Professional Documents
Culture Documents
2.
3.
4. a.
1. Sikap Sopan
Teliti
Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
2. Petugas Bidan
Pelaksana
3. Dokumen Kartu Ibu
Buku register kohort ibu hamil
Buku register ibu hamil
Buku KIA
Jelly
4. Cara Kerja
Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang
Beri jelly pada doppler /lineac yang akan
digunakan
Tempelkan doppler pada perut ibu hamil didaerah
punggung janin.
Hitung detak jantung janin :
- Dengar detak jantung janin selama 1 menit,
normal detak jantung janin 120-140 / menit.
Beri penjelasan pada pasien hasil pemeriksaan
detak jantung janin
- Jika pada pemeriksaan detak jantung janin,
tidak terdengar ataupun tidak ada pergerakan
bayi, maka pasien diberi penjelasan dan pasien
dirujuk ke RS.
Pasien dipersilahkan bangun
Catat hasil pemeriksaan diKartu Ibu dan Buku KIA
7. Sikap Sopan
Teliti dan Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
8. Indikator kinerja DJJ dapat didengar dengan tepat dan benar
10. Catatan Mutu Kartu Ibu, Buku kohort ibu hamil, Buku register ibu
hamil, Buku KIA
11.Hal-hal perlu diperhatikan Selama tindakan selalu menjaga privasi pasien
4. Persiapan Alat
Alat Steril
Troly dengan bak steril berisi :
~ sarung tangan steril
~ kom berisi betadine
~ Kasa steril
~ speculum
~ tampon tong
~ kagel tang
Alat Non Steril
Meja/tempat tidur ginekologi dialasi
perlak
Lampu sorot
Tempat sampah/ember yang dilapisi
Kursi
5. Cara Kerja
Sapa pasien dengan ramah dan hangat
Tanyakan alasannya ingin mencabut dan
jawab semua pertanyaannya
Tanyakan tujuan dari KB selanjutnya
Jelaskan proses pencabutan IUD dan apa
yang akan pasien rasakan pada saat dan
setelah pencabutan
Anjurkan pasien untuk BAK dan
membersihkan genitalia terlebih dahulu
Cuci tangan dengan air dan sabun keringkan
degan kain bersih
Pakai sarung tangan steril
Lakukan pemeriksaan binomial
12. Hal-hal yang perlu Selama tindakan selalu memperhatikan keadaan umum pasien
diperhatikan
BIDAN PEMBERIAN TABLET ZAT BESI
3. PELAKSANAAN
4. Sikap Sopan
Teliti, Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
5. Petugas pelaksana Bidan
1. Alat
2. Bahan
6. INSTRUKSI KERJA
10. Hal-hal yang perlu Selama tindakan selalu memperhatikan dan meyakinkan pasien
untuk bersedia menusui bayinya
diperhatikan
BIDAN PEMASANGAN IUD
PRAKTEK
MANDIRI
SOP no dok: 01 no.revisi:- halaman:-
2. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
a. Menerima akseptor diloket pendaftaran
b. Melakukan anamnesa kepada akseptor tentang:
Identitas akseptor
Jumlah anak
Menstruasi terakhir
Riwayat penyakit (DM, Jantung, tumor, dll)
c. Melakukan pengisian status sesuai dengan hasil
anamnesis.
d. Melakukan pemeriksaan :
Mengukur berat badan
Mengukur tekanan darah
Melakukan pemeriksaan fisik:
Mata :warna sklera?
Payudara :ada benjolan?
Leher :kelainan thiroid?
Perut :pembesaran uterus /benjolan?
