Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Darah terdiri dari plasma yang berupa cairan, sel darah merah (eritrosit), sel
darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Leukosit berfungsi untuk melindungi
tubuh terhadap infeksi, dan trombosit berfungsi untuk mekanisme pembekuan darah.
Eritrosit membawa satu protein yang disebut hemoglobin yang berfungsi untuk mengikat
oksigen di paru-paru, membawanya ke peredaran darah, dan melepaskannya ke sel dan
jaringan tubuh.
Molekul hemoglobin terdapat pada semua eritrosit dan menjadi penyebab dari
merahnya warna darah manusia. Hemoglobin terdiri dari haem (suatu kompleks yang
terdiri dari zat besi) dan berbagai macam globin ( rantai protein yang ada di sekeliling
kompleks haem). Pada orang normal, hemoglobin dibagi menjadi :
1. Hb A (95%-98%)
HbA mengandung dua rantai alpha (α) dan dua rantai beta (β).
2. Hb A2 (2%-3,5%)
HbA2 mempunyai dua rantai alpha (α) dan dua rantai delta (δ).
3. Hb F (<2%)
HbF diproduksi pada saat masa kehamilan dan akan menurun seiring dengan
bertambahnya usia. HbF mempunyai dua rantai alpha (α) dan dua rantai gamma (γ).
Pada talasemia terjadi kelainan pada gen-gen yang mengatur pembentukan dari
rantai globinsehingga produksinya terganggu. Gangguan dari pembentukan
rantai globin ini akan mengakibatkan kerusakan pada sel darah merah yang pada akhirnya
akan menimbulkan pecahnya sel darah tersebut.
Di Indonesia, diperkirakan jumlah pembawa sifat thalasemia sekitar 5-6% dari
jumlah populasi. Palembang; 10%, Makassar; 7,8%, Ambon; 5,8%, Jawa; 3-4%,
Sumatera Utara; 1-1,5%.
B. Tujuan Penulisan.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep dasar dan asuhan keperawatan
pada penderita talasemia
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui defenisi sistemimun
b. Mengetahui anatomi dan fisiologi sistemimun
c. Mengetahui pengertian talasemia
d. Mengetahuietiologi / penyebabtalasemia
e. Mengetahuitandadangejalatalasemia
f. Mengetahuikomplikasitalasemia
g. Mengetahui klasifikasi talasemia
h. Mengetahui patofisiologi talasemia
i. Mengetahui diagnosis talasemia
j. Mengetahui terapidan asuhan keperawatan talasemia
D. Metode Penulisan.
Dalam penulisan makalah ini, tim penulis menggunakan metode deskriftif yaitu
dengan penjabaran masalah – masalah yang adatentang konsepdasartalasemia dan asuhan
keperawatan pada kasus talasemia dan menggunakan studi kepustakaan literatur yang ada
baik di perpustakaan maupun di media internet sebagai pelengkap baik itu media blog,
web, maupun artikel.
E. Sistemetika Penulisan.
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari :
BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Ruang
Lingkup Penulisan, Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan.
BAB II : Tinjauan Teoritis yang terdiri atas : Pengertian Talasemia, Patofisilogi,
Klarifikasi Talasemia, EtiologiTalasemia,TandadanGejala, Diagnosis dan
TerapiTalasemia.
BAB III : Asuhan Keperawatan yang terdiri atas : Pengkajian, Diagnosa, Rencana
Keperawatan, ImplementasidanEvaluasi.
