You are on page 1of 19

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA

DESA KADIREJO KECAMATAN PABELAN


KABUPATEN SEMARANG
Jl.Anggodo No.04 Dsn Bungas Desa Kadirejo

KEPUTUSAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA KADIREJO

Nomor : 01/ IX – Pan.Pilkades/Ds.Kadirejo /2018

TENTANG

TATA TERTIB PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA KADIREJO

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA KADIREJO,

: bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 7 ayat 2


Menimbang
Peraturan Bupati Semarang Nomor 20 Tahun 2018 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Bupati Semarang Nomor 7
Tahun 2016 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan
Daerah Kabupaten Semarang Nomor 3 Tahun 2015 tentang
Pemilihan Kepala Desa, perlu menetapkan Tata Tertib
penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa yang ditetapkan
dengan Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa Kadirejo;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5495);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 tahun
2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 123);
3. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 3
Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Daerah Kabupaten Semarang Nomor 3 Tahun 2015
tentang Pemilihan Kepala Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Semarang Tahun 2018 Nomor 03, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 3);
4. Peraturan Bupati Semarang Nomor 20 Tahun 2018
Tentang Perubahan Atas Peraturan Peraturan Bupati
Semarang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Tata Peraturan
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pemilihan Kepala Desa;
5. Keputusan Bupati Semarang Nomor 141 / 0384 /
2018 tentang Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa
Secara Serentak Tahun 2018;
6. Keputusan Badan Permusyawaratan Desa Kadirejo
Nomor 144/KEP.01-BPD/Ds.Kadirejo/2018 tentang
Pembentukan panitia Pemilihan Kepala Desa.
MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
KESATU : Menetapkan Tata Tertib Pemilihan Kepala Desa
Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
dengan perincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan
Keputusan ini.
KEDUA : Tata Tertib Pemilihan Kepala Desa Kadirejo
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU digunakan
sebagai:
a. Pedoman Pelaksanaan bagi seluruh tahapan Pemilihan
Kepala Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten
Semarang periode 2019 - 2025;
b. Format baku dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa
Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
periode 2019 – 2025.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Kadirejo
Pada tanggal 20 September 2018

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA KADIREJO

Ketua, Sekretaris,

Untung Maryono Pramono

Tembusan Yth. :
1. Camat Pabelan;
2. Kepala Desa Kadirejo
LAMPIRAN I : Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa Kadirejo
Nomor : 01/ IX – Pan.Pilkades/Ds.Kadirejo /2018
Tanggal : 20 September 2018

TATA TERTIB PENYELENGGARAAN PEMILIHAN KEPALA DESA KADIREJO


PERIODE 2019 - 2025

1. PENGERTIAN

Dalam tata tertib ini yang dimaksud dengan :


1. Desa adalah Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten
Semarang;
2. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat desa
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
3. Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disingkat BPD, adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan
wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
4. Dusun yang selanjutnya disebut Dusun adalah bagian wilayah
dalam desa yang merupakan lingkungan kerja Pemerintah Desa.
5. Kepala Dusun adalah unsur perangkat desa sebagai pelaksana
wilayah yang keberadaannya dibawah Kepala Desa.
6. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara BPD, Pemerintah
Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh BPD untuk
menyepakati hal yang bersifat strategis.
7. Keputusan Kepala Desa adalah keputusan yang ditetapkan oleh
Kepala Desa yang bersifat menetapkan dalam rangka melaksanakan
Peraturan Desa maupun Peraturan Kepala Desa.
8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disingkat
APBDesa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa
yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD,
ditetapkan dengan peraturan desa.
9. Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah lembaga yang dibentuk oleh
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan wadah
partisipasi masyarakat Desa sebagai mitra Pemerintah Desa.
10. Rukun Tetangga yang selanjutnya disingkat RT adalah lembaga yang
dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka
pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh
Pemerintah Desa.
11. Rukun Warga yang selanjutnya disingkat RW adalah bagian dari
wilayah kerja Kepala Desa dan merupakan lembaga yang dibentuk
melalui musyawarah pengurus RT di wilayah kerjanya yang
ditetapkan oleh Pemerintah Desa.
12. Panitia Pemilihan Kepala Desa yang selanjutnya disingkat Panitia
Pilkades adalah Panitia pemilihan Kepala Desa yang di bentuk oleh
BPD.
13. Penduduk desa adalah warga masyarakat desa Kadirejo atau
pendatang yang telah memiliki atau mempunyai surat resmi dari
pejabat yang berwenang untuk tinggal di desa setempat.
14. Pemilih adalah penduduk Desa Kadirejo Kec. Pabelan Kab. Semarang
yang pada hari pemungutan suara pemilihan Kepala Desa sudah
berumur 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/ pernah menikah
dibuktikan dengan akta nikah dan atau kartu keluarga.
15. Bakal calon Kepala Desa adalah penduduk desa Desa Kadirejo Kec.
Pabelan Kab. Semarang yang telah memenuhi persyaratan
administrasi untuk ditetapkan sebagai calon Kepala Desa oleh
Panitia Pilkades berdasarkan hasil penjaringan bakal calon Kepala
Desa.
16. Calon Kepala Desa adalah bakal calon Kepala Desa yang telah
memenuhi persyaratan administrasi dan ditetapkan oleh Panitia
Pilkades sebagai calon Kepala Desa.
17. Kepala Desa terpilih adalah calon Kepala Desa yang mendapat
dukungan suara terbanyak dalam pemilihan Kepala Desa.
18. Panitia Pemutahiran Data Pemilih yang selanjutnya disingkat
Pantarlih adalah adalah petugas yang dibentuk oleh Panitia Pilkades
untuk melakukan pendaftaran dan pemutakhiran data pemilih.
19. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Pilkades yang
selanjutnya disingkat KPPS Pilkades adalah kelompok yang dibentuk
oleh Panitia Pilkades untuk menyelenggarakan pemungutan dan
penghitungan suara di tempat pemungutan suara.
20. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat TPS adalah
tempat dilaksanakannya pemungutan dan penghitungan suara
pemilihan Kepala Desa.
21. Wilayah pemilihan adalah wilayah pemilihan Kepala Desa dari
kesatuan masyarakat Desa berdasarkan jumlah suara pemilih yang
ditetapkan oleh Panitia Pilkades.
22. Perselisihan adalah ketidakserasian hubungan yang terjadi antar
masyarakat Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dalam pembinaan masyarakat di tingkat Desa.
23. Tokoh Masyarakat adalah tokoh adat, tokoh agama, tokoh wanita,
tokoh pemuda dan pemuka-pemuka masyarakat lainya;
24. Penjaringan adalah tahapan kegiatan pengumuman dan pembukaan
pendaftaran bakal calon kepala desa yang ditentukan dan dilakukan
oleh Panitia Pemilihan untuk mendapatkan bakal calon;
25. Penyaringan adalah tahapan kegiatan penelitian persyaratan
administrasi, verifikasi faktual dan/ atau seleksi tambahan bakal
calon kepala desa yang dilakukan oleh panitia pilkades untuk
mendapatkan calon Kepala Desa;
26. Biaya Penyelenggaraan Pemilihan adalah biaya yang diperlukan pada
seluruh proses kegiatan Pemilihan Kepala Desa yang dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Semarang Tahun Anggaran ....
27.
28. Camat adalah Camat Pabelan Kab.Semarang
29. Hari adalah Hari yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan jadwal
yang telah ditentukan oleh Panitia Pemilihan Kabupaten.
2. TAHAPAN PEMILIHAN KEPALA DESA

