Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
IPA berasal dari bahasa asing “science” berasal dari kata lain “scientia” yang
berarti saya tahu. Kata science sebenarnya semula berarti ilmu pengetahuan yang
meliputi baik ilmu pengetahuan sosial (social science) maupun ilmu pengetahuan
alam (natural science). Lama kelamaan, bila seseorang mengatakan “science”
maka yang dimaksud adalah “natural science” atau dalam bahasa Indonesia
disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA sendiri terdiri dari ilmu-ilmu fisik
(physical science) yang antara lain adalah ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu astronomi
dan geofisika, serta ilmu-ilmu biologi (life science).
Untuk mengidentifikasi IPA dengan kata-kata atau kalimat yang singkat tidak
mudah, karena sering kurang dapat menggambarkan secara lengkap pengertian
IPA tersebut. Menurut H. W. Fowler “IPA adalah pengetahuan alam yang
sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan
dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi”. Menurut Robert B. Sund
“IPA adalah sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses”, dalam definisi ini
IPA mengandung dua unsur yaitu sebagai sekumpulan pengetahuan dan sebagai
suatu proses untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan tersebut. Dari
definisi tersebut syarat-syarat IPA adalah obyektif, sistematik, mengandung
metode tertentu yaitu metode ilmiah.
Dalam perkembangan jaman yang semakin pesat ini, pembelajaran IPA sangat
penting karena pada hakikatnya IPA adalah produk proses dan penerapannya
(teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. Banyak orang
berpendapat bahwa menguasai IPA sangat penting, karena dalam pembelajaran
IPA siswa diberi kesempatan dan bekal untuk memproses IPA dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari –hari melalui cara – cara yang benar dan
mengikuti etika keilmuan dan etika yang berlaku dalam masyarakat.
Sejalan dengan adanya upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia, dalam kurikulum 1994 proses dan konsep IPA
diintegrasikan dalam setiap rumusan tujuan pembelajaran (umum) yang harus
diukur pencapaiannya. Oleh karena itu guru diharapkan untuk dapat mengambil
keputusan, baik ketika merencanakan maupun ketika melaksanakan pembelajaran,
termasuk memecahkan masalah – masalah yang ditemukan dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah. Dalam melaksanakan pembelajaran unsur terpenting
adalah merangsang dan mengarahkan siswa untuk belajar. Mengajar tidak lebih
dari sekedar menolong para siswa untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan,
sikap, serta idealisme dan apresiasi yang menjurus kepada perubahan tingkah
laku dan pertumbuhan siswa.
Dalam pembelajaran IPA di SD, mengajar yang baik menurut Gagne meliputi
delapan langkah yang sering disebut kejadian – kejadian instruksional
(instruksional events) meliputi mengaktifkan siswa, memberitahu pelajar tentang
tujuan-tujuan belajar, mengarahkan perhatian, merangsang ingatan, menyediakan
bimbingan belajar, meningkatkan retensi, membantu transfer belajar,
mengeluarkan pendapat, memberi umpan balik.
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas dan dari hasil pembelajaran
yang telah dilaksanakan di kelas v semester 1 SDN Krangkong 2 Kecamatan
Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro mata pelajaran IPA dengan kompetensi dasar
“Mengidentifikasi Fungsi Organ Pernapasan Manusia dan Hubungannya dengan
Makanan dan Kesehatan”,identifikasi masalah yang ditemukan antara lain :
- Rendahnya penguasaan materi IPA dengan kompetensi dasar
“Mengidentifikasi Fungsi Organ Pernapasan Manusia dan Hubungannya
dengan Makanan dan Kesehatan “.
- Penyampaian materi terlalu cepat
- Media yang kurang tepat
- Siswa bosan dan tidak tertarik dengan penjelasan guru
- Metode yang kurang tepat
- Siswa kurang berani bertanya meskipun mengalami kesulitan
2. Analisis Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Secara operasional tujuan perbaikan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendiskripsikan proses pembelajaran IPA Kompetensi Dasar
“Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia “pada siswa kelas V
semester 1 SDN Krangkong 2 Kecamatan Kepohbaru Kabupaten
Bojonegoro tahun pelajaran 2015/2016.
2. Untuk mencari model pembelajaran yang efektif dan mudah dipahami oleh
siswa pada Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan
manusia “ siswa kelas V Semester 1 SDN Krangkong 2 Kecamatan
Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro tahun pelajaran 2015/2016.
