You are on page 1of 30

BAB I

TINJAUAN TEORI

Proses menua (aging process) merupakan suatu proses biologis yang tidak
dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menurut Paris
Constantinides, 1994 Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan (graduil) kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan
mempertahankan struktur dan fungsi secara normal, ketahanan terhadap injury
(termasuk infeksi) tidak seperti pada saat kelahirannya.
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa,
misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf dan
jaraingan lain sehingga tubuh ‘mati’ sedikit demi sedikit.
Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan
seseotang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya
sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun saat menurunnya.
Namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur 20 –30
tahun. Setelah mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi
tetap utuh beberapa saat, kemudian menurun sedikit demi sedikit sesuai
bertambahnya umur.

1. Pengertian Gerontologi
Berbagai istilah berkembang terkait dengan lanjut usia (lansia), yaitu
gerontology, geriatric dan keperawatan geriontik..
Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari secara khusus mengenai faktor-
faktor yang menyangkut lanjut usia
Gerontologi : Ilmu yang mempelajari seluruh aspek menua (Kozier, 1987)
Gerontologi : adalah ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang
mungkin terjadi pada usia lanjut (Miller, 1990)
2. Geriatri
Geriatri berasal darai kata Geros : Lanjut usia dan Eatrie : kesehatan/medikel
Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari aspek-aspek klinis,
preventif maupun terapiutis bagi klien usia lanjut.
Geriatri adalah ilmu yang mempelajari proses menjadi tua pada manusia serta
akibat-akibatnya pada tubuh manusia
Dengan demikian jelaslah bahwa objek geriatric adalah manusia lanjut usia
Geriatri adalah Bagian ilmu kedokteran yang memeplajari tentang pencegahan
penyakit dan kekurangan-kekurangannya pada lanjut usia.
Geriatri adalah : Cabang ilmu kedokteran (medicine) yang berfokus pada
masalah kedokteran yaitu penyakit yang timbul pada lanjut usia (Black &
Matassari Jakob, 1997)
3. Perawatan Geriatri
1) Praktek keperawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua
(Kozier, 1897)
2) Spesialis keperawatan lanjut usia yang dapat menjalankan perannya pada
tiap tatanan pelayanan dengan mengguanakan pengetahuan, keahlian dan
ketrampilan merawat untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut usia/lansia
secara komperhensif. Oleh karena itu perawatan lansia yang menderita
penyakit (geratric nursing) dan dirawat di rumah sakit merupakan bagian
darai gerontic nursing
4. Batasan Lansia
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia ,lanjut usia dikelompokkan menjadi:
1) Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
2) Lanjut usia (elderly) : antara 60 dan 74 tahun.
3) Lanjut usia tua (old) : antara 75 dan 90 tahun
4) Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun
5. Teori Proses Menua
1) Teori-Teori Biologi
(1) Teori Genetik dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-
spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia
yang diprogram oleh molekul-molekul/DNA dan setiap sel pada
saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah
mutasi dari sel-sel kelamin. (terjadi penurunan kemampuan fungsional
sel).
(2) "Pemakaian dan Rusak" kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-
sel tubuh lelah (terpakai).
(3) Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
(4) Teori "Immunologi Slow Virus" (Immunology Slow Virus Theory)
Sistem immun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan
masuknya virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ
tubuh.
(5) Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel
tubuh lelah terpakai.
(6) Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal
bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan
organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-
sel tidak dapat regenerasi.
(7) Teori Rantai Silang
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang
kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya
elastis, kekacauan, dan hilangnya fungsi.
(8) Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah
setelah sel-sel tersebut mati.
2) Teori Kejiwaan Sosial
(1) Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
a. Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan
secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang
sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan
sosial.
b. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari
lanjut usia.
c. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar
tetap stabil dari usia pertengahan ke lnjut usia.
(2) Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut
usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini
menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut
usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.
(3) Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia,
seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari
kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya.
Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik
secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan
ganda (Triple Loos), yakni :
a. Kehilangan peran (Loos of Role)
b. Hambatan kontak sosial (Restraction of Contact and Relation
Ships)
c. Berkurangnya komitmen (Reduced commitment to Social Mores
and Values)
6. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
1) Perubahan-perubahan Fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai ke semua sistem organ tubuh
diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardio vaskuler,
sistem pengaturan temperatur tubuh, sistem respirasi, muskuloskletal,
gastrointestinal, genitourinaria, endokrin dan integumen
2) Perubahan-perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental
(1) Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
(2) Kesehatan umum
(3) Tingkat pendidikan
(4) Keturunan (Hereditas)
(5) Lingkungan
(6) Gangguan saraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian
(7) Gangguan gizi akibat kehilakngan jabatan
(8) Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-
teman dan family
(9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik : perubahan terhadap
gambaran diri, perubahan konsep diri.
3) Perkembangan Spiritual
(1) Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya
(Maslow, 1970).
(2) Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari. (Murray dan Zentner,
1970).
7. Penyakit yang sering dijumpai pada lansia
Menurut "The national Old People's Welfare Council"
Di Inggris mengemukakan bahwa penyakit atau gangguan umum pada
lanjut usia ada 12 macam, yakni (Nugroho, 2000: 42):
1) Depresi mental
2) Gangguan pendengaran
3) Bronkitis kronis
4) Gangguan pada tungkai / sikap berjalan
5) Gangguan pada koksa / sendi panggul
6) Anemia & Demensia

