You are on page 1of 17

MATERIALITAS DAN RESIKO kuantitatif materialitas.

Berikut ini diberikan contoh beberapa


panduan kuantitatif yang digunakan dalam praktik :
a) Laporan keuangan dipandang mengandung salah
PENDAHULUAN saji material jika terdapat salah saji 5 % sampai
Materialitas dan resiko adalah unsur penting dalam merencanakan 10% dari laba sebelum pajak.
audit dan merancang pendekatan yang digunakan. Dalam makalah ini b) Laporan keuangan dipandang mengandung salah
dijelaskan tiga langkah tambahan dalam perencanaan audit. Pertama saji material jika terdapat salah saji 0.5% sampai
dijelaskan konsep materialitas yang digunakan dalam auditing dan faktor- 1% dari total aktiva.
faktor yang dipertimbangkan oleh auditor dalam pertimbangan awal tentang c) Laporan keuangan dipandang mengandung salah
materialitas. Kedua, dijelaskan tentang konsep resiko audit dan ketiga saji material jika terdapat salah saji 1% dari
mengenai komponen resiko audit. pasiva.
d) Laporan keuangan dipandang mengandung salah
MATERIALITAS saji material jika terdapat salah saji 0.5% sampai
Materialitas merupakan dasar penerapan standar auditing, terutama 1% dari pendapatan bruto.
standar pekerjaan lapangan dan standar laporan. Oleh karena itu, materialitas
mempunyai pengaruh yang mencakup semua aspek audit dalam audit atas  Materialitas pada tingkat saldo akun.
laporan keuangan. Makna konsep materialitas dan relevansinya dengan Meskipun auditor memberikan pendapat atas laporan
perencanaan audit dibahas berikut ini. Materialitas adalah besarnya nilai yang keuangan secara keseluruhan, namun ia harus melakukan audit
dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi , yang dilihat dari keadaan terhadap akun-akun secara individual dalam mengumpulkan
yang melingkupinya , dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh bukti audit yang dipakai sebagai dasar untuk menyatakan
terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap pendapatnya atas laporan keuangan auditan. Taksiran
innformasi tersebut karena adanya penghilangan atau salah saji tersebut. materialitas yang dibuat pada tahap perencanaan audit harus
Definisi materialitas mengharuskan auditor untuk dibagi ke akun-akun laporan keuangan secara individual yang
mempertimbangkan : akan diperiksa. Bagian materialitas yang dialokasikan ke akun-
1. Keadaan yang berkaitan dengan entitas. akun secara individual ini dikenal dengan sebutan salah saji yang
2. Kebutuhan informasi pihak yang akan meletakkan kepercayaan dapat diterima (tolerable misstatement) untuk akun tertentu.
atas laporan keuangan auditan. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah
saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang
PERTIMBANGAN AWAL TENTANG MATERIALITAS dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan
kualitatif. Pertimbangan kuantitatif berkaitan dengan hubungan salah saji istilah saldo akun material. Saldo akun material adalah besarnya
dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan. Pertimbangan saldo akun yang tercatat sedangkan konsep materialitas berkaitan
kualitatif berkaitan dengan penyebab salah saji. Suatu salah saji yang secara dengan jumlah salah saji yang dapat mempengaruhi keputusan
kuantitatif tidak material dapat secara kualitatif material , karena penyebab pemakai informasi keuangan. Saldo suatu akun yang tercatat
yang menimbulkan salah saji tersebut. umumnya mencerminkan batas atas labih saji (overstatement)
Berikut ini disajikan contoh pertimbangan kuantitatif dan kualitatif dalam akun tersebut.
yang dilakukan oleh auditor dalam mempertimbangkan materialitas. Dalam pertimbangan materialitas pada tingkat saldo
1) Hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan akun, auditor harus mempertimbangkan hubungan antara
seperti : materialitas tersebut dengan materialitas laporan keuangan.
a. Laba bersih sebelum pajak dalam laporan keuangan.
b. Total aktiva dalam neraca.  Alokasi materialitas laporan keuangan ke akun.
c. Total aktiva lancar dalam neraca. Bila pertimbangan awal auditor tentang materialitas
d. Total ekuitas pemegang saham dalam neraca. laporan keuangan dikuantifikasikan, penaksiran awal tentang
2) Faktor kualitatif seperti : materialitas untuk setiap akun dapat diperoleh dengan
a. Kemungkinan terjadinya pembayaran yang melanggar mengalokasikan materialitas laporan keuangan ke akun secara
hukum. individual.
b. Kemungkinan terjadinya kecurangan. Dalam melakukan alokasi, auditor harus
c. Syarat yang tercantum dalam perjanjian penarikan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya salah saji
kredit dari bank yang mengharuskan klien untuk dalam akun tertentu dengan biaya yang harus dikeluarkan
mempertahankan beberapa rasio keuangan pada tingkat untuk memverifikasi akun tersebut.
minimum tertentu.
d. Adanya gangguan dalam trend laba.  Penggunaan materialitas dalam mengevaluasi bukti audit.
e. Sikap manajemen terhadap integritas laporan keuangan. Jika pada tahap perencanaan audit, auditor menaksir
bahwa salah saji dipandang material untuk total aktiva, kemudian
Dalam perencanaan suatu audit, auditor harus menetapkan dipakai oleh auditor untuk mengevaluasi bukti audit yang
materialitas pada dua tingkat berikut ini : dikumpulkan dalam membuktikan berbagai asersi yang
a. Tingkat laporan keuangan, karena pendapat auditor atas kewajaran terkandung dalam akun-akun aktiva dalam neraca.
mencakup laporan keuangan sebagai keseluruhan.
b. Tingkat saldo akun, karena auditor memverifikasi saldo akun HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS DENGAN BUKTI AUDIT
dalam mencapai kesimpulan menyeluruh atas kewajaran laporan Materialitas merupakan satu di antara berbagai faktor yang
keuangan. mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kecukupan (kuantitas) bukti
audit. Dalam membuat generalisasi hubungan antara materialitas dengan bukti
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan pertimbangan audit, perbedaan istilah materialitas dan saldo akun material harus tetap
awal tentang meterialitas pada setiap tingkat dijelaskan berikut ini : diperhatikan. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah
 Materialitas pada tingkat laporan keuangan. bukti yang diperlukan (hubungan terbalik).
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan
materialitas. Pertama, auditor menggunakan materialitas RESIKO AUDIT
dalam perencanaan audit dan kedua, pada saat Dalam perencanaan audit , auditor harus mempertimbangkan
mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanaan audit. Pada resiko audit. Resiko audit adalah resiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa
saat merencanakan audit, auditor perlu membuat estimasi disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu
materialitas karena terdapat hubungan yang terbalik antara laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Semakin pasti auditor
jumlah dalam laporan keuangan yang dipandang material oleh dalam menyatakan pendapatnya, semakin rendah resiko audit yang auditor
auditor dengan jumlah pekerjaan audit yang diperlukan untuk bersedia untuk menanggungnya. Dalam audit atas laporan keuangan
menyatakan kewajaran laporan keuangan. perusahaan yang go public , auditor biasanya menetapkan resiko audit pada
Auditor harus mempertimbangkan dengan baik tingkat yang rendah, mengingat banyaknya laporan audit, dibandingkan
penaksiran materialitas pada tahap perencanaan audit. Jika dengan pemakai laporan audit perusahaan perorangan. Begitu juga jika
auditor menentukan jumlah rupiah materialitas terlalu rendah, auditor menghadapi perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan, resiko
auditor akan mengkonsumsi waktu dan usaha yang sebenarnya audit yang auditor bersedia untuk menanggungnya adalah rendah. Auditor
tidak diperlukan. Sebaliknya, jika auditor menentukan jumlah merumuskan suatu pendapat atas laporan keuangan sebagai keseluruhan atas
rupiah materialitas terlalu tinggi , auditor akan mengabaikan dasar bukti yang diperoleh dari verifikasi asersi yang berkaitan dengan saldo
salah saji yang signifikan sehingga ia memberikan pendapat akun secara individual atau golongan transaksi. Tujuannya adalah untuk
wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan yang membatasi resiko audit pada tingkat saldo akun sedemikian rupa sehingga
sebenarnya berisi salah saji material. pada akhir proses audit, resiko audit dalam menyatakan pendapat atas laporan
Sampai dengan saat ini, tidak terdapat panduan resmi keuangan sebagai keseluruhan akan berada pada tingkat yang rendah.
yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tentang ukuran
RESIKO AUDIT PADA TINGKAT LAPORAN KEUANGAN DAN karena auditor mungkin memilih suatu prosedur audit yang
TINGKAT SALDO AKUN tidak cocok, menerapkan secara keliru prosedur yang tepat,
Auditor tidak cukup hanya menentukan materialitas dengan pernyataan atau salah menafsirkan hasil audit.
berikut ini :
Kami akan menerima bahwa laporan keuangan disajikan secara
wajar dan tidak berisi salah saji material jika :
1. Laba bersih sebelum pajak tidak bersih salah saji lebih HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS, RESIKO AUDIT, DAN
dari Rp. 4.000.000,00. BUKTI AUDIT
2. Total aktiva tidak mengandung salah saji labih dari Rp. Hubungan antara materialitas, resiko audit, dan bukti audit adalah sebagai
45.000.000,00. berikut :
3. Aktiva lancar tidak mengandung salah saji lebih dari  Jika auditor mempertahankan resiko audit konstan dan tingkat
Rp. 25.000.000,00. materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit
4. Ekuitas pemegang saham tidak mengandung salah saji yang dikumpulkan.
lebih dari Rp. 15.000.000,00.  Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan
Auditor harus membuat pernyataan lebih lanjut berikut ini : mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan, resiko audit
Kami akan menerima , pada tingkat resiko tertentu, bahwa menjadi meningkat.
laporan keuangan disajikan secara wajar dan tidak berisi salah  Jika auditor menginginkan resiko audit , auditor dapat menempuh
saji material jika : salah satu dari tiga cara berikut ini :
1. Laba bersih sebelum pajak tidak bersih salah saji lebih 1) Menambah tingkat materialitas, sementara itu
dari Rp. 4.000.000,00. mempertahankan jumlah bukti audit yang
2. Total aktiva tidak mengandung salah saji labih dari Rp. dikumpulkan.
45.000.000,00. 2) Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan,
3. Aktiva lancar tidak mengandung salah saji lebih dari sementara itu tingkat materialitas tetap dipertahankan.
Rp. 25.000.000,00. 3) Menambah sedikit jumlah bukti audit yang
4. Ekuitas pemegang saham tidak mengandung salah saji dikumpulkan dan tingkat materialitas secara bersama-
lebih dari Rp. 15.000.000,00. sama.