2.1. Tahapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Kadirejo sebagai


berikut :
a. persiapan;
b. pencalonan;
c. pemungutan suara; dan
d. penetapan.

2.2. Persiapan Pelaksanaan Pilkades terdiri atas:


a. BPD membentuk Panitia Pilkades;
b. Panitia Pilkades menyusun rencana biaya pemilihan yang
diajukan kepada Bupati melalui Camat dalam jangka waktu 30
(tiga puluh) Hari setelah terbentuknya Panitia Pilkades
diketahui oleh Kepala desa;
c. Persetujuan biaya pemilihan diverifikasi oleh Bupati melalui
Panitia Pemilihan Kabupaten dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) Hari sejak diajukan oleh Panitia Pilkades.
d. Rincian Rencana Biaya Pemilihan dalam lampiran II.
e. penetapan daftar pemilih tetap untuk pelaksanaan pemilihan
kepala Desa, meliputi:
1. Pendaftaran dan Pencatatan Data Pemilih;
2. Penyusunan Daftar Pemilih Sementara;
3. Pengumuman Daftar Pemilih Sementara;
4. Pendaftaran Pemilih Tambahan;
5. Penetapan dan Pengumuman Daftar Pemilih Tetap;

2.3. Tahapan pencalonan yang dilakukan oleh Panitia Pilkades terdiri


atas kegiatan:
a. pengumuman dan pendaftaran bakal calon dalam jangka waktu
9 (sembilan) Hari;
b. penelitian kelengkapan persyaratan administrasi, klarifikasi,
dan/ atau seleksi tambahan melalui test tertulis, serta
penetapan dan pengumuman nama calon dalam jangka waktu
20 (dua puluh) Hari;
c. penetapan calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada
huruf b paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 5 (lima)
orang calon;
e. pelaksanaan kampanye calon kepala Desa dalam jangka waktu
3 (tiga) Hari sesuai dengan kesepakatan Para calon Kepala Desa;
f. masa tenang dalam jangka waktu 3 (tiga) Hari.

2.4. Tahapan pemungutan suara yang dilakukan oleh Panitia Pilkades


terdiri atas kegiatan:
a. Penyampaian Surat Undangan
b. Pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara;
c. Penetapan calon yang memperoleh suara terbanyak;
d. Dalam hal calon yang memperoleh suara terbanyak lebih dari 1
(satu) orang, calon terpilih ditetapkan berdasarkan wilayah
perolehan suara yang lebih luas.