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIABETES


MELITUS

1. Pengertian
1) Diabetes Mellitus adalah sekelompok kelainan yang ditandai oleh
peningkatan kadar gula darah (Hipergikemia). Mungkin terdapat
penurunan dalam kemampuan tubuh untuk berespon terhadap insulin dan
atau penurunan atau tidak terdapatnya pembentukan insulin oleh pankreas
( Suddart & Brunner,2000).
2) Diabetes Mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan
ketiadaan absolute insulin atau insensitivitas sel terhadap insulin
(Corwin,2001).
3) Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
(Arjatmo, 2002)
3. Klasifikasi Diabetes Mellitus
1) Tipe 1 : IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus / Juvenile Onset)
Diabetes Mellitus Tipe 1 adalah penyakit hiperglikemia akibat ketiadaan
absolute insulin. Pengidap penyakit ini harus mendapat mendapat insulin
pengganti. DM tipe 1 dijumpai pada orang yang tidak gemuk berusia
kurang dari 30 tahun, laki- laki lebih banyak dari perempuan.
2) Tipe 2 : IDDM ( Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus )
Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit hiperglikemia akibat
insensitivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikit menurun
atau berada dalam rentang normal. DM tipe 2 dijumpai pada orang yang
berusia lebih dari 30 tahun, perempuan lebih banyak dari laki- laki.
3) Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4) Diabetes mellitus gestasional (GDM)
4. Etiologi
1) Diabetes Mellitus Tipe 1 terjadi karena sel-sel beta dari pankreas yang
normalnya menghasilkan insulin dihancurkan oleh proses autoimun.
Serangan autoimun dapat timbul setelah infeksi virus misal: mumps,
rubela,sitomegalovirus kronik atau setelah pejanan obat/ toksin.
Pada Diabetes Mellitus Tipe 1 terdapat ha-hal yang perlu diperhatikan
antara lain :
(1) Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA.
(2) Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal
dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara
bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah
sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau
Langerhans dan insulin endogen.
(3) Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta.
2) Diabetes Mellitus Tipe 2 terjadi berkaitan dengan kegemukan, pengaruh
genetik. Diabetes Mellitus Tipe 2 terjadi akibat penurunan sensitivitas
terhadap insulin ( resisten insulin) atau akibat penurunan jumlah
pembentukan insulin.
3) Gangren Kaki Diabetik
4) Faktor – faktor yang berpengaruh atas terjadinya gangren kaki diabetik
dibagi menjadi endogen dan faktor eksogen.
Faktor endogen : a. Genetik, metabolik
b. Angiopati diabetik
c. Neuropati diabetik
Faktor eksogen : a. Trauma
b. Infeksi
c. Obat
5. Fisiologi
Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya sebagai
organ endokrin didukung oleh pulau-pulau langerhans.
Pulau langerhans terdiri dari 3 jenis sel :
1) Sel α glukagon merangsang glikogenesis (pemecahan glikogen
menjadi menjadi glukosa)
2) Sel β Insulin sebagai hormon anabolik, yang berfungsi :
Mencegah asidosis, menurunkan kadar gula dara, merangsang sintesis
protein
Pada hepar : meningkatkan sintesa dan penyimpanan glukosa,
menghambat glucogenesis, glukoneogenesis dan ketogenesis,
meningkatkan sintesa trigliserida
3) Sel delta (somatostatin, fungsi blm jelas)
6. Webs of Causion
Sensitivitas sel terhadap insulin menurun

Defisiensi insulin
Glukosa dalam darah masuk sel menurun

Kadar GD meningkat Sel mengalami Gangguan mikroseluler


dan
Kelaparan makroseluler

Menurunkan fungsi Impuls kepusat lapar Penurunan perfusi


Glomerulus
Nekrosis jaringan saraf
Terutama perifer
GFR menurun Persepsi lapar
Penurunan sensasi
Kebocoran glomerulus Poliphagi Resiko Injuri
Luka tak terdeteksi
Resti Infeksi
Poliuria Nutrisi kurang dari Penyembuhan
terhambat Kebutuhan tubuh

Ganggren
Defisit Na+, K+ Energi menurun
Kelelahan
Prosedur amputasi
PK Hipokalemia
Dehidrasi Pus(+), Bau(+)
Intoleransi aktivitas Gangguan HDR
Gatal PK hiponatremi
Impuls ke pusat haus
Gangguan body image

