Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN TEORI
Proses menua (aging process) merupakan suatu proses biologis yang tidak
dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menurut Paris
Constantinides, 1994 Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan (graduil) kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan
mempertahankan struktur dan fungsi secara normal, ketahanan terhadap injury
(termasuk infeksi) tidak seperti pada saat kelahirannya.
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa,
misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf dan
jaraingan lain sehingga tubuh ‘mati’ sedikit demi sedikit.
Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan
seseotang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya
sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun saat menurunnya.
Namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur 20 –30
tahun. Setelah mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi
tetap utuh beberapa saat, kemudian menurun sedikit demi sedikit sesuai
bertambahnya umur.
1. Pengertian Gerontologi
Berbagai istilah berkembang terkait dengan lanjut usia (lansia), yaitu
gerontology, geriatric dan keperawatan geriontik..
Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari secara khusus mengenai faktor-
faktor yang menyangkut lanjut usia
Gerontologi : Ilmu yang mempelajari seluruh aspek menua (Kozier, 1987)
Gerontologi : adalah ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang
mungkin terjadi pada usia lanjut (Miller, 1990)
2. Geriatri
Geriatri berasal darai kata Geros : Lanjut usia dan Eatrie : kesehatan/medikel
Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari aspek-aspek klinis,
preventif maupun terapiutis bagi klien usia lanjut.
Geriatri adalah ilmu yang mempelajari proses menjadi tua pada manusia serta
akibat-akibatnya pada tubuh manusia
Dengan demikian jelaslah bahwa objek geriatric adalah manusia lanjut usia
Geriatri adalah Bagian ilmu kedokteran yang memeplajari tentang pencegahan
penyakit dan kekurangan-kekurangannya pada lanjut usia.
Geriatri adalah : Cabang ilmu kedokteran (medicine) yang berfokus pada
masalah kedokteran yaitu penyakit yang timbul pada lanjut usia (Black &
Matassari Jakob, 1997)
3. Perawatan Geriatri
1) Praktek keperawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua
(Kozier, 1897)
2) Spesialis keperawatan lanjut usia yang dapat menjalankan perannya pada
tiap tatanan pelayanan dengan mengguanakan pengetahuan, keahlian dan
ketrampilan merawat untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut usia/lansia
secara komperhensif. Oleh karena itu perawatan lansia yang menderita
penyakit (geratric nursing) dan dirawat di rumah sakit merupakan bagian
darai gerontic nursing
4. Batasan Lansia
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia ,lanjut usia dikelompokkan menjadi:
1) Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
2) Lanjut usia (elderly) : antara 60 dan 74 tahun.
3) Lanjut usia tua (old) : antara 75 dan 90 tahun
4) Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun
5. Teori Proses Menua
1) Teori-Teori Biologi
(1) Teori Genetik dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-
spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia
yang diprogram oleh molekul-molekul/DNA dan setiap sel pada
saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah
mutasi dari sel-sel kelamin. (terjadi penurunan kemampuan fungsional
sel).
(2) "Pemakaian dan Rusak" kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-
sel tubuh lelah (terpakai).
(3) Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
(4) Teori "Immunologi Slow Virus" (Immunology Slow Virus Theory)
Sistem immun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan
masuknya virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ
tubuh.
(5) Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel
tubuh lelah terpakai.
(6) Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal
bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan
organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-
sel tidak dapat regenerasi.
(7) Teori Rantai Silang
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang
kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya
elastis, kekacauan, dan hilangnya fungsi.
(8) Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah
setelah sel-sel tersebut mati.
2) Teori Kejiwaan Sosial
(1) Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
a. Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan
secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang
sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan
sosial.
b. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari
lanjut usia.
c. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar
tetap stabil dari usia pertengahan ke lnjut usia.
(2) Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut
usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini
menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut
usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.
(3) Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia,
seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari
kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya.
Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik
secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan
ganda (Triple Loos), yakni :
a. Kehilangan peran (Loos of Role)
b. Hambatan kontak sosial (Restraction of Contact and Relation
Ships)
c. Berkurangnya komitmen (Reduced commitment to Social Mores
and Values)
6. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
1) Perubahan-perubahan Fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai ke semua sistem organ tubuh
diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardio vaskuler,
sistem pengaturan temperatur tubuh, sistem respirasi, muskuloskletal,
gastrointestinal, genitourinaria, endokrin dan integumen
2) Perubahan-perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental
(1) Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
(2) Kesehatan umum
(3) Tingkat pendidikan
(4) Keturunan (Hereditas)
(5) Lingkungan
(6) Gangguan saraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian
(7) Gangguan gizi akibat kehilakngan jabatan
(8) Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-
teman dan family
(9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik : perubahan terhadap
gambaran diri, perubahan konsep diri.