2.5. Tahapan penetapan yang dilakukan oleh Panitia Pilkades yaitu


laporan Panitia Pilkades mengenai calon terpilih kepada BPD paling
lambat 7 (tujuh) Hari setelah pemungutan suara dan dibuat secara
lengkap dilampiri dokumentasi pelaksanaan pemilihan Kepala Desa
Kadirejo yang diketahui BPD Kadirejo
2.6. Jadwal Tahapan sebagaimana dalam lampiran III.
3. TAHAPAN PERSIAPAN PANITIA PILKADES

3.1. Kepanitia Pilkades


a. Panitia Pilkades berkedudukan di Desa Kadirejo dan bersifat
mandiri serta tidak memihak.
b. Panitia Pilkades terdiri dari :
1) Ketua merangkap anggota;
2) Sekretaris merangkap anggota;
3) Bendahara merangkap anggota;
4) Anggota (seksi-seksi).
c. Apabila Ketua atau Anggota Panitia Pilkades, ada yang
mencalonkan Pemilihan Kepala Desa dan atau berhalangan
tetap, maka yang bersangkutan harus mengundurkan diri dari
Keanggotaan Panitia Pilkades dan perubahan susunan Panitia
Pilkades harus ditetapkan kembali oleh BPD.

3.2. Wewenang Panitia Pilkades yaitu:


a. Menyelenggarakan Pelaksanaan pemilihan Kepala Desa sesuai
Tata Tertib penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa dan
berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
b. Mengajukan paling sedikit 2 (dua) orang Bakal Calon Kepala
Desa yang memenuhi syarat kepada BPD untuk ditetapkan
sebagai Calon Kepala Desa;
c. Menetapkan Bakal Calon menjadi Calon Kepala Desa paling
banyak 5 Calon Kepala Desa;
d. Menentukan dan menetapkan nomor urut Calon Kepala Desa;
e. Mengesahkan hasil penghitungan suara.

3.3. Tanggung Jawab Panitia Pilkades yaitu:


a. Bertanggungjawab sepenuhnya kepada BPD.
b. Memperlakukan Bakal Calon dan Calon Kepala Desa tidak
diskriminatif;
c. Menyampaikan laporan kepada Panitia Pemilihan Tingkat
Kabupaten melalui Camat untuk setiap tahapan pelaksanaan
Pemilihan dan menyampaikan informasi kepada masyarakat;
d. Melaksanakan tahapan Pemilihan tepat waktu;
e. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran biaya
pemilihan kepada Kepala Desa melalui BPD dengan tembusan
disampaikan kepada Camat.

3.4. Pembentukan Panitia Pengawas Pilkades


a. Pembentukan Panitia Pengawas Pilkades atas prakarsa
masyarakat Desa.
b. Panitia pengawas Pilkades bersifat independen dan ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Desa berdasarkan rekomendasi
Camat.
c. Panitia pengawas dalam tugasnya melaksanakan pengawasan
terhadap pelaksanaan pemilihan Kepala Desa dan dapat
bekerjasama dengan pihak lain yaitu unsur TNI, dan unsur
POLRI.
3.5. Pembentukan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)
Pilkades :
a. Ketua Panitia Pilkades atas persetujuan BPD menetapkan
KPPS Pilkades dalam pelaksanaan pemungutan dan
penghitungan suara.
b. Anggota KPPS Pilkades berjumlah 7 (tujuh) orang, terdiri atas
unsur lembaga kemasyarakatan dan tokoh masyarakat
setempat.
c. keanggotaan KPPS Pilkades berdasarkan hasil musyawarah
terdiri dari:
1) Ketua;
2) Sekretaris;
3) Anggota.