BAB IV : Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Anatomi Darah
1. Anatomi sel darah merah
Eritrosit berbentuk seperti cakram bikonkap yang berarti bagian tengahnya
lebih tipis daripada bagian tepinya. Sel darah merah merupakan satu – satunya sel
pada tubuh manusia yang tidak memiliki nukleus. Nukleus sel darah merah
mengalami disintegrasi selama pemotongan sel darah merah dan menjadi tidak
Jumlah sel darah merah berkisar antara 4,5 – 6 juta per 𝑚3 darah (milimeter
kubik sekitar satu tetesan yang sangat kecil). Fungsi sel darah merah mengandung
hemoglobin (Hb), yang memberi kemampuan kepada sel darah merah untuk
Hemoglobin adalah molekul yang terdiri dari 4 kandungan heam (berisi zat
besi) dan 4 rantai globin (alfa, beta, gama dan delta), berada didalam eritrosit dan
bertugas utama untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah darah
oksigen antara paru – paru dan jaringan. Setelah kelahiran 𝑅𝐵𝐶5 sampai usia 5
tahun, namun di awal usia dewasa sebagian besar 𝑅𝐵𝐶5 diproduksi dalam sumsum
tulang membran, seperti vertebrae, sternum, costae, dan ilia. Dalam sumsum
tulang, 𝑅𝐵𝐶5 melalui suatu proses diferensiasi yang rumit dari sel awal sampai sel
vitamin 𝐵12 , asam folat dan hormon yang disebut erythrocytes immatur yang
menempel pada hemoglobin. Rata – rata rentang umur RBC adalah 120 hari. Dua
vitamin yaitu vitamin 𝐵12 dan asam folat merupakan vitamin yang sangat penting
untuk proses final pematangan 𝑅𝐵𝐶5 atau sel darah merah ( Reeves, 2001: 176)
2. Anatomi trombosit
Trombosit adalah sel kecil kira – kira sepertiga ukuran sel darah merah.
Tempat produksi trombosit adalah pada sebagian sel induk pada sum – sum
Yang akan dipecah menjadi bagian – bagian kecil yang memasuki sirkulasi.
Bagian yang terdapat didalam sirkulasi ini adalah trombosit, yang bisa hidup
1. Fisiologi leukosit
a. Sebagai pengangkut yaitu: mengangkut dan membawa zat lemak dari dinding
usus melalui limfe dan terus kepembuluh darah.
b. Sebagai berserdadu tubuh yaitu bertugas membunuh dan memakan bibit
penyakit/bakteri didalam limfe dan kelenjar limfe.
2. Fisiologi sel darah merah
Fungsi sel darah merah yaitu sebagai penghasil hemoglobin yang berguna dalam
pengikatan oksigen dan karbondioksida untuk sistem pernapasan
3. Fisiologi trombosit
Fungsi trombosit yaitu dibutuhkan untuk memelihara homeostasis, yang berarti
mencegah kehilangan darah. Ada 3 mekanisme yang terjadi dan trombosit terkait
sumbat trombosit, dan rangsangan untuk pembekuan darah (Scanlon, 2006: 242).
1. Pengertian
infeksi, zat-zat yang dikenal “benda asing”, invasi organisme; virus, bakteri,
protozoa, dan parasit yang dapat menimbulkan cedera, tumor, dan gangguan fungsi
organ tubuh.
Sistem imun memiliki autoimunitas terhadap protein dan molekul tubuh yang tidak
a. Sistem limpatik terdiri dari dua jaringan yaitu limpoid sentral dan limpoid
sekunder.
b. Jaringan limpoid sentral terdiri dari thymus, sumsum tulang, spleen dan liver.
c. Yang penting dari jariangan limpoid sentral ini adalah merangsang perkembangan
d. Jaringan limpoid sekunder terdiri dari spleen dan kelenjar limpa, cairan limpa
(“Lymph”) yang merupakan hasil proses filtrasi dan beberapa komposisi cairan
3. Timus
Sebagian limfosit disimpan pula dalam kelenjar timus, dimana sel-sel limfoid
Sel sistem imun berasal dari sumsum tulang (bone marrow) yang didalamnya
terdapat sel darah merah, sel darah putih (limfosit dan makrofag) dan platelet.
Produksi limfosit dilakukan oleh limfe yang diatur dalam sistem limfatik.
5. Spleen
a. Lokasi spleen berada dekat diafragma, sebelah kiri lambung, terdiri dari elemen-
b. Peran penting spleen adalah sistesis antibodi dan mekanisme pertahanan tubuh.