Ektremitas : varises?
e. Melakukan konseling/ penyuluhan tentang efek
samping dan jadwal kunjungan kembali
b. Sikap Sopan
Teliti
Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
c. Petugas Peelaksana Bidan
d. Hal-hal yang perlu Selama tindakan selalu memperhatikan keadaan umum pasien
diperhatikan
BIDAN PELAYANAN KB SUNTIK
PRAKTEK
MANDIRI
SOP no dok: 01 no.revisi:- halaman:-
6. Sikap Sopan
Teliti
Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
7. Petugas Peelaksana Bidan
8..Hal-hal yang perlu Selama tindakan selalu memperhatikan keadaan umum dan
privasi pasien
diperhatikan
BIDAN PENAGANAN SYOK ANAFILAKTIK
PRAKTEK
MANDIRI
SOP no dok: 01 no.revisi:- halaman:-
5. Sikap Sopan
Teliti, Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
6. Petugas Peelaksana Bidan
7. yg perlu diperhatikan Selama tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi pasien
BIDAN EPISIOTOMI
PRAKTEK MEDIOLATERAL
MANDIRI
SOP no dok: 01 no.revisi:- halaman:-
4. Prosedur 1. PERLENGKAPAN
Kassa steril
Bethadine
Gunting episiotomi
Larutan klorin 0.5%
2. LANGKAH-LANGKAH
a. Melakukan teknik aseptik pada daerah perineum yang akan
dilakukan episiotomi
b. Saat yang tebaik untuk memotong episiotomi ialah pada saat
perineum sedang menipis dan pucat atau mengkilap.
Kehilangan darah akan lebih besar jika memotong lebih cepat.
Akan tetapi, jika memotong episiotomi atas indikasi
kegawatan bayi, maka lakukan pemotongan kapan saja
diperlukan untuk mempercepat kelahiran bayi.
c. Setelah pemberian 10 cc anestesi lokal ambil gunting
episiotomi yang tajam dengan satu tangan. Letakkan kedua
jari tangan lainnya di dalam vagina diantara gunting dan
kepala bayi untuk mencegah luka kepala bayi secara tidak
sengaja. Ujung mata gunting yang tumpul di dalam vagina.
Mulai pada titik tengah dari perineum dan miringkan gunting
sebesar 45 derajat. Potong ke arah bokong kanan ibu.
d. Buat episiotomi dengan satu atau dua potongan besar.
e. Putar gunting dan posisikan menghadap ke atas vagina.
Lindungi kepala bayi dengan tangan lalu masukkan gunting.
f. Tekan kain kassa ke daerah luka sementara ibu melanjutkan
meneran bersamaan dengan kontraksi untuk mencegah
kehilangan darah yang berkelanjutan.
c. Sikap Sopan
Teliti, Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
d. Petugas Peelaksana Bidan
7. yg perlu diperhatikan Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
BIDAN AMNIOTOMI
PRAKTEK
MANDIRI
SOP no dok: 01 no.revisi:- halaman:-
4. Prosedur 1. PERALATAN
Klem ½ Kocher
Bengkok
Lenec / dopler
Larutan klorin 0.5 %
2. LANGKAH-LANGKAH
a. Sentuhlah selaput ketuban yang sedang menggelembung.
Pastikan bahwa kepala sudah (benar-benar masuk ke dalam
panggul) engaged & tidak adanya bagian-bagian kecil janin.
b. Memasukkan klem ½ kocher ke dalam vagina dengan jari tangan
kiri dituntun oleh tangan kanan yang memakai sarung tangan
hingga bisa merasakan / menyentuh selaput ketuban.
c. Apabila kontraksi melemah, pindahkan jari tangan kanan dan
gunakan klem ½ kocher untuk memecahkan selebar 1-2 cm dari
atas ke bawah selaput membran hingga pecah.
d. Keluarkan klem ½ kelly atau kocher dengan tangan kiri dan
masukkan ke dalam larutan klorin 0.5%. Pertahankan jari tangan
kanan di dalam vagina untuk merasakan penurunan kepala janin
dan pastikan bahwa tidak meraba adanya tali pusat atau bagian-
bagian kecil dari janin. Kemudian keluarkan tangan kanan secara
lembut dari dalam vagina.