3.6 Penyusunan dan penetapan Daftar Pemilih


a. Panitia Pilkades mendaftar daftar Pemilih yang sah meliputi:
1) telah berumur 17 (tujuh belas) tahun pada hari
pemungutan suara pemilihan Kepala Desa atau telah dan
pernah menikah;
2) tidak terganggu ingatannya;
3) tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap; dan
4) Berdomisili di Desa yang bersangkutan secara sah
sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sebelum
disahkannya daftar pemilih sementara yang dibuktikan
dengan Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga atau
surat keterangan Domisili/penduduk dari Kepala Desa.
b. Penyusunan daftar pemilih berdasarkan Data Kependudukan
Desa yang telah dikoordinasikan secara teknis dengan KPUD
atau SKPD yang menangani kependudukan yang difasilitasi
oleh Pemerintah Desa dan Kecamatan sebagai dasar untuk
data pemilih berbasis wilayah pemilihan.
c. Data Kependudukan dimutakhirkan oleh Panitia Pilkades
menjadi data Pemilih.
d. Panitia Pilkades bersama pantarlih menyusun dan
memutahirkan Daftar Pemilih yaitu:
1) Pantarlih memberikan kepada Pemilih tanda bukti telah
terdaftar sebagai Pemilih.
2) Hasil Pemutakhiran Data Pemilih digunakan sebagai
bahan penyusunan DPS.
3) Sebelum melakukan verifikasi faktual, Pantarlih
melakukan koordinasi dengan Ketua RT/RW dan tokoh
masyarakat setempat;
4) Pantarlih setelah menerima data Pemilih berbasis TPS,
melakukan verifikasi faktual data pemilih dengan cara
mendatangi Pemilih secara langsung;
5) Kegiatan verifikasi faktual dilakukan untuk memperbaiki
data Pemilih, meliputi:
a) mencatat Pemilih yang telah memenuhi syarat, tetapi
belum terdaftar dalam data Pemilih;
b) memperbaiki data Pemilih jika terdapat kesalahan;
c) mencoret Pemilih yang telah meninggal;
d) mencoret Pemilih yang telah pindah domisili ke
daerah lain;
e) mencoret Pemilih yang telah berubah status dari
status sipil menjadi status anggota TNI/Polri;
f) mencoret Pemilih yang belum genap berumur 17
tahun dan belum kawin/menikah pada tanggal
pemungutan suara; dan
g) mencoret data Pemilih yang telah dipastikan tidak ada
keberadaannya setelah mendapat persetujuan RT
setempat.
6) Bagi Pemilih yang telah memenuhi syarat tetapi belum
terdaftar dalam data Pemilih dicatat di dalam formulir
Data Pemilih Baru.
7) Pantarlih berdasarkan pada identitas kependudukan yang
dimiliki oleh Pemilih, keterangan kepala atau anggota
keluarga dan/atau keterangan perangkat RT/RW
setempat dapat melakukan pencoretan, perbaikan,
maupun mencatat Data Pemilih Baru,.
8) Pantarlih mengisi, memverifikasi, menandatangani dan
menempel stiker Pemutakhiran Data Pemilih di rumah
Pemilih.
e. Daftar Pemilih Sementara
1) Penyusunan DPS dibantu oleh Pantarlih berdasarkan
hasil verifikasi faktual data Pemilih paling lama 7 (tujuh)
hari sejak diterima hasil verifikasi faktual dari Pantarlih.
2) Penetapan DPS dilakukan dalam rapat pleno Panitia
Pilkades yang dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh Ketua dan Anggota Panitia Pilkades
dengan disaksikan calon Kepala Desa dan/atau saksi
yang mendapat kuasa dari calon Kepala Desa.
3) DPS yang telah ditetapkan oleh Panitia Pilkades
ditandatangani oleh Ketua Panitia Pilkades dan dibubuhi
paraf oleh masing – masing calon Kepala Desa.
4) DPS diperbanyak sebanyak 3 (tiga) rangkap yaitu 1
salinan untuk diumumkan di kantor Desa, 1 salinan
untuk arsip Panitia Pilkades, dan 1 salinan untuk
diumumkan di lingkungan RT/RW yang memuat TPS
terkait.
5) Pengumuman DPS paling lama 3 (tiga) hari untuk
mendapatkan masukan dan tanggapan dari masyarakat
dan/atau Calon Kepala Desa.
6) Masukan dan tanggapan terhadap DPS dari masyarakat
dan/atau calon Kepala Desa disampaikan kepada Panitia
Pilkades paling lama 3 (tiga) hari sejak DPS diumumkan.
f. Daftar Pemilih Tetap
1) Perbaikan DPS berdasarkan verifikasi atas masukan dan
tanggapan dari masyarakat dan Calon Kepala Desa paling
lama 3 (tiga) hari sejak berakhirnya masukan dan
tanggapan masyarakat dan/atau Calon Kepala.
2) Hasil perbaikan DPS disusun ke dalam DPT.
3) Panitia Pilkades menyusun DPT dibantu oleh Pantarlih
paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterima hasil masukan
dan tanggapan dari masyarakat dan/atau Calon Kepala
Desa.
4) Sebelum ditandatangani DPT oleh Panitia Pilkades
terlebih dahulu diparaf oleh masing – masing calon
Kepala Desa dan Ketua Panitia Pilkades.
5) Penetapan DPT dilakukan dalam rapat pleno Panitia
Pilkades yang dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh Ketua beserta Anggota Panitia
Pilkades dan masing – masing calon Kepala Desa dengan
disaksikan BPD, unsur Muspika dan/atau saksi yang
mendapat kuasa dari calon Kepala Desa.

6) DPT diperbanyak sebanyak 5 (lima) rangkap yaitu 1


salinan untuk diumumkan di kantor Desa, 1 salinan
untuk arsip Panitia Pilkades, 1 salinan untuk
diumumkan di lingkungan RT/RW yang memuat TPS
terkait, dan 2 salinan untuk KPPS Pilkades.
7) Panitia Pilkades mengumumkan DPT sejak DPT
ditetapkan sampai dengan hari pemungutan suara.
8) DPT digunakan KPPS Pilkades dalam melaksanakan
pemungutan suara di TPS.

4. TAHAPAN PENCALONAN

4.1. Pengumuman dan Pendaftaran Bakal Calon


Panitia melakukan Pengumuman dan Pendaftaran Bakal Calon
kepada masyarakat yaitu:
a. selama 9 (sembilan) hari untuk melakukan pendaftaran bakal
calon yang memenuhi persyaratan paling sedikit 2 (dua)
orang bakal calon.
b. Apabila dalam masa pendaftaran Panitia belum memperoleh
bakal calon atau kurang dari 2 (dua) orang bakal calon, maka
panitia Pilkades memperpanjang waktu pendaftaran selama
20 (dua puluh) hari.