Spleen terdiri dari tiga bagian yaitu merah, putih dan marginal. Merah terdiri
dari sinus vaskular berfungsi fagositosis sel, putih terdiri dari limposit dan
dengan cara fagositosis. Kegiatan ini penting dalam metabolisme besi sehingg
merupakan zat yang dapat meningkat ketika ada bakteri dan opsonin akan
6. Liver
a. Liver ini penting dalam eritropoiesis jika produksi sel darah merah dalam sum-
7. Getah bening
Sepanjang perjalanan fungsi limfatik terdapat kelenjar getah bening yang terdapat
Jaringan limfoid juga berperan aktif dalam saluran pencernaan, pernapasan, dan
urogenital guna mengatur distribusi nutrisi, waste, dan hormon untuk di sirkulasi ke
9. Mekanisme Pertahanan
oleh tubuh dgn barier utama (kulit) terhadap invasi mikroorganisme yang
respon non spesifik belum dapat mengatasi invasi mikroorganisme oleh limfosit
tissue ( MALT )
• SistemImunKulit ( SALT )
D. KonsepDasarTalasemia
1. Pengertian Talasemia
Talasemia mana lainnya adalah anemia timur tengah atau hareditary
leptositosis,suatu amemia yang diturunkan (herediter). Manisfestasi talasemia
yang sedang lebih banyak dan sering dijumpai dari pada talasemia bentuk yang
berat.(Yatim, 2003).
Talasemia merupakan penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan
secara resesif ( Mansjoer, 2000)
Sedangkan menurut Ngastiyah (2005) talasemia merupakan penyakit anemia
hemolitik dimana terjadi kerusakan sel darah merah didalam pembuluh darah
sehingga umur eritrosit menjadi pendek (kurang dari 100 hari).
Talasemia merupakan suatu penyakit darah yang ditandai dengan berkurang
atau ketiadaan produksi dari hemoglobin normal. Talasemia biasanya terjadi di
daerah-daerah dimana terjadi endemik malaria, khususnya malaria yang
disebabkan oleh Plasmodium falciparum.
2. Penyebab
Thalassemia merupakan akibat dari ketidakseimbangan pembuatan rantai
asam amino yang membentuk hemoglobin yang dikandung oleh sel darah merah.
Sel darah merah membawa oksigen ke seluruh tubuh dengan bantuan substansi
yang disebut hemoglobin. Hemoglobin terbuat dari dua macam protein yang
berbeda, yaitu globin alfa dan globin beta. Protein globin tersebut dibuat oleh gen
yang berlokasi di kromosom yang berbeda. Apabila satu atau lebih gen yang
memproduksi protein globin tidak normal atau hilang, maka akan terjadi
penurunan produksi protein globin yang menyebabkan thalassemia. Mutasi gen
pada globin alfa akan menyebabkan penyakit alfa- thalassemia dan jika itu terjadi
pada globin beta maka akan menyebabkan penyakit beta-thalassemia.
3. Patofisiologi Thalasemia
Penyebab anemia pada thalasemia bersifat primer dan sekunder. Penyebab
primer adalah berkurangnya sintesis Hb A dan eritropoesis yang tidak efektif
disertai penghancuran sel-sel eritrosit intrameduler. Penyebab sekunder adalah
karena defisiensi asam folat,bertambahnya volume plasma intravaskuler yang
mengakibatkan hemodilusi, dan destruksi eritrosit oleh system retikuloendotelial
dalam limfa dan hati.
Penelitian biomolekular menunjukkan adanya mutasi DNA pada gen sehingga
produksi rantai alfa atau beta dari hemoglobin berkurang. Tejadinya
hemosiderosis merupakan hasil kombinasi antara transfusi berulang,peningkatan
absorpsi besi dalam usus karena eritropoesis yang tidak efektif, anemia kronis
serta proses hemolisis.
a. Normal hemoglobin adalah terdiri dari Hb-A dengan dua polipeptida rantai
alpa dan dua rantai beta.
b. Pada Beta thalasemia yaitu tidak adanya atau kurangnya rantai Beta dalam
molekul hemoglobin yang mana ada gangguan kemampuan eritrosit membawa
oksigen.
c. Ada suatu kompensator yang meninghkatkan dalam rantai alpa, tetapi rantai
Beta memproduksi secara terus menerus sehingga menghasilkan hemoglobin
defektive. Ketidakseimbangan polipeptida ini memudahkan ketidakstabilan dan
disintegrasi. Hal ini menyebabkan sel darah merah menjadi hemolisis dan
menimbulkan anemia dan atau hemosiderosis.