e. Evaluasi warna cairan ketuban, periksa apakah ada mekonium
atau darah. Jika ada, lakukan langkah-langkah gawat darurat.
f. Cucilah sekresi dari sarung tangan di dalam larutan klorin 0.5%.
g. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
h. Periksa kembali denyut jantung janin. Masukkan dalam partograf
waktu pemecahan selaput ketuban, warna air ketuban dan DJJ.
e. Sikap Sopan
Teliti, Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
f. Petugas Peelaksana Bidan
7. yg perlu diperhatikan Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
2. PERSIAPAN
a. Posisikan bokong ibu pada sudut ujung tempat tidur, dengan
posisi litotomi
b. Cuci tangan dengan sabun, keringkan dengan kain bersih dan
kering
c. Pakai sarung tangan DTT atau steril
d. Isi tabung suntik 10 ml dengan larutan lidokain 1%, dengan
teknik satu tangan, letakkan kembali ke dalam wadah
heacting set
e. Pasang kain bersih di bawah bokong ibu
f. Gunakan kasa bersih, untuk membersihkan daerah luka dari
darah atau bekuan darah, dan nilai kembali luas dan
dalamnya robekan pada daerah perineum
g. Tusukkan jarum suntik pada ujung luka / robekan perineum,
masukkan jarum suntik secara subkutan sepanjang tepi luka
h. Aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap. Bila
ada darah, tarik jarum sedikit dan kembali masukkan. Ulangi
lagi aspirasi ( cairan lidokain yang masuk ke dalam pembuluh
darah dapat menyebabkan gangguan denyut jantung hingga
tidak teratur )
i. Suntikkan cairan lidokain 1% secukupnya sambil menarik
jarum suntik pada tepi luka daerah perineum
j. Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka, arahkan jarum
suntik sepanjang tepi luka pada mukosa vagina, lakukan
aspirasi, suntikkan cairan lidokain 1% sambil menarik jarum
suntik. ( Bila robekan besar dan dalam, anastesi daerah
bagian dalam robekan – alur suntikan anastesi akan
berbentuk seperti kipas : tepi perineum, dalam luka, tepi
mukosa vagina )
k. Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan untuk
mendapatkan hasil optimal dari anastesi.
3. LANGKAH-LANGKAH
a. Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan.
Rabalah dengan ujung jari seluruh daerah luka & lihat dimana
ujung luka tersebut.
b. Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka episiotomi,
pasang tampon atau kassa ke dalam vagina.
c. Tempatkan jarum jahit pada pemegang jarum, kemudian kunci
pemegang jarum
d. Pasang benang jahit pada mata jarum
e. Lihat dengan jelas batas luka episiotomi
f. Lakukan penjahitan pertama 1 cm di atas ujung luka di dalam
vagina ibu.
g. Peganglah pemegang jarum dengan tangan lainnya. Gunakan
pemegang jarum (pinset) untuk menarik jarum melalui
jaringan. Jangan sekali-kali menggunakan jari tangn.
Menggunakan jari tangan untuk meraba jarum adalah
berbahaya. Anda bisa menusuk jari tangan anda atau
melobangi sarung tangan anda yang akan meningkatkan risiko
terkena infeksi kuman dari darah seperti HIV atau hepatitis B
h. Ikat jahitan pertama dengan simpul mati. Potong ujung
benang yang bebas ( ujung benang tampa jarum ) hingga
tersisa kira-kira 1 cm
i. Jahit mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur
hingga tepat di belakang lingkaran himen.
j. Jarum kemudian akan menembus mukosa vagina, sampai
kebelakang lingkaran himen, dan tarik keluar pada luka
perineum. Perhatikan seberapa dekatnya jarum ke puncak
lukanya.
k. Gunakan teknik jahitan jelujur saat anda menjahit lapisan
ototnya. Lihat ke dalam luka untuk mengetahui letak ototnya.
Otot biasanya tampak sedikit lebih merah dan rasanya agak
keras bila disentuh. Penting sekali untuk menjahit otot ke otot.