Keinginan minum Terputusnya kontinuitas


Ulkus sulit sembuh jaringan
Poliphagi
Nyeri
PK Sepsis Kerusakan Integritas kulit
7. Manifestasi Klinik
1) IDDM
Tahap Awal
(1) Polidipsi, Polifagi, Poliuri.
(2) Kelelahan, Kelemahan, Berat badan turun, Hiperglikemi.
Tahap Lanjut
(1) Dehidrasi, Gangguan elektrolit.
(2) Kesadaran menurun, Koma, Syok hipovolemi
(3) Ketoasidosis metabolik.
2) NIDDM
Tahap Awal
Biasanya tidak menunjukkan awitan gejala yang menonjol, diagnosa
diketahui berdasarkan tes laboratorium.
Tahap Lanjut
(1) Polidipsi, Polifagi.
(2) Kelemahan.
(3) Kesemutan ekstremitas/ mati rasa, Gatal-gatal
(4) Gangguan Neuropati Perifer.
(5) Somnolen, Sindrom HHNK
(6) Bila ada luka sukar sembuh.
8. Pemeriksaan Laboratorium
1) IDDM
(1) GD. Puasa > 140 mg/dl.
(2) GD 2 jam P.P > 200 mg/dl.
(3) GD sewaktu > 200 mg/dl.
(4) Osmolalitas serum 300 m Osm/kg.
(5) Urine :
 Glukosa : Positif.
 Keton : Positif.
 Aseton : Positif atau negatif.

2) NIDDM
(1) GD Puasa : > 140 mg/dl.
(2) GD 2 jam PP > 200 mg/dl.
(3) GD sewaktu > 200 mg/dl.
(4) Osmolalitas serum 300 m Osm/kg.
9. Komplikasi Diabetes Mellitus
1) IDDM
(1) Ketoasidosis Diabetik.
(2) Hipoglikemi.
2) NIDDM
(1) Sindrom Hiperglikemi Hiperosmolar Nonketotik (HHNK)
(2) Hipoglikemi.
10. Penatalaksanaan Medik
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan dabetes melitus :
1) Pengaturan diet.
2) Terapi pengobatan, obat-obat hipoglikemi dan insulin.
3) Pemantauan kadar gula darah.
4) Latihan fisik.
5) Pendidikan kesehatan.
1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian Asuhan Keperawatan
1. Anamese
Riwayat kesehatan klien :
1) Apakah klien diketahui mengidap diabetes mellitus?
2) Apakah pasien sedag menjalani terapi diabetes mellitus : diet saja,
obat-obat DM oral/ atau insulin?
3) Apakah ada riwayat merokok dan penggunaan alkohol?
4) Apakah pasien memiliki alergi?
Riwayat keluarga dan sosial :
1) Adakah riwayat diabetes mellitus dalam keluarga?
2) Apakah diabetes mellitus mempengaruhi kehidupan?
3) Siapakah yang memberikan suntikan insulin/ tes gula darah (pasangan,
pasien/ perawat)?
2. Pengkajian
1) Kaji manifestasi DM : Poliuria, poliphagi, polidipsi, penurunan BB
2) Aktifitas /istirahat : Lemah, letih, lesu, kram, gangguan tidur
3) Sirkulasi : Riwayat Hipertensi, ulkus dengan penyembuhan yang lama,
kulit kering, terasa panas
4) Integritas Ego : Ansietas, peka rangsang
5) Eliminasi : Poliuria, kesulitan bak, bising usus lemah/ menurun
6) Makanan/ Cairan : Nafsu makan turun, mual/muntah, penurunan BB,
kulit kering dan bersisik
7) Neurosensori : Pusing, kelemahan otot, parastesia, gangguan
penglihatan
8) Kenyamanan : Nyeri, wajah menyeringai
9) Pernafasan : batuk tanpa/ dengan sputum, frekwensi pernafasan
10) Seksualitas : Vagina cenderung infeksi, kesulitan orgasme pada
perempuan, Impotensi pada laki-laki
3. Pemeriksaan Diagnostik
1) Glukosa darah : meningkat lebih dari 200 mg/dl
2) Aceton Plasma : Positif secara mencolok
3) Asam Lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat
4) Gas darah arteri : Ph rendah dan penurunan HCO3/ Asidosis Metabolik
5) Urine : Gula dan Aseton positif
4. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa 1: Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik
atau kehilangan cairan berlebihan
Batasan Karakteristik :
1) Peningkatan haluaran urine.
2) Kelemahan, haus, penurunan berat badan tiba-tiba.
3) Kulit dan membran mukosa kering.
4) Turgor kulit tidak elastis.
5) Hipotensi dan takikardia.
Tujuan Keperawatan : Kekurangan volume cairan teratasi.
Kriteria Hasil :
1) Menunjukan hidrasi yang adekuat ditandai oleh :
(1) TD : Sistole 110 – 130 mmHg & Diatole 80
– 90 mmHg.
(2) Nadi : 70 – 80 x/mnt.
(3) Suhu : 36ºC – 37,5ºC.
(4) RR : 16 – 20 x/mnt.
2) Turgor kulit elastis dan mukosa lembab.
3) Tidak ada ekspresi lemah atau lelah.
4) Intake – output seimbang.
Intervensi :
1. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 – 8 jam.
R: Untuk menunjukkan hidrasi yang adekuat
2. Observasi turgor kulit, kelembaban dan kondisi selaput mukosa.
R: Untuk mengetahui derajat hidrasi
3. Ukur intake output tiap hari.
R: Untuk memonitor Keseimbangan volume cairan
4. Berikan cairan sekurang-kurangnya 2500 ml atau sesuai program medik
dan jika tidak ada kontraindikasi.
R: Untuk mempertahankan hidrasi
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi cairan infus sesuai
indiksi.
R: Untuk mencegah dehidrasi

