You are on page 1of 35

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

IPA berasal dari bahasa asing “science” berasal dari kata lain “scientia” yang
berarti saya tahu. Kata science sebenarnya semula berarti ilmu pengetahuan yang
meliputi baik ilmu pengetahuan sosial (social science) maupun ilmu pengetahuan
alam (natural science). Lama kelamaan, bila seseorang mengatakan “science”
maka yang dimaksud adalah “natural science” atau dalam bahasa Indonesia
disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA sendiri terdiri dari ilmu-ilmu fisik
(physical science) yang antara lain adalah ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu astronomi
dan geofisika, serta ilmu-ilmu biologi (life science).

Untuk mengidentifikasi IPA dengan kata-kata atau kalimat yang singkat tidak
mudah, karena sering kurang dapat menggambarkan secara lengkap pengertian
IPA tersebut. Menurut H. W. Fowler “IPA adalah pengetahuan alam yang
sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan
dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi”. Menurut Robert B. Sund
“IPA adalah sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses”, dalam definisi ini
IPA mengandung dua unsur yaitu sebagai sekumpulan pengetahuan dan sebagai
suatu proses untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan tersebut. Dari
definisi tersebut syarat-syarat IPA adalah obyektif, sistematik, mengandung
metode tertentu yaitu metode ilmiah.

Dalam perkembangan jaman yang semakin pesat ini, pembelajaran IPA sangat
penting karena pada hakikatnya IPA adalah produk proses dan penerapannya
(teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. Banyak orang
berpendapat bahwa menguasai IPA sangat penting, karena dalam pembelajaran
IPA siswa diberi kesempatan dan bekal untuk memproses IPA dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari –hari melalui cara – cara yang benar dan
mengikuti etika keilmuan dan etika yang berlaku dalam masyarakat.
Sejalan dengan adanya upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia, dalam kurikulum 1994 proses dan konsep IPA
diintegrasikan dalam setiap rumusan tujuan pembelajaran (umum) yang harus
diukur pencapaiannya. Oleh karena itu guru diharapkan untuk dapat mengambil
keputusan, baik ketika merencanakan maupun ketika melaksanakan pembelajaran,
termasuk memecahkan masalah – masalah yang ditemukan dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah. Dalam melaksanakan pembelajaran unsur terpenting
adalah merangsang dan mengarahkan siswa untuk belajar. Mengajar tidak lebih
dari sekedar menolong para siswa untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan,
sikap, serta idealisme dan apresiasi yang menjurus kepada perubahan tingkah
laku dan pertumbuhan siswa.

Dalam pembelajaran IPA di SD, mengajar yang baik menurut Gagne meliputi
delapan langkah yang sering disebut kejadian – kejadian instruksional
(instruksional events) meliputi mengaktifkan siswa, memberitahu pelajar tentang
tujuan-tujuan belajar, mengarahkan perhatian, merangsang ingatan, menyediakan
bimbingan belajar, meningkatkan retensi, membantu transfer belajar,
mengeluarkan pendapat, memberi umpan balik.

Dengan langkah – langkah tersebut diharapkan k0ualitas dan kuantitas


kegiatan belajar mengajar lebih meningkat. Bagi kita kalangan pendidikan untuk
dapat menyiapkan generasi masyarakat yang bermodal literasi (melek) sains, yaitu
masyarakat yang mampu membuka kepekaan diri, mencermati, menyaring,
mengaplikasikan, serta turut serta berkontribusi bagi perkembangan sains
(teknologi) itu sendiri untuk peningkatan kesejahteraan dan kemaslahatan
masyarakat. Literasi sains amat penting bagi kehidupan saat ini. Sains dengan
karakteristik dan metodologi keilmuannya bagi pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, menjadi peradaban modern. Menurut Carin (1997), masyarakat
yang bermodal literasi sains dan teknologi mesti memiliki pemahaman terhadap
aspek-aspek sains dan teknologi yang berarti dan sesuai dengan perkembangan
mental kognitif mereka, dapat menemukan sains secara menyenangkan dan
menghargainya, menggunakan pengetahuan sains dan teknologi untuk memenuhi
dan menikmati kehidupannya.
Jadi, betapa pentingnya peran guru dalam proses pembelajaran untuk
memperoleh prestasi yang baik dan dalam kehidupan bermasyarakat yang
dipenuhi dengan munculnya teknologi-teknologi modern. Prestasi belajar siswa
sangat dipengaruhi peran guru. Menurut pendapat Ace Suryadi dan H. AR. Tilar
dalam bukunya yang berjudul “ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH”
dijelaskan bahwa prestasi belajar dipengaruhi beberapa faktor yang ditemukan
sangat ampuh didalam memberikan efek terhadap prestasi belajar. Menurut
beberapa studi di Indonesia (Moegjadi, 1974; Ace Suryadi, 1932; Nuhi Nasution,
1980; Shaefer, 1980) faktor yang berpengaruh adalah faktor guru, buku pelajaran,
managemen sekolah, besarnya kelas, dan faktor keluarga. Faktor-faktor tersebut
termasuk permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran.

