Professional Documents
Culture Documents
OLEH
KELOMPOK 7 :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmatnya dan izinnyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Diare” dimana dapat diselesaikan tepat pada
waktunya .
Tugas ini merupakan tugas mata kuliah “Keperawatan Anak I” penyusunan
makalah ini penulis mengalami kendala atau hambatan namun semua dapat di atasi
dengan baik karena bantuan dari semua pihak yang membantu penulis dalam
penyusunan makalah ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis.
Penulis yakin makalah yang penulis susun ini, masih jauh dari
kesempurnaan, karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak demi penyempurnaan makalah penulis berikutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Penyakit ...........................................................................
2.1.1 Pengertian ....................................................................................
2.1.2 Etiologi .........................................................................................
2.1.3 Manifestasi Klinis ........................................................................
2.1.4 Patofisiologi .................................................................................
2.1.5 Pathway ........................................................................................
2.1.6 Komplikasi ..................................................................................
2.1.7 Pemeriksaan Laboratorium ............................................................
2.1.8 Penatalaksanaan .............................................................................
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan .......................................................
2.2.1 Pengkajian Keperawatan ..............................................................
2.2.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................
2.2.3 Rencana Tindakan ....................................................................... 8
2.3 Asuhan Keperawatan ............................................................................... 10
PENDAHULUAN
Solusi dalam hal ini adalah memberikan pengajaran kepada orang tua
mengenai kesehatan dan perawatan anak dan bayi di rumah. Namun dalam
menjalankannya seseorang harus mengetahui bayak hal seperti penyesuaian
terhadap kehidupan, pengkajian klinis dan yang pasti asuhan keperawatan pada
bayi baru lahir (pengkajian, perencanaan, intervensi, implementasi, dan
evaluasi) .Melalui makalah ini pembaca dapat mengetahui tentang asuhan apa
saja yang akan diberikan kepada bayi dan anak yang menderita penyakit
tersebut.
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Konsep Dasar Penyakit Diare ?
2. Untuk Mengetahui Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ?
3. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan ?
BAB II
PEMBAHASAN
a. Diare akut : terbagi atas diare dengan dehidrasi berat, diare dengan
dehidrasi sedang, diare dengan dehidrasi ringan
b. Diare persiten : jika diare berlangsung 14 hari/lebih. Terbagi atas
diare persiten dengan dehidrasi dan persiten tanpa dehidrasi
c. Disentri : jika diare berlangsung disertai dengan darah.
2.1.2 Etiologi
a. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera),
Virus (Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
b. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi
pada anak-anak).
c. Faktor malabsorbsi : Karbohidrat, lemak, protein.
d. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak,
sayuran dimasak kurang matang.
e. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.
f. Obat-obatan : antibiotic.
g. Penyakit usus : colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis,
obstruksi usus.
2.1.4 Patofisiologi
Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor,
diantaranya :
a. Faktor Infeksi
Proses ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang
masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang
dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan
daerah permukaan usus, selanjutnya terjadi perubahan kapasitas
usus yang akhirnya menyebabkan gangguan fungsi usus dalam
absorpsi cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin
bakteri akan menyebabkan sistem transport aktif dalam usus
sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi
cairan dan elektrolit akan meningkat.
b. Faktor Malabsorpsi
Merupakan kegagalan dalam emlakukan absorpsi yang
menyebabkan tekanan osmotic meningkat sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat isi
meningkatkan rongga usus sehingga terjadi diare.
c. Faktor Makanan
Ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap
dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang
mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan
yang kemudian menyebabkan diare.
d. Faktor Psikologis
Faktor ini dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik
usus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan
yang menyebabkan diare.
2.1.5 Pathway
Infeksi
(virus,bakteri,parasit)
Berkembang di
usus
Terjadi respon
peradangan pada GI
Nyeri
abdomen
Peristaltik meningkat
Penyerapan cairan
Sekresi cairan dan elektrolit
dan elektrolit
di dalam usus meningkat
menurun
Frekuensi BAB
meningkat Tanda dan gejala : mukosa
bibir kering, mata cowong,
Diare ubun-ubun cekung
Pengeluaran asam
laktat berlebihan Kekurangan
Volume Cairan
Kerusakan
Integritas Kulit
2.1.6 Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara
mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi, seperti:
a. Dehidrasi
Dehidrasi Ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran
klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh
pada keadaan syok.