3) Perkembangan Spiritual
(1) Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya
(Maslow, 1970).
(2) Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari. (Murray dan Zentner,
1970).
7. Penyakit yang sering dijumpai pada lansia
Menurut "The national Old People's Welfare Council"
Di Inggris mengemukakan bahwa penyakit atau gangguan umum pada
lanjut usia ada 12 macam, yakni (Nugroho, 2000: 42):
1) Depresi mental
2) Gangguan pendengaran
3) Bronkitis kronis
4) Gangguan pada tungkai / sikap berjalan
5) Gangguan pada koksa / sendi panggul
6) Anemia & Demensia
1. Pengertian
1) Diabetes Mellitus adalah sekelompok kelainan yang ditandai oleh
peningkatan kadar gula darah (Hipergikemia). Mungkin terdapat
penurunan dalam kemampuan tubuh untuk berespon terhadap insulin dan
atau penurunan atau tidak terdapatnya pembentukan insulin oleh pankreas
( Suddart & Brunner,2000).
2) Diabetes Mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan
ketiadaan absolute insulin atau insensitivitas sel terhadap insulin
(Corwin,2001).
3) Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
(Arjatmo, 2002)
3. Klasifikasi Diabetes Mellitus
1) Tipe 1 : IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus / Juvenile Onset)
Diabetes Mellitus Tipe 1 adalah penyakit hiperglikemia akibat ketiadaan
absolute insulin. Pengidap penyakit ini harus mendapat mendapat insulin
pengganti. DM tipe 1 dijumpai pada orang yang tidak gemuk berusia
kurang dari 30 tahun, laki- laki lebih banyak dari perempuan.
2) Tipe 2 : IDDM ( Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus )
Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit hiperglikemia akibat
insensitivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikit menurun
atau berada dalam rentang normal. DM tipe 2 dijumpai pada orang yang
berusia lebih dari 30 tahun, perempuan lebih banyak dari laki- laki.
3) Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4) Diabetes mellitus gestasional (GDM)
4. Etiologi
1) Diabetes Mellitus Tipe 1 terjadi karena sel-sel beta dari pankreas yang
normalnya menghasilkan insulin dihancurkan oleh proses autoimun.
Serangan autoimun dapat timbul setelah infeksi virus misal: mumps,
rubela,sitomegalovirus kronik atau setelah pejanan obat/ toksin.
Pada Diabetes Mellitus Tipe 1 terdapat ha-hal yang perlu diperhatikan
antara lain :
(1) Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA.
(2) Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal
dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara
bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah
sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau
Langerhans dan insulin endogen.
(3) Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta.
2) Diabetes Mellitus Tipe 2 terjadi berkaitan dengan kegemukan, pengaruh
genetik. Diabetes Mellitus Tipe 2 terjadi akibat penurunan sensitivitas
terhadap insulin ( resisten insulin) atau akibat penurunan jumlah
pembentukan insulin.
3) Gangren Kaki Diabetik
4) Faktor – faktor yang berpengaruh atas terjadinya gangren kaki diabetik
dibagi menjadi endogen dan faktor eksogen.
Faktor endogen : a. Genetik, metabolik
b. Angiopati diabetik
c. Neuropati diabetik
Faktor eksogen : a. Trauma
b. Infeksi
c. Obat
5. Fisiologi
Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya sebagai
organ endokrin didukung oleh pulau-pulau langerhans.
Pulau langerhans terdiri dari 3 jenis sel :
1) Sel α glukagon merangsang glikogenesis (pemecahan glikogen
menjadi menjadi glukosa)
2) Sel β Insulin sebagai hormon anabolik, yang berfungsi :
Mencegah asidosis, menurunkan kadar gula dara, merangsang sintesis
protein
Pada hepar : meningkatkan sintesa dan penyimpanan glukosa,
menghambat glucogenesis, glukoneogenesis dan ketogenesis,
meningkatkan sintesa trigliserida
3) Sel delta (somatostatin, fungsi blm jelas)
6. Webs of Causion
Sensitivitas sel terhadap insulin menurun
Defisiensi insulin
Glukosa dalam darah masuk sel menurun
Ganggren
Defisit Na+, K+ Energi menurun
Kelelahan
Prosedur amputasi
PK Hipokalemia
Dehidrasi Pus(+), Bau(+)
Intoleransi aktivitas Gangguan HDR
Gatal PK hiponatremi
Impuls ke pusat haus
Gangguan body image
2) NIDDM
(1) GD Puasa : > 140 mg/dl.