Sedangkan masalah yang dialami penulis dalam pembelajarannya walaupun


sudah berusaha sebaik- baiknya ternyata hasilnya belum memuaskan, hal ini
terlihat dalam tes yang diberikan guru pada materi pokok organ pernapasan
manusia artinya pembelajaran yang penulis laksanakan belum tuntas. Oleh sebab
itu perlu diadakan perbaikan.

Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran penulis mencoba mengupayakan


/ mencari jalan keluar untuk perbaikan pembelajaran IPA yang diwujudkan dalam
kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan diberi judul “Upaya Peningkatan
Pembelajaran IPA Materi Alat Pernapasan Manusia Melalui Media Gambar Siswa
Kelas V Semester 1 SDN Krangkong 2 Kecamatan Kepohbaru Kabupaten
Bojonegoro Tahun Pelajaran 2015/2016”.

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas dan dari hasil pembelajaran
yang telah dilaksanakan di kelas v semester 1 SDN Krangkong 2 Kecamatan
Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro mata pelajaran IPA dengan kompetensi dasar
“Mengidentifikasi Fungsi Organ Pernapasan Manusia dan Hubungannya dengan
Makanan dan Kesehatan”,identifikasi masalah yang ditemukan antara lain :
- Rendahnya penguasaan materi IPA dengan kompetensi dasar
“Mengidentifikasi Fungsi Organ Pernapasan Manusia dan Hubungannya
dengan Makanan dan Kesehatan “.
- Penyampaian materi terlalu cepat
- Media yang kurang tepat
- Siswa bosan dan tidak tertarik dengan penjelasan guru
- Metode yang kurang tepat
- Siswa kurang berani bertanya meskipun mengalami kesulitan
2. Analisis Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dianalisis penyebab rendahnya


penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran IPA yang diajarkan oleh guru
dengan Kompetensi Dasar “ Mengidentikasi Fungsi Organ Pernapasan dan
Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan “ di kelas V semester 1 antara lain:

Penyebab dari sisi guru :

- Penggunaan metode yang kurang bervariasi


- Kurangnya penjelasan guru
- Pembelajaran kurang menarik perhatian siswa
- Metode pembelajaran yang diberikan kurang tepat
- Guru kurang optimal dalam memanfaatkan sarana dan media pembelajaran

Penyebab dari sisi siswa :

- Siswa kurang berani mengajukan pertanyaan kepada guru


- Siswa masih banyak yang belum menguasai materi

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merencanakan untuk


melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), agar hasil belajar yang
dilaksanakan mengalami peningkatan sesuai dengan yang kita harapkan. Adapun
masalah yang menjadi fokus perbaikan adalah “ Apakah penggunaan media
gambar dapat meningkatkan pembelajaran materi organ pernapasan manusia dan
hubungannya dengan makanan dan kesehatan” pada siswa kelas V semester 1 di
SDN Krangkong 2 Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro tahun pelajaran
2015/2016.

C. Tujuan Penelitian
Secara operasional tujuan perbaikan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendiskripsikan proses pembelajaran IPA Kompetensi Dasar
“Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia “pada siswa kelas V
semester 1 SDN Krangkong 2 Kecamatan Kepohbaru Kabupaten
Bojonegoro tahun pelajaran 2015/2016.
2. Untuk mencari model pembelajaran yang efektif dan mudah dipahami oleh
siswa pada Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan
manusia “ siswa kelas V Semester 1 SDN Krangkong 2 Kecamatan
Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro tahun pelajaran 2015/2016.
3. Untuk mendeskripsikan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA
Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia
siswa kelas V semester 1 SDN Krangkong 2 Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro tahun pelajaran 2015/2016, dengan menggunakan
media gambar alat pernapasan manusia.

D. Manfaat Penelitian

Perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru sangat besar manfaatnya


baik bagi peserta didik/siswa, guru, maupun bagi sekolah. Penulis dalam hal ini
akan menguraikan manfaat perbaikan tersebut secara umum dan secara khusus.

Manfaat Secara Umum

1. Bagi siswa :

a. Meningkatkan motivasi belajar


b. Meningkatkan prestasi belajar
c. Menumbuhkan rasa senang terhadap pelajaran IPA
d. Model bagi para siswa dalam bersikap kritis terhadap hasil belajarnya

2. Bagi guru :
a. Membantu guru memperbaiki pelajaran
b. Membantu guru berkembang secara professional
c. Meningkatkan rasa percaya diri guru
d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan

3. Bagi sekolah :

a. Meningkatkan kualitas pendidikan


b. Pengelolaan kegiatan sekolah secara keseluruhan
c. Menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif untuk memajukan sekolah

Manfaat Secara Khusus

1. Bagi siswa

a. Meningkatkan rasa percaya diri siswa


b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berbagi kepandaian
c. berlangsung komunikatif karena keaktifan siswa dalam pembelajaran alat
pernapasan manusia menggunakan prinsip motivasi yang didasarkan pada
teori Expectasy Value menurut teori ini motivasi dapat dilihat dari usaha
siswa.
3. Bagi guru
Menimbulkan rasa puas karena telah melaaksanakan sesuatu untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas yang dikelolanya
4. Bagi sekolah
Terciptanya suasana kerja yang kondusif, karena dalam setiap kesempatan
dapat digunakan untuk membahas usaha –usaha dalam meningkatkan kinerja
guru di sekolah.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Pembelajaran IPA

Dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat sains adalah produk,


proses, dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat
didalamnya. Produk sains yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan
teori dapat dicapai melalui penggunaan proses sains, yaitu melalui metode-metode
sains atau metode ilmiah (scientific methods), bekerja ilmiah (scientific inquiry).
Raka Joni mengutip Marzano (1992) bahwa titik pusat hakikat belajar,
pengetahuan pemahaman terwujud dalam bentuk pemberian makna oleh siswa
kepada pengalaman melalui berbagai keterampilan kognitif di dalam mengolah
informasi yang diperolehnya melalui alat indera.

Banyak orang berpendapat bahwa sains memberikan kesempatan bagi orang


yang mau belajar berbuat, berpikir dan bertindak seperti ilmuwan (scientist).
Dengan demikian, belajar memproses sains dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari melalui cara-cara yang benar dan mengikuti etika keilmuwan dan etika
yang berlaku dalam masyarakat.

Pada hakikatnya Ilmu Pengetahuan Alam (sains) sangat bermanfaat dalam


kehidupan masyarakat melalui teknologi, karena teknologi sangat erat
hubungannya dengan bekerja ilmiah. Bekerja ilmiah sesungguhnya adalah
perluasan dari metode ilmiah. Di Indonesia metode ilmiah sudah ditekankan
dalam IPA sejak kurikulum 1975. Selanjutnya dalam kurikulum 1994, lingkup
proses dan konsep diintegrasikan dalam setiap rumusan tujuan pembelajaran
(umum) yang harus diukur pencapaiannya.

B. Pengertian IPA

Menurut H. W. Fowler “IPA adalah pengetahuan alam yang sistematis dan


dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan
terutama atas pengamatan dan deduksi”. Menurut Robert B. Sund “IPA adalah
sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses”.

Pendidikan IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa menguasai


pengetahuan, fakta, siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar. Pendidikan
IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan
berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Filosofi IPA sebagai cara untuk mencari tahu yang berdasarkan pada
observasi. Dengan demikian, pengetahuan dalam IPA merupakan hasil observasi.
Kebenaran harus dibuktikan secara empiris berdasarkan observasi atau
eksperimen. Pengembangan pembelajaran IPA yang menarik, menyenangkan,
layak, sesuai konteks, serta didukung oleh ketersediaan waktu, keahlian, sarana
dan prasarana merupakan kegiatan yang tidak mudah untuk dilaksanakan. Seorang
guru dituntut memiliki kemampuan dan kreativitas yang cukup agar pembelajaran
dimiliki seorang guru adalah tentang pemahaman dan penguasaan terhadap
pendekatan pembelajaran. Menurut Herawati Susilo (1998) mengemukakan
bahwa pendekatan berifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi, dan
keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian asumsi.

Berdasarkan kurikulum 2004, IPA seharusnya dibelajarkan secara inkuiri


ilmiah (scientivic inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja,
dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting
kecakapan hidup.

C. Media dalam Pembelajaran IPA


1. Pengertian Media

Menurut Heinich dkk. (1996), media (jamak)/medium (tunggal) secara


umum adalah saluran komunikasi, yaitu segala sesuatu yang membawa
informasi dari sumber informasi untuk disampaikan kepada penerima
informasi. Contohnya adalah film, televisi, diagram, materi pembelajaran,
komputer, dan instruktur. Media dipandang sebagai media instruksional
apabila membawa pesan yang mengandung tujuan instruksional.
Sedangkan tujuan penggunaan media secara umum adalah untuk
memfasilitasi komunikasi. Dalam pembelajaran tujuan penggunaan media
antara lain untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas pembelajaran,
memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, memberikan arahan
tentang tujuan yang akan dicapai, menyediakan evaluasi mandiri, member
rangsangan kepada guru untuk kreatif, menyampaikan materi pembelajaran,
membantu pelajar yang memiliki kekhususan tertentu.

2. Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran

Menurut Heinich dkk. (1996), dalam merencanakan dan


menyelenggarakan pembelajaran perlu melakukan hal berikut, yaitu
memahami karakteristik siswa, menentukan tujuan pembelajaran, menentukan
jembatan atau penghubung antara pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
siswa dengan tujuan yang akan dicapai melalui pembelajaran, menentukan
metode dan format media yang cocok atau tepat, menggunakan media,
melibatkan siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran, melakukan
evaluasi dan revisi terhadap pembelajaran.

Format media adalah bentuk fisik yang berisi pesan untuk disampaikan
atau ditunjukkan, misalnya berupa clip charts, slide, audio, film, video, atau
komputer multi media, yang dapat bersifat visual tidak bergerak, visual
bergerak, kata-kata yang tercetak, atau kata-kata yang disampaikan secara
lisan.

3. Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam


pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil
belajar yang dicapainya. Adapun manfaat media pembelajaran antara lain :

- Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat


menumbuhkan motivasi belajar.
- Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pembelajaran yang lebih baik.
- Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap
jam pelajaran.
- Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
4. Jenis Media Pembelajaran
Ada beberapa jenis media pembelajaran menurut Heinich yang biasa
digunakan dalam proses pembelajaran antara lain :
- Media tidak diproyeksikan (non projected media) seperti objek nyata,
model, bahan tercetak, bahan ilustrasi
- Media diproyeksikan (projected viual) seperti transparansi, slide
- Media audio seperti kaset, rekaman fonograf, compact disk, audio cards
- Media gerak seperti film atau video
- Komputer
- Media radio

Dalam laporan ini , penulis dalam melakukan perbaikan pembelajaran


menggunakan media gambar untuk memperjelas pemahaman siswa. Media
gambar termasuk media visual, supaya pembelajaran terencana dalam
membina pengetahuan sikap dan keterampilan siswa melalui interaksi siswa
dengan lingkungan belajar yang diatur guru pada hakikatnya mempelajari
lambang-lambang verbal dan visual, agar diperoleh makna yang terkandung
didalamnya. Lambang-lambang tersebut dicerna, disimak oleh para siswa
sebagai penerima pesan yang disampaikan guru. Menurut Schramm,
klasifikasi media ada dua jenis,yaitu media sederhana (papan tulis, gambar,
poster, peta) dan media canggih (radio, film, televise, komputer). Jadi, gambar
merupakan media visual sederhana, adapun keunggulan dan kelemahannya
adalah
Keunggulannya antara lain

- Media ini dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak


menjadi konkret
- Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, surat kabar, kalender, dan
sebagainya
- Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain
- Tidak mahal, bahkan mungkin tanpa mengeluarkan biaya
- Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua tema

Sedangkan kelemahannya adalah

- Terkadang ukuran gambar terlalu kecil jika digunakan pada kelas besar
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subjek Penelitian
a. Tempat Perbaikan Pembelajaran

Nama Sekolah : SDN Krangkong 2

Alamat : SDN Krangkong 2 Kec. Kepohbaru Kab. Bojonegoro

Kelas :V

Jumlah Siswa :9

Mata Pelajaran : IPA

b. Waktu Pelaksanaan
- Tanggal 8 Oktober 2015 : Pelaksanaan siklus I
- Tanggal 15 Oktober 2015 : Pelaksanaan siklus II
c. Karakteristik Siswa
- Kebiasaan siswa tidak masuk kelas karena kurangnya perhatian orang
tua.
- Siswa sering tidak mengerjakan PR karena kurangnya pantauan dari
orang tua dalam hal kegiatan belajar siswa.
- Siswa banyak mengikuti kegiatan diluar jam sekolah pada sore hari,
sehingga pada waktu belajar siswa sudah kecapekan.
B. Prosedur Pelaksanaan
a. Prosedur Penelitian

Prosedur PTK

Perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam proses berdaur yang terdiri dari 4


tahap yaitu

- Melakukan perencanaan (planning)


- Melakukan tindakan (acting)
- Mengamati (observasi)
- Refleksi (reflecting)

Hasil refleksi yang dilakukan penulis dijadikan pedoman untuk melakukan


perbaikan selanjutnya, jika tindakan yang dilakukan dianggap belum berhasil,
perbaikan dapat dilaksanakan beberapa kali sampai pembelajaran tercapai
dengan baik dan hasil nilainya meningkat serta memuaskan.

b. Prosedur Umum
Prosedur umum pembelajaran
Menurut Dagne dan Briggs (dalam Runa Ristata dan Prayitno, 2006 : 47)
menyebutkan bahwa prosedur pembelajaran ada 9 kegiatan :
- Memberikan motivasi atau menarik perhatian
- Menjelaskan tujuan pembelajaran pada peserta
- Mengingatkan potensi pra syarat
- Memberikan stimulus (masalah, topic, konsep)
- Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari)
- Menimbulkan penampilan peserta didik
- Memberi umpan balik
- Menilai penampilan
- Menyimpulkan

Dari prosedur di atas, urutan pembelajaran dimulai dari awal sampai


akhir. Pembelajaran dilaksanakan harus secara unit agar proses
pembelajaran berjalan dengan baik dan hasilnya memuaskan.

Prosedur umum perbaikan pembelajaran

- Mengidentifikasi masalah, menganalisis masalah, merumuskan


masalah, dan merumuskan hipotesa.
- Merumuskan cara pemecahan atau tindakan perbaikan.
- Merancang scenario tindakan perbaikan yang dikemas dalam Rencana
Perbaikan Pembelajaran (RPP).
c. Prosedur Khusus Untuk Pembelajaran.
Pra Siklus
Mata Pelajaran : IPA

Materi Pokok : Alat Pernapasan Pada Manusia

Metode : Ceramah

Hari/ Tgl : Kamis / 1 Oktober 2015

1. Skenario Pelaksanaan
Perencanaan Kegiatan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah disusun, peneliti
menyiapkan rencana pembelajaran yang dilengkapi dengan skenario
tindakan. Skenario tindakan ini berisi langkah-langkah yang harus
ditempuh guru dan siswa.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pra Kegiatan
Guru membuat RPP, LKS, dan soal evaluasi
a) Kegiatan Awal
- Guru mengadakan apersepsi untuk mengarahkan perhatian
siswa pada materi pelajaran dengan Tanya jawab.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Eksplorasi, guru :
- Menjelaskan peta konsep tentang alat pernapasan manusia.
- Menjelaskan bagian tubuh yang berperan sebagai alat
pernapasan.
- Menjelaskan proses pernapasan dada dan perut.