Kenyataan bahwa auditor tidak dapat memberikan jaminan tentang ketepatan KESIMPULAN
informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan  Oleh karena itu berdasarkan pertimbangan biaya manfaat,
mengharuskan auditor mempertimbangkan baik materialitas auditor tidak mungkin melakukan pemeriksaan atas semua
maupun audit, resiko yang terjadi dalam hal audito, tanpa transaksi yang dicerminkan dalam laporan keuangan , auditor
disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaiman harus menggunakan konsep materialitas dan konsep resiko audit
mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
salah saji material.  Materialitas dibagi menjadi dua
golongan : materialitas pada tingkat laporan keuangan dan
Resiko audit, seperti material, dibagi menjadi dua bagian : materialitas pada tingkat saldo akun. Resiko audit juga
1. Resiko audit keseluruhan (Overall Audit Risk) digolongkan menjadi dua : resiko audit keseluruhan dan resiko
Pada tahap perencanaan auditnya, auditor pertama kali harus audit individual.
menentukan resiko audit keseluruhan yang direncanakan  Resiko audit terbagi atas tiga
(overall planned audit risk), yang merupakan besarnya resiko unsur yaitu resiko bawaan, resiko pengandalian dan resiko
yang dapat ditanggumg oleh auditor dalam menyatakan bahwa deteksi.
laporan keuangan disajikan secara wajar, padahal kenyataannya,  Karena adanya hubungan antara
laporan keuangan tersebut berisi salah saji material. Resiko tingkat materialitas, resiko audit dan bukti audit, maka auditor
audit dapat ditaksir secara kuantitatif atau kualitatif. dapat memilih strategi audit awal dalam perencanaan audit atas
asersi individual atau sekelompok asersi.
2. Resiko audit individual.
Karena audit mencakup pemeriksaan terhadap akun – akun
secara individual, resiko audit secara keseluruhan harus Pengertian Audit Kecurangan
dialokasikan kepada akun-akun yang berkaitan. Resiko audit Fraud auditing atau audit kecurangan adalah upaya untuk mendeteksi dan
individual perlu ditentukan untuk setiap akun karena akun mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial. Untuk dapat
tertentu seringkali sangat penting, karena besar saldonya / atau
frekuensi transaksi perubahannya. Dari pengalaman audit melakukan audit kecurangan terhadap pembukuan dan transaksi komersial
ditahun sebelumnya, auditor dapat menaksir resiko audit atas memerlukan gabungan dua keterampilan, yaitu sebagai auditor yang terlatih
akun tertentu.
dan kriminal investigator.
Sebelum kita bahas lebih lanjut ada baiknya kita bahas dulu mengenai
kecurangan itu sendiri. Kecurangan (fraud) perlu dibedakan dengan kesalahan
UNSUR RESIKO AUDIT (Errors). Kesalahan dapat dideskripsikan sebagai “Unintentional Mistakes”
Terdapat tiga unsur resiko audit : (kesalahan yang tidak di sengaja). Kesalahan dapat terjadi pada setiap tahapan
1. Resiko bawaan
dalam pengelolaan transaksi terjadinya transaksi, dokumentasi, pencatatan
Resiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau
golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan dari ayat-ayat jurnal, pencatatan debit kredit, pengikhtisaran proses dan hasil
asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur laporan keuangan. Kesalahan dapat dalam banyak bentuk matematis. Kritikal,
pengendalian intern yang terkait. Resiko salah saji demikian
adalah lebih besar pada saldo akun atau golongan transaksi atau dalam aplikasi prinsip-prinsip akuntansi. Terdapat kesalahan jabatan atau
tertentu dibandingkan dengan yang lain. kesalahan karena penghilangan / kelalaian, atau kesalahan dalam interprestasi
2. Resiko pengendalian fakta. “ Commission ” merupakan kesalahan prinsip (error of principle),
Resiko pengendalian adalah resiko terjadinya salah saji
material dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau seperti perlakuan pengeluaran pendapatan sebagai pengeluaran modal.
dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas. Sedangkan “ Omission ” berarti bahwa suatu item tidak dimasukkan sehingga
Resiko ini ditentukan oleh efektivitas kebijakan dan prosedur
pengendalian intern untuk mencapai tujuan umum menyebabkan informasi tidak benar.
pengendalian intern yang relevan dengan audit atas laporan Apabila suatu kesalahan adalah disengaja, maka kesalahan tersebut
keuangan entitas. merupakan kecurangan (fraudulent). Istilah “Irregulary” merupakan kesalahan
3. Resiko deteksi
Resiko deteksi adalah resiko sebagai akibat auditor tidak penyajian keuangan yang disengaja atas informasi keuangan. Auditor
dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam terutama tertarik pada pencegahan, deteksi, dan pengungkapan kesalahan-
suatu asersi. Resiko deteksi ditentukan oleh efektivitas
kesalahan karena alasan berikut ;
prosedur audit dan penerapannya oleh auditor. Resiko ini
timbul sebagian karena ketidakpastian yang ada pada waktu a. Eksistensi kesalahan dapat menunjukan bagi auditor bahwa catatan
auditor tidak memeriksa 100% saldo akun atau golongan akuntansi dari kliennya tidak dapat dipercaya dan dengan demikian tidak
transaksi, dan sebagian lagi karena ketidakpastian lain yang
ada, walaupun saldo akun atau golongan transaksi tersebut memadai sebagai suatu dasar untuk penyusunan laporan keuangan. Adanya
diperiksa 100 %. Ketidakpastian lain semacam itu timbul
sejumlah besar kesalahan dapat mengakibatkan auditor menyimpulakan Penyebab Terjadinya Kecurangan J.S.R. Venables dan KW Impley dalam
bahwa catatan akuntansi yang tepat tidak dilakukan. buku “Internal Audit” (1988, hal 424) mengemukakan kecurangan terjadi
b. Apabila auditor ingin mempercayai pengendalian intern, ia harus karena :
memastikan dan menilai pengendalian tersebut dan melakukan pengujian Penyebab Utama
ketaatan atas operasi. Apabila pengujian ketaatan menunjukan sejumlah besar a. Penyembunyian (concealment)
kesalahan, maka auditor tidak dapat mempercayai pengendalian intern. Kesempatan tidak terdeteksi. Pelaku perlu menilai kemungkinan dari deteksi
c. Apabila kesalahan cukup material, kesalahan tersebut dapat mempengaruhi dan hukuman sebagai akibatnya.
kebenaran (truth) dan kewajaran (fairness) laporan tersebut. b. Kesempatan/Peluang (Opportunity)
Istilah kecurangan digunakan untuk berbagai perbuatan dosa yang termasuk : Pelaku perlu berada pada tempat yang tpat, waktu yang tepat agar
a. Kecurangan yang melibatkan perlakuan penipuan untuk mendapatkan mendapatkan keuntungan atas kelemahan khusus dalam system dan juga
keuntungan keuangan yang tidak adil atau ilegal. menghindari deteksi.
b. Pernyataan salah yang disengaja dalam penghilangan suatu jumlah atau c. Motivasi (Motivation)
pengungkapan dati catatan akuntansi atau laporan keuangan suatu entitas. Pelaku membutuhkan motivasi untuk melakukan aktivitas demikian, suatu
c. Pencurian (theft), apakah disertai dengan penyataan yang salah dari catatan kebutuhan pribadi seperti ketamakan/kerakusan dan motivator yang lain.
akuntansi atau laporan keuangan atau tidak. d. Daya tarik (Attraction)
Tindakan ilegal merupakan istilah yang lain lagi. Tindakan ilegal adalah Sasaran dari kecurangan yang dipertimbangkan perlu menarik bagi pelaku.
setiap tindakan yang berlawanan dengan hukum. Tindakan ilegal dapat e. Keberhasilan (Success)
dilakukan secara sengaja atau dengan kurang hati-hati. The Professional Pelaku perlu menilai peluang berhasil, yang dapat diukur baik menghindari
Standards and Responsibilities Committee dari The Institute of Internal penuntutan atau deteksi. .
Auditors dalam Statement of Internal Auditing Standard No.3- Mei 1985 Penyebab Sekunder
Mendefinisikan kecurangan sebagai : a. “A Perk”
“ Kecuranagan yang di desain untuk memberi manfaat kepada organisasi Kurang pengendalian, mengambil keuntungan aktiva organisasi
umumnya menghasilkan manfaat tersebut dengan mengeksploitasi suatu dipertimbangkan sebagai suatu tunjangan karyawan.
keuntungan yang tidak wajar atau tidak jujur, yang mungkin dapat menipu b. Hubungan antar pemberi kerja/pekerja yang jelek
pihak luar. Pelaku dari kecurangan demikian biasanya mendapat manfaat Yaitu saling kepercayaan dan penghargaan telah gagal. Pelaku dapat
secara tidak langsung, karena manfaat pribadi biaya diakru (accrues) mengemukakan alasan bahwa kecurangan hanya menjadi kewajibannya.
bertambah, sedangkan organisasi ditolong oleh tindakan yang bersangkutan. c. Pembalasan dendam (Revenge)
Beberapa contoh adalah : Ketidaksukaan yang hebat terhadap organisasi dapat mengakibatkan pelaku
a. Penjualan atau penjamin aktiva yang fiktif atau salah disajikan berusaha merugikan organisasi tersebut.
b. Pembayaran yang tidak tepat seperti kontribusi politik yang illegal d. Tantangan (Challenge)
penyogokan (bribes), pembayaran kembali (kickbacks), dan pembayaran Karyawan yang bosan dengan lingkungan kerja mereka dapat mencari
kepada pejabat pemerintah, pelanggan atau pemasok. stimulasi dengan berusaha untuk “memukul sistem”, sehingga mendapatkan
c. Penyajian atau penilaian transaksi-transaksi, aktiva, hutang atau pendapatan suatu arti pencapaian (a sense of achievement), atau pembebasan frustasi
yang tidak tepat dan dilakuka secara sengaja. (relief of frustation) 2.3 Tanda-Tanda Peringatan Untuk Kecurangan
d. Penetapan harga transfer yang tidak tepat dan dilakukan secara sengaja. Meskipun pada suatu kesempatan pemeriksa intern melakukan penugaan
Dengan sengaja menstrukturkan teknik penetapan harga secara tidak tepat, langsung dalam penyelidikan kecurangan yang dicurigai atau aktual, bagian
manajemen dengan pasti memperbaiki hasil operasi dari suatu organisasi yang yang lebih besar dari usahanya yang berorientasi kecurangan merupakan suatu
tercangkup dengan transaksi menjadi kerugian dari organisasi yang lain. bagian yang integral dari penugasan audit yang lebih luas. Usaha yng
e. Transaksi hubungan istimewa tersebut tidak tepat yang dilakukan secara berorientasi pada kecurangan ini dapat dalam bentuk prosedur khusus,
sengaja, yaitu suatau pihak menerima manfaat yang tidak dapat diperoleh termasuk dalam program audit yang lebih luas. Usaha yang berorientasi
kalau tidak ada hubungan istimewa tersebut. kecurangan tersebut dapat termasuk seluruh dari kesiapsiagaan umum dari
f. Kegagalan yang disengaja untuk mencatat atau mengungkapkan informasi pemeriksa intern ketika ia melaksanakan seluruh bagian dari penugasan audit
yang signifikan untuk memperbaiki gambaran keuangan organisasi kepada ini. Kesiapsiagaan ini termasuk berbagai area, kondisi dan pengembangan
pihak luar. yang memberikan tanda-tanda peringatan. 2.4 Area – Area yang Sensitif
g. Aktivitas usaha yang dilarang, seperti aktivitas yang melanggar undang- Pemeriksaan intern khususnya harus waspada terhadap area yang sensitive
undang, peraturan, atau kontrak. untuk penelaahan yang dalam.
h. Penyelundupan pajak,. Kecurang yang dilakukan atas kerugian organisasi Berikut ini beberapa contoh yang mengungkapkan ketidakberesan :
umumnya adalah untuk menfaat langsung atau tidak langsung dari seorang 1. Modal kerja yang tidak cukup
karyawan, individual luar, atau perusahaan lain. Hal ini dapat menunjukkan masalah seperti ekspansi yang berlebihan,
Beberapa contoh adalah : penurunan pendapatan, transfer atau pemindahan dana ke perusahaan yang
a. Penerimaam penyogokan (bribes) atau pembayaran kembali lain, kredit yang tidak memadai, dan pengeluaran yang berlebihan. Pemeriksa
b. Pengalihan kepada seorang karyawan atau pihak luar dari suatu transaksi intern berhati-hati terhadap pengalihan dana ke penggunaan pribadi melalui
yang secara potensial menguntungkan, yang secara normal menghasilkan metode-metode seperti penjualan yang tidak tercatat dan pengeluaran yang
keuntungan bagi organisasi. fiktif.
c. Penggelapan (embezzlement) yang ditandai oleh penyalahgunaan uang atau 2. Perputaran yang cepat dalam posisi keuangan
harta, dan pemalsuan catatan keuangan untuk menutup tindakan dengan Kehilangan personil akuntansi dan keuangan dan yang penting dapat
demikian membuat diteksi sulit dilakukan. menandai kinerja yang tidak memadai dan mengakibatkan kelemahan dalam
d. Penyembunyian (concealment) yang disengaja atau penyajian yang salah pengendalian intern. Akuntabilitas untuk dana dan sumber daya yang lain
dari kejadian atau data harus ditetapkan ketika pemberhentian kerja.
e. Klaim yang diajukan untuk jasa dan barang yang sebenarnya tidak 3. Penggunaan procuremen pemasokan sendiri (sole-source procurement)
diberikan kepada organisasi. Praktik-praktik procuremen yang baik mendorong kompetisi untuk
memastikan bahwa organisasi memperoleh material atau peralatan yang Misalnya, suatu cek mungkin tercantum Rp 10.000.000,- atau Rp 3.500.000,-
diperlukan dengan harga yang paling baik. Procuremen pemasokan sendiri, padahal cek atau dokumen tersebut secara normal diharapkan dalam angka
apabila tidak cukup dijustifikasi menunjukkan favoritisme atau pembayaran tidak bulat misalnya Rp 10.000.261,34 atau Rp 3.500.032,28.
kembali (kickbacks) yang potensial. Dibawah ini adalah suatu daftar yang disusun oleh American Institute of
4. Biaya perjalanan yang berlebihan Certified Public Accountants (AICPA) pada tahun 1979 mengenai kondisi-
Dalam menelaah perjalanan, auditor perlu berhati-hati untuk perjalanan yang kondisi atau kejadian-kejadian yang dapat menandai adanya kecurangan :
tidak diotorisasi atau pribadi, dan perjalanan atau biaya-biaya lain yang tidak 1. Manajemen senior yang sangat menguasai/mendominasi dan terdapat satu
disokong. atau lebih kondisi berikut atau yang sama :
5. Pemindahan dana antara perusahaan afiliasi atau divisi a. Dewan direksi dan/atau panitia audit yang tidak efektif.
Suatu pola pemindahan dana antar perusahaan atau divisi mungkin b. Indikasi dari penolakan manajemen atas pengendalian akuntansi internal
menunjukkan pinjaman yang tidak diotorisasi, penutupan kekurangan, atau yang penting
pengendalian yang tidak memadai atas dana. c. Kompensasi atau opsi saham yang signifikan yang berkaitan dengan kinerja
6. Perubahan auditor luar yang dilaporkan atau terhadap transaksi khusus, yaitu manajemen senior
Dalam kasus tertentu, perubahan auditor luar dapat menunjukkan perbedaan mempunyai pengendalian nyata atau penuh.
opini mengenai metode yang sesuai dalam menangani transaksi tertentu. d. Indikasi kesulitan keuangan pribadi dari manajemen senior.
Mungkin terdapat suatu keengganan dari manajemen untuk mengungkapkan e. Perebutan perwalian yang melibatkan pengendalian perusahaan atau status
masalah atas kejadian yang penting. dari manajemen senior.
7. Biaya konsultan atau honor legal yang berlebihan 2. Kemerosotan atau kemunduran dari mutu pendapatan yang dibuktikan
Hal ini dapat merupakan indikasi adanya penyalahgunaan dalam memperoleh oleh :
jasa yang dilakukan diluar, favoritisme, dan masalah yang tidak diungkapkan a. Penurunan dalam volume atau mutu penjualan (misalnya, risiko kredit yang
dalam organisasi yang memerlukan pekerjaan legal ekstensif. meningkat atau penjualan sama dengan atau dibawah harga pokok)
8. Kecenderungan yang menurun dalam angka dan rasio financial b. Perubahan yang signifikan dalam praktik usaha.
Kecenderungan yang menurun dapat merupakan gejala kerugian yang c. Kepentingan yang berlebihan oleh manajemen senior dalam laba per saham
signifikan, pengalihan dana dan sumber daya, dan pengendalian yang tidak (EPS/Earnings per Share) yang dipengaruhi oleh pilihan akuntansi.
memadai atas operasi. 3. Kondisi usaha yang dapat menciptakan tekanan yang tidak biasa :
9. Benturan kepentingan (Conflict of interest) a. Modal kerja yang tidak memadai
Benturan kepentingan yang dilaporkan Auditor harus sadar mengenai desas- b. Kelenturan/fleksibilitas yang kecil dalam pembatasan hutang, seperti rasio
desus atau alasan-alasan dari pertentangan kepentingan yang berhubungan modal kerja dan keterbatasan dalam pinjaman tambahan.
dengan pemekerjaan luar, pengaturan pemasok, dan hubungan antara c. Perluasan atau ekspansi yang cepat dari suatu produk atau lini usaha yang
karyawan. Transaksi perusahaan dengan pejabat atau karyawan harus secara menyolok sekali dengan melebihi rata-rata industri.
hati-hati diteliti dengan cermat. d. Investasi yang besar dari sumber daya pemisahan dalam suatu industri yang
10. Kekurangan yang tidak dapat dijelaskan dalam aktiva fisik. mengalami perubahan cepat,seperti suatu industri yang bertekhnologi tinggi.
Penyimpanan fisik yang tidak memadai dapat mengakibatkan pencurian atau 4. Struktur korporat yang rumit, yaitu kompleksitas yang terjadi tidak tampak
pengalihan aktiva yang lain. Kekurangan dalam aktiva harus dianalisis secara diperlukan oleh operasi atau ukuran perusahaan.
teliti untuk menentukan penggunaan aktiva tersebut. 5. Lokasi usaha yang menyebar secara luas disertai oleh manajemen yang
11. Penurunan dalam kinerja didesentralisasi secara ketat dengan system pelaporan tanggungjawab yang
Salah satu divisi perusahaan dapat kurang berprestasi dibandingkan dengan tidak memadai.
divisi lain. Lagipula, mungkin terjadi suatu penurunan dalam kinerja dari 6. Kekurangan staf yang tampak memerlukan karyawan tertentu bekerja pada
pengalaman sebelumnya. Alasan harus ditentukan untuk indikasi atas jam yang tidak biasa, tidak memerlukan cuti dan/atau melakukan kerja lembur
pengelolaan yang buruk atau adanya kemungkinan perbuatan yang salah. yang substansial.
12. Pengendalian manajemen oleh sedikit individual 7. Tingkat perputaran yang tinggi dalam posisi keuangan penting, seperti
Dominasi dari organisasi oleh satu atau sedikit individual dapat menciptakan bendaharawan atau kontroler.
kesempatan untuk pengalihan aktiva atau manipulasi yang lain. 8. Sering terjadi perubahan auditor atau penasihat hukum.
13. Kesulitan penagihan 9. Kelemahan material yang diketahui dalam pengendalian intern yang dapat
Masalah dalam menagih piutang dagang harus dianalisis untuk menentukan secara praktis dikoreksi akan tetapi tidak diperbaiki, seperti :
apakah terdapat penjualan yang fiktif atau pengalihan dana yang diterima dari a. Akses terhadap peralatan computer atau alat pemasukan data elektronik
penagihan. tidak cukup dikendalikan
14. Banyak Akun Bank b. Kewajiban yang tidak sesuai/bertentangan tetapi tidak digabungkan
Penggunaan banyak akun bank melebihi apa yang secara normal diperlukan 10. Terdapat transaksi yang material dengan pihak yang mempunyai
mungkin menunjukkan pengalihan dana atau penutupan transaksi yang illegal. hubungan istimewa atau terdapat transaksi yang mencakup benturan
15. Laporan yang terlambat kepentingan.
Laporan mungkin selalu terlambat disampaikan karena penyusun laporan 11. Pengumuman yang terlalu cepat atau premature atas hasil operasi atau
dapat memanipulasi data untuk menutup tindakan curang. pengharapan masa depan yang positif.
16. Copy digunakan untuk pembayaran kepada kreditur 12. Prosedur penelaahan analitis mengungkapkan fluktuasi yang signifikan
Daripada menggunakan pembayaran berdasarkan faktur orisinil/asli, copy yang tidak dapat secara wajar dijelaskan, seperti:
dapat digunakan untuk menutup pembayaran ganda dan pembayaran kembali a. Saldo akun yang material
(kickback). b. Antar hubungan keuangan dan operasional
17. Kekurangan, kelebihan dan kondisi yang tidak seimbang c. Selisih perhitungan persediaan
Hal diatas dapat merupakan gejala dari suatu masalah yang lebih besar dan d. Tingkat perputaran persediaan
penjelasan harus diperoleh mengenai penyimpangan/varian tersebut. 13. Transaksi besar yang tidak biasa, khususnya pada akhir tahun, dengan
18. Cek atau dokumen yang ditulis dalam angka bulat. pengaruh yang material atas pendapatan.
14. Pembayaran besar yang tidak biasa berhubungan dengan jasa yang Dalam kasus tertentu, surat pos dipalsukan dan mungkin terjadi kolusi dari
diberikan dalam usaha normal kepada pengacara, agen, atau pihak lain petugas keamanan dengan individual.
(termasuk karyawan). 4. Pengalihan sekuritas/surat berharga
15. Kesulitan dalam memperoleh bukti audit yang berhubungan dengan : Hal ini terjadi dalam suatu situasi yaitu terdapat akses yang tidak diotorisasi
a. Ayat jurnal yang tidak biasa atau tidak dapat dijelaskan atau penyimpan dapat memindahkan sekuritas tanpa dapat dideteksi.
b. Dokumentasi dan/atau otorisasi yang tidak lengkap atau hilang 5. Menambah gaji (Padding Payrolls)
c. Pengubahan dalam dokumentasi atau akun Dalam situasi tertentu, seorang petugas gaji atau penyelia dapat memasukkan
16. Dalam pelaksanaan pengujian laporan keuangan masalah yang tidak dapat karyawan yang tidak ada atau yang sudah berhenti dalam daftar gaji, dan
diramalkan ditemukan, seperti: kemudian mendapatkan uang tunai atau cek yang digunakan untuk
a. Tekanan klien untuk menyelesaikan audit dalam waktu singkat yang tidak pembayaran. Dalam contoh yang lain, petugas gaji dapat melebihi gaji
biasa atau dalam kondisi yang sulit karyawan dan mengantongi kelebihan gaji tersebut.
b. Situasi pemindahan yang mendadak 6. Penyalahgunaan kartu kredit
c. Tanggapan yang bersifat mengelakkan dari manajemen terhadap Kartu kredit mungkin digunakan untuk melakukan pembelian pribadi atau
penyelidikan audit. mungkin dipinjamkan kepada orang lain untuk mendapatkan imbalan. Juga
Karakteristik Pribadi Tidak terdapat profil khusus dari kriminal berkerah putih biaya yang dibayar oleh kartu kredit perusahaan dapat secara simultan diklaim
yang dapat diidentifikasikan oleh pemeriksaan intern. Walaupun suatu catatan dan diganti melalui cek.
kriminal awal dapat menunjukkan keperluan untuk observasi, banyak kriminal 7. Pemalsuan dokumen pengeluaran
kerah putih tidak mempunyai catatan awal tentang aktivitas kriminalnya. Pengeluaran kas dapat didukung oleh dokumen yang palsu atau diubah secara
Dalam banyak kasus, kriminal merupakan anggota dari kelas menengah, tidak benar. Tanda terima gudang dapat dipalsukan atau bukti penerimaan
keluarga yang berpendidikan dengan baik dan berstatus dalam masyarakat. barang dapat dipalsukan. Copy faktur atau penerimaan dapat disampaikan
Namun, terdapat tanda peringatan awal dari perilaku pribadi yang untuk pembayaran ganda.
memerlukan pengamatan ketet. Tanda peringatan dini dari perilaku pribadi 8. Pembayaran untuk biaya pribadi
adalah: Biaya lain yang sifatnya pribadi dapat disampaikan, yang tidak diotorisasi
a. Hutang pribadi atau kerugian keuangan yang besar oleh perusahaan. Pembayaran tersebut dapat meliputi entertainmen, biaya
b. Gaya hidup yang mahal keluarga, peralatan yang dibeli untuk penggunaan pribadi, dan biaya
c. Perjudian yang ekstensif perjalanan yang tidak diotorisasi.
d. Investasi yang abesar 9. Pembayaran kembali (Kickbacks) untuk pembelian
e. Pemakaian alkohol atau obat keras yang berlebihan Pengaturan dapat dilakukan dengan pemasok untuk membeli dari mereka dan
f. Masalah pribadi atau keluarga yang signifikan sebagai imbalan mendapatkan keuntungan khusus atau uang. Dalam beberapa
g. Hubungan yang dekat dengan pelanggan kasus, pemasok khususnya menawarkan uang semir kepada petugas
h. Kerja lembur yang berlebihan dan tidak melakukan cuti departemen pembelian.
i. Latar belakang dan referensi yang dipertanyakan 10. Penyalahgunaan dana kas kecil
j. Cuti sakit yang berlebihan Dana kas kecil dapat digunakan untuk pribadi atau tujuan lain yang tidak
k. Perasaan dibayar tidak sepadan dengan tanggungjawab diotorisasi. Dalam kasus tertentu, dokumen pendukung dapat dipalsukan
l. Keinginan besar untuk memukul sistem (beat the syestem) untuk menutup kekurangan.
m. Peminjaman reguler dalam jumlah kecil dari teman kerja 11. Pemindahan aktiva
n. Menolak meninggalkan catatan penyimpanan selama hari yang Dalam kasus tertentu mungkin terjadi pemindahan dana antar akun bank
bersangkutan. dalam berbagai divisi atau perusahaan afiliasi. Pemindahan dana tersebut
Praktik Kecurangan Yang Umum Kecurangan secara langsung merupakan mungkin digunakan untuk mengkamuflasekan pengeluaran atau penggunaan
suatu produk dari situasi operasional individual, yang tidak mungkin dana yang tidak disetujui.
mencakup semua kemungkinan. Setiap daftar juga harus mengakui bahwa 12. Potongan yang berlebihan kepada pelanggan
suatu tipe khusus dari kecurangan mungkin dapat dalam suatu situasi dan Dalam kasus tertentu, potongan atau pengurangan harga penjualan mungkin
tidak dalam situasi yang lain. Namun, berguna untuk menyebutkan satu demi lebih dinyatakan (overstated). Juga pelanggan istimewa mungkin kurang
satu tipe kecurangan yang umum, yaitu : dibebani untuk mendapatkan imbalan balik.
1. Tidak mencatat pendapatan 13. Benturan kepentingan
Apabila seorang karyawan mempunyai pengendalian atas penjualan dan Hal ini dapat terjadi dalam berbagai bagian dari suatu perusahaan, meliputi
penagihan kas, secara relatif adalah lebih mudah mengantongi kas tanpa keluarga karyawan dengan kepentingan luar, atau berkaitan dengan
mencatat penjualan. Hal ini dapat terjadi apabila karyawan menangani perusahaan yang berhubungan.
penerimaan kas dan juga menangani pencatatan. 14. Sogokan atau korupsi yang lain
2. Menyembunyikan penagihan piutang Pembayaran untuk mendapatkan usaha dapat dilakukan kepada pejabat luar
Mungkin terjadi penyembunyian sementara atas penagihan suatu akun, atau negeri.
mengembangkan jumlah yang diterima dan kemudian menghapuskan akun 15. Penyalahgunaan penerimaan
sebagai piutang tak tertagih. Dalam kasus tertentu, kekurangan ditutup dengan Dengan melalui cek pelanggan yang masuk, dicatat sebagai hutang kepada
menggunakan penerimaan kas yang baru dan kemudian kekurangan yang seorang karyawan daripada kepada perusahaan. Karyawan tersebut dapat
belakangan ditutup dengan penerimaan yang belakangan lagi. Tipe tindakan mencairkan cek dan mendapatkan dana perusahaan. 2.7 Kecurangan dan
demikian dikenal sebagai “Lapping” Tanggung Jawab Auditor Intern The Institute of Internal auditors menerbitkan
3. Pencurian material Statement on Internal Auditing Standars (SIAS No.3) mengenai pencegahan
Item material dan peralatan yang sensitif dengan nilai penjualan kembali yang (deterrence), deteksi (detection), penyelidikan (investigation), dan pelaporan
tinggi khususnya mudah dicuri, kalau tidak secara baik diamankan. Kerugian (reporting) kecurangan, pada Juni 1985. konklusi utama dari pernyataan
pencurian dapat ditutup dengan penghapusan yang arbitrer, pemindahan antar tersebut relative terhadap pencegahan atau deteksi kecurangan adalah sebagai
departemen dan prosedur penghitungan persediaan yang tidak memadai. berikut :
o Pencegahan Kecurangan.
1. pengendalian merupakan suatu proses. Pengendalian intern merupakan
Pencegahan kecurangan merupakan tanggungjawab manajemen. Pemeriksaan
intern bertanggungjawab untuk menguji dan menilai kecukupan dan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu, bukan tujuan itu
efektivitas dari tindakan yang diambil oleh manajemen untuk memenuhi
sendiri.pengendalian intern merupakan suatu rangkaian tindakan bersifat
kewajiban tersebut.
o Deteksi atau Penemuan Kecurangan. pervasif dan menjadi bagian tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan
Pemeriksa intern harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang
dari infrastruktur entitas
kecurangan dan dapat mengidentifikasi idikator kemungkinan terjadinya
kecurangan. Pemeriksaan intern tidak diharapkan mempunyai pengetahuan
yang sama seperti seseorang yang tanggung jawab utamanya adalah 2. pengendalian dijalankan oleh orang.pengendalian intern bukan hanya