4.2. Seleksi Bakal Calon


a. Panitia Pilkades melakukan Seleksi Bakal Calon Kepala Desa
dalam jangka waktu 20 (dua puluh) Hari terhadap:
1) kelengkapan persyaratan administrasi;
2) Klarifikasi faktual, meliputi:
a) mengumumkan hasil penelitian administrasi kepada
masyarakat untuk memperoleh masukan; dan
b) memproses dan menindaklanjuti masukan
masyarakat;
3) Seleksi tambahan dengan tes tertulis jika bakal calon
yang memenuhi syarat administrasi lebih dari 5 orang;
dan
4) Penetapan dan pengumuman nama calon.
b. Bakal Calon harus melengkapi persyaratan administrasi,
terdiri atas:
(1) surat keterangan bukti sebagai warga negara Indonesia
dari Kepala SKPD yang membidangi kependudukan dan
pencatatan sipil;
(2) surat pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas
segel atau bermeterai cukup;
(3) surat pernyataan memegang teguh dan mengamalkan
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika, yang dibuat oleh
yang bersangkutan di atas kertas segel atau bermeterai
cukup;
(4) foto copy ijazah pendidikan formal dari tingkat dasar
sampai dengan ijazah terakhir yang dilegalisasi oleh
pejabat berwenang atau surat keterangan keabsahan
dari pejabat yang berwenang;
(5) foto copy akta kelahiran atau surat keterangan kenal
lahir yang dilegalisir oleh pejabat berwenang;
(6) surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi kepala
Desa yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas
segel atau bermeterai cukup;
(7) foto copy Kartu Tanda Penduduk yang dilegalisir oleh
pejabat berwenang dan surat keterangan bertempat
tinggal paling sedikit 1 (satu) tahun sebelum
pendaftaran dari Rukun Tetangga (RT)/ Rukun Warga
(RW) dan kepala Desa setempat;
(8) surat keterangan dari ketua pengadilan bahwa tidak
pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun
atau lebih;
(9) surat keterangan dari ketua pengadilan negeri bahwa
tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap;
(10) surat keterangan tidak sedang menjalani hukuman
pidana penjara dari Kejaksaan Negeri.
(11) surat keterangan catatan kepolisian;
(12) surat keterangan berbadan sehat dari Rumah Sakit
Umum Daerah;
(13) surat izin tertulis dari pejabat pembina kepegawaian
bagi PNS;
(14) surat cuti mengikuti pencalonan dari Camat bagi Kepala
Desa dan anggota BPD;
(15) surat cuti mengikuti pencalonan dari Kepala Desa bagi
Perangkat Desa;
(16) surat pernyataan untuk mentaati tata tertib
pelaksanaan Pilkades;
(17) surat pernyataan tidak memberikan dan/atau
menjanjikan sesuatu, baik langsung maupun tidak
langsung dengan nama atau dalih apapun dalam usaha
untuk memenangkan dirinya dalam pemilihan;
(18) surat pernyataan tidak akan mengundurkan diri sebagai
calon Kepala Desa yang dibuat oleh yang bersangkutan
di atas kertas segel atau bermeterai cukup; dan
(19) surat keterangan dari pemerintah daerah kabupaten
atau kabupaten/ kota lain dan surat pernyataan dari
yang bersangkutan bahwa tidak pernah menjadi Kepala
Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan.
c. persyaratan administrasi bakal calon dilakukan Klarifikasi
faktual oleh Panitia Pilkades kepada lembaga atau institusi
yang mengeluarkan dokumen.
d. Hasil klarifikasi faktual berupa berita acara dan surat
keterangan keabsahan atas dokumen yang diklarifikasi.
e. Bakal Calon Kepala Desa yang dinyatakan lulus penelitian
kelengkapan persyaratan administrasi dan klarifikasi oleh
Panitia Pilkades, selanjutnya jika lebih dari 5 orang
dilakukan seleksi tambahan degan test tertulis.
f. Penyelenggaraan Test tertulis dilaksanakan oleh pihak
independen yang telah melakukan perjanjian kerjasama
dengan Panitia Pemilihan Kabupaten.
g. Pihak independen melakukan test bagi Bakal calon Kepala
Desa sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
h. Hasil test kelulusan diumumkan ditempat-tempat umum
yang mudah dijangkau.
i. Pihak independen mengeluarkan hasil kelulusan test yang
menjadi dasar bagi Panitia Pilkades dalam penetapan calon.

4.3. Penetapan Calon Kepala Desa


a. Bakal calon Kepala Desa yang telah memenuhi persyaratan
administrasi, klarifikasi dan/ atau hasil seleksi tambahan
dengan test tertulis ditetapkan sebagai calon Kepala Desa
oleh Panitia Pilkades.
b. Penetapan calon Kepala Desa yang berhak dipilih paling
sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 5 (lima) orang.
c. Setelah menetapkan Calon yang berhak dipilih, Panitia
Pilkades mengadakan rapat untuk menetapkan nomor urut
calon Kepala Desa dengan dilengkapi Berita Acara.
d. Bagi Calon Kepala Desa dan telah ditetapkan nomor urut
calon Kepala Desa diumumkan kepada masyarakat Desa di
tempat umum.
e. Bagi Calon Kepala Desa tidak dibenarkan mengundurkan diri
kecuali berhalangan tetap.
f. Bagi Calon Kepala Desa harus mengikuti kegiatan
pembekalan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.
g. Bagi Calon Kepala Desa dalam mengikuti tahapan
pemungutan suara dapat menunjuk beberapa saksi sesuai
dengan kebutuhan.
h. Saksi dalam mengikuti tahapan pemungutan suara wajib
mentaati segala ketentuan yang telah ditetapkan oleh Panitia
Pilkades.

