkan diatas penahan kaki dan bokong ibu jauh kebawah, sedikit
melampaui titik meja. Ini merupakan posisi terbaik untuk menolongpersalinan dan
mengatasi komplikasi.
3. Selama kontraksi tekanan bagian terendah janin pada perenium merangsang penderita
untuk menggeser keatas dan keluar dari posisinya. Untuk mencegah ini digunakan
/penahan bahu.
4. Seorang asisten harus ikut cuci tangan dan memakai jas untuk setiap persalinan.
5. Kandung kemih pasien dikosongkan
6. Infus intravena. Setelah kala II memulai, dipasang infuse intravena dengan Ringer Laktat.
Untuk keberhasilan persalinan presentasi bokong diperlukan kontraksi uterus yang baik
terus menerus dan pasien mempertahankan kemampuannya untuk mengejan serta
melaksanakannya. Kalau kontraksinya menjadi lemah atau tidak teratur dalam persalinan
yang sebenarnya, segera dapat diberikan oxytocin melalui infuse, uterus dipacu untuk kerja
yang lebih efektif.
7. dengan pertolongan. DJJ seringkali diperiksa. Selama keadaan bayi tetap baik maka
ditunggu persalinan spontan. Penarikan bayi yang terlalu lama, terutama diluar kontraksi
uterus, harus dihindari. Ini dapat mengakibatkan defleksi kepala dan ekstensi lengan diatas
atau di belakang kepala. Penting bahwa pasien mengejan setiap kali ada kontraksi, dan dia
harus dipimpin untuk berbuat demikian. Seetiap kali ada kontraksi, dan dia harus dipimpin
untuk berbuat demikian.
Memimpin Persalinan Spontan
a. Lahirnya bokong
1. Pasien dipimpin mengejan pada waktu ada kontraksi tetap harus istirahat setelah
kontraksi selesai
2. Bila bokong sudah siap untuk keluar lakukan episiotomy mediolateralis yang lebar dan
dilakukan hemostasis
3. Selama tidak terjadi gawat ibu maupun janin, ditunggu persalinan spontan sampai
pusat. Sampai dini tidak ada keadaan yang mendesak dan penolong tidak boleh turun
tangan
4. Setelah pusat lahir maka waktu menjadi factor yang penting dan persalinan selanjutnya
dilakukan dengan hati-hati dan penuh keterampilan. Jalan udara bebas untuk mulut
harus tersedia dalam waktu 3-5 menit untuk mencegah terjadinya kerusakan otak oleh
karena anoxia
5. Kaki biasanya keluar secara spontan : kalau tidak dengan mudah dapat diekstraksi
6. Bayi dibungkus dengan handuk hangat dan badanya ditahan
7. Tali pusat ditarik keluar untuk mengurangi traksi padanya bila terjepit antara kepala
dan dinding panggul. Pada waktu yang bersamaan diraba pulsasinya
8. Ahli anestesi diminta untuk membius pasien pada saat ini
c. Lahirnya kepala
1. Hampir pada semua kasus punggung berputar ke depan secara spontan. Ini harus
diusahakan sehingga kepala memutar UUK ke arah pubis dan muka ke arah sakrum.
Kadang-kadang sekali ada kecenderungan punggung berputar ke arah belakang.
Penolong harus mencegah ini dan memutar punggung ke depan untuk menjaga jangan
sampai kepala memutar muka ke arah pubis, komplikasi yang serius tetapi bisa
dihindari.
2. Setelah punggung berputar ke depan dan kepala janin ada pada diameter
anteroposterior panggul, badan diturunkan ke bawah sehingga UUK tampak di bawah
symphisis dan tengkuk menjadi titik putar disana (Gb. 12A)
1. Pertolongan dimulai setelah bokong nampak di vulva dengan penampang sekitar 5 cm.
2. Suntikkan 5 unit oksitosin i.m dengan tujuan bahwa dengan 1–2 his berikutnya fase cepat
dalam persalinan sungsang spontan pervaginam akan terselesaikan.
3. Episiotomi dilakukan pada saat bokong membuka vulva.
4. Dengan menggunakan tangan yang dilapisi oleh kain setengah basah, bokong janin
dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada pada bagian belakang
pangkal paha dan empat jari-jari lain berada pada bokong janin (gambar 1)
5. Pada saat ibu meneran, dilakukan gerakan mengarahkan punggung anak ke perut ibu (
gerak hiperlordosis )sampai kedua kaki anak lahir .
6. Setelah kaki lahir, pegangan dirubah sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari sekarang
berada pada lipatan paha bagian belakang dan ke empat jari-jari berada pada pinggang
janin (gambar 2)
7. Dengan pegangan tersebut, dilakukan gerakan hiperlordosis dilanjutkan ( gerak
mendekatkan bokong anak pada perut ibu ) sedikit kearah kiri atau kearah kanan sesuai
dengan posisi punggung anak.