Elaborasi, siswa :

- Menyebutkan alat pernapasan manusia.


- Menjelaskan proses pernapasan.
- Menjelaskan pernapasan dada dan perut.

Konfirmasi :
- Guru memberikan penguatan materi.
- Guru menyimpulkan materi.
c) Kegiatan Akhir
Guru memberikan tes akhir.
Guru memberikan perbaikan dan pengayaan.
Guru memberikan pekerjaan rumah.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru menggunakan


metode ceramah .

Pada akhir pembelajaran guru mengadakan tes formatif secara


tertulis untuk mengetahui tingkat pemahaman anak terhadap materi
yang disampaikan tadi. Ternyata ketuntasan belajar baru mencapai
22,22% .

3. Pengamatan Kegiatan
Pengamatan kegiatan dilakukan oleh guru dan dibantu oleh teman
sejawat. Ternyata dengan hanya menggunakan metode ceramah tidak
dapat memotivasi siswa, banyak siswa yang kurang aktif dan merasa
bosan.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, guru seharusnya melakukan
refleksi diri. Pada waktu guru memberikan pelajaran dengan metode
ceramah, banyak siswa yang kurang aktif untuk mengikutinya, ada
yang diam saja, ada yang tidak berpendapat, bahkan ada yang
mengantuk. Setelah melihat hasil tes formatif yang nilainya rendah,
guru akan mengubah strategi pembelajaran dengan menggunakan
media gambar dan diskusi, dengan harapan keaktifan dan pemahaman
anak menjadi meningkat.

Rencana perbaikan untuk siklus berikutnya :

Guru akan menggunakan media gambar untuk memotivasi siswa agar pemahaman
siswa meningkat.
PERBAIKAN SIKLUS I

Mata Pelajaran : IPA

Materi Pokok : Alat Pernapasan Pada Manusia

Metode : Ceramah dan Diskusi

Media : Gambar alat pernapasan manusia

Hari/ Tgl : Kamis/ 8 Oktober 2015

1. Skenario Pelaksanaan
Perencanaan Kegiatan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah disusun, peneliti menyiapkan
rencana pembelajaran yang dilengkapi dengan scenario tindakan. Skenario
tindakan ini berisi langkah-langkah yang harus ditempuh guru dan siswa.
2. Pelaksanaan Kegiatan
a) Pra Kegiatan
Guru membuat RPP, LKS, dan soal evaluasi
b) Kegiatan Awal
Guru mengadakan apersepsi untuk mengarahkan perhatian siswa pada
materi pelajaran dengan Tanya jawab.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
c) Kegiatan Inti
Eksplorasi, guru :
- Menjelaskan peta konsep tentang alat pernapasan manusia dengan
menggunakan media gambar.
- Menjelaskan bagian tubuh yang berperan sebagai alat pernapasan.
- Menjelaskan proses pernapasan dada dan perut.

Elaborasi, siswa :

- Menyebutkan alat pernapasan manusia melalui media gambar


- Menjelaskan proses pernapasan melalui media gambar
- Menjelaskan pernapasan dada dan perut.
Konfirmasi :

- Guru memberikan penguatan materi.


- Guru menyimpulkan materi.
d) Kegiatan Akhir
- Guru memberikan tes akhir.
- Guru memberikan perbaikan dan pengayaan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan media gambar alat


pernapasan manusia dan diskusi. Dalam kegiatan diskusi anak dibagi
menjadi 4 kelompok dan diberi LKS .

Dalam diskusi kelompok, guru memberikan bimbingan secara kelompok


atau perorangan, sehingga setiap siswa dapat ikut berpartisipasi dalam
mengerjakan LKS. Ternyata keaktifan siswa meningkat, soal-soal LKS
banyak yang dapat dijawab.

3. Observasi Kegiatan
Pada pembelajaran siklus I (satu) ini, terdapat peningkatan keaktifan siswa
yang semula 22,22 % menjadi 44,44%. Hal ini dikarenakan dalam diskusi
kelompok dalam pengerjaan LKS, siswa diharuskan untuk menjawab soal
dengan pemahaman yang dimilikinya. Dalam hal ini guru dapat
mengetahui pemahaman siswa terhadap materi.
4. Refleksi
Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran pada akhir siklus I (satu)
ini, guru melakukan refleksi diri. Ternyata dengan menggunakan metode
ceramah dan diskusi dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan
pemahaman siswa. Namun demikian guru belum puas dengan hasil pada
siklus pertama ini. Guru perlu memperbaiki proses pembelajaran.

Adapun rencana perbaikan selanjutnya adalah

- Guru akan memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam
berdiskusi.
- Guru akan memberikan LKS kepada kelompok yang lebih menantang
untuk didiskusikan.
- Guru akan menggunakan metode demonstrasi dan menggunakan media
gambar.
- Guru akan memberikan penguatan terhadap keberhasilan siswa .