Rasakan dasar dari luka, ketika anda sudah mencapai ujung
luka, berarti anda telah menutup lapisan otot yang dalam
l. Setelah mencapai ujung luka yang paling akhir dari luka,
putarlah arah jarum anda dan mulailah menjahit ke arah
vagina, dengan menggunakan jahitan untuk menutup jaringan
subcuticuler. Carilah lapisan subcuticuler umumnya lembut
dan memiliki warna yang sama dengan mukosa vagina.
Kemudian membuat jahitan lapis kedua. Perhatikan sudut
jarumnya. Jahitan lapis kedua ini akan meninggalkan lebar luka
kira-kira 0.5 cm terbuka. Luka ini akan menutup sendiri pada
waktu proses penyembuhan berlangsung
m. Sekarang pindahkan jahitannya dari bagian luka perineal
kembali ke vagina di belakang cincin himen untuk diamankan,
diikat dan dipotong benangnya.
n. Ikatlah jahitannya dengan simpul mati. Agar simpul tersebut
benar-benar kuat, buatlah 1 ½ kali simpul mati
o. Potong kedua ujung benang, dan hanya disisakan masing-
masing 1 cm. Jika ujung dipotong terlalu pendek, jahitan
mungkin akan bisa terlepas. Jika hal ini terjadi, seluruh jahitan
episiotomi akan menjadi longgar dan terlepas
p. Masukkan jari anda ke dalam rektum
q. Rabalah puncak dinding rektum untuk mengetahui apakah ada
jahitan. Jika anda meraba ada jahitan, maka pastikan agar anda
memeriksa kembali rektum tersebut 6 minggu pasca kelahiran.
Jika belum sepenuhnya sembuh pada saat itu (yakni, anda
merasakan adanya fistula), maka rujuklah ibu tersebut ke
dokter
r. Periksa ulang kembali untuk memastikan bahwa anda tidak
meninggalkan apapun seperti kassa, tampon, instrumen di
dalam vagina ibu
s. Cucilah alat kelamin ibu dengan air bersabun
t. Keringkan dan buat ibu merasa nyaman
u. Berikan petunjuk kepada ibu mengenai cara pembersihan
daerah perineum dengan sabun dan air 3 sampai 4 kali setiap
hari. Kalau tidak, ia harus menjaga agar perineumnya tetap
kering dan bersih. Beritahu ibu agar jangan memasukkan
benda apapun ke dalam vaginanya
v. Mintalah agar ibu kembali dalam waktu satu minggu agar anda
bisa memeriksanya kembali.
g. Sikap Sopan
Teliti, Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
h. Petugas Peelaksana Bidan
7. Hal-hal yg perlu Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
diperhatikan
4. Prosedur 1. PERALATAN
- Gunting episiotomi
- Apron plastik, masker, kacamata pelindung
- Sarung tangan DTT/steril dan Alas kaki/sepatu boot karet
2. LANGKAH-LANGKAH
a. Pakai sarung tangan DTT atau steril dan lakukan episiotomi
secukupnya
b. Lakukan manuver McRobert’s :
- Dengan posisi ibu berbaring pada punggungnya, minta ibu
untuk menarik kedua lututnya sejauh mungkin ke arah
dadanya. Minta dua asisten untuk membantu ibu
- Tekan kepala bayi secara mantap dan terus-menerus ke
arah bawah (ke arah anus ibu) untuk menggerakkan bahu
anterior di bawah simfisis pubis. Hindari tekanan yang
berlebihan pada kepala bayi karena mungkin akan
melukainya
- Secara bersamaan mintalah salah satu asisten untuk
memberikan sedikit tekanan suprapubis ke arah bawah
dengan lembut. Jangan lalukan dorongan pada fundus,
karena akan mempengaruhi bahu lebih jauh dan bisa
menyebabkan ruptura uteri
c. Jika bahu tetap tidak lahir :
- Masukkan satu tangan ke dalam vagina & lakukan
penekanan pada bahu anterior, ke arah sternum bayi,
untuk memutar bahu bayi & mengurangi diameter bahu.