8. Gerakan hiperlordosis tersebut terus dilakukan sampai akhirnya lahir mulut-hidung-dahi
dan seluruh kepala anak.
9. Pada saat melahirkan kepala, asisten melakukan tekanan suprasimfisis searah jalan lahir
dengan tujuan untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin
10. Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya dilakukan seperti pada
persalinan spontan pervaginam pada presentasi belakang kepala.
Prognosis
1. Pegangan pada panggul anak sedemikian rupa sehingga ibu jari penolong berdampingan
pada os sacrum dengan kedua jari telunjuk pada krista iliaka anterior superior ; ibu jari
pada sakrum sedangkan jari-jari lain berada didepan pangkal paha (gambar 3) .
2. Dilakukan traksi curam kebawah sampai menemui rintangan (hambatan) jalan lahir.
3. Selanjutnya bahu dapat dilahirkan dengan menggunakan salah satu dari cara-cara berikut:
1. Lovset.
2. Klasik.
3. Müller.
1. Persalinan bahu dengan cara LOVSET.
Prinsip :
Memutar badan janin setengah lingkaran (1800) searah dan berlawanan arah jarum jam sambil
melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu yang semula dibelakang akan lahir didepan
(dibawah simfsis).
Adanya inklinasi panggul (sudut antara pintu atas panggul dengan sumbu panggul)
Adanya lengkungan jalan lahir dimana dinding sebelah depan lebih panjang dibanding
lengkungan dinding sacrum disebelah belakang Sehingga setiap saat bahu posterior akan
berada pada posisi lebih rendah dibandingkan posisi bahu anterior
Tehnik :
Gambar 6 Tubuh janin diputar kembali 1800 kearah yang berlawanan sehingga bahu
belakang kembali menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan
Keuntungan persalinan bahu dengan cara Lovset :
1. Tehnik sederhana.
2. Hampir selalu dapat dikerjakan tanpa melihat posisi lengan janin.
3. Kemungkinan infeksi intrauterin minimal.
Gambar 8 Melahirkan lengan depan pada tehnik melahirkan bahu cara KLASIK
1. Kedua pergelangan kaki dipegang dengan ujung jari tangan kanan penolong berada
diantara kedua pergelangan kaki anak , kemudian di elevasi sejauh mungkin dengan
gerakan mendekatkan perut anak pada perut ibu.
2. Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir, jari tengan dan telunjuk tangan kiri
menyelusuri bahu sampai menemukan fosa cubiti dan kemudian dengan
gerakan “mengusap muka janin ”, lengan posterior bawah bagian anak dilahirkan.
3. Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin diubah. Dengan
tangan kanan penolong, pergelangan kaki janin dipegang dan sambil dilakukan traksi
curam bawah melakukan gerakan seolah “mendekatkan punggung janin pada punggung
ibu” dan kemudian lengan depan dilahirkan dengan cara yang sama. Bila dengan cara
tersebut pada no 3 diatas lengan depan sulit untuk dilahirkan, maka lengan tersebut diubah
menjadi lengan belakang dengan cara:
o Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicekap dengan kedua tangan penolong
sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong terletak dipunggung anak dan
sejajar dengan sumbu badan janin ; sedangkan jari-jari lain didepan dada.
o Dilakukan pemutaran tubuh anak kearah perut dan dada anak sehingga lengan
depan menjadi terletak dibelakang dan dilahirkan dengan cara yang sudah
dijelaskan pada no 2
Melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dibawah simfisis melalui ekstraksi ;
disusul melahirkan lengan belakang di belakang ( depan sacrum )
Dipilih bila bahu tersangkut di Pintu Bawah Panggul
Gambar 9 (kiri) Melahirkan bahu depan dengan ekstraksi pada bokong dan bila perlu
dibantu dengan telunjuk jari tangan kanan untuk mengeluarkan lengan depan
Gambar 10 (kanan) Melahirkan lengan belakang (inset : mengait lengan atas dengan
telunjuk jari tangan kiri penolong)
Tehnik pertolongan persalinan bahu cara MüELLER:
Yang dimaksud dengan keadaan ini adalah bila pada persalinan sungsang, salah satu lengan
anak berada dibelakang leher dan menunjuk kesatu arah tertentu.Pada situasi seperti ini, persalinan
bahu tidak dapat terjadi sebelum lengan yang bersangkutan dirubah menjadi didepan dada.