Diagnosa 2: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan


dengan defisiensi insulin atau Intake yang kurang.
Batasan Karakteristik :
1) Kurang nafsu makan.
2) Mual dan muntah.
3) Perasaan penuh pada lambung.
4) BB normal atau menurun.
Tujuan Keperawatan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
Kriteria Hasil :
1) Pemasukkan jumlah kalori/ nutrisi sesuai.
2) Menunjukkan kestabilan berat badan.
3) Mual,muntah hilang.
Intervensi :
1. Observasi pola makan pasien sesuai diet
R: Mengidentifikasi makanan yang disukai atau tidak disukai
2. Berikan Diet DM sesuai tipe DM dan sajikan makanan dalam keadaan
hangat
R: Untuk meningkatkan nafsu makan
3. Timbang berat badan sesuai indikasi
R: Mengobservasi penurunan/ peningkatan berat badan
4. Lakukan tes glukosa darah
R: Untuk mengetahui adanyan hipogikemia/ hiperglikemia
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat insulin sesuai hasil
pemeriksaan GD (sliding scale dan pemberian obat antiemetik)
R: Insulin untuk menurunkan kadar gula dalam darah apabila terjadi
hiperglikemia
6. Konsul dengan ahli gizi untuk pola diet yang ditentukan
R: Bermanfaat dalam perhitungan dan penyesuain diit untuk memenuhi
nutrisi
Diagnosa 3 : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan
kadar glukosa.
Batasan Karakteristik :
1) Kadar glukosa darah meningkat.
2) Klien mengeluh gatal.
3) Adanya ulserasi yang tak sembuh-sembuh.
Tujuan Keperawatan : Integritas kulit tetap terjaga.
Kriteria Hasil :
1) Tidak timbul luka dan ruam pada kulit.
2) Ulserasi kering.
3) Kebersihan kulit tetap terjaga.
Intervensi :
1. Anjurkan pasien untuk melakukan mobilisasi
R: Meningkatkan aliran darah keseluruh tubuh
2. Ubah posisi tiap 4 jam
R: Menghindari tekanan dan meningkatkan aliran darah
3. Lakukan perawatan pada kulit yang luka atau iritasi
R: Mencegah kerusakan yang lebih parah pada kulit
4. Jaga kebersihan kulit dan seminimal mungkin hindari trauma
R: Mempertahankan keutuhan kulit
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi antibiotik.
R: mencegah kerusakan kulit yang lebih parah

Diagnosa 4 : Resiko infeksi berhubungan dengan fungsi saraf sensorik yang


hilang
Tujuan : Mencegah terjadinya infeksi
Kriteria hasil : Tidak terjadi tanda- tanda infeksi
Intervensi :
1. Observasi tanda- tanda infeksi
R: Untuk mengetahui tanda-tanda infeksi lebih awal
2. Lakukan teknik aseptik dan antiseptik setiap melakukan tindakan
keperawatan
R: Mencegah infeksi silang
3. Lakukan perawatan kulit pada kulit yang luka atau iritasi
R: Mencegah kerusakan pada kulit, iritasi kulit dan infeksi
4. Anjurkan dan bantu klien untuk melakukan oral hygiene
R: Menurunkan infeksi pada mulut
5. Kolaborasi dengan dokterdalam pemberian terapi antibiotik.
R: Mencegah terjadi infeksi / sepsis

Diagnosa 5 : Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan


Batasan karakteristik :
Pasien mengatakan luka operasi tampak nyeri
Pasien tampak kesakitan
Tujuan : Nyeri berkurang/ hilang dalam waktu 2x 24 jam
Kriteria hasil :
1) Pasien mengatakan nyeri berkurang/ hilang
2) Pasien rileks
Intervensi :
1. Observasi tingkat nyeri
R: Untuk mengetahui tingkat nyeri pasien dan menentukan tindakan
selanjutnya
2. Ajari tehnik relaksasi
R: Untuk menurunkan ketegangan otot rangka yang dapat menurunkan
intensitas nyeri
3. Ajari teknik distraksi
R: Mengalihkan perhatian untuk mengurangi nyeri
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi analgesik
R: Analgesik menghambat transmisi otak pada titik lain didalam lintasan
nyeri
BAB II
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

I. BIODATA
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ngletih Kediri
Umur : 74 tahun
Pendidikan terakhir : Perguruan Tinggi
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Sumber Pendapatan : Pensiunan PLN
Tanggal MRS :-
Tanggal Pengkajian : 1 Oktober 2009
Diagnosa Medis : Diabetes Melitus