mendeteksi dan menyelidiki kecurangan. Juga, prosedur audit sendiri, terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh orang
walaupun dilaksanakan dengan kemahiran professional secara ermat dan
seksama, tidak dapat menjamin bahwa kecurangan akan dapat dari setiap jenjang organisasi, yang menckup dewan komisaris, manajemen

dideteksi/ditemukan. dan personel lain.


Tanggungjawab pemeriksaan intern dalam area pengendalian kecurangan
dalam prinsip dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
3. pengendlian intern dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan
1. Dalam penelaan system untuk membantu menilai sejauhmana pencegahan
dan penemuan kecurangan diberikan pertimbangan yang wajar bersama memadai, bukan keyakinan mutlak, bagi manajemen dan komisaris entitas.
dengan tujuan operasional yang lain.
2. Berjaga-jaga terhadap kemungkinan kecurangan dalam penelaahan 4. pengendalian ditujukan untuk mencpai tujuan yang saling berkaitan:
aktivitas operasi yang dilakukan oleh personil organisasi termasuk penilaian
pelaporan, keuangan, keparuhan dan operasi.
yang konstruktif tentang kemampuan manajerial.
3. Membantu bekerja sama dengan personil organisasional dan pihak lain
yang telah diberikan tanggungjawab berkaitan dengan penyelidikan dari Pengendalian terdiri dari lima komponen yang saling terkait berikut ini :

kecurangan actual atau dicurigai.