d. Kelebihan pada rantai alpa pada thalasemia Beta dan Gama ditemukan pada
thalasemia alpa. Kelebihan rantai polipeptida ini mengalami presipitasi dalam
sel eritrosit. Globin intra-eritrositk yang mengalami presipitasi, yang terjadi
sebagai rantai polipeptida alpa dan beta, atau terdiri dari hemoglobin tak stabil-
badan Heinz, merusak sampul eritrosit dan menyebabkan hemolisis.
e. Reduksi dalam hemoglobin menstimulasi bone marrow memproduksi RBC
yang lebih. Dalam stimulasi yang konstan pada bone marrow, produksi RBC
diluar menjadi eritropoitik aktif. Kompensator produksi RBC terus menerus
pada suatu dasar kronik, dan dengan cepatnya destruksi RBC, menimbulkan
tidak adekuatnya sirkulasi hemoglobin. Kelebihan produksi dan distruksi RBC
menyebabkan bone marrow menjadi tipis dan mudah pecah atau rapuh.
4. Manifestasi Klinis
Pada talasemia mayor gejala klinik telah terlihat sejak anak baru berumur
kurang dari 1 tahun.Gejala yang nampak ialah anak lemah,pucat,perkrmbangan
fisik tidak sesuai dengan umur dan berat badannya kurang.Pada anak yang besar
sering dijumpai adanya gizi buruk,perut membuncit,karena adanya pembesaran
limpa dan hati mempengaruhi gerak pasien karena kemampuannya terbatas.Limpa
yang membesar ini mudah ruptur hanya karena trauma ringan saja.
Gejala lain yang terlihat adalah bentuk muka yang mongoloid,hidung pesesk
tanpa pangkal hidung,jarak antara kedua mata lebar dan tulang dahi lebar,hal ini
disebabkan karena adanya ganguan perkembangan tulang muka dan
tengkorak(gambaran radiologis tulang memperlihatkan medula yang lebar,korteks
tipis trabekula kasar).
Keadaan kulit pucat kuning-kekuningan.jika pasien sering terdapat tranfusi
darah,kulit menjadi kelabu serupa dengan besi akibat penimbunan besi dalam
jaringan kulit.
Penimbunan besi (hemosidorosis) dalam jaringan tubuh seperti pada
hepar,limpa,jantung akan mengakibatkan ganguan faal alat-alat tersebut
(hemokromatosis).
Gejala lain pada penderita thalassemia adalah jantung mudah berdebar-debar.
Hal ini karena tugas hemoglobin membawa oksigen ke seluruhtubuh. Pada
thalassemia, karena oksigen yang dibawa hemoglobin kurang, maka jantung juga
akan berusaha bekerja lebih keras, sehingga jantung penderita akan mudah
berdebar-debar. Lama kelamaan, jantung akan bekerja lebih keras, sehingga cepat
lelah. Akibatnya terjadi lemah jantung. "Limpa penderita juga bisa menjadi besar,
karena penghancuran darah merah terjadi di sana". Selain itu, sumsum tulang juga
bekerja lebih keras, karena berusaha mengkompensir kekurangan hemoglobin.
Akibatnya, tulang menjadi tipis dan rapuh
Bayi baru lahir dengan talasemia beta mayor tidak anemis.Gejala awal pucat
mulanya tidak jelas,biasanya menjadi lebih berat dalam tahun pertama kehidupan
dan pada kasus yang berat terjadi dalam beberapa minggu setelah lahir.Bila
penyakit ini tidak ditangani dengan baik,tumbuh kembang masa kehidupan akan
terlambat.anak tidak nafsu makan,diare,kehilangan lemak tubuh,dan dapat disertai
demam yang berulang akibat infeksi.Anemia berat dan lama biasanya
menyebabkan pembesaran jantung. Terdapat hepatosplenomegali, ikterus ringan
mungkin ada,terjadi perubahan pada tulang yang menetap,yaitu terjadinya bentuk
muka mongoloid akibat sistem eritropoesis yang hiperaktif.Adanya penipisan
korteks tulang panjang, tangan dan kaki dapat menimbulkan fraktur
fatologis.Penyimpangan pertunbuhan akibat anemia dan kekurangan gizi
perawatan pendek,kadang-kadang ditemukan epistaksis,pigmentasi kulit,koreng
pada tungkai,dan batu empedu.Pasien jadi peka terhadap infeksi trauma bila
limfanya telah diangkat sebelum usia lima tahun dan mudah mengalami
septisemia yang dapat mengakibatkan kematian.Dapat timbul pensitomia akibat
hiperspoesisme.
