Proses pembentukan tulang manusia terjadi melalui osifikasi intra membran dan osifikasi endokondral. Osifikasi dimulai dari pembentukan osteoblas dan kondroblas, diikuti perkembangan pusat osifikasi primer dan sekunder. Proses ini berlangsung hingga usia 30-35 tahun untuk mencapai puncak massa tulang.
Proses pembentukan tulang manusia terjadi melalui osifikasi intra membran dan osifikasi endokondral. Osifikasi dimulai dari pembentukan osteoblas dan kondroblas, diikuti perkembangan pusat osifikasi primer dan sekunder. Proses ini berlangsung hingga usia 30-35 tahun untuk mencapai puncak massa tulang.
Proses pembentukan tulang manusia terjadi melalui osifikasi intra membran dan osifikasi endokondral. Osifikasi dimulai dari pembentukan osteoblas dan kondroblas, diikuti perkembangan pusat osifikasi primer dan sekunder. Proses ini berlangsung hingga usia 30-35 tahun untuk mencapai puncak massa tulang.
Proses osifikasi terjadi dalam beberapa tahap: a) kartilago, b) ban periosteum terbentuk, c) perkembangan pusat osifikasi primer, d) masuknya pembuluh darah, e) rongga sumsum tulang terbentuk, f) penipisan dan pemanjangan ban, g) pembentukan pusat osifikasi sekunder, h) sisa kartilago sebagai lempeng epifisis, i) pembentukan batas epifisis. Pembentukan Tulang Selama perkembangan embrio, sebagian besar kerangka manusia terdiri atas tulang rawan atau kartilago. Kartilago berwarna transparan dan lebih lentur. Setelah dewasa, tulang rawan diganti dengan tulang. Tulang ini disebut tulang pengganti tulang rawan. Selain tulang tersebut, pada manusia dewasa juga terdapat tulang dermal yang berkembang di dalam atau tepat di bawah kulit tanpa melalui tahap tulang rawan. Kedua jenis tulang ini (tulang pengganti tulang rawan dan tulang) secara histologis adalah sama, tetapi hanya berbeda cara perkembangannya. Awal pembentukan rangka berupa tulang rawan, pada manusia terbentuk secara sempurna pada akhir bulan kedua atau awal bulan ketiga pembentukan embrio. Rangka tulang rawan dibentuk oleh jaringan mesenkim yang mengalami osifikasi atau penulangan. Osifikasi adalah pembentukan tulang rawan menjadi tulang. Osifikasi dimulai dari pembentukan sel-sel osteoblas (sel pembentuk tulang) pada rongga yang ada di tengah tulang rawan. Pembentukan tulang ini bertahap dari dalam ke luar. Sel-sel osteoblas juga menempati jaringan pengikat yang ada di sekeliling rongga. Sel-sel tulang ini mengelilingi saluran haversi yang berisi pembuluh darah kapiler arteri, vena, dan serabut saraf membentuk satu sistem yang disebut sistem havers. Pembuluh darah sistem havers mengangkut zat fosfor dan kalsium menuju matriks sehingga matriks tulang menjadi keras. Kekerasan tulang diperoleh dari kekompakan sel-sel penyusun tulang. Apabila matriks tulang berongga, maka akan membentuk tulang spons, contohnya tulang pipih. Sedangkan, jika matriks tulang menjadi padat dan rapat, maka akan terbentuk tulang keras atau tulang kompak, contohnya tulang pipa. Tulang pipa berbentuk tabung dengan kedua ujung membulat. Sebagian besar terdiri atas tulang kompakta dan sedikit tulang spongiosa serta sumsum tulang pada bagian dalamnya. Rongga sumsum tulang dan rongga tulang spongiosa mengandung sumsum tulang kuning (terdiri atas sel lemak) dan sumsum tulang merah (tempat pembentukan sel darah merah). Proses osifikasi pada tulang pipa terjadi dalam beberapa tahap, yaitu: a) Penulangan diawali dari tulang rawan yang banyak mengandung osteoblas. Bagian yang paling banyak mengandung osteoblas adalah epifisis dan diafisis. b) Terjadi perkembangan pusat osifikasi primer yang disertai dengan perluasan bone collar. c) Pada bagian sentral tulang terjadi perombakan sel-sel tulang (reabsorpsi tulang) sehingga pembuluh darah mulai masuk dan terbentuk rongga sumsum tulang. d) Pembentukan pusat osifikasi sekunder muncul pada setiap epifisis. Osifikasi sekunder ini menyebabkan pemanjangan tulang. Osifikasi atau yang disebut dengan proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan umumnya akan bertumbuh dan berkembang terus sampai umur 30 sampai 35 tahun. Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas. Sampai usia 30 atau 35 tahun ( tergantung individual ) pertumbuhan tulang berhenti, dan tercapai puncak massa tulang. Puncak massa tulang belum tentu bagus, tapi diumur itulah tercapai puncak massa tulang manusia. Bila dari awal proses pertumbuhan, asupan kalsium selalu terjaga, maka tercapailah puncak massa tulang yang maksimal, tapi bila dari awal pertumbuhan tidak terjaga asupan kalsium serta gizi yang seimbang, maka puncak massa tulang tidak maksimal. Pada usia 0 – 30/35 tahun, disebut Modeling tulang karena pada masa ini tercipta atau terbentuk MODEL tulang seseorang. Sehingga lain orang, lain pula bentuk tulangnya. Pada usia 30 – 35 tahun, pertumbuhan tulang sudah selesai, disebut Remodeling dimana modeling sudah selesai tinggal proses pergantian tulang yang sudah tua diganti dengan tulang yang baru yang masih muda. Secara alami setelah pembentukan tulang selesai, maka akan terjadi penurunan massa tulang. Hal ini bisa dicegah dengancara : Menjaga assupan kalsium 800 – 1200 mg perhari, maka puncak massa tulang ini bisa dipertahankan. Di pasaran sudah beredar asupan kalsium dan vit.D3 yang dilengkapi EPO dengan nama dagang EPOCALDI mengandung kalsium 400 mg, Vit D3 50 iu dan EPO 400 mg, dengan mengkonsumsi EPOCALDI 2 x sehari, bisa mempertahankan puncak massa tulang. Tulang yang menyusun rangka manusia berjumlah kurang lebih 206 buah. Di sisi lain terdapat sel osteoklas yang berfungsi mengukir tulang dan mengubah bentuk sesuai dengan tingkat pertumbuhannya. Dapat diibaratkan bahwa sel osteoblas dan osteoklas bertugas untuk membongkar pasang tulang karena setiap saat sel-sel tulang ada yang mengalami kerusakan. Proses terbentuknya tulang terjadi dengan 2 cara yaitu melalui osifikasi intra membran dan osifikasi endokondral: 1. Osifikasi intra membran: Osifikasi Intra membran / desmal Osifikasi ini terjadi pada tulang pipih. Prosesnya: a) Dibentuk langsung oleh sekelompok osteoblas yang terdapat di dalam membran fibrosa , b) Bagian sisi tulang dibentuk oleh kelompok sel yang berbeda yang disebut trabekula, c) Trabekula membentuk jalinan seperti jala sebagai tulang spons 4. Tulang spons menjadi tulang kompak. 2. Osifikasi Endokondral Osifikasi endokondral: Proses pembentukan tulang yang terjadi dimana sel- sel mesenkim berdiferensiasi lebih dulu menjadi kartilago (jaringan rawan) lalu berubah menjadi jaringan tulang, misal proses pembentukan tulang panjang, ruas tulang belakang, dan pelvis. Proses osifikasi ini bertanggung jawab pada pembentukkan sebagian besar tulang manusia. Pada proses ini sel-sel tulang (osteoblas) aktif membelah dan muncul dibagian tengah dari tulang rawan yang disebut center osifikasi. Osteoblas selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang dewasa ini tertanam dengan kuat pada matriks tulang. Pembentukan tulang Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Mula-mula pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang. Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise. Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan. Massa tulang dipertahankan untuk mencegah penurunan massa tulang, dimana penurunan massa tulang ini akan mengakibatkan berkurangnya kepadatan tulang, dan tulang akan mengalami OSTEOPOROSIS. Jadi, Selagi masih bisa, Jagalah massa tulang dari sekarang, jangan biarkan menurun massanya, pertahankan puncak massanya, agar jangan terjadi OSTEOPOROSIS. Karena OSTEOPOROSIS lebih baik dicegah dengan cara asupan kalsium yang cukup setelah usia 30 atau 35 tahun. Osifikasi endokondral: Osifikasi ini terjadi pada tulang pipa dan tulang pendek, prosesnya: 1) Pembuluh darah masuk ke perikondrium di tulang tungkai bagian diafisis, 2) Sel perikondrium menjadi osteoblas dan memproduksi tulang keras di baigian tungkai, 3) Pusat osifikasi di dalam diafisis kemudian terisi pembuluh darah dan osteoklas, 4) Daerah ini mengalami erosi oleh osteoklas sehingga membentuk rongga sumsum, 5) Tulang rawan terus tumbuh di kedua ujung sehingga tulang memanjang, 6) Hasil pemanjangan akan digantikan oleh tulang spons Osteoblast : yang mensintesis dan menjadi perantara mineralisasi osteoid. Osteoblast ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai sel berbentuk kuboid atau silindris pendek yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan pendek Osteosit : merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Mempunyai peranan penting dalam pembentukan matriks tulang dengan cara membantu pemberian nutrisi pada pembentukan tulang. 7) Kelenjar hipofisis merupakan kelenjar endokrin yang terbesar. Kelenjar ini disebut master of gland karena mempengaruhi aktivitas kelenjar yang lain. 8) Kelainan hormon ini ada 2 macam yaitu hipersekresi misalnya gigantisme dan hiposekresi misalnya kekerdilan (kretinisme). Hipersekresi pada orang dewasa menyebabkan terjadinya akromegali yaitu tulang bengkak ke samping.