4. Melaksanakan penugasan khusus yang berhubungan dengan kecurangan a. Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,
apabila diminta oleh anggota organisasi yang bertanggungjawab.
mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya.
Menurut Statement on auditing Standars (SAS) No.1, tanggungjawab dari
auditor independent untuk kegagalan mendeteksi kecurangan (yang
b. Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko
tanggungjawabnya berbeda seperti klien dari pihak lain) timbul hanya apabila
kegagalan tersebut secara jelas berakibat dari ketidaktaatan terhadap standar yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk
auditing yang berlaku. Karena litigasi yang meningkat terhadap akuntan dan
menentukan bagaimana resiko harus dikelola
perhatian auditor eksternal bahwa mungkin terdapat pernyataan salah yang
material sebagai hasil dari kecurangan, profesi di Amerika Serikat
mengembangkan SAS 16. pernyataan ini menggantikan SAS No. 1 yang c. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu

berkaitan dengan tanggungjawab auditor terhadap kecurangan. menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
SAS No.16menyatakan : Sebagai konsekuensinya menurut standar auditing
yang berlaku umum, auditor independen mempunyai tanggungjawab dengan
d. Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapandan
keterbatasan yang melekat pada proses auditing, untuk merenjanakan
pengujiannya untuk mencari kesalahan atau ketidakberesan yang akan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan
mempunyai pengaruh yang material atas laporan keuangan, dan melakukan
orang melaksanakan tanggung jawab mereka.
kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama dalam melakukan
pengujian.
e. Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kerja pengendalian
Dengan demikian pernyataan ini mensyaratkan auditor khususnya mencari
ketidak beresan yang mempunyai suatu pengaruh yang meterial atas laporan intern sepanjang waktu.
keuangan. Perubahan penekanan diatas oleh auditor eksternal pada gilirannya
membantu membereskan auditor interen dari tanggungjawab langsung Keterbatasan Struktur Pengendalian Intern Suatu Entitas Struktur
terhadap kecurangan dalam organisasi.
pengendalian intern setiap entitas memiliki keterbatasan bawaan sehingga

hanya memberikan keyakinan memadai , bukan mutlak , kepada manajemen

Defenisi Pengendalian Intern Menurut PSAP pengendalian intern adalah suatu dan dewan komisaris tentang pencapaian tujuan entitas. Berikut adalah

proses-yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain keterbatasan bawaan yang melekat setiap struktur pengendalian intern:

entitas-yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang


1.Kesalahan dalam pertimbangan. Seringkali manajemen dan personil lain
pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a) keandalan pelaporan
dapat salah dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau
keuangan,(b) efektivitasdan efisiensi operasi, dan(c) kepatuhan terhadap
dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi,
hukum dan peraturan yang berlaku. Dari defenisi pengendalian tersebut
keterbatasan waktu atau tekanan lain.
terdapat beberapa konsep dasar berikut ini :
2.Gangguan. Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat Arti pentingnya SPI bagi manajemen dan auditor independen sudah lama

terjadi karena personel secara keliru memahami perintah atau membuat diakui dalam profesi akuntansi, dan pengakuan tersebut makin meluas dengan

kesalahan karena lalai tidak adanya perhatian, atau kelelahan.perubahanyang alasan :

bersifat sementara atau permanen dalam personel atau dalam sistem dan
• Semakin luas lingkup dan ukuran perusahaan mengakibatkan di dalam
prosedur dapat pula mengakibatkan gangguan.
banyak hal manajemen tidak dapat melakukan pengendalian secara langsung

3. Kolusi. Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan atau secara pribadi terhdap jalannya perusahaan.

disebut kolusi, ini dapat mengakibatkan bobolnya pengendalianintern yang


• Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian intern yang
dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya
baik dapat akan pula melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi
ketidkberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh struktur pengendalian
kekeliruab dan penyimpngan yang akan terjadi
intern yang dirancang.

• Di lain pihak, adalah tidak praktis bagi auditor untuk melakukan


4. Pengabaian oleh manajemen. Manajemen dapat mengabaikan kebijakan
pengauditan secara menyeluruh atau secara detail untuk hampir semu
atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti
transaksi perusahaan dalam waktu dan biaya terbatas.
keuntungan pribadi manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan
Menurut Bambang Hartadi, Ak berikut di bawah ini di pandang sebagai alasan
atau kepatuhan semu.
mengapa sistem pengendalian intern diperlukan.

5. Biaya lawan manfaat. Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan SPI


1. Luas dan ukuran kesatuan usaha yang menjadi begitu kompleks dan meluas
tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian intern
sehingga manajemen harus mempercayai berbagai macam laporan-laporan
tersebut.
dan analisis-analisis. Untuk mengendalikan operasi secara efektif.

Ada delapan tujuan pengendalian intern terperinci yang sudah mencakup


2. Pengawasan dan penelaahan yang melihat pada sistem pengendalian intern
kepentingan pokok akuntan pemeriksa untuk mencegah kesalahan pancatatan
yang baik mampu melindungi terhadap kelemahan manusia dan mengurangi
transaksi dalam buku jurnal dan dalam beberapa catatan lainnya. Sistem
kemungkinan kesalahan atau ketidakberesan akan terjadi.
pengendalian intern klien dalam setiap siklus transaksi harus cukup

memberikan kepastian yang layak bahwa : 3.Tidak praktis apakah akuntan untuk memeriksa secara keseluruhan dan

keterbatasan uang jasa (fee) tanpa mempercayai sistem pengendalian intern.


• Transaksi yang tercatat adalah wajar.

Tujuan Auditor memahami struktur pengendalian intern adalah sebagai


• Transaksi yang tercatat adalah sah
berikut ;

• Transaksi diotorisasi sebgaimana mestinya


• Memenuhi standar auditing khususnya standar pelaksanaan auditing nomor

• Transaksi yang ada sudah di catat dua.

• Transaksi dinilai sebagaimana mestinya • Untuk menentukan kemungkinan dilakukannya pemeriksaan.

• Transaksi diklasifikasikan sebagaimana mestinya • Untuk menentukan luasnya atau ruang lingkup audit atau menentukan bukti-

bukti audit yang harus dikumpulkan


• Transaksi dicatat pada waktu yang tepat

• Untuk membantu sebagai dasar rekomendasi (jika perlu) kepada manajemen


• Transaksi dimasukkan dengan tepat ke dalam catatan pembantu dan
untuk mengadakan perbaikan-perbaikan supaya SPI semakin sempurna.
diikhtisarkan dengan benar.

Secara umum, auditor perlu memperoleh pemahaman tentang SPI kliennya


Mengapa Auditor perlu memperoleh pemahaman tentang SPI kliennya ?
untuk perencanaan auditnya. Secara khusus, pemahaman auditor tentang

struktur pengendalian intern yang berkaitan dengan suatu asersi adalah untuk

digunakan dalam kegiatan berikut ini :


1. kemungkinan atau tidaknya audit dilaksanakan manajemen. Atas dasar informasi tersebut manajemen dapat memperbaiki

pengendalian internnya jika manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya
2. salah saji material yang potensial dapat terjadi
yang dikorbankan.

3. risiko deteksi
Pertimbangan Pengendalian Intern Dalam Perencanaan Audit

4. perancangan pengujian substantif


Dalam semua Audit, Auditor harus memperoleh pemahaman masing-masing

Sebagai contoh dalam memeriksa asersi keberadaan kas, perlu memperoleh dari lima komponen pengendalian intern yang cukup untuk merencanakan

pemahaman tentang SPI terhadap asersi tersebut. Pertanyaan-pertanyaan audit dengan melaksanakan prosedur untuk memahami dewsain pengendalian

berikut ini menuntut auditor untuk memperoleh pemahaman tentang SPI yang relevan dengan suatu audit laporan keuangan dan apakah pengendalian

berkaitan dengan asersi keberadaan kas : tersebut dioperasikan.

• jenis asersi apa yang dapat terjadi dalam asersi keberadaan kas ? Dalam perencanaaan audit pengetahuan tersebut harus digunakan untuk :

• faktor apa saja yang berdampak terhadap resiko salah saji material dan a. mengidentifikasi tipe salah saji potensial

berapa taksiran tingkat risiko pengendalian ?


b. mempertimbangkan faktor-faktor yang berdampak terhadap resiko salah

• pengujian substantif apa yang perlu di desain? saji material

Oleh karena itu, auditor perlu memperoleh pemahaman tentang kebijakan dan c. mendesain pengujian substantif.

prosedur yang berkaitan dengan asersi keberadaan kas dengan


Sifat, saat dan luasnya prosedur yang dipilih auditor untuk memperoleh
mempertimbangkan kemungkinan terjadinya saldo akun bank di catat benar-
pemahaman akan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas entitas,
benar ada. Jika dari hasil pemahaman dan pengujian efektivitas pengendalian
pengalaman sebelumnya dengan entitas, sifat pengendalian khusus yang
intern ternyata pengendalian intern dalam perusahaan klien sangat lemah atau
terkait, dan sifat dokumentasi pengendalian khusus yang diselenggarakan oleh
sama sekali tidak ada, tidaklah mungkin bagi auditor untuk memberikan
entitas. Apakah suatu pengendalian telah dioperasikan adalah berbeda dari
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan klien. Masalah utama yang
efektivitas operasinya. Dalam memperoleh pengetahuan tentang apakah
timbulkarena sangat lemahnya pengendalian intern adalah adanya
pengendalian telah dioperasikan, auditor menentukan bahwa entitas telah
kemungkinan tidak dicatatnya jumlah-jumlah yang material seperti misalnya
menggunakannya. Di lain pihak, efektivitas operasi, berkaitan dengan
hasil penjualan, utang yang ditarik klien, dan pemilik kekayaan. Oleh karena
bagaimana pengendalian tersebut diterapkan, konsistensi penerapannya, dan
itu, jika pengendalian intern di perusahaan sangat jelek, auditor harus
oleh siapa pengendalian tersebut diterapkan.
menolak untuk melaksanakan audit atau menolak untuk memberikan pendapat

atas laporan keuangan yang diauditnya.

Hasil studi dan pengujian efektivitas pengendalian intern menentukan juga Penutup

luasnya audit yaitu dalam hal ; Kesimpulan

• Dalam akuntansi, SPI yang berlaku dalam perusahaan/entitas merupakan


1. pemilihan prosedur audit yang akan digunakan dalam audit.
faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh

2. pemlihan saat penerapan prosedur audit tersebut , yaitu apakah diterapkan entitas tersebut. Oleh karena itu dalam memberikan pendapat atas kewajaran

sebelum tanggal laporan keuangan atau sesudahnya. laporan yang di auditnya, Auditor meletakkan kepercayaan atas efektivitas

SPI dalam mencegah terjadinya kesalahan yang material dalam proses


3. penentuan jumlah pengujian (test) yang diperlukan untuk mendukung
akuntansi.
pendapat auditor atas laporan keuangan yang diauditnya,

• Pengendalian intern merupakan suatu proses-yang dijalankan oleh dewan


Jika dari hasil pemahaman dan pengujian efektivitas pengendalian intern,
komisaris, manajemen, dan personel lain entitas-yang didesain untuk
auditor menemukan adannya kelemahan-kelemahan di dalamnya, auditor
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan
bertanggung jawab untuk memberitahukan penemuannya tersebut kepada
Risiko deteksi terencana merupakan ukuran risiko bahwa bukti audit atas
berikut ini : (a) keandalan pelaporan keuangan,(b) efektivitas dan efisiensi segmen tertentu akan gagal mendeteksi keberadaan salah saji yang melebihi
suatu nilai salah saji yang masih dapa ditoleransi. Jika nilai risiko deteksi
operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. terencana berkurang, maka auditor harus mengumpulkan lebih banyak bukti
audit untuk mencapai nilai risiko deteksi yang berkurang, risiko ini
menentukan nilai bukti subtantif yang direncanakan oleh auditor untuk
• Arti pentingnya SPI bagi manajemen dan auditor independen: karena : dikumpulkan.
EVALUASI ATAS RENCANA TINGKAT PENGUJIAN SUBSTANTIF
manajemen tidak dapat melakukan pengendalian secara langsung atau secara
Apabila tingkat risiko pengendalian akhir sama dengan tingkat risiko
pribadi terhadap jalannya perusahaan., Pengecekan dan review yang melekat
pengendalian awal, auditor bisa melangkah ke tahap perancangan pengujian
pada sistem pengendalian intern yang baik dapat akan pula melindungi dari substantif spesifik berdasarkan rencana tingkat pengujian substantif

kelemahan manusia dan mengurangi kekeliruan dan penyimpngan yang akan yang telah ditetapkan sebagai komponen ke empat dari strategi audit awal.
Namun apabila tidak, tingkat pengujian substantif harus direvisi sebelum
terjadi, tidak praktis bagi auditor untuk melakukan pengauditan secara
merancang pengujian substantif spesifik untuk mengakomodasi tingkat risiko
menyeluruh atau secara detail untuk hampir semu transaksi perusahaan dalam
deteksi yang bisa diterima setelah direvisi.
MEREVISI RENCANA RISIKO DETEKSI
waktu dan biaya terbatas.
Apabila memungkinkan, tingkat risiko deteksi yang dapat diterima akhir

• Pemahaman auditor tentang struktur pengendalian intern yang berkaitan ( setelah direvisi ) ditetapkan untuk setiap asersi dengan cara yang sama
seperti rencana risiko deteksi, kecuali bahwa penetapannya didasarkan pada
dengan suatu asersi adalah untuk digunakan dalam kegiatan: mungkin atau
risiko pengendalian sesungguhnya atau akhir bukan pada rencana tingkat
tidaknya audit dilaksanakan, salah saji material yang potensial dapat terjadi,
risiko pengendalian untuk asersi yang bersangkutan. Apabila auditor
risiko deteksi, perancangan pengujian substantif. memutuskan untuk mengkuantifikasi penetapan risiko, maka tingkat risiko
deteksi setelah direvisi dapat ditentukan dengan menyelesaikan persamaan
dalam model risiko audit untuk risiko deteksi. Jika risiko tidak dikuantifikasi,
risiko deteksi setelah direvisi ditentukan berdasarkan pertimbangan
Resiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif
PENETAPAN RESIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN SUBSTANTIF