II. RIWAYAT KESEHATAN


1. Status Kesehatan Umum Selama Lima Tahun Lalu
Pasien mengatakan Menderita Diabetes mellitus, dan mengatahuinya sejak
tahun 2007 pasien rutin untuk kontol di RS. Baptis kediri baik yang
berhubungan dengan Diabetes Melitus maupun keluhan lain yang tidak
berhubungan dengan Diabetes Melitus
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan 2 hari ini rasa mual dan tidak nafsu makan seperti
biasanya.
3. Obat-Obatan Yang Dikonsumsi (Sebelum MRS)
- Pedab ½ pil pagi
- Lovask 1 pil pagi
4. Alergi
- Obat-obatan : Tidak ada
- Makanan : Tidak ada
- Faktor lingkungan : Tidak ada
5. Penyakit Yang Pernah Diderita
DM sejak 3 tahun yang lalu.
I. RIWAYAT KELUARGA
Genogram

: Laki-laki : Laki-laki meninggal

: Perempuan : Perempuan meninggal

II. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI


Pola Aktivitas Sehari-hari
Independen Bantuan Bantuan Bantuan Dependen
Kemampuan alat orla orla &
Perawatan Diri peralatan
1. Makan/minum √
2. Mandi √
3. Berpakaian √
4. Ke WC √
5. Tranfering/pindah √
6. Ambulasi √

1. Oksigenasi, cairan dan elektrolit


Nafas : 18 x/menit, turgor baik.
2. Nutrisi
2 hari ini pasien makan 2 kali sehari dengan porsi makan yang di habiskan
lebih sedikit dari biasanya.
3. Eliminasi
BAB 1 x/hari, tidak ada keluhan; BAK lancar tidak ada keluhan
4. Aktifitas
Pasien dapat melakukan aktivitas mandiri dan bila pagi hari pasien rutin untuk
berolah raga dengan berjalan di jalan raya depan rumahnya.
5. Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan tidur malan 6-7 jan sehari
6. Personal Hygiene
Pasien mengatakan mandi minimal 2 kali sehari tanpa bantuan, gosok gigi
setiap mandi dan sebelum tidur
7. Sexual
Pasien mengatakan sudah lama tidak melakukan hubungan suami istri karena
suami sudah meninggal 3 thaun yang lalu
8. Rekreasi
Pasien mengatakan untuk rekreasi yang perjalanan jauh sudah tidah pernah
dilakukan, yang dilakukan adalah bercengkrama dengan cucu dan bila keluar
kota untuk menegok anak dan cucunya.
9. Psikoligis
a) Persepsi klien : Pasien mengatakan sedih bila kontrol terdapat keluhan
yang lain selain DM nya
b) Konsep diri : Pasien mengatakan kadang dirinya merasa sedih karena
menjadi beban bagi anaknya, karena harus mengeluarkan biaya tambahan.
c) Emosi : pasien stabil
d) Adaptasi : Pasien sudah terbiasa dengan lingkungan dan suasan di RS.
Baptis
e) Mekanisme pertahanan diri : bila ada masalah dalam keluarga pasien
selalu membicarakan dengan anaknya.