Penatalaksanaan : Berikan cairan 1 jam pertama 25-50 ml/kg bb
selanjutnya 125 ml/kg bb/hari
Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran
klinik turgor kulit jelek, suara serak, presyok nadi cepat dan
dalam.
Penatalaksanaan : Berikan cairan 1 jam pertama 50-100 ml/kg
bb selanjutnya 125 ml/kg bb/hari
Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari berat badan dengan gambaran
klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan
kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai
sianosis.
b. Renjatan hipovolemik
c. Hipokalemia
d. Hipoglikemia
e. Intoleransi laktosa sekunder
f. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik
g. Malnutrisi energi protein
2.1.8 Penatalaksanaan
Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada
balita adalah LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang
didukung oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia dengan rekomendasi
WHO. Rehidrasi bukan satu-satunya cara untuk mengatasi diare tetapi
memperbaiki kondisi usus serta mempercepat
penyembuhan/menghentikan diare dan mencegah anak kekurangan gizi
akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare. Adapun program
LINTAS Diare (Lima Langkah Tuntaskan Diare) yaitu:
1. Berikan Oralit
c. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1) Pola Manajemen Kesehatan dan Persepsi Kesehatan
Kaji pasien mengenai arti sehat dan sakit bagi pasien, pengetahuan
status kesehatan pasien saat ini.
2) Pola Metabolik-Nutrisi
Kaji pasien mengenai kebiasaan jumlah makanan dan kehidupan,
jenis dan jumlah (makanan dan minum), pola makan 3 hari terakhir
atau 24 jam terakhir, porsi yang dihabiskan, nafsu makan.
3) Pola Eliminasi
Kebiasaan pola buang air kecil : frekuensi, jumlah (cc), warna, bau,
nyeri, mokturia, kemampuan mengontrol BAK, adanya perubahan
lain.
Kebiasaan pola buang air besar : frekuensi, jumlah (cc), warna , bau,
nyeri, mokturia, kemampuan mengontrol BAB, adanya perubahan
lain.
4) Gerak dan Aktivitas
Kaji pasien mengenai aktifitas kehidupan sehari-hari, kemampuan
untuk merawat diri sendiri (berpakaian, mandi, makan, kamar
mandi), Mandiri bergantung atau perlu bantuan, penggunaan alat
bantu (kruk,kaki tiga).
5) Pola Istirahat-Tidur
Kaji pasien mengenai kebiasaan tidar sehari-hari (jumlah waktu
tidur, jam tidur dan bangun, ritual menjelang tidur, lingkungan tidur,
tingkat kesegaran). Data pemeriksaan fisik (lesu, kantung mata,
keadaan umum, mengantuk.
6) Pola Persepsi-Kognitif
Kaji pasien mengenai :
Gambaran tentang indra khusus (penglihatan, penciuman,
pendengaran, perasaan, peraba).
Penggunaan alat bantu indra
Persepsi ketidak nyamanan nyeri (pengkajian nyeri secara
komprahensif)
Keyakinan budaya terhadap nyeri
Tingkat pengetahuan klien terhadap nyeri dan pengetahuan
untuk mengontrol dan mengatasi nyeri
Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (neurologis,
ketidaknyamanan)
7) Pola Konsep Diri-Persepsi Diri
Kaji pasien mengenai :
Keadaan social : pekerjaan, situasi keluarga, kelompok
social
Identitas personal : penjelasan tentang diri sendiri, kekuatan
dari kelemahan yang dimiliki
Keadaan fisik : segala sesuatu yang berkaitan dengan tubuh
( yang disukai dan tidak)
Harga diri : perasaan mengenai diri sendiri
Ancaman terhadap konsep diri (sakit, perubahan peran)
Riwayat berhubungan dengan masalah fisik atau psikologi
Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (mengurangi diri,
murung, tidak mau berinteraksi)
8) Pola hubungan-Peran
Kaji pasien menganai:
Gambaran tentang peran berkaitan dengan keluarga, teman
kerja
Kepuasan atau ketidak puasan menjalankan peran
Efek terhadap status kesehatan
Pentingnya keluarga