4.4. Kampanye
a. Kampanye merupakan kesempatan bagi para calon yang
berhak dipilih untuk menyampaikan visi, misi dan program
kerja.
b. Kampanye dilaksanakan dalam bentuk rapat Pleno BPD.
(dapat menggunakan cara dan media lain yang resmi sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku)
c. Kampanye calon kepala Desa dilaksanakan dalam jangka
waktu
3 (tiga) Hari.
d. Pelaksanaan Kampanye bertempat dan tanggal sesuai dengan
kesepakatan para calon Kepala desa;
e. Waktu Pelaksanaan Kampanye mulai pukul 08.00 WIB
Sampai dengan pukul 16.00 WIB;
f. Bagi Calon harus mengikuti Jadwal Kegiatan Kampanye yang
telah ditetapkan Panitia;
g. Bagi calon yang melakukan pelanggaran ketentuan tata tertib
kampanye, diberikan tindakan berupa peringatan dan
dibuatkan berita acara hasil pengawasan oleh Panitia
Pengawas setelah berkoordinasi dengan Panitia monitoring
tingkat kecamatan.
h. Dalam pelaksanaan kampanye dilarang :
1) mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2) melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3) membagi-bagikan uang dan atau barang dalam bentuk
apapun yang bukan merupakan alat peraga kampanye;
4) menghina seseorang, agama, suku, Panitia sukses dan/
atau calon kepala desa lainnya;
5) mengemukakan isu-isu yang dapat menimbulkan opini
masyarakat bernuansa hasutan;
6) mengganggu ketertiban umum;
7) menggunakan kekerasan, ancaman atau menganjurkan
penggunaan kekerasan kepada perseorangan, kelompok
masyarakat atau calon kepala desa lainnya;

8) memanfaatkan kegiatan-kegiatan lain yang sedang


berlangsung di lingkungan masyarakat selain khusus
untuk kegiatan kampanye;
9) menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan
tempat pendidikan;
10) merusak dan/atau menghilangkan alat peraga Kampanye
Calon;
11) membawa atau menggunakan gambar dan/atau
atribut Calon lain selain dari gambar dan/atau atribut
Calon yang bersangkutan;
12) mengadakan pawai dalam bentuk apapun.

i. Pelaksana Kampanye dalam kegiatan kampanye dilarang


mengikutsertakan:
1) Kepala Desa;
2) Perangkat Desa; dan
3) Anggota BPD.
j. Pelaksana Kampanye yang melanggar larangan Kampanye
dikenai sanksi:
1) peringatan tertulis apabila pelaksana Kampanye melanggar
larangan walaupun belum terjadi gangguan; dan
2) penghentian kegiatan Kampanye di tempat terjadinya
pelanggaran atau di suatu wilayah yang dapat
mengakibatkan gangguan terhadap keamanan yang
berpotensi menyebar ke wilayah lain.

4.6. Masa Tenang


a. Masa tenang ditetapkan selama 3 (tiga) Hari sebelum hari
pemungutan suara.
b. Dalam masa tenang dilarang mengadakan kegiatan
kampanye atau mengarahkan untuk mendukung salah satu
calon Kepala Desa.
c. Alat peraga kampanye yang masih terpasang di wilayah Desa
...
harus dibersihkan.
d. Masyarakat Desa setempat dapat berperan aktif dalam
membersihkan alat peraga kampanye setelah berakhirnya
masa kampanye yang ditetapkan oleh Panitia Pilkades.

5. TAHAPAN PEMUNGUTAN SUARA

5.1. Penyampaian Surat Undangan


a. Panitia Pilkades dengan Calon dan atau saksi menyampaikan
surat undangan kepada pemilih Paling lambat 3 (tiga) hari
sebelum pelaksanaan Pemungutan Suara atau sesuai dengan
hasil musyawarah.
b. Sebelum surat undangan disampaikan kepada pemilih,
Panitia Pilkades melaksanakan:
1) pengecekan untuk mengetahui jumlah lembar surat
undangan, selanjutnya dibuatkan Berita Acara;
2) surat undangan ditandatangani oleh Ketua dan
dibubuhi stempel Panitia Pilkades.
c. Penyampaian surat undangan kepada pemilih dilakukan
dengan cara :
1) didampingi oleh Perangkat Desa dan saksi dari masing-
masing Calon;
2) setiap surat undangan yang disampaikan kepada
pemilih harus disertai dengan tanda terima.
d. Bagi pemilih yang namanya tercantum dalam DPT tetapi
belum menerima surat undangan, dapat meminta kepada
Panitia Pilkades.