III. PENGKAJIAN PERSISTEM


1. Keadaan Umum :
Pasien tampak cukup baik, dapat berjalan sendiri dan melakukan
aktivitasnya dengan
2. Tingkat Kesadaran
Kesadaran komposmentis, GCS : 15
3. TTV
TD : 160/90 mmHg; Pulse : 84 x/menit Nafas : 18 x/menit Suhu : 36,2o C
4. Sistem Kardiovaskuler
Bunyi jantung S1 dan S2 tunggal tidak ada suara tambahan
5. Sistem Pernafasan
Frekuansi 18 x/menit, pasien tampak batuk-batuk, suara nafas vesikuler di
area paru,terdegar suara ronchi ringan.
6. Sistem Integumen
Kulit sudah tampak tanda-tanda penuaan seperti keriput, warna kulit sawo
matang, turgor baik, textur kasar.
7. Sistem Muskuloskeletal
Pasien dapat melakukan aktifitas secara mandiri, ROM dapat bergerak
dengan bebas, MMT 4 4
4 4
8. Sistem Endokrin
Pasien menderita DM, dan mengetahuinya sejak 3 tahun yang lalu, dan
rutin dalam minum obat, diet DM, dan melakukan olah raga, GDP : 89
9. Sistem Gastro intestinal
Pasien mengatakan nafsu makannya dalam 2 hari ini menurun, dalam
sekali makan kurang lebih hanya 5 sendok makan saja.
10. Sistem Persyarafan
Pasien tidak ditemukan masalah system persyarafan
11. Sistem Pengecapan
Pasien mengatakan masih bisa menbedakan rasa rasa asin, manis dan
pahit, saat mual ini yang diraskan lebih banyak pahit.
12. Sistem Penciuman
Pasien masih bisa menggunakan indra penciuman dengan baik
IV. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Riwayat Pekerjaan
a) Pekerjaan saat ini :-
b) Alamat Pekerjaan :-
c) Berapa jarak dari rumah : -
d) Alat transportasi :-
e) Pekerjaan sebelumnya :-
f) Berapa jarak dari rumah : -
g) Alat transportasi :-
h) Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan : dari
pensiunan suaminya.
2. Riwayat Lingkungan Hidup
a) Keluarga yang tinggal :1
b) Type tempat tinggal : Permanen
c) Kamar : ada 4 kamar
d) Kondisi Tempat tinggal : Pasien tinggal di kampung Bersih, dan ada
ventilasi yang memadahi di rumah
e) Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah : 5 orang
f) Tetangga terdekat : jarak ½ meter
g) Alamat dan telepon : Ngletih, Kediri/-
3. Riwayat Rekreasi
a) Hobby/minat : Pasien mengatakan tidak mempunyai hobby
tertentu
b) Keanggotaan dalam organisasi : Pasien mengatakan aktif dalam
kelompok pengajian di kampungnya
c) Liburan / Perjalanan : Pasien mengatakan tidak melakukan
liburan yang memerlukan perjalanan yang
jauh, kecuali menengok anak dan cucunya
yang berada di mojokerto.
4. Sistem Pendukung
a. Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi : Perawat, Bidan, Dokter
b. Rumah Sakit : Ada, rumah sakit terdekat berjarak 3 KM.
c. Klinik : Puskesmas 800 meter
d. Pelayanan kesehatan dirumah : -
e. Makanan yang di hantarkan : -
f. Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : Pasien dapat
melakukan kegiatan secara mandiri, kecuali pada saat merasa mual
aktifitas pasien berkurang dan di bantu oleh anak dan menantunya.
g. Lain-lain :-
5. Diskripsi Kekhususan
a) Kebiasaan ritual : Pasien rutin menjalankan sholat 5 waktu
b) Yang lainnya : Pasien rutin menghadiri pengajian di
sekitar kampungnya
Status Kognitif, Afektif dan sosial

Short Porteble Mental Status Questionnaire (SPMSQ)


Penilaian untuk mengetahui fungsi intelektual lansia

Nama klien : Ny. M Tanggal : 1 – 10 – 2009


Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 74 tahun
Agama : Islam Suku : jawa
Alamat : Ngletih Kediri
Pewawancara : Mahasiswa N
Benar Salah No Pertanyaan Jawaban
√ 1. Tanggal berapa hari ini ? 1 Oktober 2009

√ 2. Hari apa sekarang ? Kamis

√ 3. Apa nama tempat ini ? RS. Baptis

√ 4. Dimana alamat anda ? Ngletih, Kediri

√ 5. Berapa umur anda ? 74 tahun

√ 6. Siapa nama Presiden Indonesia ? Pak SBY

- 7. Siapa Presiden Indonesia dulu ? Lupa

√ 8. Kapan anda lahir ? Tahun 1935

√ 9. Siapa nama ibu anda ? Komariyah

√ 10
Kurangi 3 dari 20 dan tetap 17, 14, 11 dan
pengurangan 3 dari setiap angka selanjutnya benar
baru, semua secara menurun ?
Jumlah kesalahan total 0

Kesimpulan :
Tidak mengalami penurunan kemampuan kognitif
Apgar Keluarga Dengan Lansia
Skrening untuk melengkapi pengkajian fungsi sosial

Nama klien : Ny. M Tanggal : 1 – 10 – 2009


Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 74 tahun
Agama : Islam Suku : jawa
Alamat : Ngletih Kediri
Pewawancara : Mahasiswa N
No Uraian Fungsi Skor
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman- Adaptation 2
1.
teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya Partnership 2
2.
membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan
masalah dengan saya
Growth 2
3. Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya menerima dan
mendukung keinginan saya untuk melakukan aktifitas atau arah
baru
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya Affection 2
4.
mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi – emosi
saya seperti marah, sedih, atau mencintai
Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya Resolve 1
5.
menyediakan waktu bersama-sama

Ket. Selalu = 2, Kadang-kadang = 1, Hampir tidak pernah = 0 Total 9

Tidak terjadi gangguan sosial pada Ny. M


Intervensi Depresi Beck
Mengetahui tingkat depresi lansia

Nama klien : Ny. M Tanggal : 1 – 10 – 2009


Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 74 tahun
Agama : Islam Suku : jawa
Alamat : Ngletih Kediri
Pewawancara : Mahasiswa N
Skor Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Saya merasa tidak menpunyai apa – apa untuk memandang ke depan
1 Saya merasa kecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa Kegagalan
3 Saya benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan ke belakang semua yang dapat saya lihat hanya kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya merasa tidak gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai dari cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa bersalah
3 Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tidak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk atau tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya merasa tidak benar-benar bersalah
F. Tidak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri saya sendiri
G. Membahayakan diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri saya sendiri