Bila lengan yang menunjuk adalah lengan posterior : (dekat dengan sakrum)
1. Tubuh janin dicekap sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada dipunggung
anak sejajar dengan sumbu tubuh anak dan jari-jari lain didepan dada.
2. Badan anak diputar 1800 searah dengan menunjuknya lengan yang dibelakang leher
sehingga lengan tersebut akan menjadi berada didepan dada (menjadi lengan depan).
3. Selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan tehnik persalinan bahu cara KLASIK.
Yang dimaksud dengan lengan menjungkit adalah suatu keadaan dimana pada persalinan
sungsang pervaginam lengan anak lurus disamping kepala. Keadaan ini menyulitkan terjadinya
persalinan spontan pervaginam. Cara terbaik untuk mengatasi keadaan ini adalah melahirkan
lengan anak dengan cara LOVSET.
D. PERSALINAN KEPALA
Kadang-kadang badan, bahu dan lengan lahir, tetapi kekuatan mengejan ibu dan perasat
Kristellar tidak berhasil melahirkan kepala. Pada keadaan kepala tertahan, ada beberapa
cara untuk melahirkannya. Pertolongan untuk melahirkan kepala pada presentasi sungsang
dapat dilakukan dengan berbagai cara :
1. Perasat WIGAND-MARTIN
2. Perasat MOURICEAU
3. Forceps Piper Pada Kepala Menyusul
4. Perasat PRAGUE TERBALIK
Dilakukan bila occiput dibelakang (dekat dengan sacrum) dan muka janin menghadap
simfisis. Satu tangan mencekap leher dari sebelah belakang dan punggung anak diletakkan
diatas telapak tangan tersebut. Tangan penolong lain memegang pergelangan kaki dan
kemudian di elevasi keatas sambil melakukan traksi pada bahu janin sedemikian rupa
sehingga perut anak mendekati perut ibu. Dengan larynx sebagai hypomochlion kepala
anak dilahirkan.
Gambar 17 Persalinan kepala dengan tehnik Prague terbalik
1. Ekstraksi bokong
2. Ekstraksi kaki
EKSTRAKSI BOKONG
Tindakan ini dikerjakan pada letak bokong murni dengan bokong yang sudah berada didasar
panggul.
Tehnik :
1. Jari telunjuk penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan jalan lahir dan
diletakkan pada lipat paha depan anak. Dengan jari tersebut, lipat paha dikait. Untuk
memperkuat kaitan tersebut, tangan lain penolong mencekap pergelangan tangan yang
melakukan kaitan dan ikut melakukan traksi kebawah (gambar 18 dan 19)
2. Bila dengan traksi tersebut trochanter depan sudah terlihat dibawah arcus pubis, jari
telunjuk tangan lain segera mengait lipat paha belakang dan secara serentak melakukan
traksi lebih lanjut untuk melahirkan bokong (gambar 20)
3. Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik” dan janin
dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada ekstraksi bokong parsialis.
Gambar 18 Kaitan pada lipat paha depan untuk melahirkan trochanter depan
1. Setelah persiapan selesai, tangan penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak
dimasukkan secara obstetris kedalam jalan lahir, sedangkan tangan lain membuka labia.
2. Tangan yang didalam mencari kaki dengan menyelusuri bokong – pangkal paha sampai
belakang lutut (fosa poplitea) dan kemudian melakukan fleksi dan abduksi paha janin
sehingga sendi lutut menjadi fleksi.(gambar 21)
3. Tangan yang diluar (dekat dibagian fundus uteri) mendekatkan kaki janin untuk
mempermudah tindakan mencari kaki janin tersebut diatas (gambar 22)
4. Setelah lutut fleksi, pergelangan kaki anak dipegang diantara jari ke II dan III dan dituntun
keluar dari vagina (gambar 23)
Gambar 22 Bantuan tangan luar dibagian fundus uteri dalam usaha mencari kaki
janin
Gambar 23 c, d , e
Rangkaian langkah mencari dan menurunkan kaki pada persalinan sungsang
(maneuver Pinard)
1. Kedua tangan penolong memegang betis anak dengan meletakkan kedua ibu jari
dibelakang betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan jari-jari lain didepan tulang kering.
Dengan pegangan ini dilakukan traksi curam bawah pada kaki sampai pangkal paha lahir
2. Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan kedua ibu jari dibelakang paha
pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain didepan paha. Dengan pegangan ini
3. pangkal paha ditarik curam bawah sampai trochanter depan lahir ( gambar 24)
4. Kemudian dilakukan traksi curam atas pada pangkal paha untuk melahirkan trochanter
belakang sehingga akhirnya seluruh bokong lahir. (Gambar 25)
5. Setelah bokong lahir, dilakukan pegangan femuropelvik dan dilakukan traksi curam dan
selanjutnya untuk menyelesaikan persalinan bahu dan lengan serta kepala seperti yang
sudah dijelaskan.
