You are on page 1of 3

3.

5 Pengolahan Pasca Panen


Pengelolaan pasca panen daun binahong merupakan suatu perlakuan yang diberikan
hingga daun binahong siap dikonsumsi atau menjadi simplisia. Pengelolaan pasca panen daun
binahong merupakan salah satu tahapan yang berpengaruh terhadap kualitas, kuantitas dan zat
yang terkandung didalam daun binahong. Berdasarkan penelitian Prita dkk, 2013 daun binahong
mengandung senyawa fitokimia seperti alkaloid, flavonoid, polifenol, saponin dan triterpen.
Tujuan pengolahan pasca panen daun binahong yaitu untuk melindungi agar daun
binahong terhindar dari kerusakan fisik dan kimiawi, sehingga dapat mempertahankan mutu atau
simplisia daun binahong yang dihasilkan, terutama menjamin keseragaman senyawa aktif,
keamanan, dan khasiat sediaan (produk akhir). Selain itu, juga bertujuan untuk menjamin
ketersediaan daun binahong yang bermutu dalam jumlah cukup dan berkelanjutan. Tahapan
pengelolaan pasca panen daun binahong meliputi pengumpulan daun binahong, sortasi basah,
pencucian, penirisan, pengubahan bentuk (apabila diperlukan), pengeringan, sortasi kering,
pengemasan, dan penyimpanan. Berikut penjelasan dari masing-masing tahapan:
a. Pengumpulan bahan
Tumbuhan binahong yang telah dipanen diletakkan pada wadah dan dilakukan
proses pelayuan terlebih dahulu meskipun beberapa senyawa volatil dari daun binahong
akan menguap. Biasanya proses pelayuan membutuhkan waktu 24-72 jam.
b. Sortasi basah
Daun binahong selanjutnya disortasi basah untuk memisahkan kotoran seperti
tanah, kerikil, rumput, tanaman yang mirip, daun yang busuk serta bagian tanaman lain yang
tidak diinginkan. Pemisahan daun binahong dari kotoran ini bertujuan untuk menjaga
kemurnian dan mengurangi kontaminasi awal yang dapat mengganggu proses selanjutnya,
mengurangi cemaran mikroba, serta memperoleh simplisia daun binahong dengan jenis dan
ukuran seragam.
c. Pencucian
Pencucian daun binahong dilakukan untuk menghilangkan tanah dan kotoran lain
yang melekat pada daun. Proses ini dilakukan dengan menggunakan air bersih (standar air
minum), air dari sumber mata air, air sumur, atau air PDAM. Pencucian daun binahong
dalam jumlah besar dilakukan dalam bak bertingkat yang menerapkan konsep air mengalir
supaya lebih efektif.
d. Penirisan
Setelah daun binahong dicuci bersih, tahap selanjutnya yaitu dilakukan penirisan pada
rak-rak yang telah diatur sedemikian rupa untuk mencegah pembusukan atau bertambahnya
kandungan air. Penirisan ini bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kandungan air
di permukaan bahan dan dilakukan sesegera mungkin setelah pencucian. Selama penirisan,
daun binahong dibolak-balik untuk mempercepat penguapan dan dilakukan di tempat teduh
dengan aliran udara cukup agar terhindar dari fermentasi dan pembusukan.
e. Pengeringan
Setelah ditiriskan selanjutnya daun binahong dikeringkan yang bertujuan untuk
mengurangi kadar air agar bahan simplisia tidak rusak dan dapat disimpan dalam jangka
waktu yang lama, menghentikan reaksi enzimatis, dan mencegah pertumbuhan kapang, jamur,
dan jasad renik lain. Proses pengeringan pada daun binahong dapat dilakukan dengan cara
diangin-anginkan agar senyawa aktifnya tidak menguap atau menggunakan panas buatan
seperti oven. Berdasarkan pada penelitian mulyanti dkk, daun binahong dapat dikeringkan
pada pada suhu 40 °C. Pada penelitian utami dkk, 2015 daun binahong yang dikeringkan
selama 1 hari pada suhu 50°C memiliki kadar air paling rendah sehingga aman disimpan
apabila lingkungan tidak merusak, namun memiliki kandungan flavonoid yang rendah.
Sedangkan pada suhu 27°C, 30°C, dan 40°C masih memiliki kadar air tinggi sehingga daun
binahong masih lunak dan basah sehingga cepat mudah rusak dan ditumbuhi kapang. Pada
umumnya proses pengeringan buatan akan menghasilkan simplisia dengan mutu yang lebih
baik karena pengeringannya lebih merata dalam waktu relatif cepat, dan tidak dipengaruhi
kondisi cuaca.
f. Sortasi kering
Sebelum simplisia daun binahong dikemas dilakukan sortasi kering terlebih dahulu.
Sortasi kering bertujuan untuk memisahkan bahan-bahan asing dan simplisia yang belum
kering benar. Kegiatan ini dilakukan untuk menjamin bahwa simplisia benar-benar bebas dari
bahan asing.
g. Pengemasan dan pelabelan
Pengemasan simplisia daun binahong berpengaruh pada mutu pada proses distribusi
atau penyimpanan. Kegiatan ini bertujuan untuk melindungi simplisia saat pengangkutan,
distribusi, dan penyimpanan dari gangguan luar, seperti suhu, kelembapan, cahaya,
pencemaran mikroba, dan adanya serangga atau hewan lainnya. Bahan pengemas harus kedap
air dan udara, serta dapat melindungi simplisia dari berbagai gangguan. Simplisia daun
binahong ditekan terlebih dahulu untuk mempermudah pengemasan dan pengangkutan.
Setelah dipadatkan, dapat dilakukan pengemasan menggunakan karung plastik yang dijahit
pada tiap sisinya. Pada setiap kemasan dapat ditambahkan silika gel yang dibungkus dengan
tujuan untuk menyerap air dan menjaga kondisi simplisia.

DAFTAR PUSTAKA
Utami, H., R. B. Hastuti, E. D. Hastuti. 2015. Kualitas daun binahong (Anredera cordifolia) pada
suhu pegeringan berbeda. Jurnal Biologi. 4(2): 51-59

Mulyanti, D., A. Gadri, D. Anggraeni. 2017. Optimasi formula sediaan hidrogel untuk
menghasilkan sediaan mengandung ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordifolia (Ten)
Steenis). Prosiding farmasi. 3(2):178-183

Anasta, P. Y., M. Basyuni, I. Lesmana. 2013. Skrining fitokimia metabolit sekunder pada daun
binahong (Anredera cordifolia) untuk uji in vitro daya hambat pertumbuhan Aeromonas
hydrophila. Universitas Sumatra Utara

Ningsih, I. Y. 2016. Modul Saintifikasi Jamu : Penanganan Pasca Panen. Biologi Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Jember

Tjahjohutomo, R. Teknologi Pasca Panen Tanaman Obat. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian

You might also like