Perbaikan Siklus II

Mata Pelajaran : IPA

Materi Pokok : Alat Pernapasan Pada Manusia

Metode : Ceramah dan Demonstrasi dan Diskusi

Media : Gambar alat pernapasan manusia

Hari/ Tgl : Kamis / 15 Oktober 2015

1. Skenario Pelaksanaan
Perencanaan Kegiatan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah disusun, peneliti menyiapkan
rencana pembelajaran yang dilengkapi dengan skenario tindakan. Skenario
tindakan ini berisi langkah-langkah yang harus ditempuh guru dan siswa.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pra Kegiatan
Guru membuat RPP, LKS, dan soal evaluasi
a) Kegiatan Awal
Guru mengadakan apersepsi untuk mengarahkan perhatian siswa pada
materi pelajaran dengan Tanya jawab.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Eksplorasi, guru :
- Menjelaskan peta konsep tentang alat pernapasan manusia dengan
menggunakan media gambar.
- Melakukan demonstrasi dengan menggunakan pipa kecil bercabang tiga
(PKBT), sedotan dan toples.
- Menjelaskan bagian tubuh yang berperan sebagai alat pernapasan.
- Menjelaskan proses pernapasan dada dan perut.
Elaborasi, siswa :
- Menyebutkan alat pernapasan manusia.
- Menjelaskan proses pernapasan.
- Menjelaskan pernapasan dada dan perut.
Konfirmasi :
- Guru memberikan penguatan materi.
- Guru menyimpulkan materi.
c) Kegiatan Akhir
Guru memberikan tes akhir.
Guru memberikan perbaikan dan pengayaan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan media gambar alat


pernapasan manusia dan demonstrasi dan diskusi. Dalam kegiatan diskusi anak
diberi LKS .

Dalam diskusi kelompok, guru memberikan bimbingan secara kelompok


atau perorangan, sehingga setiap siswa dapat ikut berpartisipasi dalam
mengerjakan LKS. Ternyata keaktifan siswa meningkat, soal-soal LKS banyak
yang dapat dijawab.

3. Observasi Kegiatan
Pada pembelajaran siklus II (dua) ini, terdapat peningkatan keaktifan siswa
yang semula 44,44 % menjadi 88,89%. Hal ini dikarenakan dalam
demonstrasi guru dapat menjelaskan cara manusia bernapas. Dalam diskusi
kelompok dalam pengerjaan LKS, siswa diharuskan untuk menjawab soal
dengan pemahaman yang dimilikinya, kemudian kegiatan dalam diskusi
ditambah satu kegiatan yaitu setiap kelompok dengan perwakilan
kelompoknya menunjukkan bagian-bagian alat pernapasan dengan
menggunakan tubuhnya. Dalam hal ini guru dapat mengetahui pemahaman
siswa terhadap materi, jadi dapat dikatakan perbaikan pembelajaran siklus II
berhasil.
4. Refleksi
Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran pada akhir siklus II (dua)
ini, guru melakukan refleksi diri. Ternyata dengan menggunakan metode
ceramah disertai demonstrasi dan diskusi dengan menggunakan media gambar
dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Penggunanan metode yang tepat, penggunaan media gambar dapat membantu
guru dalam melaksanakan pembelajaran dan pemahaman siswa dapat
meningkat.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Dari 9 siswa ternyata terdapat 7 siswa yang penguasaan materinya masih
dibawah 70%, maka perlu diadakan perbaikan untuk siklus ke I.

Berikut data nilai pra siklus yang diperoleh siswa:

50 40 60 80 50

40 50 60 100

Tabel 1: Nilai Pra Siklus

No Nilai Jumlah siswa

1 40 - 49 2

2 50 – 59 3

3 60 – 69 2

4 70 – 79 -

5 80 – 89 1

6 90 -100 1

JUMLAH 9
Dari data diatas dapat disajikan pada diagram sebagai berikut:

Jumlah Nilai Siswa


3.5

2.5

1.5 Jumlah siswa

0.5

0
40 - 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 -100

Diagram 1: Nilai Pra Siklus

Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada
pelaksanaan pembelajaran pra siklus, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa
adalah sebagai berikut:

- Nilai terendah : 40

- Nilai tertinggi : 100

- Nilai Rata-rata : 58,89

- Ketuntasan belajar mencapai : 22,22%

Dengan demikian masih sangat perlu dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus


I

Deskripsi per Siklus

1. Siklus I
Perencanaan

Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan padasiklus I dengan menekankan pada


penggunaan metode diskusi dengan menggunakan gambar alat pernapasan
manusia yang sesuai dengan materi pelajaran sudah ada kemanjuan, akan tetapi
karena belum dapat menuntaskan hasil belajar, maka perlu dilanjutkan perbaikan
pembelajaran pada siklus II

Pelaksanaan

Perbaikan pembelajaran Siklus I dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober 2015 pada


kelas V SD Negri Krangkong 2 Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro.
Adapun hasilnya sebagai berikut:

70 45 70 85 55

60 55 65 100

Tabel 2: Nilai Siklus I

No Nilai Jumlah siswa

1 40 - 49 1

2 50 – 59 2

3 60 – 69 2

4 70 – 79 2

5 80 – 89 1

6 90 -100 1

JUMLAH 9
Berdasarkan tabel diatas dapat disajikan pada diagram sebagai berikut:

Jumlah Nilai Siswa


2.5

1.5

Jumlah siswa
1

0.5

0
40 - 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 -100

Diagram 2: Nilai Siklus I

Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada
pelaksanaan pembelajaran siklus I, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa
adalah sebagai berikut:

- Nilai terendah : 45

- Nilai tertinggi : 100

- Nilai Rata-rata : 67,22

- Ketuntasan belajar mencapai : 44,44%


Dengan demikian masih sangat perlu dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus
II

Pengamatan

Selama kegiatan pembelajaran, peneliti diamati teman sejawat. Hal yang diamati
adalah sebagai berikut:

1. Guru

a. Mengadakan tanya jawab sebagai apersepsi

b. Menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran

c. Pemberian contoh materi

d. Pemberian soal

e. Pelaksanaan tutor sebaya

f. Membimbing kerja kelompok siswa

g. Mengoreksi, menilai, mengoreksi hasil analisis tes

2. Siswa

a. Menjelaskan penjelasan dari guru tentang Alat pernapasan manusia.

b. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

c. Tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran

d. Melaksanakan kerja kelompok

e. Mengerjakan tes formatif

f. Mencatat rangkuman

Refleksi
Setelah melakukan Kegiatan Belajar Mengajar IPA dengan kompetensi dasar
mengidentifikasikan alat pernapasan manusia dan hubungannya dengan makanan
dan kesehatan pada meteri pokok alat pernapasan manusia, sebagian besar siswa
masih belum mampu menguasai materi tersebut.

Penggunaan metode pembelajaran diskusi membuat siswa aktif selama proses


pembelajaran. Hal ini terbukti setelah diadakan tesformatif, terdapat 59,26% siswa
yang mencapai nilai diatas KKM. Penggunaan model pembelajaran diskusi sudah
berjalan dengan baik, tetapi perlu ditingkatkan. Hal itu dapat dijadikan sebagai
bahan untuk ditindak lanjuti pada perbaikan pembelajaran siklus II yang akan
dilaksanakan berikutnya.

2. Siklus II

Perencanaan

Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II dengan menekankan


pada penggunaan metode diskusi dengan menggunakan gambar alat pernapasan
manusia yang sesuai dengan materi pelajaran sudah mendapatkan hasil yang
memuaskan, sehingga tidak perlu lagi mengadakan perbaikan pembelajaran.

Pelaksanaan

Perbaikan pembelajaran Siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober


2015 kelas V SD Negeri Krangkong 2 Kecamatan Kepohbaru Kabupaten
Bojonegoro. Adapun hasilnya sebagai berikut:

75 60 85 85 80

80 85 95 100
Tabel 3: Nilai Siklus II

No Nilai Jumlah siswa

1 40 - 49 -

2 50 – 59 -

3 60 – 69 1

4 70 – 79 1

5 80 – 89 5

6 90 -100 2

JUMLAH 9

Berdasarkan tabel diatas dapat disajikan pada diagram sebagai berikut:

Jumlah Nilai Siswa


6

3
Jumlah siswa
2

0
40 - 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 -100

Diagram 3: Nilai Siklus II


Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada
pelaksanaan pembelajaran siklus II, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa
adalah sebagai berikut:

- Nilai terendah : 60

- Nilai tertinggi : 100

- Nilai Rata-rata : 83,7

- Ketuntasan belajar mencapai : 88,89%

Dengan demikian tidak perlu dilaksanakan perbaikan pembelajaran.

Pengamatan

Selama kegiatan pembelajaran, peneliti diamati teman sejawat. Hal yang diamati
adalah sebagai berikut:

1. Guru

a. Mengadakan tanya jawab sebagai apersepsi

b. Menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran

c. Pemberian contoh materi

d. Pemberian soal

e. Pelaksanaan tutor sebaya

f. Membimbing kerja kelompok siswa

g. Mengoreksi, menilai, mengoreksi hasil analisis tes


2. Siswa

a. Menjelaskan penjelasan dari guru tentang Alat pernapasan manusia.

b. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

c. Tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran

d. Melaksanakan kerja kelompok

e. Mengerjakan tes formatif

f. Mencatat rangkuman

Refleksi

Setelah melakukan Kegiatan Belajar Mengajar IPA dengan kompetensi Dasar


Mengidentifikasikan alat pernapasan manusia dan hubungannya dengan makanan
dan kesehatan pada meteri pokok alat pernapasan manusia, sebagian besar siswa
menunjukkan peningkatan pemahaman yang cukup signifikan. Hal ini terbukti
setelah diadakan tesformatif pada siklus II, sebagian siswa mendapat nilai 70
keatas, dari 9 siswa, 8 siswa mendapat nilai 70 keatas.