(2) GD 2 jam PP > 200 mg/dl.
(3) GD sewaktu > 200 mg/dl.
(4) Osmolalitas serum 300 m Osm/kg.
9. Komplikasi Diabetes Mellitus
1) IDDM
(1) Ketoasidosis Diabetik.
(2) Hipoglikemi.
2) NIDDM
(1) Sindrom Hiperglikemi Hiperosmolar Nonketotik (HHNK)
(2) Hipoglikemi.
10. Penatalaksanaan Medik
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan dabetes melitus :
1) Pengaturan diet.
2) Terapi pengobatan, obat-obat hipoglikemi dan insulin.
3) Pemantauan kadar gula darah.
4) Latihan fisik.
5) Pendidikan kesehatan.
1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian Asuhan Keperawatan
1. Anamese
Riwayat kesehatan klien :
1) Apakah klien diketahui mengidap diabetes mellitus?
2) Apakah pasien sedag menjalani terapi diabetes mellitus : diet saja,
obat-obat DM oral/ atau insulin?
3) Apakah ada riwayat merokok dan penggunaan alkohol?
4) Apakah pasien memiliki alergi?
Riwayat keluarga dan sosial :
1) Adakah riwayat diabetes mellitus dalam keluarga?
2) Apakah diabetes mellitus mempengaruhi kehidupan?
3) Siapakah yang memberikan suntikan insulin/ tes gula darah (pasangan,
pasien/ perawat)?
2. Pengkajian
1) Kaji manifestasi DM : Poliuria, poliphagi, polidipsi, penurunan BB
2) Aktifitas /istirahat : Lemah, letih, lesu, kram, gangguan tidur
3) Sirkulasi : Riwayat Hipertensi, ulkus dengan penyembuhan yang lama,
kulit kering, terasa panas
4) Integritas Ego : Ansietas, peka rangsang
5) Eliminasi : Poliuria, kesulitan bak, bising usus lemah/ menurun
6) Makanan/ Cairan : Nafsu makan turun, mual/muntah, penurunan BB,
kulit kering dan bersisik
7) Neurosensori : Pusing, kelemahan otot, parastesia, gangguan
penglihatan
8) Kenyamanan : Nyeri, wajah menyeringai
9) Pernafasan : batuk tanpa/ dengan sputum, frekwensi pernafasan
10) Seksualitas : Vagina cenderung infeksi, kesulitan orgasme pada
perempuan, Impotensi pada laki-laki
3. Pemeriksaan Diagnostik
1) Glukosa darah : meningkat lebih dari 200 mg/dl
2) Aceton Plasma : Positif secara mencolok
3) Asam Lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat
4) Gas darah arteri : Ph rendah dan penurunan HCO3/ Asidosis Metabolik
5) Urine : Gula dan Aseton positif
4. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa 1: Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik
atau kehilangan cairan berlebihan
Batasan Karakteristik :
1) Peningkatan haluaran urine.
2) Kelemahan, haus, penurunan berat badan tiba-tiba.
3) Kulit dan membran mukosa kering.
4) Turgor kulit tidak elastis.
5) Hipotensi dan takikardia.
Tujuan Keperawatan : Kekurangan volume cairan teratasi.
Kriteria Hasil :
1) Menunjukan hidrasi yang adekuat ditandai oleh :
(1) TD : Sistole 110 – 130 mmHg & Diatole 80
– 90 mmHg.
(2) Nadi : 70 – 80 x/mnt.
(3) Suhu : 36ºC – 37,5ºC.
(4) RR : 16 – 20 x/mnt.
2) Turgor kulit elastis dan mukosa lembab.
3) Tidak ada ekspresi lemah atau lelah.
4) Intake – output seimbang.
Intervensi :
1. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 – 8 jam.
R: Untuk menunjukkan hidrasi yang adekuat
2. Observasi turgor kulit, kelembaban dan kondisi selaput mukosa.
R: Untuk mengetahui derajat hidrasi
3. Ukur intake output tiap hari.
R: Untuk memonitor Keseimbangan volume cairan
4. Berikan cairan sekurang-kurangnya 2500 ml atau sesuai program medik
dan jika tidak ada kontraindikasi.
R: Untuk mempertahankan hidrasi
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi cairan infus sesuai
indiksi.
R: Untuk mencegah dehidrasi
I. BIODATA
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ngletih Kediri
Umur : 74 tahun
Pendidikan terakhir : Perguruan Tinggi
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Sumber Pendapatan : Pensiunan PLN
Tanggal MRS :-
Tanggal Pengkajian : 1 Oktober 2009
Diagnosa Medis : Diabetes Melitus
√ 10
Kurangi 3 dari 20 dan tetap 17, 14, 11 dan
pengurangan 3 dari setiap angka selanjutnya benar
baru, semua secara menurun ?