5.2. Pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara


a. Waktu dan Tempat Pemungutan Suara
1) Hari dan tanggal Pemungutan Suara Pilkades di TPS
ditetapkan pada hari ... dan tanggal ....
2) Pemungutan Suara di TPS dilaksanakan mulai pukul
07.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB.
3) Tempat Pemungutan Suara Pilkades ditetapkan di ....
4) Panitia Pilkades tidak menyediakan panggung untuk
tempat para Calon Kepala Desa harus di TPS.

b. Pemungutan Suara
1) Saksi yang hadir pada rapat Pemungutan Suara
dilarang mengenakan atau membawa atribut yang
memuat nomor, nama, foto Calon dan simbol/gambar
calon Kepala Desa serta wajib membawa surat tugas
dari Calon Kepala Desa.
2) Jumlah saksi sesuai dengan jumlah TPS yang
ditetapkan oleh Panitia Pilkades.
3) Calon Kepala Desa diperbolehkan menyaksikan
rapat Pemungutan Suara dan jalannya pelaksanaan
pemungutan suara.
4) Sebelum melaksanakan pemungutan suara, KPPS
Pilkades terlebih dahulu melaksanakan:
a) pengucapan sumpah atau janji Anggota KPPS
Pilkades dipimpin oleh ketua KPPS Pilkades;
b) pembukaan perlengkapan Pemungutan dan
Penghitungan Suara;
c) membuka kotak suara dan memperlihatkan kepada
para pemilih dan saksi bahwa kotak suara dalam
keadaan kosong serta ditutup dengan mengunci
kembali;
d) memberikan penjelasan mengenai tata cara
pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara.
5) Selama pelaksanaan pemungutan suara berlangsung,
anak kunci kotak suara dipegang oleh Ketua KPPS
Pilkades.
6) Pemilih yang hadir diberikan surat suara oleh Ketua
KPPS Pilkades melalui pemanggilan berdasarkan
urutan kedatangan sesuai dengan wilayah pemilihan
pada TPS yang telah ditetapkan.
7) Pemilih sebelum diberikan surat suara, pemilih
menunjukan Surat Undangan pemilih
8) Apabila tidak membawa surat undangan pemilih, maka
dapat menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau
Kartu Keluarga (KK).
9) Apabila pemilih tidak dapat menunjukan surat
undangan pemilih, Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau
Kartu Keluarga (KK) maka Pemilih tidak dapat
menggunakan hak pilihnya.
9) Setelah menerima surat suara, pemilih memeriksa atau
meneliti surat suara dan apabila surat suara dimaksud
dalam keadaan cacat atau rusak, Pemilih berhak
meminta surat suara baru setelah menyerahkan
kembali surat suara yang cacat atau rusak.
10) Pencoblosan surat suara dilaksanakan dalam bilik
suara dengan menggunakan alat yang telah disediakan
oleh KPPS Pilkades.
11) Pemilih yang telah keluar dari bilik suara adalah
pemilih yang telah menggunakan hak pilihnya.
12) Setelah surat suara dicoblos, pemilih memasukan surat
suara kedalam kotak suara yang disediakan dalam
keadaan terlipat.
13) Pemilih yang telah menggunakan hak pilihnya, diberi
tanda dengan tinta dijari dan atau anggota tubuh
lainnya yang bisa dilihat oleh KPPS Pilkades bahwa
yang bersangkutan telah melaksanakan hak pilihnya.
14) KPPS Pilkades menjaga agar setiap orang yang berhak
memilih hanya memberikan satu suara dan menolak
pemberian suara yang diwakili dengan alasan apapun.