Untuk mengetahui nilai perolehan nilai keseluruhan, maka dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 4: Nilai Pra siklus, Siklus I, siklus II

No Nilai Pra siklus Siklus I Siklus II

1 40 - 49 2 1 -
2 50 – 59 3 2 -

3 60 – 69 2 2 1

4 70 – 69 - 2 1

5 80 – 89 1 1 5

6 90 -100 1 1 2

JUMLAH 9 9 9

Berdasarkan tabel diatas dapat disajikan pada diagram sebagai berikut:

Diagram 4: Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

B. Pembahasan

1. Pra Siklus

Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada
pelaksanaan pembelajaran pra siklus, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa
adalah sebagai berikut:

- Nilai terendah : 40

- Nilai tertinggi : 100

- Nilai Rata-rata : 58,89

- Ketuntasan belajar mencapai : 22,22%

Hal itu disebabkan karena dalam menyampaikan materi pelajaran media yang
digunakan kurang lengkap. Dengan demikian pembelajaran pada pra siklus masih
sangat perlu diadakan perbaikan pembelajaran.

2. Siklus I
Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada
pelaksanaan pembelajaran siklus I, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa
adalah sebagai berikut:

- Nilai terendah : 45

- Nilai tertinggi : 100

- Nilai Rata-rata : 67,22

- Ketuntasan belajar mencapai : 44,44%

Dari analisis data hasil nilai prestasi belajar yang seperti tersebut diatas, maka
diketahui bahwa ada kenaikan sebesar 22,22% dari perolehan nilai pada pra
siklus. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan perbaikan sudah menggunakan
materi prasyarat, sehingga pemahaman siswa lebih meningkat. Akan tetapi masih
ada 5 siswa yang belum berhasil, maka dilanjutkan pada siklus II.

3. Siklus II

Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada
pelaksanaan pembelajaran siklus II, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa
adalah sebagai berikut:

- Nilai terendah : 60

- Nilai tertinggi : 100

- Nilai Rata-rata : 83,7

- Ketuntasan belajar mencapai : 88,89%

Dari analisa hasil perolehan nilai tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa ada
kenaikan sebesar 44,45 % dari perolehan nilai Siklus I, hal ini dikarenakan dalam
pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan memberikan materi prasyarat serta
pemahaman tutor sebaya dalam berdiskusi. Akan tetapi ternyata masih ada 1
siswa yang mendapatkan nilai dibawah 70, hal itu disebabkan karena keterbatasan
siswa yang memang sangat kurang.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dengan melaksanakan perbaikan melalui Siklus I dan Siklus II, maka penulis
da pat menyimpulkan bahwa “Penggunaan media gambar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa”.
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan optimal akan membantu
siswa dalam proses belajar, lebih-lebih pada tingkat Sekolah Dasar.
Disamping itu, penggunaan media gambar sebagai strategi pembelajaran akan
sangat tepat karena media gambar merupakan media visual yang dapat dilihat
dengan indra penglihatan yang digunakan untuk membantu menyampaikan isi
atau materi pelajaran. Dari hasil pembelajaran yang sudah dilaksanakan jelas
bahwa penggunaan media yang tepat dan pemanfaatan metode yang bervariasi
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran tentang
alat pernapasan manusia pada siswa kelas V semester I SDN Krangkong 2
Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro tahun pelajaran 2010/2011.
Berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai
berikut:
1. Perolehan nilai pra siklus yaitu sebesar 22,22 %. Hal ini disebabkan belum
menggunakan media gambar.
2. Perolehan nilau siklus I, yaitu sebesar 44,44 %. Hal ini disebabkan sudah
menggunakan media gambar dan menggunakan metode bervariasi.
3. Perolehan nilai Siklus II, yaitu sebesar 88,88 %. Hal ini disebabkan sudah
diberikan materi dengan menggunakan media gambar.
4. Berdasarkan perolehan nilai yang selalu meningkat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
C. Saran
Untuk keberhasilan pembelajaran IPA terutama meningkatkan penguasaan
materi oleh siswa, maka sebaiknya :
1. Bagi guru
Sebaiknya guru mau menggunakan media gambar serta menggunakan
model pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran.
2. Bagi siswa
Sebaiknya siswa dalam mengikuti pelajaran harus lebih efektif, demi
meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran.
3. Bagi sekolah
Sebaiknya sekolah lebih mengembangkan sarana dan prasarana
pembelajaran supaya dapat meningkatkan mutu pembelajaran serta lulusan
yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Haryanto, 2004, Sains untuk SD Kelas V, Erlangga, Jakarta: PT Glora Aksara


Pratama.
Sumardi, Yosep, dkk, 2008, Konsep Dasar IPA di SD, Jakarta: Universitas
Terbuka.
Rustaman, Nuryani, 2011, Materi dan Pembelajaran IPS SD, Jakarta: Universitas
Terbuka.
Sapriyati. Amalia, 2008, Pembelajaran IPA di SD, Jakarta:Universitas Terbuka
Wardhani IGAK, dkk, 2010, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas
Terbuka.
Sudjana.Nana, 2009, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algersindo.
Sudjana. Nana, 2003, Teknologi Pengajaran, Bandung :Sinar Baru Algersindo.
Hamalik. Oemar, 2010, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung :Sinar Baru
Algersindo.

You might also like