Jumlah kesalahan total 0
Kesimpulan :
Tidak mengalami penurunan kemampuan kognitif
Apgar Keluarga Dengan Lansia
Skrening untuk melengkapi pengkajian fungsi sosial
Kesimpulan :
Pasien mengalami depresi ringan
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium tanggal : 1 – 10 – 2009
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan Interpretasi
GDP 89 76 -110 mg/dl Normal
2. Radiologi :-
3. EKG :-
4. USG :-
5. CT Scan :-
6. Obat-obatan yang didapat di RS :
- Vometa 3 x 1 ½ jam ac
- Pektosil 3 x 1
- Ethimox 3 x 500
- Yekadril sirup 3 x 15 cc
- Pedap ½ pil PO ac
- Lovarsk 10 mg 1 x ½
- Merlopam 2 x 1 PRN Sulit tidur
ANALISA DATA
Nama : Ny. M
Umur : 74 tahun
Nama : Ny. M
Umur : 74 tahun
Tanggal / Masalah Kolaboratif / diagnosa keperawatan Tanggal /
No Jam Jam
ditemukan Teratasi
1 1-10-2009 PK Hipoglikemi
2 1-10-2009 Gangguan konsep diri berhubungan dengan
Kehilangan kemandirian dalam pemenuhan
kebutuhan finansial di tandai dengan : Pasien
mengatakan sedih bila ada sakit yang lainnya
selain DM nya, pasien tampak sedih, pasien
tiduran di bangku poliklinik, pada saat dilakukan
komunikasi pasien tidak pernah menanya kembali
ke mahasiswa, Selama di poliklinik pasien hanya
sesekali berbincang dengan anaknya
IMPLEMENTASI
Nama : Ny. M
Umur : 74 tahun
TGL,JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI
1-10-2009 P.K Hipoglikemi 1. Berdiskusi dengan pasien pola makan yang
sehari-hari dilakukan oleh pasien.
2. Mendiskusikan dengan pasien akibat-akibat
yang dirasakan oleh pasien setelah terjadi
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
3. Menimbang berat badan
4. Melakukan tes glukosa darah
5. Memberikan HE tentang pentingnya makanan
untuk penderita DM
6. Berolaborasi dengan keluarga untuk terus
memotivasi pasien untuk berusaha menjaga
asupan diitnya sesuai dengan kebutuhan
7. Berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antiemetik
1-10-2009 Gangguan konsep diri 1. Mendiskusikan dengan pasien tentang hal-hal
berhubungan dengan yang dilakukan pasien selama ini
Kehilangan kemandirian 2. Berdiskusi dengan pasien sumber-sumber
dalam pemenuhan penghasilan yang diterima psien
kebutuhan finansial di 3. Berdiskusi dengan pasien tentang perannya
tandai dengan : Pasien sebagai orang tua
mengatakan sedih bila ada 4. Berdiskusi dengan pasien tentang peran
sakit yang lainnya selain dikeluarga ketika pasien sudah menjadi lansia
DM nya, pasien tampak 5. Berdiskusi dengan pasien tentang dukungan
sedih, pasien tiduran di dari semua anggota keluarga
bangku poliklinik, pada saat
dilakukan komunikasi
pasien tidak pernah
menanya kembali ke
mahasiswa, Selama di
poliklinik pasien hanya
sesekali berbincang dengan
anaknya
EVALUASI
Nama : Ny. M
Umur : 74 tahun
TGL,JAM DIAGNOSA EVALUASI
1-10-2009 P.K Hipoglikemi S : Pasien mengatakan masih mual
Pasien mengatakan mengerti tentang
pentingnya asupan nutrisi bagi
penderita DM
O:
- Pasien masih tampak lemah
- Pasien mampu menjelaskan tentang
pentingnya asupan nutrisi yang
sesuai dengan pasien DM
A : Masalah keperawatan teratasi
P : Rencana dihentikan
1-10-2009 Gangguan konsep diri S : Pasien mengatakan akan berusaha
berhubungan dengan untuk menerima keadaanya
Kehilangan kemandirian O:
dalam pemenuhan - Pasien masih tampak murung
kebutuhan finansial di - Selama di poli klinik pasien jarang
tandai dengan : Pasien berkomunikasi dengan anaknya
mengatakan sedih bila ada A : Masalah teratasi sebagian
sakit yang lainnya selain P : Rencana Keperawatan di hentikan
DM nya, pasien tampak
sedih, pasien tiduran di
bangku poliklinik, pada saat
dilakukan komunikasi
pasien tidak pernah
menanya kembali ke
mahasiswa, Selama di