Hemosiderosis terjadi pada kelenjar endokrin (keterlambatan menars dan
ganguan perkembangan sifat sexs sekunder),pankreas (diabetes), hati (sirosis),otot
jantung (aritmia,ganguan hantaran, gagal jantung) dan perikardium (perikarditis).
Pernikahan penderita Thalasemia carrier
tidak terbentuk Hb A
( 2α & 2 β )
hemolisis
THALASEMIA
Talasemia
eritropoisit
O2 dan nutrisi Metabolisme sel
- sianosis
Kelemahan fisik Memerlukan
- lemah tranfusi
- CRT > 3 dtk
informas
Perubahan limpa
liver Kurang
sirkulasi
pengetahuan
spenektomi anoreksia
Resiko kerusakan
Intergritas kulit
6. Klasifikasi Talasemia
Berdasarkan gangguan pada rantai globin yang terbentuk, talasemia dibagi
menjadi :
a. Talasemia alpha
Talasemia alpha disebabkan karena adanya mutasi dari salah satu atau seluruh
globin rantai alphayang ada. Talasemia alpha dibagi menjadi :
1) Silent Carrier State (gangguan pada 1 rantai globin alpha).
Pada keadaan ini mungkin tidak timbul gejala sama sekali pada penderita,
atau hanya terjadi sedikit kelainan berupa sel darah merah yang tampak
lebih pucat (hipokrom).
2) Alpha Thalassaemia Trait (gangguan pada 2 rantai globin alpha).
Penderita mungkin hanya mengalami anemia kronis yang ringan dengan
sel darah merah yang tampak pucat (hipokrom) dan lebih kecil dari
normal (mikrositer).
3) Hb H Disease (gangguan pada 3 rantai globin alpha).
Gambaran klinis penderita dapat bervariasi dari tidak ada gejala sama
sekali, hingga anemia yang berat yang disertai dengan perbesaran limpa
(splenomegali).
4) Alpha Thalassaemia Major (gangguan pada 4 rantai globin aplha).
Talasemia tipe ini merupakan kondisi yang paling berbahaya pada
talasemia tipe alpha. Pada kondisi ini tidak ada rantai globin yang
dibentuk sehingga tidak ada HbA atau HbF yang diproduksi.
b. Talasemia Beta
Talasemia beta terjadi jika terdapat mutasi pada satu atau dua rantai globin
yang ada. Talasemiabeta dibagi menjadi :
1) Beta Thalassaemia Trait. Pada jenis ini penderita memiliki satu gen
normal dan satu gen yang bermutasi. Penderita mungkin mengalami
anemia ringan yang ditandai dengan sel darah merah yang mengecil
(mikrositer).
2) Thalassaemia Intermedia.Pada kondisi ini kedua gen mengalami mutasi
tetapi masih bisa memproduksi sedikit rantai beta globin. Penderita
biasanya mengalami anemia yang derajatnya tergantung dari derajat
mutasi gen yang terjadi.
3) Thalassaemia Major (Cooley’s Anemia).Pada kondisi ini kedua gen
mengalami mutasi sehingga tidak dapat memproduksi rantai beta globin.
Biasanya gejala muncul pada bayi ketika berumur 3 bulan berupa anemia
yang berat.
7. Terapi Talasemia
Sebagian besar penderita talasemia tidak memerlukan terapi. Penderita
talasemia HbH dan talsemia intermedia memerlukan pengawasan yang ketat dan
kadang-kadang harus menjalani transfusi darah. Pemberian asam folat kadang
dapat diberikan, tetapi suplemen zat besi tidak dianjurkan.