Menentukan Resiko Deteksi : YANG BERBEDA ATASASERSI YANG SAMA


Pengertian risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak akan dapat Risiko deteksi menyangkut risiko bahwa semua pengujian substantif yang
mendeteksi salah satu material yang ada dalam suatu asersi. digunakan untuk mendapatkan bukti tentang suatu asersi, secara kolektif akan
Pengertian rencana risiko deteksi adalah dasar untuk menetapkan rencana gagal dalam mendeteksi salah saji material. Dalam merancang pengujian
tingkat pengujian substantif yang ditentukan oleh auditor sebagai komponen substantif, auditor kadang kadang menginginkan untuk menetapkan tingkat
ke empat atau terakhir dalam penetapan strategi audit awal untuk suatu risiko deteksi berbeda yang akan digunakan dalam pengujian substantif yang
pernyataan/asersi. Merancang pengujian substantif meliputi :Sifat, Waktu, berbeda pula mengenai asersi yang sama. Sebagai contoh, berdasarkan aumsi
Luas Pengujian, Penentuan staf audit. bahwa buktiyang diperoleh dari suatu pengujian atau sejumlah pengujian akan
Rencana risiko deteksi ditentukan berdasarkan hubungan yang dinyatakan mengurangi risiko salah saji material tetap tak terdeteksi setelah pengujian
dengan model sebagai berikut . RD = RA/RB x RP atau pengujian pengujian dilakukan, maka akan lebih tepat
Keterangan : untuk menggunakan tingkat risiko deteksi lebih tinggi untuk pengujian
RA = Risiko Audit selebihnya.
RB = Risiko Bawaan
RP = Risiko Pengendalian PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF
RD = Risiko Deteksi
Untuk mendapatkan dasar yang masuk akal dalam memberi pendapat atas
Rencana risiko deteksi adalah dasar untuk menetapkan rencana tingkat laporan keuangan kliennya, auditor harus memperoleh bukti kompeten yang
pengujian substantif yang ditentukan oleh auditor sebagai komponen keempat cukup seperti disyaratkan oleh standar pekerjaan lapangan ketiga dalam
atau terakhir dalam penetapan strategi audit awal untuk suatu asersi. standar auditing. Pengujian substantif di satu sisi bisa menghasilkan bukti
Hubungan antara strategi, resiko deteksi, audit pendahuluan, pengujian tentang kewajaran setiap asersi laporan keuangan yang signifikan, dan di sisi
substantif lain pengujian substantif juga bisa menghasilkan bukti yang menunjukkan
adanya kekeliruan jumlah rupiah atau salah saji dalam pencatatan atau
Strategi Audit Resiko DeteksiMemperoleh Tingkat Pengujian
pelaporan transaksi dan saldo saldo. Perancangan pengujian substantif
Pendahuluan yang Direncanakan Keyakinan yangSubstantif yang
meliputi penentuan sifat, saat, dan luas pengujian yang diperlukan untuk
Direncanakan dari : Direncanakan
memenuhi tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi.
Pendekatan Rendah atau sangatPengujian rincianTingkat yang lebih
pengujian rendah atas transaksi dantinggi SIFAT PENGUJIAN SUBSTANTIF
substantif yang saldo
menekankan Sifat pengujian substantif berhubungan dengan jenis dan keefektivan prosedur
pengujian pengauditan yang akan dilakukan. Bila tingkat risiko deteksi yang diterima
rincian rendah maka auditor harus menggunakan prosedur yang lebih efektif dan
Tingkat resiko Sedang atau tinggi Pengujian Tingkat yang lebih biasanya lebih mahal. Dan bila risiko deteksi yang diterima tinggi auditor
pengendalian pengendalian rendah menggunakan prosedur yang kurang efektif yang biasanya lebih murah.
yang dinilai
lebih rendah Pengujian substantif terdiri dari 3 jenis :
Pendekatan Rendah atau sangatProsedur analitis Tingkat yang lebih  Prosedur Analitis Digunakan dalam perencanaan audit untuk
pengujian rendah tinggi mengidentifikasi daerah daerah atau tempat yang memiliki risiko tinggi
substantif utama terjadinya salah saji.
yang  Pengujian Detail Transaksi Pengujian ini dilakukan auditor terutama untuk
menekankan menemukan kesalahan jumlah rupiah bukan atas penyimpangan atas
prosedur analitis pengendalian.
Penekanan pada Sedang atau tinggi Bukti mengenaiTingkat sedang atau  Pengujian Detail atas Saldo Saldo Dilakukan untuk mendapatkan bukti
resiko bawaan resiko bawaan danrendah bukti secara langsung tentang sebuah saldo rekening dan bukan pada masing
dan prosedur prosedur analitis masing pendebetan atau pengkreditan yang telah menghasilkan saldo tersebut.
analitis
Prosedur analitis
Fungsi prosedur analisis : Digunakan dalam perencanaan audit untuk Pengujian detil saldo-saldo
mengidentifikasi daerah daerah atau tempat-tempat yang memiliki risiko lebih Mengingat bahwa penjualan memiliki hubungan langsung dengan piutang
tinggi untuk terjadinya salah saji, Digunakan pada tahap pengujian sebagai dagang, maka berbagai bukti yang diperoleh untuk pengujian detil atas saldo
pengujian substantif untuk mendapatkan bukti tentang asersi tertentu, piutang dagang dapat juga digunakan sebagai bukti untuk saldo rekening
Digunakan sebagai pelengkap atas pengujian detil, tetapi dalm situasi yang penjualan.
lain prosedur ini justru bisa menjadi pengujian substantif yang utama.
PSA No 22, Prosedur Analitis (SA 329.11), menyatakan bahwa efektivitas SAAT PENGUJIAN SUBSTANTIF
dan efisiensi prosedur analisis tergantung pada : Sifat asersi, Kelayakan dan Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima bias berpengaruh pula pada saat
kemampuan untuk memprediksi suatu hubungan, Tersedianya dan keandalan pengujian substantif. Bila risiko deteksi tinggi pengujian bisa dilakukan
data yang digunakan untuk membuat taksiran, Ketepatan taksira. beberapa bulan seblum akhir tahun, apabila risiko deteksi rendah pengujian
Apabila hasil prosedur analisis sesuai dengan taksiran, dan tingkat risiko substantif akan dilakukan pada tanggal akhir tahun atau mendekati akhir
deteksi yang bisa diterima untuk asersi tinggi, maka auditor tidak perlu tahun.
melakukan pengujian detil. Prosedur ini biasanya tidak begitu mahal biaya PENGUJIAN SUBSTANTIF SEBELUM TANGGAL NERACA
pelaksanaannya.Oleh karena itu, auditor dapat mempertimbangkan Auditor bisa melakukan pengujian substantif atas detil suatu rekening pada
penggunaan prosedur ini untuk mencapai tingkat risiko deteksi yang dapat tanggal interim. Keputusan untuk melakukan pengujian sebelum tanggal
diterima sebelum memutuskan untuk melakukan pengujian detil. neraca harus didasarkan pada pertimbangan apakah auditor dapat :
 Mengendalikan tambahan risiko.
Pengujian detil transaksi  Mengurangi biaya untuk melaksanakan pengujian substantif pada akhir
Pengujian detil transaksi terutama berupa penelusuran (tracing) dan tahun.
pencocokan ke dokumen pendukung (voucbing). Pengujian dilakukan auditor Kondisi-kondisi yang bisa berpengaruh pada pengendalian risiko :
terutama untuk menentukan kesalahan jumlah rupiah, bukan pada  Struktur pengendalian intern selama periode tersisa cukup efektif
penyimpangan atas pengendalian. Penelusuran berguna dalam pengujian atas  Tidak terdapat keadaan atau kondisi yang mempengaruhi manajemen untuk
pelaporan terlalu membuat salah saji dalam laporan keuangan selama periode tersisa.
rendah (understatement), sedangkan pencocokan ke dokumen terutama  Saldo rekening akhir tahun yang diperiksa pada tanggal interim bias
ditunjukkan untuk menemukan pelaporan terlalu tinggi (overstatement). Hasil diprediksi secara masuk akal, baik mengenai jumlah, hubungan signifikan,
pengujian digunakan untuk menarik kesimpulan tentang saldo rekening yang maupun komposisinya.
bersangkutan. Pengujian biasanya dilakukan dengan menggunakan dokumen-  System akuntansi klien akan memberi informasi mengenai transaksi tak
dokumen yang terdapat dalam arsip klien. Efektivitas pengujian tergantung biasa yang signifikan yang mungkin terjadi pada periode tersisa.
pada prosedur dan dokumen yang digunakan. Efisiensi biaya akan tercapai Pengujian substantif sebelum tanggal neraca tidak meninggalkan kebutuhan
bila auditor melaksanakan pengujian berbarengan dengan pengujian akan pengujian substantif pada tanggal nereca. Pengujian untuk periode
pengendalian yang disebut pengujian bertujuan ganda. Kekurangan dari tersisa harus mencakup :
pengujian ini adalah banyaknya waktu yang tersita, lebih mahal bila  Perbandingan saldo rekening-rekening pada dua tanggal untuk
dibandingkan dengan review analistsis, akan tetapi mengidentifikasi jumlah-jumlah yang nampak tidak biasa dan menyelidiki
metode ini masih lebih murah jika dibandingkan dengan pengujian detil atas atas jumlah-jumlah tersebut.
saldo – saldo.  Prosedur analisis lain atau pengujian substantif detil lainnya untuk
mendapatkan dasar yang layak untuk memperluas kesimpulan audit interim ke
Pengujian detil saldo-saldo tanggal neraca.
Pengujian detil atas saldo-saldo dilakukan untuk mendapatkan bukti secara
langsung tentang sebuah saldo rekening, dan bukan pada masing-masing LUAS PENGUJIAN SUBSTANTIF
pendebetan atau pengkreditan yang telah menghasilkan saldo tersebut. Auditor bisa menentukan jumlah bukti yang harus diperoleh dengan
Efektivitas pengujian tergantung pada prosedur yang digunakan dan bukti mengubah luas pengujian substantif yang dilakukan. ‘’Luas’’ dalam praktik
yang diperoleh. mengandung arti banyaknya item ada besarnya sampel yang dilakukan
Penerapan ketiga jenis pengujian substantif dapat digambarkan dalam konteks pengujian atau diterapkan prosedur tertentu. Penentuan sampel secara statistik
rekening-rekening berikut : dalam pengujian substantif dapat dilakukan untuk membantu auditor dalam
Untuk menentukan saldo akhir telah disajikan secara wajar, auditor harus menentukan ukuran sampel yang diperlukan untuk mencapai suatu tingkat
mempertimbangkan untuk mendapatkan bukti dari berbagai pengujian risiko deteksi.
substantif sebagai berikut :
Prosedur analisis, meliputi: PENGEMBANGAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN
 Perbandingan antara nilai absolute saldo akhir tahun ini dalam rekening SUBSTANTIF
kontrol dengan saldo akhir yang lalu,jumlah menurut anggaran, atau ekspetasi Perancangan pengujian substatif meliputi penentuan sifat, saat, dan luasnya
lain. pengujian substantif untuk setiap asersi laporan keuangan yang signifikan.
 Menggunakan saldo akhir untuk menentukan persentase piutang dagang Auditor menghubungkan asersi-asersi, tujuan, khusus audit,dan pengujian
terhadap aktiva lancar untuk dibandingkan dengan persentase tahun lalu, data substantif dalam mengembangkan program audit tertulis untuk pengujian
industri, atau nilai ekspektasi lain. substantif.
 Menggunakan saldo akhir untuk menghitung rasio perputaran piutang untuk Tujuan suatu audit laporan keuangan secara keseluruhan adalah untuk
dibandingkan dengan perputaran piutang tahun lalu, data industri, atau nilai menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah disajikan secara
ekspektasi lain. wajar, dalam segala hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Dalam merancang pengujian subtantif, auditor harus
Pengujian detil transaksi, meliputi: menenukan bahwa pengujian yang tepat telah diidentifikasi untuk mencapai
 Suatu sampel pendebetan dan pengkreditan atas rekening-rekening piutang. tujuan audit spesifik yang berkaitan dengan setiap asersi.
 Penelusuran data transaksi dari bukti transaksi dan jurnal ke pendebetan dan
pengkreditan dalam rekening-rekening piutang. Program Audit Untuk Pengujian Substantif
Program audit adalah daftar prosedur-prosedur audit yang harus dilakukan.
Pengujian detil saldo-saldo, meliputi: Sebagai tambahan daftar prosedur audit, setiap program audit harus memiliki
 Menentukan total semua saldo akhir piutang dagang dalam buku pembantu, kolom-kolom untuk :
sama dengan saldo piutang dagang di rekening control.  Suatu referensi silang ke kertas kerja lain yang berisi bukti yang diperoleh
 Mengkonfirmasi saldo akhir sejumlah rekening piutang langsung ke debitur dari setiap prosedur (bila memungkinkan).
atau pelanggan.  Paraf auditor yang malaksanakan masing-masing prosedur.
 Tanggal pelaksanaan prosedur diselesaikan.
Dalam hal piutang dagang, ketiga jenis pengujian subtantif di atas semuanya Dampak praktik, auditor kadang-kadang membuat rincian yang berbeda untuk
dapat diterapkan. Sedangkan untuk rekening – rekening yang lain, terkadang hal-hal tertentu dalam program auditnya. Dalam keadaan bagaimanapun
yang dapat diterapkan hanya satu atau dua jenis saja untuk mendapatkan bukti program audit hendaknya cukup detil agar dapat memberikan :
yang cukup untuk memenuhi tingkat risiko deteksi yang dapat diterima.Untuk  Garis-garis besar pekerjaan yang akan dilakukan.
menentukan bahwa rekening penjualan telah dilaporkan dengan jumlah yang  Dasar untuk koordinasi, supervise, dan pengawasan audit.
wajar, auditor bisa mendapatkan bukti melalui hal-hal berikut :  Catatan mengenai pekerjaan yang dilakukan.
Prosedur analisis. Prosedur-prosedur yang dilakukan meliputi:
 Perbandingan antara jumlah absolute saldo akhir dengan saldo akhir tahun Rerangka Umum Pengembangan Program Audit Untuk Pengujian
lalu, jumlah menurut anggaran, atau nilai ekspetasi lain. Substantif
 Perbandingan antara saldo akhir dengan saldo akhir menurut estimasi Apabila program audit dibuat untuk piutang dagang dan investasi jangka
independen. pendek, maka langkah audit yang perlu dilakukan :
Pengujian detil transaksi. Prosedur-prosedur audit yang dilakukan meliputi:  Verifikasi kebeneran penjumlahan dan tentukan kecocokan antara rekening
 Pencocokan ke dokumen pendukung atas setiap pengkreditan dengan control piutang dagang.
pendebetan ke rekening piutang dagang, bukti pengiriman barang, dan order  Verifikasi kebenaran penjumlahan dan tentukan kecocokan rekening
penjualan. investasi di buku besar dengan daftar detil investasi.
 Menelusur data transaksi dari dokumen dasar.
Rerangka Umum untuk pengembangan program audit untuk pengujian Prosedur analisis bisa menjadi alat auditor dalam mendapatkan bukti tentang
substantif saldo-saldo rekening laba-rugi. Jenis pengujian substantif bias digunakan
Perencanaan Awal secara langsung atau tidak langsung. Pengujian langsung
1. Identifikasi asersi-asersi laporan keuangan yang harus dicakup oleh program terjadi bila sebuah rekening pendapatan atau rekening biaya dibandingkan
audit. dengan data yang relevan untuk menentukan kewajaran saldonya.
2. Kembangkan tujuan-tujuan audit spesifik untuk setiap kategori asersi. 2. Pengujian detil untuk rekening-rekening laba-rugi
3. Tentukan risiko bawaan dan risiko pengendalian, dan tentukan pula tingkat Apabila bukti yang diperoleh dari prosedur analisis dan dari pengujian detil
risiko deteksi akhir untuk setiap asersi, sejalan dengan tingkat risiko audit atas rekening neraca yang berkaitan tidak mengurangi risiko deteksi pada
keseluruhan dan tingkat materialistas yang dapat diterima. tingkat rendah yang dapat diterima, maka diperlukan
4. Berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur-prosedur untuk pengujian detil langsung atas asersi-asersi yang berhubungan dengan
mendapatkan pemahaman mengenai kebijakan dan prosedur pengendalian rekening-rekening laba-rugi. Hal ini terjadi apabila :
intern yang relevan, bayangkan catatan akuntansi, dokumen pendukung, dan • Risiko bawaan tinggi.
proses akuntansi, dan proses pelaporan keuangan yang berhubungan dengan • Risiko pengendalian tinggi.
asersi-asersi. • Prosedur analisis menunjukkan adanya hubungan tidak biasa dan fluktuasi
5. Pertimbangkan pilihan-pilihan yang berhubungan dengan perancangan tak diharapkan.
pengujian substantif: • Rekening memerlukan analisis.
Alternatif untuk mengakomodasi berbagai tingkat resiko deteksi yang dapat
diterima: Rekening-rekening yang biasanya membutuhkan analisis terdiri dari :
Sifat : • Biaya hukum dan honorarium konsultan
Prosedur analitis • Biaya reparasi dan pemeliharaan
Pengujian detail transaksi • Biaya perjalanan dan representasi
Pengujian detail saldo-saldo • Gaji dan biaya direksi
Saat: Interim atau akhir tahun • Pajak dan lisensi
Luas: Besarnya sampel • Biaya sewa dan loyalitas
• Biaya sumbangan
Berbagai tipe bukti pendukung yang mungkin tersedia: • Biaya advertensi
Analisis dokumen perhitungan fisik
Konfirmasi elektonik pernyataan tertulis lisan Rekening-Rekening yang Berkaitan dengan Estimasi Akuntansi
Estimasi akuntansi adalah perkiraan mengenai suatu elemen laporan
Berbagai tipe prosedur audit yang tersedia. keuangan, pos, atau rekening yang terjadi bila tidak bisa diukur secara
Prosedur analitis Konfirmasi observasi pasti.estimasi akuntansi mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan
Teknik audit Perhitungan Inspeksi keuangan perusahaan. PSA No. 37, Audit atas Estimasi Akuntansi (SA
Pengajuan pertanyaan Penelusuran 342.07) menyatakan bahwa tujuan auditor dalam mengevaluasi estimasi
Pencocokan ke dokumen Pengerjaan ulang berbantuan Computer akuntansi adalah untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk
memberikan keyakinan memadai bahwa :
Pengujian substantif untuk dimasukkan ke dalam program audit  Semua estimasi akuntansi yang material bagi laporan keuangan telah
1. Tentukan prosedur awal untuk : ditetapkan.
 Menelusur saldo awal ke kertas kerja tahun lalu (jika mungkin dilakukan)  Estimasi akuntansi tersebut masuk akal dalam kondisi yang bersangkutan.
 Mereview aktivitas dalam rekening buku besar dan menyelediki hal hal  Estimasi akuntansi disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
yang tidak biasa. dan diungkap secara memadai.
 Memeriksa kebenaran penjumlahan pada catatan pendukung atau daftar Untuk mengevaluasi kepantasan suatu taksiran akuntansi, SA 342.09
untuk digunakan pada pengujian berikutnya, dan memeriksa kecocokannya menjelaskan bahwa auditor biasanya memusatkan terhadap faktor-faktor
dengan saldo di buku besar, untuk meyakinkan adanya kecocokan diantara asumsi kunci yang :
keduanya.  Signifikan terhadap estimasi akuntansi
2. Tentukan prosedur analitis yang akan digunakan  Peka terhadap perubahan
3. Tentukan pengujian detail transaksi yang akan dilakukan  Penyimpangan dari pola histories
4. Tentukan pengujian detail saldo-saldo yang akan dilakukan (sebagai  Subjektif dan rawan terhadap salah saji serta bias
tambahan atas 1a, b, c diatas) Bukti tentang kepantasan suatu estimasi bisa diperoleh auditor melalui satu
5. Pertimbangkan apakah ada ketentuan atau prosedur khusus yang bias atau kombinasidari pendekatan-pendekatan berikut :
diterapkan pada asersi yang sedang diuji, seperti prosedur-prosedur yang  Mereview dan uji proses yang digunakan oleh manajemen dalam menyusun
ditetapkan PSA (sebagai contoh, keharusan untuk melakukan observasi estimasi.
perhitungan fisik persediaan), atau yang ditetapkan oleh instansi lain yang  Membuat ekspetasi terpisah tentang estimasi.
berwenang yang belum termasuk pada (3) dan (4) diatas.  Mereview peristiwa atau transaksi kemudian yang terjadi sebelum
Tentukan prosedur-prosedur untuk menentukan kesesuain dengan penyajian selesainya pekerjaan lapangan.
dan pengungkapan menurut prinsip-prinsip akuntansi berlaku umum. Prosedur-prosedur yang dilakukan meliputi :
 Pertimbangan relevansi, keandalan, dan kecukupan data dan faktor faktor
Program Audit Dalam Penugasan Pertama lain yang digunakan manajemen.
Dua hal yang memerlukan pertimbangan khusus dalam merancang program  Mengevaluasi kepantasan dan konsistensi asumsi-asumsi.
audit untuk audit sebagai penugasan pertama :  Mengerjakan ulang perhitungan yang telah dilakukan manajemen.
 Penentuan ketetapan saldo-saldo awal rekening pada periode yang diaudit. Rekening-Rekening Berkaitan dengan Transaksi dengan Pihak yang Memiliki
 Penentuan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan pada periode yang lalu Hubungan Istimewa
sebagai dasar untuk menentukan konsistensi penerapan prinsip tersebut pada Tujuan auditor dalam pengauditan atas transaksi-transaksi yang dilakukan
periode berjalan. dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa adalah untuk
mendapatkan bukti mengenai tujuan, sifat, dan luasnya transaksi ini serta
Program Audit Dalam Penugasan Ulang dampaknya terhadap laporan keuangan. PSA No. 34, Pihak yang Mamiliki
Dalam penugasan ulang, auditor memiliki akses pada semua program yang Hubungan Istimewa (SA 334.09) menyatakan bahwa pengujian substantif
digunakan pada periode yang lalu dan kertas kerja yang berkaitan dengan harus meliputi hal-hal berikut :
program tersebut. Setrategi awal biasanya ditetapkan auditor berdasarkan  Memahami tujuan transaksi dari usaha.
asumsi bahwa tingkat risiko dan program audit untuk pengujian substantif  Memeriksa faktur dan mereview surat perjanjian, kontrak, dan dokumen
yang digunakan pada periode yang lalu akan tetap digunakan pada periode relevan lainnya.
berjalan. Oleh karena itu, program audit untuk penugasan tahun berjalan  Menentukan apakah transaksi telah disetujui oleh dewan komisaris, atau
sering kali disusun sebelum auditor menyelesaikan kegiatan mempelajari dan direksi atau pejabat yang berwenang.
menilai struktur pengendalian intern.  Melakukan pengujian kewajaran terhadap jumlah yang diungkapkan, atau
yang dipertimbangkan untuk diungkapkan dalam laporan keuangan.
PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM  Mengatur audit atas rekening koran antar perusahaan yang dilaksanakan
PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF pada tanggal yang bersamaan.
Rekening-Rekening Laba-Rugi  Menginspeksi atau mengkonfirmasi dan memperoleh keyakinan atas nilai,
Secara tradisional pengujian detil saldo rekening lebih difokuskan pada dan mudah atau tidaknya jaminan dialihkan.
rekening-rekening laporan keuangan yang disajikan dalam neraca (rekening
riil) dibandingkan dengan rekening-rekening laba rugi (rekening PROGRAM AUDIT DALAM PENUGASAN PERTAMA
nominal).pendekatan ini efisien dan logis karena setiap rekening laba rugi Dua hal yang memerlukan pertimbangan khusus dalam merancang program
pasti akan terkait dengan satu atau lebih rekening neraca. audit untuk audit dalam penugasan pertama adalah :
1. Prosedur analisis untuk rekening-rekening laba-rugi  Penentuan ketepatan saldo saldo awal rekening pada periode yang diaudit
 Penentuan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan pada periode yang lalu b) Tingkat penyimpangan yang dapat ditoleransi.
sebagai dasar untuk menentukan konsistensi penerapan prinsip tersebut pada c) Tingkat penyimpangan populasi diharapkan.
periode berjalan. e. Menentukan metode pemilihan sampel
a) Sampling nomor acak
PROGRAM AUDIT DALAM PENUGASAN ULANGAN b) Sampling sistematis
Dalam suatu penugasan ulangan, auditor memiliki akses pada semua program
yang digunakan pada periode yang lalu dan kertas kerja yang berkaitan 4. Membuat atribut sampel secara statistik dan mengevaluasi hasilnya
dengan program tersebut. Dalam situasi demikian, strategi awal audit a. Melaksanakan rencana sampling
biasanya ditetapkan auditor berdasarkan asumsi bahwa tingkat risiko dan b. Mengevaluasi hasil sampling
program audit untuk pemgujian substantif yang digunakan pada periode yang a) Menghitung tingkat penyimpangan sampel
lalu akan tepat digunakan pada periode berjalan. b) Menentukan batas penyimpangan atas
c) Menentukan cadangan untuk risiko sampling
d) Mempertimbangkan aspek penyimpangan kualitatif
e) Menarik kesimpulan secara menyeluruh
esume - Sampling Audit Pengujian Pengendalian
1. Konsep dasar sampling audit 5. Pertimbangan lainnya
Sifat dan tujuan sampling audit Sampling penemuan adalah bentuk dari sampling atribut yang dirancang
Sampling audit merupakan penerapan prosedur audit untuk menilai beberapa untuk menemukan sedikitnya satu pengecualian jika tingkat penyimpangan
karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi terhadap unsur-unsur suatu dalam populasi sama atau diatas tingkat yang ditentukan.
saldo akun atau kelompok transaksi yang kurang dari 100%.

