Professional Documents
Culture Documents
RAPID BREATHING
APNEU PRIMER
HEART RATE
BLOOD PRESSURE
PATOFISIOLOGI
• Bila berlangsung lama dan tidak dilakukan pertolongan,
maka BBL akan melakukan usaha napas megap-megap
yang disebut ”gasping sekunder” dan kemudian masuk
ke dalam periode ”apnu sekunder”. Frekuensi jantung
semakin menurun dan tekanan darah semakin menurun
dan bisa menyebabkan kematian.
• Setiap kasus dengan apnu, harus dianggap
sebagai apnu sekunder dan segera dilakukan
resusitasi
GASPING SECONDAIRE
APNEU SECONDAIRE
HEART RATE
BLOOD PRESSURE
Keadaan Bayi Baru Lahir
dengan Resiko yang dihadapi
Keadaan Resiko yang dihadapi
Prematur & BBLR RDS, IVH, hipoglikemia, hipotermi,
apneu, infeksi
Pemeriksaan fisik:
• Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap
• Denyut jantung kurang dari 100X/menit
• Kulit sianosis, pucat.
• Tonus otot menurun.
• Untuk diagnosis asfiksia tidak perlu nilai Skor Apgar
RESUSITASI AWAL
• Hangatkan bayi
• Posisikan kepala bayi sedikit ekstensi
• Isap lendir dari mulut kemudian hidung
• Keringkan bayi sambil melakukan
rangsangan taktil
• Reposisi kepala bayi
• Nilai bayi: usaha napas, denyut jantung dan
warna kulit
• Bila bayi tidak bernapas lakukan ventilasi
tekanan positip (VTP) dengan memakai
balon dan sungkup selama 30 detik dengan
kecepatan 40-60 kali per menit
RESUSITASI AWAL
• Nilai bayi: usaha napas, denyut jantung dan
warna kulit
• Bila belum bernapas dan denyut jantung >
60 x/menit lanjutkan VTP dengan kompresi
dada secara terkoordinasi selama 30 detik
• Nilai bayi: usaha napas, denyut jantung dan
warna kulit
– Bila denyut jantung < 60 x/menit, beri
epinefrin dan lanjutkan VTP dan
kompresi dada
– Bila denyut jantung > 60 x/menit
kompresi dada dihentikan, VTP
dilanjutkan
Air ketuban tanpa Mekoneum? Perawatan rutin
Cukup bulan? Jaga kehangatan
YA
Bernapas / menangis ? Bersihkan jalan
Tonus otot baik ? napas
Warna kulit kemerahan ? Keringkan
TIDAK
Napas dan
Lakukan Ventilasi Tekanan DJ > 100 Perawatan
Positif* & merah suportif
Kompresi dada muda
DJ < 60
Beri Epinefrin*
* Pada beberapa langkah
dipertimbangkan untuk
intubasi endotrakheal
KERINGKAN BAYI
REPOSISI KEPALA
Epinefrin
Indikasi :
• Denyut jantung bayi <60x/m setelah paling
tidak 30 detik dilakukan ventilasi adekuat
dan kompresi dada belum ada respons.
• Asistolik.
Dosis: 0.1-0.3 ml/kg BB dalam larutan
1:10,000 (0.01-0.03 mg/kgBB) secara IV
atau endotrakeal. Dapat diulang setiap 3-5
menit bila perlu.
Cairan pengganti volume darah
Indikasi:
• BBL yang dilakukan resusitasi mengalami
hipovolemia dan tidak ada respon dengan resusitasi.
• Hipovolemia kemungkinan akibat perdarahan atau
syok. Klinis pucat, perfusi buruk, nadi kecil/lemah
dan pada resusitasi tidak memberikan respon yang
adekuat.
Jenis cairan:
• Larutan kristaloid yang isotonis (NaCl 0.9%, Ringer
Laktat)
• Transfusi darah gol.O negatif jika diduga kehilangan
darah banyak dan bila fasilitas tersedia
Dosis: Dosis awal 10 ml/kg BB IV pelan selama 5-10
menit. Dapat diulang sampai menunjukkan respon
klinis.
Bikarbonat
Indikasi:
• Asidosis metabolik secara klinis (nafas cepat dan
dalam, sianosis)
Prasyarat: Telah dilakukan ventilasi tekanan positif
secara efektif pada bayi
Dosis: 1-2 mEq/kg BB atau 2 ml/KgBB (4.2%) atau 1 ml
/kgbb (7.4%)
Cara: Diencerkan dengan aquabides atau dekstrose 5%
sama banyak diberikan secara intravena dengan
kecepatan minimal 2 menit.
Efek samping: Pada keadaan hiperosmolaritas dan
kandungan CO2 dari bikarbonat merusak fungsi
miokardium dan otak
TINDAKAN PASCA RESUSITASI