Penderita Major Beta Thalassaemia memerlukan transfusi secara reguler setiap
enam sampai delapan minggu tergantung dari derajat anemia. Transfusi darah
secara terus menerus ini dapat menimbulkan kelebihan zat besi di dalam tubuh,
yang disebut hemosiderosis. Keadaan ini dapat menimbulkan efek jangka panjang
yang berbahaya karena dapat menyebabkan gagal jantung dan hati. Oleh sebab itu
biasanya transfusi darah disertai dengan penggunaan obat-obatan yang dapat
menurunkan kadar zat besi dalam tubuh (chelating agent).
Pada beberapa keadaan, kadang diperlukan suatu tindakan operasi untuk
mengambil limpa dari dalam tubuh (splenectomy), karena limpa telah rusak.
Terapi lain dapat berupa transplantasi sumsum tulang. Prosedur ini menjanjikan
kesembuhan pada penderita talasemia namun angka keberhasilan sampai saat ini
sulit diprediksi.
BAB III
Asuhan Keperawatan
Gangguan Sistem Imun : Talasemia
Contoh Kasus :
Tn. N datang ke rumah sakit pada tanggal 19 Desember 2011 dengan keluhan
jantung berdebar-debar, pucat , lemah, pusing, tidak nafsu makan, serta sering mual
dan muntah dan selalu mendapat tranfusi darah. Setelah di lakukan pengkajian, klien
tampak ada bintik-bintik hitam dan ada kemerahan, perut buncit, dan berat badan
klien sangat rendah. Klien juga mengatakan terasa gatal pada bagian tubuhnya dan
10g/dl,Sel darah merah 2,1 juta sel /mikroliter,Sel darah putih 10.000, Trombosit
100.000
Keterangan :
: : Meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
5. DATA BIOLOGIS
1. PolaNutrisi
A = BB = 50kg
TB = 165cm
B = Hb = 10g/dl
Trombosit 100.000
C =klien tampak pucat, kulit klien kering, warna kulit kelabu dan klien mual &
pusing.
Sebelum sakit : di rumah klien makan 2x sehari dengan menu bervariasi dengan
porsi satu piring.
Saat sakit : di rumah sakit klien makan 3x sehari dengan menu dari rumah sakit
berupa makanan yang banyak mengandung energi dengan setengah porsi yang di
berikan dari RS.
2. Pola Minum
Klien mengatakan sebelum sakit dia selalu minum , 8-10 gelas dalam sehari,
dan saat masuk di rumahsakit klien hanya minum 5-7 gelas dalam sehari.
3. Pola Eliminasi
Klien mengatakan saat dirumah hanya BAB kurang lebih 2x sehari, feses
tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembek. Setelah masuk rumah sakit, klien
jarang BAB, hanya 1x dalam sehari dan feses masih sama seperti sebelum masuk
RS.
6. Pola Aktifitas
Klien mengatakan bahwa selama dirumah beraktivitas dengan bekerja dan
setelah dirumah klien tidak banyak melakukan aktivitas.
6. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Tampak lemah dan pucat
2. Kesadaran : komposmentis
3. Tanda-tanda Vital :S = 37,5°C
TD = 130/80mm/hg
RR = 30x/menit
N = 85x/menit
4. Kepala, leher dan aksila
teratur.
Jantung
10. Abdomen
Palpasi : ada nyeri tekan, tidak ada massa/benjolan, tidak ada edema
11. Ekstermitas
Bawah: Pergerakan baik dan luas, tungkai bawah tidak terdapat edema
4 4
7. DATA PSIKOLOGIS
1. Status Emosi : klien dapat mengontrol emosinya dan menerima penyakit yang
dialaminya.
2. Konsep Diri: klien menghadapi penyakit yang dialaminya dengan sabar.
3. Gaya Komunikasi : klien berkomunikasi dengan baik pada perawat maupun
pasien lain.
4. Pola Interaksi : klien dapat berinteraksi dengan baik pada perawat, keluarga
maupun pasien lain.