H. Menarik Diri dari Sosial


3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli pada
mereka
2 Saya telah kehilangan minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit
perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I. Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan permanent dalam penampilan saya dan ini
membuat saya tidak menarik
1 Saya kuatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
K. Kesulitan kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah dari dari biasanya
M.Anoreksia
3 Saya tidak mempunyai napsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Napsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya

Kesimpulan :
Pasien mengalami depresi ringan
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium tanggal : 1 – 10 – 2009
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan Interpretasi
GDP 89 76 -110 mg/dl Normal

2. Radiologi :-
3. EKG :-
4. USG :-
5. CT Scan :-
6. Obat-obatan yang didapat di RS :
- Vometa 3 x 1 ½ jam ac
- Pektosil 3 x 1
- Ethimox 3 x 500
- Yekadril sirup 3 x 15 cc
- Pedap ½ pil PO ac
- Lovarsk 10 mg 1 x ½
- Merlopam 2 x 1 PRN Sulit tidur
ANALISA DATA

Nama : Ny. M
Umur : 74 tahun

Data Masalah Masalah


keperawatan /
kolaboratif
DS : P.K Hipoglikemi
- Pasien mengatakan mual dan
tidak nafsu makan
- Pasien mengatakan tidak makan
makanan penyela seperti
biasanya.
DO :
- Pasien dapat melakukan aktivitas
tapi tampak lemah
- Pasien menunjukkan reaksi /
reflek mual.
- Pasien Masih rutin munum obat
DM : Pedap ½ pil
- Pasien tampak tiduran di bangku
penunggu poliklinik
DS ; Kehilangan kemandirian Gangguan konsep
Pasien mengatakan sedih bila ada dalam pemenuhan diri
sakit yang lainnya selain DM nya kebutuhan finansial
DO :
- Pasien tampak sedih
- Pasien tiduran di bangku
poliklinik
- Pada saat dilakukan komunikasi
pasien tidak pernah menanya
kembali ke mahasiswa
- Selama di poliklinik pasien hanya
sesekali berbincang dengan
anaknya
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Ny. M
Umur : 74 tahun
Tanggal / Masalah Kolaboratif / diagnosa keperawatan Tanggal /
No Jam Jam
ditemukan Teratasi
1 1-10-2009 PK Hipoglikemi
2 1-10-2009 Gangguan konsep diri berhubungan dengan
Kehilangan kemandirian dalam pemenuhan
kebutuhan finansial di tandai dengan : Pasien
mengatakan sedih bila ada sakit yang lainnya
selain DM nya, pasien tampak sedih, pasien
tiduran di bangku poliklinik, pada saat dilakukan
komunikasi pasien tidak pernah menanya kembali
ke mahasiswa, Selama di poliklinik pasien hanya
sesekali berbincang dengan anaknya
IMPLEMENTASI
Nama : Ny. M
Umur : 74 tahun
TGL,JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI
1-10-2009 P.K Hipoglikemi 1. Berdiskusi dengan pasien pola makan yang
sehari-hari dilakukan oleh pasien.
2. Mendiskusikan dengan pasien akibat-akibat
yang dirasakan oleh pasien setelah terjadi
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
3. Menimbang berat badan
4. Melakukan tes glukosa darah
5. Memberikan HE tentang pentingnya makanan
untuk penderita DM
6. Berolaborasi dengan keluarga untuk terus
memotivasi pasien untuk berusaha menjaga
asupan diitnya sesuai dengan kebutuhan
7. Berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antiemetik
1-10-2009 Gangguan konsep diri 1. Mendiskusikan dengan pasien tentang hal-hal
berhubungan dengan yang dilakukan pasien selama ini
Kehilangan kemandirian 2. Berdiskusi dengan pasien sumber-sumber
dalam pemenuhan penghasilan yang diterima psien
kebutuhan finansial di 3. Berdiskusi dengan pasien tentang perannya
tandai dengan : Pasien sebagai orang tua
mengatakan sedih bila ada 4. Berdiskusi dengan pasien tentang peran
sakit yang lainnya selain dikeluarga ketika pasien sudah menjadi lansia
DM nya, pasien tampak 5. Berdiskusi dengan pasien tentang dukungan
sedih, pasien tiduran di dari semua anggota keluarga
bangku poliklinik, pada saat
dilakukan komunikasi
pasien tidak pernah
menanya kembali ke
mahasiswa, Selama di
poliklinik pasien hanya
sesekali berbincang dengan
anaknya
EVALUASI