Ketidakpastian dan sampling audit


Ketidakpastian yang melekat di dalam audit merupakan resiko audit. Dua
komponen resiko audit: (1) Resiko pengendalian (control risk). (2) Pengujian Dampak Teknologi Informasi Terhadap Proses Audit
rincian resiko.
Pengendalian komputer dapat menggantikan pengendalian manual.
Resiko sampling dan resiko nonsampling Memiliki keuggulan dapat mampu menangani transaksi bisnis yang kompleks
Resiko sampling berhubungan dengan kemungkinan sampel yang diambil
tidak menggambarkan secara benar populasi tersebut. dengan jumlah besar dengan efisien. Komputer memproses informasi secara
Jenis resiko sampling untuk pengujian pengendalian yaitu
resiko terhadap penilaian tingkat resiko pengendalian yang terlalu konsisten serta dapat menggurangi salah saji dengan mengganti prosedur yang
rendah dan resiko terhadap penilaian tingkat resiko pengendalian yang dilakukannya secara manual dengan pengendalian yang terprogram dengan
terlalu tinggi.
Resiko nonsampling merupakan bagian resiko audit yang tidak disebabkan menerapkan fungsi saling mengawasi dan mengontrol setiap transaksi yang
oleh pengujian hanya pada sebagian data. Sumber-sumber resiko nonsampling
meliputi: diproses.
 Kesalahan manusia Risiko khusus yang terkait sistem TI dapat memicu kerugian jika
 Penerapan prosedur audit yang tidak sesuai dengan tujuan audit
sistem TI rusak dan gagal yang mengakibatkan organisasi menjadi lumpuh
 Kesalahan dalam menginterpretasikan hasil sampel
 Percaya pada informasi yang salah yang diterima dari pihak lain. atau tidak beroperasi karena ketidakmampuan dalam mendapatkan kembali
Resiko nonsampling tidak pernah diukur secara sistematis. informasi yang hilang atau penggunaan informasi yang tidak handal yang

Sampling statistik dan nonstatistik disebabkan oleh kesalahan pemrosesan. Terdapat risiko lain terkait sistem TI
Pengujian audit yang sesuai dengan GAAS, auditor dapat menggunakan
sampling statistik saja atau sampling nonstatistik saja atau keduanya. yaitu:
Perbedaan penting dari kedua jenis sampling ini adalah bahwa hukum 1. Risiko terhadap perangkat keras dan data
probabilitas digunakan untuk mengendalikan resiko sampling
dalam sampling statistik. a. Ketergantungan terhadap kemampuan kerja hardware dan sofware