c. Penghitungan Suara
1) Penghitungan Suara dilaksanakan pada hari dan
tanggal yang sama dengan pelaksanaan Pemungutan
Suara di TPS.
2) Penghitungan Suara dilaksanakan mulai pukul 13.00
waktu setempat setelah berakhirnya waktu
pelaksanaan Pemungutan Suara di TPS.
3) Penghitungan suara dilaksanakan setelah proses
pencoblosan ditutup oleh Ketua KPPS Pilkades.
4) Calon Kepala Desa dapat menyaksikan langsung
jalannya penghitungan suara.
5) Apabila calon kepala desa tidak akan menyaksikan
langsung jalannya penghitungan suara, maka dapat
menguasakan kepada orang lain dalam penghitungan
suara dengan dilengkapi surat kuasa dari Calon Kepala
Desa.
6) Dalam hal tidak seorangpun bersedia menjadi saksi,
penghitungan suara tetap dilaksanakan dan hasilnya
dinyatakan sah.
7) KPPS Pilkades memeriksa keutuhan kotak suara serta
membuka kotak suara dan menghitung surat suara,
dengan disaksikan oleh saksi-saksi yang telah ditunjuk
oleh calon Kepala Desa.
8) Setiap lembar surat suara diteliti satu demi satu untuk
mengetahui suara yang diberikan kepada calon yang
berhak dipilih dan kemudian Panitia Pilkades
memperlihatkan dan menyebutkan nomor urut
calonKepala Desa yang dicoblos tersebut serta
mencatatnya di papan tulis, sehingga dapat dilihat
dengan jelas oleh para saksi atau masyarakat.
9) Surat suara dinyatakan sah apabila coblosan diberikan
dengan jelas kepada salah satu tanda gambar calon
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. surat suara ditandatangani oleh Ketua KPPS
Pilkades;
b. tanda coblos berada didalam kotak tanda gambar
sebelah dalam;
c. tanda coblos berada diantara kotak dan gambar
sebelah dalam dengan kotak tanda gambar sebelah
luar;
d. tanda coblos berada tepat pada garis kotak tanda
gambar sebelah luar;
e. tanda coblos lebih dari 1 (satu) tetapi masih dalam
1 (satu) kotak yang memuat nomor, foto dan nama
calon;
f. coblosan tanda gambar harus menggunakan alat
pencoblosan yang telah disediakan (paku).
10) Surat suara dinyatakan tidak sah, apabila:
a. tidak terdapat coblosan;
b. mencoblos tanda gambar tidak memakai alat
pencoblos yang telah disediakan;
c. tanda coblos lebih dari 1 (satu) tanda gambar;
d. tanda coblos berada diluar kotak gambar sebelah
luar;
e. tidak jelas/ terang tanda gambar mana yang di
coblos;
f. pada surat suara ditambah tulisan nama pemilih,
tanda tangan dan/atau tanda-tanda/ catatan lain
oleh pemilih;
g. surat suara dicoblos dengan merobek tanda gambar
sehingga terlihat sebagian kertas tersebut hilang
tidak dapat disambung lagi; dan
h. tidak ditandatangani Ketua KPPS Pilkades.
11) Ketua KPPS Pilkades memberikan penjelasan yang
menyebabkan surat suara sah dan tidak sah.
12) Dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai sah
atau tidak sahnya surat suara, antara saksi dari
masing-masing calon Kepala Desa, maka Ketua KPPS
Pilkades berkewajiban untuk memutuskan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
13) Keputusan yang diambil oleh ketua KPPS Pilkades
sebagaimana dimaksud point 12 di atas bersifat final.
14) Setelah Penghitungan Suara, Ketua KPPS Pilkades
dengan dibantu oleh Anggota KPPS Pilkades
menyusun/menghitung dan memisahkan:
a) surat suara yang sudah diperiksa dan suaranya
dinyatakan sah untuk masing-masing Calon Kepala
Desa, diikat dengan karet per 50 (lima puluh) surat
suara;
b) surat suara yang sudah diperiksa dan suaranya
dinyatakan tidak sah, diikat dengan karet.
15) Hasil penyusunan/Penghitungan Suara, dicocokkan
dengan hasil Penghitungan Suara berdasarkan
pencatatan yang dilakukan Anggota KPPS Pilkades
yang telah dimasukkan ke dalam sampul kertas
selanjutnya disegel.
16) Sampul berisi hasil penyusunan/ penghitungan suara
dimasukkan ke dalam kotak suara dan pada bagian
luar kotak suara ditempel label serta segel dan dikunci.
5.3. Rekapitulasi Penghitungan Suara
a. Rekapitulasi Penghitungan Suara dilaksanakan pada
hari dan tanggal pemungutan suara dalam rapat pleno
setelah menerima kotak suara tersegel dari KPPS
Pilkades.
b. Rapat pleno dihadiri oleh Panitia Pengawas, KPPS
Pilkades, calon Kepala Desa atau kuasa yang ditunjuk
oleh calon Kepala Desa dan BPD serta disaksikan oleh
para saksi dari masing-masing calon Kepala Desa.
c. Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara
dilakukan oleh Panitia Pilkades.
d. Setelah rekapitulasi penghitungan suara selesai,
Panitia Pilkades membuat berita acara rekapitulasi
penghitungan suara serta menandatangani bersama-
sama saksi dan mengumumkan calon kepala desa
terpilih.
e. saksi yang tidak menandatangani Berita Acara
rekapitulasi penghitungan suara, Berita Acara
penghitungan suara dinyatakan sah.

5.4. Penetapan Hasil Rekapitulasi Penghitungan Suara


a. Calon kepala desa yang dinyatakan terpilih yaitu calon
yang memperoleh suara terbanyak.
b. Dalam hal calon yang memperoleh suara terbanyak
lebih dari 1 (satu) orang, maka calon kepala Desa yang
dinyatakan terpilih yaitu Calon Kepala Desa yang
memperoleh suara terbanyak dan mendapatkan
dukungan suara dari wilayah perolehan suara yang
lebih luas.
c. Panitia Pilkades mengumumkan Calon Kepala Desa
yang dinyatakan terpilih.
d. Setelah panitia Pilkades mengumumkan calon kepala
desa terpilih, maka ketua panitia melaporkan hasil
pemilihan kepala desa kepada BPD paling lambat 7
(tujuh) Hari setelah pemungutan suara.

6. PENGADUAN DAN PENYELESAIAN MASALAH

6.1. Pengaduan dan Penyelesaian Pelanggaran Pilkades


……………..

6.2. Pengaduan dan Penyelesaian Keberatan Hasil Pilkades


………………

7. KETENTUAN LAIN-LAIN
Calon Kepala Desa setelah mendapatkan penetapan dari Panitia
Pilkades wajib menunjuk saksi-saksi dalam pelaksanaan Pilkades;

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA ...

Ketua, Sekretaris,
tanda tangan Stempel tanda tangan

Nama Lengkap Nama Lengkap

You might also like