Gambar 26. Terlihat bagaimana cara melakukan pegangan pada pergelangan kaki
anak. Sebaiknya digunakan kain setengah basah untuk mengatasi licinnya tubuh anak
; Traksi curam bawah untuk melahirkan lengan sampai skapula depan terlihat .
Gambar 27. Pegangan selanjutnya adalah dengan memegang bokong dan panggul
janin (jangan diatas panggul anak). Jangan lakukan gerakan rotasi sebelum skapula
terlihat.
Gambar 28. Skapula sudah terlihat, rotasi tubuh sudah boleh dikerjakan
Gambar 29. Dilakukan traksi curam atas untuk melahirkan bahu belakang yang diikuti
dengan gerakan untuk membebaskan lengan belakang lebih lanjut.
Gambar 30. Persalinan bahu depan melalui traksi curam bahwa setelah bahu
belakang dilahirkan ; Lengan depan dilahirkan dengan cara yang sama dengan
melahirkan lengan belakang
Bila terjadi persalinan spontan prognosis ibu adalah baik. Laserasi tractus genitalis dan
perdarahan dapat disebabkan oleh persalinan yang terlalu cepat dan dipaksakan melalui
panggul yang terlampau kecil atau melalui bagian-bagian lunak yang belum cukup terbuka.
b. Janin
Mortalitas kasar janin berkisar antara 10 dan 20 persen. Sebab utama kematian bayi adalah
prematuritas (30 persen disbanding dengan 10 persen pada presentasi kepala). Kelainan
congenital dua kali lebih sering pada presentasi bokong dibandingkan presentasi kepala dan
mempunyai andil dalam kematian janin.
Resiko presentasi bokong harus dibedakan dengan bahaya persalinan bokongnya sendiri.
Risiko untuk janin pada persalinan bokong lebih besar dibanding yang lahir dengan kepala
lebih dahulu. Dengan mengesampingkan kelainan-kelainan yang tidak memungkinkan
janin hidup dan kematian intrauterine sebelum persalinan mulai, mortalitas janin untuk bayi
cukup bulan (2.500 g atau lebih) adalah sebesar 1-2 persen ditangan ahli ebidanan yang
trampil. Di tangan penolong yang belum berpengalaman maka resikonya lebih tinggi
a. Sufokasi / aspirasi :
Bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir, terjadi pengecilan rongga uterus yang
menyebabkan gangguan sirkulasi dan menimbulkan anoksia. Keadaan ini merangsang
janin untuk bernafas dalam jalan lahir sehingga menyebabkan terjadinya aspirasi.
b. Asfiksia :
Selain hal diatas, anoksia juga disebabkan oleh terjepitnya talipusat pada fase cepat
c. Trauma intrakranial:
Terjadi sebagai akibat :
1. Panggul sempit
2. Dilatasi servik belum maksimal (after coming head)
3. Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua terlalu cepat)
4. Fraktura / dislokasi
5. terjadi akibat persalinan sungsang secara operatif
d. Fraktura tulang kepala
e. Fraktura humerus
f. Fraktura klavikula
g. Fraktura femur
h. Prolapse tali pusat
Insiden 3.7% pada bayi sungsang lebih sering pada primigravida daripada
multigravida 6% dan 3%, lebih umum pada perdalinan premature dan presentasi
inkomplet (tipe kaki meumbung presentasi kepala), prolapse tidak selalu
menyebabkan kompresi tali pusat, bila serviks telah dilatasi penuh kelahiran
pervaginam masih mungkin.
Insiden 8,5% aterm. Bila sungsang komplit atau tubuh dengan mudah melalui
pelvik maka kepala dapat diharapkan melewatinya tanpa kesulitan. Pada bayi
aterm bila kepala tidak melewati pelvic dan servik, bokong juga pasti tidak
bisa dan persalinan tidak maju.
Insiden 5%. Hiperektensi kepala bayi dapat terjadi karena factor berikut:
https://melakatrin.wordpress.com/2014/06/24/makalah-kelainan-letak-sungsang-2/diakses
tanggal 7 februari 2019
https://ferarosmagusmita2016.wordpress.com/2016/04/20/persalinan-letak-sungsang/diakses
tanggal 7 februari 2019
https://www.scribd.com/doc/193771947/Makalah-Ibu-Bersalin-Patologi-Dengan-Letak-
Sungsang-Khusunya-Pada-Presentasi-Presbo/ diakses tanggal 7 februari 2019
https://www.academia.edu/19161184/Makalah_Gadar_Sungsang/diakses tanggal 7 februari 2019