Teknik sampling audit b. Kesalahan sistematik dan kesalahan acak


Kebanyakan sampel audit mengarah pada estimasi:
c. Akses yang belum diotorisasi
(1) Tingkat penyimpangan. (2) Jumlah uang.
Ketika sampling statistik digunakan, teknik sampel ini masing-masing d. Terjadiya kehilangan data
ditunjukkan sebagai sampling atribut dan sampling variabel.
2. Berkurangnya jejak audit
2. Sampling nonstatistik untuk pengujian pengendalian
Pengendalian yang dapat diuji dengan menggunakan sampling a. Kejelasan jejak audit kurang
nonstatistik b. Berkuragnya keterlibatan manusia
a. Pengujian prosedur pengendalian dengan menggunakan
program komputer. c. Kurangnya otorisasi tradisional
b. Pengujian prosedur pengendalian umum komputer.
c. Pengujian prosedur tindak lanjut manual. 3. Kebutuhan akan pengalaman dibidang TI dan pemisahan tugas TI
d. Pengujian pengendalian manajemen.
a. Berkurangnya pemisahan tugas
Langkah-langkah dalam sampling nonstatistik
a. Menentukan tujuan dan prosedur. b. Kebutuhan akan pengalaman dibidang TI
b. Menentukan populasi dan unit sampling.
c. Menspesifikasi pengendalian yang dikehendaki dan Standart audit menjelaskan dua kategori pengendalian sistem TI yaitu
bukti yang efektif dan tidak efektif.
d. Menggunakan pertimbangan menentukan ukuran 1. Pengendalian umum yang diterapkan pada semua aspek fungsi TI termasuk :
sampel. a. Pengaturan Fungsi TI sangat berpengaruh penting dalam organisasi yang
e. Menggunakan pertimbangan menentukan metode
pemilihan sampel. dapat dipengaruhi oleh sikap dari dewan direksi dan manajemen senior
a) Sampling nomor acak (random number sampling).
b) Sampling sistematis (systematic sampling). terhadap TI. Pengawasan serta serta kebutuhan informasi organusasi sangat
f. Menerapkan prosedur audit.
diperlukan dalam melaksanakan tanggung jawab kinerja terkait TI. Contohnya
g. Mengevaluasi hasil sampel.
3. Merancang atribut sambel statistik untuk pengujian pengendalian dalam organisasi perlu pihak internal yang memiliki tugas serta peran dalam
Langkah-langkahnya:
a. Menetapkan tujuan audit melaksanakan tugas terkait TI dalam organisasi seperti Chief Information
b. Menjelaskan populasi dari unit sampling
c. Menspesifikasi atribut yang dikehendaki Officer
d. Menentukan ukuran sampel
Menspesifikasi pengurutan nilai setiap faktor:
a) Risiko atas perkiraan pengendalian yang terlalu rendah.
b. Pemisahan tugas TI berguna untuk mencegah pihak tertentu melakukan menghasilkan data seperti penjualan dan penerimaan kas. Auditor
otorisasi dan mencatat transaksi untuk menutupi pencurian aset yang mengevaluasi pengendalian aplikasi dalam setiap kelompok transasksi dan
dilakukan. Pemisahan tanggung jawab : akun dimana auditor merencanakan untuk mengurangi penilaian risiko
i. Manajemen TI, CIO atau manejer harus bertanggung jawab untuk pengendalian karena pengendalian TI akan berbeda setiap kelompok dan
mengawasi fungsi TI agar semua aktivitas TI dilakukan secara konsisiten transaksi.
sesuai dengan rencana startegis TI. a. Pengendalian input adalah pengendalian input yang dirancang untuk
ii. Analis sisitem bertanggung jawab dalam keseluruhan rancangan setiap memberikan informasi yang ada didalam komputer bersifat sah, akurat dan
sistem aplikasi, mengkoordinasikan pengembangan dan perubahan terhadap lengkap karena sebagian kesalahan dalam sistem TI berasal dari kesalahan
sistem TI dengan personel TI yang bertanggung jawab dalam pemograman dalam memasukan data dan tanpa memperhitungkan kualitas proses
aplikasi dan personel diluar TI yang menjadi pengguna sistem. informasi, kesalahan input menghasilakn output yang salah. Jenis
iii. Operator komputer bertanggung jawab dalam kegiatan operasional pengendalian yang dikembangkan dalam sistem manual.
komputer sehari-hari dan bertanggung jawab dalam memantau perangkat i. Otorisasi manajemen dan trasaksi
komputer untuk hal-hal terkait efisiensi dan kerusakan komputer. ii. Penyiapan dokumen sumber input yang memadai
iv. Personel pengendali data input ataupun output secara indenpenden iii. Personel yang kompeten
memerikasa kualitas input dan kewajaran output yang dihasilkan. Organisasi Pengendalian yang khusus untuk TI :
yang menggunakan bbasic data untuk menyimpan informasi yang digunakan i. Tampilan input dirancang dengan tepat serta membantu masukanya
oleh fungsi akuntansi dan fungsi lain, administrator basis data bertanggung informasi transaksi
untuk operasi dan keamanan akses basis data tersebut ii. Daftar menu pilihan perangkat lunak yang tersedia
c. pengembangan sistem mencakup hal beriikut : iii. Pengujian validasi keakuratan input yang dilakakukan komputer
i. pembelian perangkat lunak atau mengembangkanperangkat lunnak iv. Pengendalian input yang berbasis online
sendiri untuk memenuhi kebutuhan organisasi v. Prosedur koreksi kesalahan terhadap input
ii. melakukan uji coba perangkat lunak untuk menyakinkan bahwa vi. Akumulasi kesalahan dalam personel input data
perangkat tersebut sesuai denga perangkat keras adan lunak yang ada serta b. Pengendalian Proses berguna untuk mencegah dan mendeteksi kesalahan
dapat dalam memenuhi segala transaksi yang ada. Pendekatan uji coba terdiri ketika pemrosesan data trannsaksi. Antara lain pengembangan sistem dan
dari : keamanan sistem, memberikan pengendalian dalam meminimalkan kesalahan
1. uji coba pendahuluan merupakan sistem baru diterapkan didalam satu bagian dan untuk mencegah, mendeteksi, dan mengkoreksi kesalahan dalam
dari organisasi sementara lokasi lainnya terus berjalan dengan sistem lama pemrosesan.
2. uji coba paralel yang merupakan sistem yang lama dan baru beroperasi secara c. Pengendalian Output merupakan pengendlaian yang lebih menekankan pada
simultan disemua lokasi pedeteksian kesalahan setelah pemrosesan selesai yang dilakukan daripada
d. Pengamanan fisik dan online terhadap akses perangkat lunak, perangkat keras mencegah kesalahan. Pengendalian ini mengkaji keandalan data oleh pihak
dan data terkait. Pengendalian tersebut dapat menurunkan risiko perubahan terkait yang memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai data output.
yang tidak diotorisasi terhadap program dan penggunaan yang tidak tepat Beberapa pengendalian umum dalam mendeteksi kesalahan output :
terhadap program dan arsip data. i. Rekonsiliasi output yang dihasilakn oleh komputer dengan hasil
i. Pengendalian Fisik adalah dengan membatasi akses, pemantauan serta perhitungan manual.
keamanan kondisi terhadap perangkat keras, perangkat lunak dan arsip data ii. Membandingkan jumlah unit yang diproses dengan jumlah unit yang
cadangan yang tersimpan pada disk atau USB. dimasukkan untuk diproses.
ii. Pengendalian terhadap akses online berguna untuk mengurangi iii. Membandingkan sampel transaksi output dengan dokumen sumber
kemungkinan perubahan yang tidak diotorisasi terhadap aplikasi perangkat inputnya.
lunak dan arsip data. iv. Verifikasi tanggal dan waktu pemrosesan untuk mengidentifikasi setiap
e. Rencana cadangan dan kontijensi jika terjadi kondisi darurat yang tidak pemrosesan yang tidak berurutan.
diperkirakan. Kegunaan rencana cadangan dan kontijensi untuk menyimpan Auditor harus memiliki pengetahuan atas pengendalian umum
perangkat lunak dan arsip data penting kepada perusahaan yang khusus serta pengendalian sistem TI (aplikasi) yan tepat guna untuk menerbitkan
bergerak dalam bidang pengamanan penyimpanan data. opini yang benar serta cocok atas pengendalian internal terhadap laporan
f. pengendalian perangkat keras. Pengendalian yang dipasangkan kedalam keuangan. Pengaruh pengendalian TI terhadap risiko pengendalian dapat
perangkat komputer guna untuk mendeteksi dan melaporkan adanya dievaluasi dengan efektivitas pengendalian umum sebelum melakukan
kerusakan peralatan tersebut. Auditor lebih memperhatikan cara mengatasi pengevaluasian terhadap pengendalian aplikasi.
kesalahan pengendalian perangkat keras daripada keandalan mereka. a. Pengaruh pengendalian umum terhadap aplikasi sistem secara keseluruhan.
2. Pengendalian aplikasi diterapkan untuk memproses transaksi seperti auditor harus memperhatikan adannya kemungkinan program perangkat
pengendalian input, pengendalian proses dan pengendalian output yang lunak atau perubahan arsip data yang tidak diotorisasi yang dapat
menimbulkan transaksi-transaski fiktif, data yang tidak sah/valid, dan dengan tujuan untuk menentukan efektivitas pengendalian otomatis dan untuk
penghapusan akun terkait. mendapatkan bukti mengenai saldo akun secara elektronik. Perangkat lunak
b. Pengaruh pengendalian umum terhadap perangkat lunak. Auditor harus dapat audit memberikan 3 keuntungan :
mengevaluasi dalam menambahkan pengujian yang diperlukan jika pihak i. Relatif mudah untuk melatih para staf audit untuk menggunakannya
klien mengubah perangkat lunak karena perusahaan yang memiliki bahkan meski mereka sebelumnya hanya mendapatkan sedikit pelatihan audit
pengendalian umum yang lemah akan sulit mengidentifikasi perubahan terkait TI.
perangkat lunak yang mengakibatkan pengendalian umum melemah. ii. Perangkat lunak dapat diterapkan pada beragam klien dengan sedikit
c. Mendapatkan pemahaman atas pengendalian umum klien. Auditor dalam penyesuaian
mendapatkan informasi mengenai pengendalian umum dan aplikasi melalui iii. Memiliki kemampuan untuk melakukan pengujian audit lebih cepat dan
beberapa cara : lebih terperinci dibandingakn dengan menggunakan prosedur manual
a. Melakukan wawancara dengan personel TI dan para pengguna utama tradisional.
b. Memeriksa dokumentasi sistem sepperti bagan arus, petunjuk penggunaan, c. Pendekatan Modul audit melekat. Pendekatan ini memungkinkan auditor
permohonan perubahan program, pengujian hasil untuk dapat terus menerus mengaudit transaksi dengan mengidentifikasi
c. Mengkaji hasil perincian kuesioner yang diisi oleh staf TI transaksi aktual yang diproses oleh klien dibandingkan dengan data yang diuji
Dampak dari pengendalian TI terhadap risiko pengendalian dan pengujian dan pendakatan simulasi paralel yang bisa dilakukan dengan pengujian
substantif. berselang. Cara-cara dalam pendekatan pengujian :
a. Menghubungkan pengendalian TI dengan tujuan audit terkait transaksi. i. Menguji data untuk melakukan pengujian pengendalian dan pengujian
Auditor menghubungkan pengendalian dan kekurangan dalam pengendalian subtantif transaksi
umum kepada tujuan audit terkait transaksi spesifik karena pengendalian ii. Simulasi paralel untuk pengujian subtanstif seperti perhitungan ulang
umum mempengaruhi tujuan audit dalam beberapa siklus. Apabila jumlah transaksi dan penjumlahan ke bawah catatan tambahan diarsip utama
pengendalian umum tidak efektif maka kemampuan auditor dalam piiutang dagang
mengendalikan pengendalian aplikasi untuk mengurangi risiko pengendalian iii. Melekatkan modul audit untuk mengidentifikasi transaksi yang tidak
dalam semua siklus menurun, sebaliknya jika pengendalian berjalan efektif biasa untuk pengujian subtansif.
akan meningkatkan kemampuan auditor untuk pengendalian aplikasi untuk Meskipun semua organisasi memerlukan pengendalian internal
semua siklus. yang baik tanpa melihat struktur fungsi TI , namun beberapa masalah
b. Pengaruh pengendalian TI terhadap pengujian Subtantif. Untuk mengurangi pengendalian umum dapat berbeeda tergantung lingkungan TI. Berikut
pengujian subtansif dengan menggunakan sistematik pengendalian aplikasi masalah yang dapat terjjadi :
otomatis untuk mengurangi ukuran sampel yang digunakan untuk menguji 1. Masalah-masalah dalam lingkungan jaringan. Seperti contoh auditor
pengendalian tersebut baik dalam audit atas laporan keuangan dan audit atas meningkatkan risiko pengendalian ketika perusahaan memiliki jaringan yang
pengendalian internal terhadap laporan keuangan. terdiri dari beberapa server yang terletak pada beberapa lokasi karena adanya
Pengauditan dalam lingkungan TI yang tidak kompleks. Auditor harus oprasi jarigan yang terdesentralisasi sering kali kekurangan pengamanan dan
menggunakan ketiga ketegori pendekatan pengujian ketika mengaudit melalui pengawasan manajemen terhadap beragam server yang terhubung.
komputer : 2. Masalah dalam sistem manajemen basis data. Seperti beragam pengguna
a. Pendekatan pengujian data. Auditor harus memproses pengujian data mereka termasuk individu diluar fungsi akuntansi dapat mengakses dan memperbarui
sendiri dengan menggunakan sistem komputer klien dann program aplikasi arsip data yang terhubung pada sistem terkait transaksi perusahaan yang
untuk menentukan pengendalian otomatis telah memproseskan data yang diuii dilakukan.
dengan tepat. Dengan cara memasukan data transaksi diterima atau ditolak 3. Masalah-masalah dalam sistem E-commerce. Seperti penggunaan sistem e-
oleh sistem kemudian data yang diuji diproses dalam sistem klien serta commerce dapat membuka data sensitif perusahaan, program dan perangkat
nantinya membandingkan hasil aktual dengan hasil yang diprediksi dalam lunak yang memungkinkan akan terjadinya sabotase oleh pihak eksternal.
menilai efektivitas pengendalian otomatis program aplikasi. Ada tiga 4. Masalah ketika klien mensubkontrakkan kebutuhan TI karena perusahaan
pertimbanan dalam melakukan pendekatan ini : lebih kecil sering mensubkontrakkan fungsi penggajian mareka karena
i. Pengujian data harus memasukan semua kondisi yang ingin diuji oleh penggajian relatif sama disatu perusahaan dengan perusahaan lainnya dan
auditor. banyak penyedia jasa penggajian yang andal yang tersedia dengan
ii. Program aplikasi yang diuji oleh data uji auditor harus sama dengan menimilkan serta efisiensi dalam biaya.
data yang digunakan oleh klien sepanjang tahun. Dalam membantu mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal
iii. Data yang diuji harus dihapuskan dari catatan klien. dalam merencanakan audit, auditor membutuhkan bukti mengenai efektifitas
b. Simulasi Paralel. Auditor menggunakan perangkat lunak yang dikendalikan operasi pengendali untuk menilai risiko pengendalian, khususnya mengaudit
auditor untuk melakukan oprasi yang sama dengan yang dikerjakan oleh pengendlaian internal terhadap pelaporan keuangan bagi perusahaan publik.
perangkat lunak milik klien dengan menggunakan arsip yang data yang sama Bukti tersebut dapat berupa :
1. Berdasarkan pada laporan auditor perusahaan penyedia jasa atas pengendalian i. Manajemen TI, CIO atau manejer harus bertanggung jawab untuk