5. Pola Koping : klien menghadapi masalahnya dengan sabar.
8. DATA SOSIAL
a. Pendidikan dan pekerjaan
Pendidikan terakhir klien SMA dan saat ini klien bekerja sebagai karyawan swasta.
b. Hubungan sosial
Klien bersuku melayu dan tidak ada tindakan keperawatan yang bertentangan
d. Gaya hidup
merokok.
9. DATA SPIRITUAL
Saat di rumah klien selalu melaksanakan shalat 5 waktu dan saat di rumah sakit
10g/dl, Sel darah merah 2,1 juta sel /mikroliter, Sel darah putih 10.000, Trombosit
100.000
11. PENGOBATAN
1. Ds : Penurunan Ketidakefektifan
- Klien mengatakan jantung
komponen seluler perfusi jaringan
berdebar debar,lemah, kepala
yang diperlukan perifer
pusing
Do :pucat,lemah CRT>3detik, untuk pengiriman
sianosis,hb 10 g/dl,eritrosit 2,1
oksigen/nutrient ke
jt,leukosit 10000,trombosit100000
sel
C. Diagnosa Keperawatan
10000,trombosit100000
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik yang ditandai dengan:
tubuhnya.
tidak ada nafsu makan.mual. Do :klien tampak pucat dan klien tampak lemah.
Ds: klien mengatakan badannya terasa lemah dan semua aktifitas dibantu
ditandai dengan : Ds: klien mengatakan perih pada kulitnya. Do:kulit klien merah,
penyakit yang ditandai dengan : Ds: klien tidak tahu apa yang harus dilakukan
karena badan selalu lemah. Do:klien tampak bingung dan bertanya kepada
perawat.
4.
Intoleransi aktifitas b.d Setelah dilakukan - kaji kekuatan otot
- mengetahui
kelemahan fisik yang di tindakan
kemampuan otot
tandai dengan: keperawatan
dan menghindari
Ds: selama 3x24 jam
atrofi
- klien mengatakan didapatkan - lakukan tindakan
- Untuk melatih otot-
badannya terasa kriteria hasil: ROM
otot klien agar tidak
lemah dan kaku Ds: klien
terjadi kaku atau
serta semua mengatakan
atrofi
aktifitas dibantu sudah mampu
keluarga melakukan - anjurkan klien - untuk
Do: aktivitasnya untuk melakukan memanajemen
- klien tampak sendiri aktifitas yang energi
lemah dan Do: klien tidak ringan
berbaring di tempat lemah - kolaborasi dengan
tidur saja fisioterapi - untuk mengetahui
tekhnik relaksasi
yang benar
5. Resiko kerusakan Setelah dilakukan - Kaji keadaan
intergritasi kulit b.d tindakan umum - Untuk mengetahui
perubahan sirkulasi keperawatan keadaan umum
yang di tandai dengan: selama 3x2 jam klien
Ds:klien mengatakan didapatkan - berikan perawatan
perih pada kulitnya kriteria hasil: pada daerah kulit - Untuk menghindari
Do:kulit klien merah, Ds: klien infeksi pada kulit
terdapat bintik hitam mengatakan perih
dan keriput yang dikulitnya - informasikan hal
- untuk menghindari
sudah berkurang yang dapat
terjadinya
Do: kulit klien merusak kulit
kerusakan kulit
tidak merah dan
- kolaborasi dengan
bintik hitam
- Untuk membunuh
memberikan obat
berkurang
bakteri
antibiotik
E. Catatan Keperawatan
No. Tgl, waktu & jam Implementasi keperawatan Paraf
dx
1. 19 desember 2011 Pemberian tirah baring : Tinggikan kepala tempat
Senin tidur sesuai toleransi dan mengukur TTV klien
08.00 – 09.45 R : pusing yang ada pada klien berkurang.
H : - karakteristik kulit klien membaik
-Pucat pada kulit klien berkurang.
-Sianosis berkurang
F. Catatan Perkembangan
No. Tgl, waktu & jam Evaluasi keperawatan Paraf
Dx
1. 19 Desember 2011 S : pusing yang ada pada klien berkurang.
Senin O : - karakteristik kulit klien membaik
08.00 – 09.45 -Pucat pada kulit klien berkurang.
-Sianosis berkurang
PENUTUP
A. Kesimpulan