poliklinik pasien hanya
sesekali berbincang dengan
anaknya
C. PERENCANAAN
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (NCP/NURSING CARE PLANS)
NO MASALAH TUJUAN & KRITERIA RENCANA RASIONAL TGL TGL
KOLABORATIF / HASIL MULAIBERHE
DIAGNOSA PARAF NTI
KEPERAWATAN PARAF
1 P.K Hipoglikemi Setelah dilakukan asuhan 1. Diskusikan dengan pasien pola makan yang 1. Untuk mengetahui lebih detai tentang
keperawatan klien sehari-hari dilakukan oleh pasien. pola dan kebiasaan pasien selam dirumah
mengerti tentang dan untuk menentukan tindakan
pentingnya nutrisi pada berikutnya
pasien DM 2. Diskusikan dengan pasien akibat-akibat yang 2. Dengan mengetahui akibat-akibat yang
Kriteria Hasil dirasakan oleh pasien setelah terjadi dialami karena kekurangan asupan
- Pasien mengatakan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi glukosa dalam darah akan memberikan
mengerti terhadap motivasi dan deteksi dini bagi pasien
pentingnya nutrisi bagi untuk mencegah hal tersebut terjadi
pasien DM 3. Timbang berat badan 3. Mengobservasi penurunan/ peningkatan
- Pasien dapat berat badan.
menjelaskan diit 4. Lakukan tes glukosa darah 4. Untuk mengetahui adanya hipogikemia
pasien yang mengeluh 5. Berikan HE tentang pentingnya makanan 5. Untuk memberikan pengetahuan bagi
mual untuk penderita DM pasien untuk tetap menjaga jumlah
asupan glukosa dalam tubuh
6. Kolaborasi dengan keluarga untuk terus 6. Keluarga merupakan orang yang selalu
memotivasi pasien untuk berusaha menjaga ada di dekat pasien sehingga dapat
asupan diitnya sesuai dengan kebutuhan mengingatkan pasien apabila terjadi
masalah dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian 7. Untuk mengurangi keluhan terjadinya
obat antiemetik mual.
8. Konsul dengan ahli gizi untuk pola diet yang 8. menentukan diit Dm yang tepat dan
ditentukan makanan pengganti bila pasien merasa
mual .
NO MASALAH TUJUAN & RENCANA RASIONAL TGL TGL
KOLABORATIF / KRITERIA HASIL MULAIBERHE
DIAGNOSA PARAF NTI
KEPERAWATAN PARAF
2 Gangguan konsep diri Setelah dilakukan asuhan 1. Diskusikan dengan pasien tentang hal-hal 1. Untuk mengetahui dan memberikan gambaran
berhubungan dengan kehilangan keperawatan pasien dapat yang dilakukan pasien selama ini kepada pasien tentang ha-hal positif dan bermanfaat
kemandirian dalam pemenuhan mengekspresikan yang dilakukan pasien
kebutuhan finansial di tandai perasaan optimis tentang 2. Diskusikan dengan pasien sumber-sumber 2. Untuk meyakinkan pasien bahwa sumber-sumber
dengan : Pasien mengatakan keadaan saat ini pasti ada penghasilan yang diterima pasien finansial masih dimiliki oleh pasien
sedih bila ada sakit yang lainnya jalan keluar. 3. Diskusikan dengan pasien tentang 3. Untuk memberikan motivasi dalam diri pasien
selain DM nya, pasien tampak Kriteria Hasil : perannya sebagai orang tua tentang keberhasilan yang telah di capai sebai
sedih, pasien tiduran di bangku - Pasien dapat orang tua dan sekarang adalah kesempatan bagi
poliklinik, pada saat dilakukan mengekspresikan anak untuk berbuat baik kepada orang tua
komunikasi pasien tidak pernah perasaan optimis 4. Diskusikan dengan pasien tentang peran 4. Memberikan motivasi kepada pasien bahwa meski
menanya kembali ke terhadap masalah dikeluarga ketika pasien sudah menjadi lanjut usia tetapi masih bisa bermanfaat bagi
mahasiswa, Selama di poliklinik yang dialami ada lansia keluarganya
pasien hanya sesekali jalan keluar 5. Diskusikan dengan pasien tentang 5. Memberikan motivasi kepeda pasien bahwa proses
berbincang dengan anaknya - Pasien tampak lebih dukungan dari semua anggota keluarga meningkatan kesehatan pasien sangat didukung
tenang oleh keluarga.