yang diterapkandan penggujian atas efektivitas operasi pengendali mengawasi fungsi TI agar semua aktivitas TI dilakukan secara konsisiten
2. Berasal dari pengujian atas pengendalian internal organisasi penggguna sesuai dengan rencana startegis TI.
terhadap aktivitas organisasi penyedia jasa ii. Analis sisitem bertanggung jawab dalam keseluruhan rancangan setiap
3. Dihasilakan ketika auditor perusahaan penngguna layanan melakukan sistem aplikasi, mengkoordinasikan pengembangan dan perubahan terhadap
pengujian yang tepat diperusahaan penyedia jasa. sistem TI dengan personel TI yang bertanggung jawab dalam pemograman
aplikasi dan personel diluar TI yang menjadi pengguna sistem.
iii. Operator komputer bertanggung jawab dalam kegiatan operasional
komputer sehari-hari dan bertanggung jawab dalam memantau perangkat
komputer untuk hal-hal terkait efisiensi dan kerusakan komputer.
Dampak Teknologi Informasi Terhadap Proses Audit
iv. Personel pengendali data input ataupun output secara indenpenden
Pengendalian komputer dapat menggantikan pengendalian manual.
memerikasa kualitas input dan kewajaran output yang dihasilkan. Organisasi
Memiliki keuggulan dapat mampu menangani transaksi bisnis yang kompleks
yang menggunakan bbasic data untuk menyimpan informasi yang digunakan
dengan jumlah besar dengan efisien. Komputer memproses informasi secara
oleh fungsi akuntansi dan fungsi lain, administrator basis data bertanggung
konsisten serta dapat menggurangi salah saji dengan mengganti prosedur yang
untuk operasi dan keamanan akses basis data tersebut
dilakukannya secara manual dengan pengendalian yang terprogram dengan
c. pengembangan sistem mencakup hal beriikut :
menerapkan fungsi saling mengawasi dan mengontrol setiap transaksi yang
i. pembelian perangkat lunak atau mengembangkanperangkat lunnak
diproses.
sendiri untuk memenuhi kebutuhan organisasi
Risiko khusus yang terkait sistem TI dapat memicu kerugian jika
ii. melakukan uji coba perangkat lunak untuk menyakinkan bahwa
sistem TI rusak dan gagal yang mengakibatkan organisasi menjadi lumpuh
perangkat tersebut sesuai denga perangkat keras adan lunak yang ada serta
atau tidak beroperasi karena ketidakmampuan dalam mendapatkan kembali
dapat dalam memenuhi segala transaksi yang ada. Pendekatan uji coba terdiri
informasi yang hilang atau penggunaan informasi yang tidak handal yang
dari :
disebabkan oleh kesalahan pemrosesan. Terdapat risiko lain terkait sistem TI
1. uji coba pendahuluan merupakan sistem baru diterapkan didalam satu bagian
yaitu:
dari organisasi sementara lokasi lainnya terus berjalan dengan sistem lama
1. Risiko terhadap perangkat keras dan data
2. uji coba paralel yang merupakan sistem yang lama dan baru beroperasi secara
a. Ketergantungan terhadap kemampuan kerja hardware dan sofware
simultan disemua lokasi
b. Kesalahan sistematik dan kesalahan acak
d. Pengamanan fisik dan online terhadap akses perangkat lunak, perangkat keras
c. Akses yang belum diotorisasi
dan data terkait. Pengendalian tersebut dapat menurunkan risiko perubahan
d. Terjadiya kehilangan data
yang tidak diotorisasi terhadap program dan penggunaan yang tidak tepat
2. Berkurangnya jejak audit
terhadap program dan arsip data.
a. Kejelasan jejak audit kurang
i. Pengendalian Fisik adalah dengan membatasi akses, pemantauan serta
b. Berkuragnya keterlibatan manusia
keamanan kondisi terhadap perangkat keras, perangkat lunak dan arsip data
c. Kurangnya otorisasi tradisional
cadangan yang tersimpan pada disk atau USB.
3. Kebutuhan akan pengalaman dibidang TI dan pemisahan tugas TI
ii. Pengendalian terhadap akses online berguna untuk mengurangi
a. Berkurangnya pemisahan tugas
kemungkinan perubahan yang tidak diotorisasi terhadap aplikasi perangkat
b. Kebutuhan akan pengalaman dibidang TI
lunak dan arsip data.
Standart audit menjelaskan dua kategori pengendalian sistem TI yaitu
e. Rencana cadangan dan kontijensi jika terjadi kondisi darurat yang tidak
1. Pengendalian umum yang diterapkan pada semua aspek fungsi TI termasuk :
diperkirakan. Kegunaan rencana cadangan dan kontijensi untuk menyimpan
a. Pengaturan Fungsi TI sangat berpengaruh penting dalam organisasi yang
perangkat lunak dan arsip data penting kepada perusahaan yang khusus
dapat dipengaruhi oleh sikap dari dewan direksi dan manajemen senior
bergerak dalam bidang pengamanan penyimpanan data.
terhadap TI. Pengawasan serta serta kebutuhan informasi organusasi sangat
f. pengendalian perangkat keras. Pengendalian yang dipasangkan kedalam
diperlukan dalam melaksanakan tanggung jawab kinerja terkait TI. Contohnya
perangkat komputer guna untuk mendeteksi dan melaporkan adanya
dalam organisasi perlu pihak internal yang memiliki tugas serta peran dalam
kerusakan peralatan tersebut. Auditor lebih memperhatikan cara mengatasi
melaksanakan tugas terkait TI dalam organisasi seperti Chief Information
kesalahan pengendalian perangkat keras daripada keandalan mereka.
Officer
2. Pengendalian aplikasi diterapkan untuk memproses transaksi seperti
b. Pemisahan tugas TI berguna untuk mencegah pihak tertentu melakukan
pengendalian input, pengendalian proses dan pengendalian output yang
otorisasi dan mencatat transaksi untuk menutupi pencurian aset yang
menghasilkan data seperti penjualan dan penerimaan kas. Auditor
dilakukan. Pemisahan tanggung jawab :
mengevaluasi pengendalian aplikasi dalam setiap kelompok transasksi dan
akun dimana auditor merencanakan untuk mengurangi penilaian risiko
pengendalian karena pengendalian TI akan berbeda setiap kelompok dan b. Pengaruh pengendalian umum terhadap perangkat lunak. Auditor harus dapat
transaksi. mengevaluasi dalam menambahkan pengujian yang diperlukan jika pihak
a. Pengendalian input adalah pengendalian input yang dirancang untuk klien mengubah perangkat lunak karena perusahaan yang memiliki
memberikan informasi yang ada didalam komputer bersifat sah, akurat dan pengendalian umum yang lemah akan sulit mengidentifikasi perubahan
lengkap karena sebagian kesalahan dalam sistem TI berasal dari kesalahan perangkat lunak yang mengakibatkan pengendalian umum melemah.
dalam memasukan data dan tanpa memperhitungkan kualitas proses c. Mendapatkan pemahaman atas pengendalian umum klien. Auditor dalam
informasi, kesalahan input menghasilakn output yang salah. Jenis mendapatkan informasi mengenai pengendalian umum dan aplikasi melalui
pengendalian yang dikembangkan dalam sistem manual. beberapa cara :
i. Otorisasi manajemen dan trasaksi a. Melakukan wawancara dengan personel TI dan para pengguna utama
ii. Penyiapan dokumen sumber input yang memadai b. Memeriksa dokumentasi sistem sepperti bagan arus, petunjuk penggunaan,
iii. Personel yang kompeten permohonan perubahan program, pengujian hasil
Pengendalian yang khusus untuk TI : c. Mengkaji hasil perincian kuesioner yang diisi oleh staf TI
i. Tampilan input dirancang dengan tepat serta membantu masukanya Dampak dari pengendalian TI terhadap risiko pengendalian dan pengujian
informasi transaksi substantif.
ii. Daftar menu pilihan perangkat lunak yang tersedia a. Menghubungkan pengendalian TI dengan tujuan audit terkait transaksi.
iii. Pengujian validasi keakuratan input yang dilakakukan komputer Auditor menghubungkan pengendalian dan kekurangan dalam pengendalian
iv. Pengendalian input yang berbasis online umum kepada tujuan audit terkait transaksi spesifik karena pengendalian
v. Prosedur koreksi kesalahan terhadap input umum mempengaruhi tujuan audit dalam beberapa siklus. Apabila
vi. Akumulasi kesalahan dalam personel input data pengendalian umum tidak efektif maka kemampuan auditor dalam
b. Pengendalian Proses berguna untuk mencegah dan mendeteksi kesalahan mengendalikan pengendalian aplikasi untuk mengurangi risiko pengendalian
ketika pemrosesan data trannsaksi. Antara lain pengembangan sistem dan dalam semua siklus menurun, sebaliknya jika pengendalian berjalan efektif
keamanan sistem, memberikan pengendalian dalam meminimalkan kesalahan akan meningkatkan kemampuan auditor untuk pengendalian aplikasi untuk
dan untuk mencegah, mendeteksi, dan mengkoreksi kesalahan dalam semua siklus.
pemrosesan. b. Pengaruh pengendalian TI terhadap pengujian Subtantif. Untuk mengurangi
c. Pengendalian Output merupakan pengendlaian yang lebih menekankan pada pengujian subtansif dengan menggunakan sistematik pengendalian aplikasi
pedeteksian kesalahan setelah pemrosesan selesai yang dilakukan daripada otomatis untuk mengurangi ukuran sampel yang digunakan untuk menguji
mencegah kesalahan. Pengendalian ini mengkaji keandalan data oleh pihak pengendalian tersebut baik dalam audit atas laporan keuangan dan audit atas
terkait yang memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai data output. pengendalian internal terhadap laporan keuangan.
Beberapa pengendalian umum dalam mendeteksi kesalahan output : Pengauditan dalam lingkungan TI yang tidak kompleks. Auditor harus
i. Rekonsiliasi output yang dihasilakn oleh komputer dengan hasil menggunakan ketiga ketegori pendekatan pengujian ketika mengaudit melalui
perhitungan manual. komputer :
ii. Membandingkan jumlah unit yang diproses dengan jumlah unit yang a. Pendekatan pengujian data. Auditor harus memproses pengujian data mereka
dimasukkan untuk diproses. sendiri dengan menggunakan sistem komputer klien dann program aplikasi
iii. Membandingkan sampel transaksi output dengan dokumen sumber untuk menentukan pengendalian otomatis telah memproseskan data yang diuii
inputnya. dengan tepat. Dengan cara memasukan data transaksi diterima atau ditolak
iv. Verifikasi tanggal dan waktu pemrosesan untuk mengidentifikasi setiap oleh sistem kemudian data yang diuji diproses dalam sistem klien serta
pemrosesan yang tidak berurutan. nantinya membandingkan hasil aktual dengan hasil yang diprediksi dalam
Auditor harus memiliki pengetahuan atas pengendalian umum menilai efektivitas pengendalian otomatis program aplikasi. Ada tiga
serta pengendalian sistem TI (aplikasi) yan tepat guna untuk menerbitkan pertimbanan dalam melakukan pendekatan ini :
opini yang benar serta cocok atas pengendalian internal terhadap laporan i. Pengujian data harus memasukan semua kondisi yang ingin diuji oleh
keuangan. Pengaruh pengendalian TI terhadap risiko pengendalian dapat auditor.
dievaluasi dengan efektivitas pengendalian umum sebelum melakukan ii. Program aplikasi yang diuji oleh data uji auditor harus sama dengan
pengevaluasian terhadap pengendalian aplikasi. data yang digunakan oleh klien sepanjang tahun.
a. Pengaruh pengendalian umum terhadap aplikasi sistem secara keseluruhan. iii. Data yang diuji harus dihapuskan dari catatan klien.
auditor harus memperhatikan adannya kemungkinan program perangkat b. Simulasi Paralel. Auditor menggunakan perangkat lunak yang dikendalikan
lunak atau perubahan arsip data yang tidak diotorisasi yang dapat auditor untuk melakukan oprasi yang sama dengan yang dikerjakan oleh
menimbulkan transaksi-transaski fiktif, data yang tidak sah/valid, dan perangkat lunak milik klien dengan menggunakan arsip yang data yang sama
penghapusan akun terkait. dengan tujuan untuk menentukan efektivitas pengendalian otomatis dan untuk
mendapatkan bukti mengenai saldo akun secara elektronik. Perangkat lunak 1. Berdasarkan pada laporan auditor perusahaan penyedia jasa atas pengendalian
audit memberikan 3 keuntungan : yang diterapkandan penggujian atas efektivitas operasi pengendali
i. Relatif mudah untuk melatih para staf audit untuk menggunakannya 2. Berasal dari pengujian atas pengendalian internal organisasi penggguna
bahkan meski mereka sebelumnya hanya mendapatkan sedikit pelatihan audit terhadap aktivitas organisasi penyedia jasa
terkait TI. 3. Dihasilakan ketika auditor perusahaan penngguna layanan melakukan
ii. Perangkat lunak dapat diterapkan pada beragam klien dengan sedikit pengujian yang tepat diperusahaan penyedia jasa.
penyesuaian
iii. Memiliki kemampuan untuk melakukan pengujian audit lebih cepat dan
lebih terperinci dibandingakn dengan menggunakan prosedur manual
tradisional.
c. Pendekatan Modul audit melekat. Pendekatan ini memungkinkan auditor
untuk dapat terus menerus mengaudit transaksi dengan mengidentifikasi
transaksi aktual yang diproses oleh klien dibandingkan dengan data yang diuji
dan pendakatan simulasi paralel yang bisa dilakukan dengan pengujian
berselang. Cara-cara dalam pendekatan pengujian :
i. Menguji data untuk melakukan pengujian pengendalian dan pengujian
subtantif transaksi
ii. Simulasi paralel untuk pengujian subtanstif seperti perhitungan ulang
jumlah transaksi dan penjumlahan ke bawah catatan tambahan diarsip utama
piiutang dagang
iii. Melekatkan modul audit untuk mengidentifikasi transaksi yang tidak
biasa untuk pengujian subtansif.
Meskipun semua organisasi memerlukan pengendalian internal
yang baik tanpa melihat struktur fungsi TI , namun beberapa masalah
pengendalian umum dapat berbeeda tergantung lingkungan TI. Berikut
masalah yang dapat terjjadi :
1. Masalah-masalah dalam lingkungan jaringan. Seperti contoh auditor
meningkatkan risiko pengendalian ketika perusahaan memiliki jaringan yang
terdiri dari beberapa server yang terletak pada beberapa lokasi karena adanya
oprasi jarigan yang terdesentralisasi sering kali kekurangan pengamanan dan
pengawasan manajemen terhadap beragam server yang terhubung.
2. Masalah dalam sistem manajemen basis data. Seperti beragam pengguna
termasuk individu diluar fungsi akuntansi dapat mengakses dan memperbarui
arsip data yang terhubung pada sistem terkait transaksi perusahaan yang
dilakukan.
3. Masalah-masalah dalam sistem E-commerce. Seperti penggunaan sistem e-
commerce dapat membuka data sensitif perusahaan, program dan perangkat
lunak yang memungkinkan akan terjadinya sabotase oleh pihak eksternal.
4. Masalah ketika klien mensubkontrakkan kebutuhan TI karena perusahaan
lebih kecil sering mensubkontrakkan fungsi penggajian mareka karena
penggajian relatif sama disatu perusahaan dengan perusahaan lainnya dan
banyak penyedia jasa penggajian yang andal yang tersedia dengan
menimilkan serta efisiensi dalam biaya.
Dalam membantu mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal
dalam merencanakan audit, auditor membutuhkan bukti mengenai efektifitas
operasi pengendali untuk menilai risiko pengendalian, khususnya mengaudit
pengendlaian internal terhadap pelaporan keuangan bagi perusahaan publik.
Bukti tersebut dapat berupa :

You might also like