Professional Documents
Culture Documents
DARURAT
DisusunOleh:
2018/2019
i
LEMBAR PENGESAHAN
Imlaatul Muslikhah
Kusmi Haryatun
Lutfi Kurnia
Ronin Hidayat
Sri Mulyati
Mengetahui,
Dosen Pengampu
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, akhirnya
saya dapat menyelesaikan tugas individu makalah Keperawatan
Gawatdarurat yang berjudul “Analisa Pengkajian Keperaw atan
Gaw at Darurat ” pada Mata Kuliah Keperawatan Gawatdarurat ini tepat
pada waktu nya.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................11
B. Saran ............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12
iv
LAMPIRAN................................................................................................... 14
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instalasi Gawat Darurat (IGD) memiliki peran sebagai gerbang
utama masuknya rumah sakit secara intensif atau sering disebut juga
sebagai penderita gawat darurat. Jumlah dan kasus pasien yang
datang ke unit gawat darurat tidak dapat diprediksi karena kejadian
kegawatan atau bencana dapat terjadi kapan saja, dimana saja, serta
menimpa siapa saja. Karena kondisinya yang tidak terjadwal dan
bersifat mendadak serta tuntutan pelayanan yang cepat dan tepat
maka dibutuhkan suatu proses dalam pengelolaan pasien gawat
darurat di suatu unit gawat darurat, mulai dari masuknya pasien di IGD
sampai dengan keluarnya pasien dari IGD baik rawat jalan maupun
rawat inap.
Proses keperawatan adalah cara berpikir khusus mengenai
cara merawat klien. Proses keperawatan juga dideskripsikan sebagai
suatu metode sistematis yang mengarahkan perawat dan klien saat
mereka bersama-sama untuk menentukan kebutuhan untuk asuhan
keperawatan, merencanakan dan mengimplementasikan asuhan, dan
mengevaluasi hasil (Rosdahl & Kowalski, 2014).
Langkah-langkah dalam proses keperawatan mengarah pada
hasil spesifik. Karakteristik lima proses keperawatan yaitu
pengumpulan data/pengkajian keperawatan, diagnosis keperawatan,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi (Rodashl & Kowalski, 2014).
Pengkajian primer dilakukan untuk menangani masalah
mengancam nyawa yang harus segera dilakukan tindakan, sedangkan
1
pengkajian sekunder bertujuan mengidentifikasi semua penyakit atau
masalah yang berkaitan dengan keluhan pasien. Pengkajian yang
dilakukan secara terfokus dan berkesinambungan akan menghasilkan
data yang dibutuhkan untuk merawat pasien sebaik mungkin. Dalam
melakukan pengkajian dibutuhkan kemampuan kognitif, psikomotor,
interpersonal, etik, dan kemampuan menyelesaikan masalah dengan
baik dan benar. Perawat harus memastikan bahwa data yang
dihasilkan tersebut harus dicatat, dapat dijangkau, dan
dikomunikasikan dengan petugas kesehatan yang lain. Tujuan
pengkajian pasien ini adalah untuk memberikan panduan pengkajian
yang dapat diterapkan pada semua pasien yang dirawat di Instalasi
Gawat Darurat (Kartikawati, 2011).
Setiap pasien harus dilakukan pemeriksaan dengan teliti untuk
mengenali ancaman kesehatan yang sedang dialami. Fokus
pengkajian utama ini ialah airway, breathing, dan circulation (ABC).
Perawat perlu menentukan apakah kondisi yang dialami pasien
mengancam nyawa dan perlu tindakan segera atau tidak. Setelah
kondisi mengancam nyawa ditangani, perlu dilakukan pengkajian
sekunder. Pengkajian berdasarkan keluhan yang sedang dialami
pasien, riwayat kesehatan, tingkatan gangguan yang terjadi dan hasil
pemeriksaan. Pengkajian spesifik yang berhubungan dengan
perubahan fisiologis karena usia juga perlu untuk disertakan
(Kartikawati, 2011).
Nyeri akut merupakan salah satu diagnose keperawatan yang
sering digunakan, neri akut adalah nyeri yang mendadak dan bersifat
sementara yang biasanya dapat berlangsung beberapa hari (kurang
dari 2 minggu). Biasanya nyeri akut dapat merupakan respon awal dari
adanya kerusakan jaringan tubuh. Bentuk dari nyeri akut dapat berupa
nyeri somatik luar (nyeri tajam di kulit, subkutis, mukosa), nyeri
2
somatik dalam (nyeri tumpul di otot rangka, tulang, sendi, jaringan ikat)
dan nyeri viseral (nyeri karena penyakit atau disfungsi organ dalam).
Konsekuensi dari adanya kerusakan jaringan adalah disekresikannnya
zat-zat kimia bersifat algesik (menimbulkan nyeri) yang berkumpul di
sekitarnya dan dapat menimbulkan nyeri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pengkajian Keperawatan?