Struktur dan dukungan keluarga
Pola membesarkan anak
Hubungan dengan orang lain
Orang terdekat dengan klien
Data pemeriksaan fisik yang berkaitan
9) Pola Reproduksi-seksualitas
Kaji pasien mengenai :
Masalah atau perhatian seksual
Menstruasi, jumlah anak, jumlah suami atau istri
Gambaran perilaku seksual (perilaku seksual yang aman,
pelukan, sentukan dll)
Pengetahuan yang berhubungan dengan seksualitas dan
reproduksi
Efek terhadap kesehatan
Riwayat yang berhungan dengan masalah fisik dan atau
psikologi
Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (KU, genetalia,
payudarah, rectum)
10) Pola Toleransi Terhadap Stres-Koping
Kaji pasien mengenai :
Sifat pencetus stress yang di rasakan baru-baru ini
Tingkat stress yang dirasakan
Gambaran respon umum dan khusus terhadap stress
Strategi mengatasi mengatasi stress yang biasanya
digunakan dan keefektifannya
Strategi koping yang biasa digunakan
Pengetahuan dan penggunaan tehnik manajemen stress
Hubungan antara manajemen strees dengan keluarga
11) Pola Keyakinan-Nilai
Kajia pasien mengenai :
Latar belakang budaya atau etnik
Status ekonomi, perilaku kesehatan yang berkaitan dengan
kelompok budaya atau etnik
d. Pengkajian Fisik
Pengkajian fisik pasien digunakan untuk mengkaji pasien secara
menyeluruh dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tehnik yg digunakan
dalam pemeriksaan fisik, yaitu :
a. Inspeksi, saat melakukan teknik inpeksi, perawat melakukan
observas dari kepala sanpai ke ujung kaki klien untuk mengkaji
keadaan umum klien. Pada pasien dengan gangguan eliminasi fekal,
pengkajian lebih difokuskan pada kepala, abdomen dan rektum.
Bagian kepala kaji ubun-ubun, rambut, mata, dan mukosa mulut .
ubun-ubun cekung, rambur rontok, mata cowong, dan mukosa mulut
kering merupakan tanda-tanda dehidrasi yang disebabkan oleh
peningkatan pengeluaran cairan dan elektrolit akibat diare. Pada
bagian abdomen, inspeksi terhadap kontur, bentuk, kesimetrisan,
dan warna kulit pada semua kuadran abdomen. Inspeksi juga
meliputi pemeriksaan massa, gerakan peristaltik, luka, dan lesi.
Secara normal, gerakan peristaltic tidak dapat dilihat. Namun,
gerakan peristaltik dapat dilihat juka ada obstruksi intestinal.
Distensi abdomen tampak seperti tonjolan keluar pada seluruh
permukaan perut. Gas dalam usus, tumor, atau tumor dalam ruang
peritoneum dapat menyebabkan distensi. Abdomen yang distensi
akan tampak kulit yang menegang dan melebar. Pada bagian rektum,
inspeksi adanya lesi, perubahan warna, inflamasi, dan hemoroidpada
area disekitar anus.
b. Auskultasi
Auskultasi abdomen dilakukan menggunakan stetoskop, untuk
mengkaji bunyi usus pada masing-masing kuadran. Bunyi usus
normal terjadi setiap 5-15 detik dan berakhir selama 1 hingga
beberapa detik. Selama auskultasi, catat karakteristik dan frekuensi
bunyi usus. Dengar peningkatan suara tinggi atau bunyi gemericing
disertai distensi abdomen. Tidak adanya bunyi usus (tidak terdengar
bunyi usus saat diauskultasi) atau bunyi usus yang hipoaktif (kurang
dari lima bunyi per menit) terjadi dalam ulkus paralisis, seperti
setelah pembedahan abdomen. Bunyi usus yang tinggidan hiperaktif
(35 atau lebih bunyi per menit) terjadi pada obstruksi usus dan
gangguan eliminasi.
c. Palpasi
Palpasi adanya massa dan area yang mengalami nyeri pada
abdomen. Klien harus dalam keadaan rileks. Ketegangan otot
abdomen berbeda sesuai dengan organ atau massa yang ada di
bawahnya.
d. Perkusi
Perkusi dapat mendeteksi adanya lesi, cairan, atau gas dalam
abdomen. Terbiasa melakukan lima perkusi juga membantu
mengidentifikasi struktur abdomen yang melatarbelakanginya. Gas
atau flatulens memberikan bunyi tumpul saat diperkusi.
2. Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yng berisikan mengenai status
kesehatan klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya
sendiri dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data
focus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap
kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencangkup
tindakan yang di laksanakan terhadap klien.
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien
yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta
kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya. Dari informasi yang
terkumpul didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang di hadapi
klien.
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan utama untuk klien dengan masalah eliminasi adalah:
a. Diare
b. Kekurangan volume cairan
c. Kerusakan integritas kulit
Yang biasanya ditentukan melalui PES (Problem, Etiologi, Symtom)dengan
cara penyususnan diagnose keperawatan yaitu : Problem berhubungan
dengan Etiologi yang di tandai dengan Symtom yang diperoleh dari DS dan
DO .
4. Intervensi Keperawatan
No Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1. NOC: NIC:
Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda vital
keperawatan selama …x24 2. Manajemen diare :
jam diharapkan eliminasi usus a. Monitor tanda dan
terkontrol dengan kriteria hasil gejala diare
:
1. Pola eliminasi kembali b. Amati turgor kulit
normal (BAB 2-3 kali secara berkala
sehari) Tidak ada lendir c. Monitor kulit
dan darah dalam feses perineum terhadap
2. Feses lembut dan adanya irirtasi
berbentuk d. Ukur diare/output
3. Bisisng usus normal pencernaan
(anak-anak : 5- e. Berikan makanan
15x/menit dan dewasa dalam porsi kecil tapi
5-35x/menit) sering serta tingkatkan
4. Diare berkurang/hilang porsi secara bertahap
f. Timbang pasien
secara berkala
g. Instruksikan pasien
atau keluarga pasien
untuk mencatat warna,
volume, frekuensi,
dan konsistensi tinja
h. Anjurkan pasien
menghindari makanan
pedas
i. Instruksikan diet
rendah serat, tinggi
protein, tinggi kalori,
sesuai kebutuhan
j. Kolaborasi dengan
tim medis dalam
pemberian obat dan
terapi.
3. Manajemen
elektrolit/cairan :
a. Pantau adanya tanda
dan gejala overhidrasi
yang memburuk atau
dehidrasi
b. Timbang berat badan
harian dan pantau
gejala
c. Tingkatkan
intake/asupan cairan
per oral
d. Berikan cairan yang
sesuai
e. Batasi cairan yang
sesuai
f. Lakukan tindakan-
tindakan untuk
mengontrol
kehilangan elektrolit
yang berlebihan
g. Lakukan tindakan-
tindakan untuk
mengistirahatkan
saluran cerna
h. Instruksikan pasien
dan keluarga
mengenai alasan
pembatasan cairan,
tindakan hidrasi, atau
administrasi elektrolit
tambahan
i. Kolaborasi dengan
tim medis dalam
pemberian obat dan
terapi
4. Manajemen nutrisi :
a. Monitor kalori dan
asupan makanan
b. Monitor
kecenderungan
terjadinya penurunan
dan kenaikan berat
badan
c. Tentukan status gizi
pasien dan
kemampuan pasien
memenuhi status gizi
d. Bantu pasien dalam
menentukan pedoman
atau piramida
makanan yang paling
cocok dalam
memenuhi kebutuhan
nutrisi preferensi
e. Ciptakan lingkungan
yang optimal pada
saat mengonsumsi
makanan
f. Lakukan atau bantu
pasien pada saat
perawatan mulut
sebelum makan
g. Anjurkan pasien
untuk duduk pada
posisi tegak di kursi
jika memungkinkan
h. Anjurkan keluarga
untuk membawa
makanan favorit
pasien sementara
(pasien) berada di
rumah sakit atau
fasilitas perawatan
yang sesuai
i. Kolaborasi dengan
tim kesehatan lainnya
5. Pengecekan kulit :
a. Monitor kulit
untuk adanya
kekeringan yang
berlebihan dan
kelembaban
b. Monitor kulit
untuk adanya
ruam dan lecet
c. Lakukan langkah-
langkah untuk
mencegah
kerusakan lebih
lanjut (misalnya
melapisi kasur)
d. Ajarkan anggota
keluarga/pemberi
asuhan mengenai
tanda-tanda
kerusakan kulit
dengan tepat
5. Implementasi Keperawatan
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang di buat .
6. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencanakan kesehatan
pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan di lakukan dengan cara
melibatkan pasien.
I. IDENTITAS
a. Biodata Klien
Nama : Ny.S
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : PegadunganRT 01/05
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn.A
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
hubungan dengan klien : Anak klien
alamat : PegadunganRT 01/05
II. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Klien menyatakan diare 2 hari.
2. Pola Eliminasi
- BAB
- BAK
3. Aktivitas Fisik
4. Istirahat Tidur
5. Personal Hygiene
- Mandi
- Keramas
- Gosok Gigi
- Ganti Pakaian
b. Konsep Diri
Klien menerima penyakitnya dengan ikhlas dan menganggapnya sebagai
cobaan dari Tuhan
c. Interaksi Sosial
Klien sangat kooperatif saat dilakukan pengkajian.
d. Spiritual
Klien beragama Islam.
V. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : - TD : 110/70 mmHg - N : 84x/ menit
- RR : 20x/ menit - Suhu : 38 º C
d. Kepala
- Ekspresi Wajah : Tenang
- Rambut : Rambut beruban, persebaran merata, berminyak.
- Wajah : Simetris, tidak ada luka
- Mata : Sklera putih, Konjungtiva merah muda, dapat membuka
mata secara spontan
- Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada Secret.
- Mulut : Tidak ada sariawan, simetris, mukosa kering
- Telinga : Simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembengkakan vena jugularis
e. Thorax
- Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan dan luka
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada dada
- Perkusi : Suara paru sonor, suara jantung dullnes
- Auskultasi : Tidak ada bunyi tambahan, irama jantung teratur
f. Abdomen
- Inspeksi : Bentuk perut datar
- Auskultasi : Bising usus 14x / menit
- Perkusi : Suara hipertimpani
- Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar
g. Ekstermitas
- Atas : Jari lengkap, terpasang infus RA : D5 pada tangan kanan, tonus
otot 5 I 5
- Bawah : Jari lengkap, tonus otot 5I5
h. Genetalia : Tidak dikaji
VI.DATA PENUNJANG
- HB : 11,56
- Leukosit : 10.000
- Trombosit : 154.000
- HT : 36
VII. TERAPI
- Infus RA : RL 30 TMP
- Injeksi Cefotaxime 3 x 1
- Sanmol 3 x 1
- Antasid syrup 3 x 1
Nama : Ny.S
Dx. Medis : Gastrointeritis
No DIAGNOSA MEDIS
Nama : Ny.S
Dx.Medis : Gastroenteritis
2.
Hipertermi Setelah 1. Bina hubungan 1.Mempermudah
berhubungan diberikan saling percaya. melakukan
dengan proses tindakan intervensi
infeksi penyakit. keperawatan selanjutnya.
dalam waktu 2. Berikan kompres 2.Membantu
1X24 jam pada klien. menurunkan suhu
diharapkan : tubuh klien.
- Suhu tubuh 3. Anjurkan klien 3.Membantu
normal untuk memakai mengurangi
- Keluhan utama baju tipis dan penguapan pada
kembali normal dapat menyerap tubuh.
- Demam klien keringat.
turun
4. Anjurkan klien 4. Menganti cairan
minum sedikit tapi yang hilang.
sering.
5. Kolaborasi 5. Menentukan
dengan dokter pemberian obat
dalam pemberian secara tepat.
obat.
2. 26/04/17 27/06/10
1. Membina
08.00 07.00
hubungan
S : Klien mengatakan diare sudah jarang
saling percaya
dan klien sudah tidak panas
antara perawat
O : Keluhan utama hilang, diare cair tapi
dengan klien.
berampas, frekuensi 1-2 x/hari, panas
2. Memberikan hilang,
klien. S : 36,5 C
RR : 20x/mnt
3. Membantu N : 80x/mnt
menggati A : MasalahI
pakaian klien Ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit berhubungan dengan
4. Memberi klien
kehilangan cairan sekunder teratasi
minum
Masalah II
5. Mengkolabora Hipertermi berhubungan dengan
sikan dengan proses infeksi penyakit teratasi
dokter P : Intervensi dihentikan
Klien sudah boleh pulang
DAFTAR PUSTAKA