Nama : Ny. M
Umur : 74 tahun
TGL,JAM DIAGNOSA EVALUASI
1-10-2009 P.K Hipoglikemi S : Pasien mengatakan masih mual
Pasien mengatakan mengerti tentang
pentingnya asupan nutrisi bagi
penderita DM
O:
- Pasien masih tampak lemah
- Pasien mampu menjelaskan tentang
pentingnya asupan nutrisi yang
sesuai dengan pasien DM
A : Masalah keperawatan teratasi
P : Rencana dihentikan
1-10-2009 Gangguan konsep diri S : Pasien mengatakan akan berusaha
berhubungan dengan untuk menerima keadaanya
Kehilangan kemandirian O:
dalam pemenuhan - Pasien masih tampak murung
kebutuhan finansial di - Selama di poli klinik pasien jarang
tandai dengan : Pasien berkomunikasi dengan anaknya
mengatakan sedih bila ada A : Masalah teratasi sebagian
sakit yang lainnya selain P : Rencana Keperawatan di hentikan
DM nya, pasien tampak
sedih, pasien tiduran di
bangku poliklinik, pada saat
dilakukan komunikasi
pasien tidak pernah
menanya kembali ke
mahasiswa, Selama di
poliklinik pasien hanya
sesekali berbincang dengan
anaknya
C. PERENCANAAN
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (NCP/NURSING CARE PLANS)
NO MASALAH TUJUAN & KRITERIA RENCANA RASIONAL TGL TGL
KOLABORATIF / HASIL MULAIBERHE
DIAGNOSA PARAF NTI
KEPERAWATAN PARAF
1 P.K Hipoglikemi Setelah dilakukan asuhan 1. Diskusikan dengan pasien pola makan yang 1. Untuk mengetahui lebih detai tentang
keperawatan klien sehari-hari dilakukan oleh pasien. pola dan kebiasaan pasien selam dirumah
mengerti tentang dan untuk menentukan tindakan
pentingnya nutrisi pada berikutnya
pasien DM 2. Diskusikan dengan pasien akibat-akibat yang 2. Dengan mengetahui akibat-akibat yang
Kriteria Hasil dirasakan oleh pasien setelah terjadi dialami karena kekurangan asupan
- Pasien mengatakan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi glukosa dalam darah akan memberikan
mengerti terhadap motivasi dan deteksi dini bagi pasien
pentingnya nutrisi bagi untuk mencegah hal tersebut terjadi
pasien DM 3. Timbang berat badan 3. Mengobservasi penurunan/ peningkatan
- Pasien dapat berat badan.
menjelaskan diit 4. Lakukan tes glukosa darah 4. Untuk mengetahui adanya hipogikemia
pasien yang mengeluh 5. Berikan HE tentang pentingnya makanan 5. Untuk memberikan pengetahuan bagi
mual untuk penderita DM pasien untuk tetap menjaga jumlah
asupan glukosa dalam tubuh
6. Kolaborasi dengan keluarga untuk terus 6. Keluarga merupakan orang yang selalu
memotivasi pasien untuk berusaha menjaga ada di dekat pasien sehingga dapat
asupan diitnya sesuai dengan kebutuhan mengingatkan pasien apabila terjadi
masalah dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian 7. Untuk mengurangi keluhan terjadinya
obat antiemetik mual.
8. Konsul dengan ahli gizi untuk pola diet yang 8. menentukan diit Dm yang tepat dan
ditentukan makanan pengganti bila pasien merasa
mual .
NO MASALAH TUJUAN & RENCANA RASIONAL TGL TGL
KOLABORATIF / KRITERIA HASIL MULAIBERHE
DIAGNOSA PARAF NTI
KEPERAWATAN PARAF
2 Gangguan konsep diri Setelah dilakukan asuhan 1. Diskusikan dengan pasien tentang hal-hal 1. Untuk mengetahui dan memberikan gambaran
berhubungan dengan kehilangan keperawatan pasien dapat yang dilakukan pasien selama ini kepada pasien tentang ha-hal positif dan bermanfaat
kemandirian dalam pemenuhan mengekspresikan yang dilakukan pasien
kebutuhan finansial di tandai perasaan optimis tentang 2. Diskusikan dengan pasien sumber-sumber 2. Untuk meyakinkan pasien bahwa sumber-sumber
dengan : Pasien mengatakan keadaan saat ini pasti ada penghasilan yang diterima pasien finansial masih dimiliki oleh pasien
sedih bila ada sakit yang lainnya jalan keluar. 3. Diskusikan dengan pasien tentang 3. Untuk memberikan motivasi dalam diri pasien
selain DM nya, pasien tampak Kriteria Hasil : perannya sebagai orang tua tentang keberhasilan yang telah di capai sebai
sedih, pasien tiduran di bangku - Pasien dapat orang tua dan sekarang adalah kesempatan bagi
poliklinik, pada saat dilakukan mengekspresikan anak untuk berbuat baik kepada orang tua
komunikasi pasien tidak pernah perasaan optimis 4. Diskusikan dengan pasien tentang peran 4. Memberikan motivasi kepada pasien bahwa meski
menanya kembali ke terhadap masalah dikeluarga ketika pasien sudah menjadi lanjut usia tetapi masih bisa bermanfaat bagi
mahasiswa, Selama di poliklinik yang dialami ada lansia keluarganya
pasien hanya sesekali jalan keluar 5. Diskusikan dengan pasien tentang 5. Memberikan motivasi kepeda pasien bahwa proses
berbincang dengan anaknya - Pasien tampak lebih dukungan dari semua anggota keluarga meningkatan kesehatan pasien sangat didukung
tenang oleh keluarga.

You might also like