2. Bagaimana melakukan pengkajian keperawatan?
3. Apa pengertian dari nyeri akut?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana pengkajian keperawatan kegawatdarutan
yang baik dan benar di Instalasi Gawat Darurat
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskritkan gambaran pengkajian keperawatan
kegawatdaruratan pada pasien nyeri.
b. Mengetahui pelaksanaan pengkajian keperawatan merupakan
bagian integral pelayanan Instalasi Gawat Darurat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5) Mendukung keputusan klinis agar tercapai tujuan dan
tindakan yang sesuai
6) Dasar menentukan kebutuhan pasien, keluarga dan
7) pengasuh pasien
8) Dasar menentukan kebutuhan pasien jika pulang
9) Dasar pemilihan perawatan
10) Penentuan biaya perawatan
11) Memproteksi hak-hak legal
12) Komponen sistem pelayanan pasien (dapat untuk menetukan
kebutuhan staf perawatan, biaya perawatan pasien, dll)
3. Langkah-Langkah Pengkajian
a. Persiapan
Sebelum melakukan pengkajian keperawatan gawat darurat di
Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit, terlebih dahulu
menyiapkan alat-alat yang diperlukan dan menggunakan proteksi
diri (APD) untuk menjaga keamanan baik untuk Perawat maupun
pasien, seperti cuci tangan, memakai sarung tangan, celemek
dan sebagainya. Saat akan mengkaji Perawat harus
memperkenalkan diri kepada pasien/keluarga atau pendamping.
b. Pelaksanaan Pengkajian
Lakukan pengkajian kepada pasien dengan untuk mendapatkan
data subyektif dan data obyektif. Untuk data subyektif meliputi
identitas pasien (nama, usia pendidikan, pekerjaan, agama,dan
alamat), keluhan utama, riwayat panyakit/keluhan yang dirasakan
atau yang berhubungan dengan keluhan sekarang serta upaya
pengobatan yang sudah dilakukan untuk mengtasi keluhan.
Sedangkan untukdata obyektif meliputi pengamatan keadaan
umum pasien (tingkat kesadaran), Jalan nafas, fungsi paru
(braething), sirkulasi (circulation), tingkat kesadaran pasien
5
dengan GCS, pengukuran tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik
atas keluhan, kolaborasi pemeriksaan penunjang (EKG,
laboratorium dan rontgen).
c. Pelaporan
Setalah melakukan pengkajian seperti tersebut diatas maka
lakukan dokumentasi keperawatan dengan lengkap dan benar
hasilnya yang dituangkan dalam lembar pengkajian keperawatan
gawat darurat.
6
panas, atau oleh zat kimia yang mengiritasi. Ketika reseptor nyeri pada
jaringan perifer dirangsang (misalnya pada kulit) maka impuls nosiseptif
(nyeri) dihantarkan ke sistem saraf pusat oleh serabut saraf khusus
melalui medula spinalis menuju ke otak, yang nantinya pada Pusat-pusat
yang lebih tinggi ini sensasi nyeri akan diubah menjadi persepsi nyeri
serta komponen emosional yang menyertainya. Respons sistemik
terhadap nyeri akut berhubungan dengan respons neuroendokrin sesuai
derajat nyerinya. Nyeri akut akan menyebabkan peningkatan hormon
katabolik (katekolamin, kortisol, glukagon, renin, aldosteron, angiotensin,
hormon antidiuretik) dan penurunan hormon anabolik (insulin,
testosteron). Manifestasi nyeri dapat berupa hipertensi, takikardi (denyut
nadi di atas normal), hiperventilasi (kebutuhan Oksigen dan produksi
karbon dioksida meningkat), tonus sfingter saluran cerna dan saluran air
kemih meningkat (ileus, retensi urin).
Penentuan derajat nyeri akut sangat penting guna merencanakan
pengobatan yang akan dipilih.. Derajat nyeri akut dapat diukur dengan
macam- macam cara, misalnya tingkah laku pasien, skala verbal dasar,
skala analog visual dan lain-lain. Secara sederhana nyeri akut pada
pasien sadar dapat langsung ditanyakan pada yang bersangkutan dan
biasanya dikatagorikan sebagai: tidak nyeri (none), nyeri ringan (mild,
slight), nyeri sedang (moderate), nyeri berat (severe) dan sangat nyeri
(very severe, intolerable). Kemudian paramedis dapat mencocokkkan
antara rasa nyeri yang diungkapkan oleh pasien dengan ekspresi nyeri
yang ditunjukkannya guna menentukan derajat nyeri yang
sesungguhnya.
7
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
8
B. Analisis Pengkajian dan Pembahasan
1. Analisis data pasien
Setelah dilakukan pengkajian Keperawatan kepada Tn. X
didapatkan data sebagai berikut diagnosa medis Abdominal Pain,
telah dilakukan pengkajian pada tanggal/jam 6 Oktober 2018 jam
10.45, dengan triage warna Hijau, dengan keluhan utama nyeri
perut, pasien tidak memiliki riwayat penyakit kronis sebelumnya.