- Jika perlu, lakukan penekanan pada bahu posterior ke arah
sternum
d. Jika bahu masih tetap tidak lahir :
- Masukkan satu tangan ke dalam vagina & pegang tulang
lengan atas yang berada pada posisi posterior
- Fleksikan lengan bayi di bagian siku & letakkan lengan
tersebut melintang di dada bayi
e. Jika bahu masih tetap tidak lahir setelah melakukan manuver-
manuver di atas, minta ibu untuk berganti posisi merangkak.
Coba bantu kelahiran bayi tersebut dalam posisi ini dengan
cara melakukan tarikan perlahan-lahan pada bahu anterior ke
arah atas dengan hati-hati; segera setelah bahu anterior lahir,
lahirkan bahu posterior dengan tarikan perlahan-lahan ke arah
bawah dengan hati-hati. Jika tetap tidak berhasil, rujuk ibu.
5. Sikap Sopan
Teliti, Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
6. Petugas Bidan
Peelaksana
7.hal-hal yg perlu Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
diperhatikan
BIDAN KOMPRESI BIMANUAL
PRAKTEK UTERUS
MANDIRI
SOP no dok: 01 no.revisi:- halaman:-
3. PROSEDUR KERJA
3.1.KOMPRESI BIMANUAL INTERNA
a. Penolong berdiri di depan vulva. Oleskan larutan
antiseptik pada sarung tangan kanan. Dengan ibu jari
dan telunjuk tangan kiri, sisihkan kedua labium mayus
ke lateral dan secara obstetrik, masukkan tangan
kanan melalui introitus.
b. Kepalkan tangan kanan dan letakkan dataran
punggung jari telunjuk hingga kelingking pada forniks
anterior, dorong uterus ke kranio-anterior.
c. Tapak tangan kiri menekan bagian belakang korpus
uteri.
Peelaksana
7.hal-hal yg perlu Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
diperhatikan
13. Kebijakan Bidan yang melakukan tindakan manusl placenta harus sesuai
dengan SOP dan protap untuk menghindari komplikasi
14. Referensi Ilmu Kebidanan, Patologi Kebidanan
15. Prosedur
1. PERSIAPAN
Pasien :
2. LANGKAH-LANGKAH
2.1. Tindakan Penetrasi ke Kavum Uteri
a. Mencuci tangan hingga siku dengan air dan sabun
kemudian keringkan
b. Memberikan sedativa dan analgetik melalui karet
infus
c. Memakai sarung tangan hingga mencapai siku
d. Mengkaterisasi kandung kemih apabila ibu tidak
dapat berkemih sendiri
e. Menjepit tali pusat dengan klem dan tegangkan tali
pusat sejajar lantai
2. INSTRUKSI KERJA
2.1. Penanganan Umum :
a. Keringkan bayi, ganti kain yang basah dan bungkus
dengan kain yang hangat yang kering.
b. Jika belum dilakukan, segera klem & potong tali pusat
c. Letakan bayi ditempat keras dan hangat ( dibawah
radiant – heater ) untuk resusitasi
d. Kerjakan pedoman pencegahan infeksi dalam
melakukan tindakan perawatan dan resusitasi
2.2. Resusitasi.
Perlunya resusitasi harus ditentukan sebelum akhir menit
pertama kehidupan. Indikator terpenting bahwa
diperlukan resusitasi adalah kegagalan nafas setelah bayi
lahir.
2.3. Membuka jalan nafas / mengatur posisi bayi, sbb
:
Posisi bayi :
- Terlentang
- Kepala lurus dan sedikit terngadah / ekstensi ( posisi
mencium bau )
5. Sikap Sopan
Teliti, Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
6. Petugas Bidan
Peelaksana
7. .hal-hal yg perlu Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
diperhatikan