Dalam pengkajian keperawatan kegawatdaruratan tentang Airway,
Breathing, Circulation, Disability, Exposure. Didapatkan data Airway
pasien tidak terdapat sumbatan. Dalam Breathing didapat data
frekuensi nafas 20xmenit, irama nafas teratur, pola nafas pasien
normal, bunyi nafas pasien vesikuler, tidak ada penggunaan otot bantu
nafas, jenis pernafasan menggunakan pernafasan dada, serta tidak
ada trauma di dada. Dalam Circulation didapatkan data akral pasien
hangat, waktu pengisian kapiler atau CTR < 2 detik, nadi 92 x/menit,
rate nadi normal, irama nadi teratur, tekanan darah 120/70 mmHg,
suhu pasien 36,7oC, tidak ada pendarahan, turgor kulit pasien normal.
Sedang dalam Disability dilakukan pengkajian tentang tingkat
kesadaran dan didapatkan data GCS E 4, M 6, V 5, ukuran pupil
normal, respon mata +/+, pupil isokhor. Dan dalam exposure
didapatkan data lokasi nyeri berada di bagian perut kiri atau abdomen,
lamanya nyeri terus menerus, skala nyeri 4, nyeri seperti diremas-
remas, dan nyeri akan lebih terasa saat pasien tidur telentang. Tidak
ada luka di tubuh pasien.
Setelah dilakukan pengkajian maka bisa ditemukan data
subyektif pasien mengeluh nyeri di bagian perut kiri, lamanya nyeri
terus menerus, skala nyeri , nyeri seperti diremas-remas, dan nyeri
akan bertambah saat pasien tidur telentang, pasien juga mengeluh
seperti ingin muntah. data obyektifna paien tampak meringis kesakitan
9
dan tampak memegangi daerah nyeri, pasien tampak mual, sehingga
bisa diambil diagnosa keperawatannya nyeri akut dan mual. Sehingga
bisa dilakukan tindakan keperawatan management nyeri dan
management mual.
2. Pembahasan
Dari data tersebut pengkajian ditemukan nyeri perut yang tidak
sembuh-sembuh. Nyeri termasuk dalam kategori nyeri akut yang
mengarah pada pada diagnosa keperawatan yang sering muncul dan
digunkan. Nyeri akut adalah nyeri yang mendadak dan bersifat
sementara yang biasanya dapat berlangsung beberapa hari (kurang
dari 2 minggu). Nyeri akut ini biasanya merupakan respon awaldari
adanya kerusakan jaringan tubuh. Bentuk nyeri akut ini dapat berupa
nyeri somatik luar (nyeri tajam di kulit, subkutis , mukosa), nyeri
somatik dalam(nyeri tumpul di otot rangka, tulang, sendi, jaringan
ikat)dan nyeri viskal (nyeri karena penyakit atau disfungsi organ
dalam). Konsekuensi dari adanya kerusakan jaringan adalah disekresi
nya zat-zat kimia bersifat algesik (menimbulkan nyeri) yang berkumpul
disekitarnya dan dapat menimbulkan nyeri.
Dalam hal format, format pengkajian di IGD RSUD Banumas
mempunyai nilai lebih dari isi format pengkajian keperawatan yang
dimiliki yaitu kelengkapan dalam pengkajian yaitu Airway, Breathing,
Circulation, Disability, dan Exposure, yang dijelaskan secara lengkap,
terinci dan berskala dan tinggal centang pada isi kajian sehingga akan
lebih mudah Perawat dalam melakukan pengkajian dan menemukan
masalah keperawatan secara baik dan benar.
Adapun untuk kekurangan/kelemahan format pengkajian
keperawatan di IGD RSUD Banyumas yaitu pada diagnosa
keperawatan dan tindakan keperawatan sudah ditentukan sehingga
hanya bisa memilih yang ada dalam format pengkajian tersebut. Selain
10
itu tindakan keperawatan yang ada bersifat umum dan tidak
menjelaskan secara rinci apa yang bisa dilakukan untuk mengatai
masalah keperawatan yang di temukan.
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses
keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau
data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien,
baik fisik, mental, sosial dan lingkungan.
Nyeri akut adalah nyeri yang mendadak dan bersifat
sementara yang biasanya dapat berlangsung beberapa hari
(kurang dari 2 minggu).
Dari hasil pembahasan di BAB II, didapatkan diagnose
keperawatan nyeri akut dan mual dan dilakukan tindakan
keperawatan management nyeri dan management mual. Serta
kelebihan dan kekurangan dari format pengkajian yang telah
dilakukan.
B. Saran
Diharapkan mahasiswa bisa memahami dan mengerti
tentang pengkajian keperawatan dan bagaimana cara melakukan
pengkajian dan menggambil diagnose keperawatan sesuai dengan
aturan yang ada. Serta diharapkan mahasiswa bisa mendapatkan
tambahan ilmu pengetahuan dari makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
LAMPIRAN
14
15