3. Untuk mendeskripsikan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA
Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia
siswa kelas V semester 1 SDN Krangkong 2 Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro tahun pelajaran 2015/2016, dengan menggunakan
media gambar alat pernapasan manusia.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa :
2. Bagi guru :
a. Membantu guru memperbaiki pelajaran
b. Membantu guru berkembang secara professional
c. Meningkatkan rasa percaya diri guru
d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan
3. Bagi sekolah :
1. Bagi siswa
KAJIAN PUSTAKA
B. Pengertian IPA
Filosofi IPA sebagai cara untuk mencari tahu yang berdasarkan pada
observasi. Dengan demikian, pengetahuan dalam IPA merupakan hasil observasi.
Kebenaran harus dibuktikan secara empiris berdasarkan observasi atau
eksperimen. Pengembangan pembelajaran IPA yang menarik, menyenangkan,
layak, sesuai konteks, serta didukung oleh ketersediaan waktu, keahlian, sarana
dan prasarana merupakan kegiatan yang tidak mudah untuk dilaksanakan. Seorang
guru dituntut memiliki kemampuan dan kreativitas yang cukup agar pembelajaran
dimiliki seorang guru adalah tentang pemahaman dan penguasaan terhadap
pendekatan pembelajaran. Menurut Herawati Susilo (1998) mengemukakan
bahwa pendekatan berifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi, dan
keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian asumsi.
Format media adalah bentuk fisik yang berisi pesan untuk disampaikan
atau ditunjukkan, misalnya berupa clip charts, slide, audio, film, video, atau
komputer multi media, yang dapat bersifat visual tidak bergerak, visual
bergerak, kata-kata yang tercetak, atau kata-kata yang disampaikan secara
lisan.
- Terkadang ukuran gambar terlalu kecil jika digunakan pada kelas besar
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
a. Tempat Perbaikan Pembelajaran
Kelas :V
Jumlah Siswa :9
b. Waktu Pelaksanaan
- Tanggal 8 Oktober 2015 : Pelaksanaan siklus I
- Tanggal 15 Oktober 2015 : Pelaksanaan siklus II
c. Karakteristik Siswa
- Kebiasaan siswa tidak masuk kelas karena kurangnya perhatian orang
tua.
- Siswa sering tidak mengerjakan PR karena kurangnya pantauan dari
orang tua dalam hal kegiatan belajar siswa.
- Siswa banyak mengikuti kegiatan diluar jam sekolah pada sore hari,
sehingga pada waktu belajar siswa sudah kecapekan.
B. Prosedur Pelaksanaan
a. Prosedur Penelitian
Prosedur PTK
b. Prosedur Umum
Prosedur umum pembelajaran
Menurut Dagne dan Briggs (dalam Runa Ristata dan Prayitno, 2006 : 47)
menyebutkan bahwa prosedur pembelajaran ada 9 kegiatan :
- Memberikan motivasi atau menarik perhatian
- Menjelaskan tujuan pembelajaran pada peserta
- Mengingatkan potensi pra syarat
- Memberikan stimulus (masalah, topic, konsep)
- Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari)
- Menimbulkan penampilan peserta didik
- Memberi umpan balik
- Menilai penampilan
- Menyimpulkan
Metode : Ceramah
1. Skenario Pelaksanaan
Perencanaan Kegiatan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah disusun, peneliti
menyiapkan rencana pembelajaran yang dilengkapi dengan skenario
tindakan. Skenario tindakan ini berisi langkah-langkah yang harus
ditempuh guru dan siswa.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pra Kegiatan
Guru membuat RPP, LKS, dan soal evaluasi
a) Kegiatan Awal
- Guru mengadakan apersepsi untuk mengarahkan perhatian
siswa pada materi pelajaran dengan Tanya jawab.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Eksplorasi, guru :
- Menjelaskan peta konsep tentang alat pernapasan manusia.
- Menjelaskan bagian tubuh yang berperan sebagai alat
pernapasan.
- Menjelaskan proses pernapasan dada dan perut.
Elaborasi, siswa :
Konfirmasi :
- Guru memberikan penguatan materi.
- Guru menyimpulkan materi.
c) Kegiatan Akhir
Guru memberikan tes akhir.
Guru memberikan perbaikan dan pengayaan.
Guru memberikan pekerjaan rumah.
3. Pengamatan Kegiatan
Pengamatan kegiatan dilakukan oleh guru dan dibantu oleh teman
sejawat. Ternyata dengan hanya menggunakan metode ceramah tidak
dapat memotivasi siswa, banyak siswa yang kurang aktif dan merasa
bosan.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, guru seharusnya melakukan
refleksi diri. Pada waktu guru memberikan pelajaran dengan metode
ceramah, banyak siswa yang kurang aktif untuk mengikutinya, ada
yang diam saja, ada yang tidak berpendapat, bahkan ada yang
mengantuk. Setelah melihat hasil tes formatif yang nilainya rendah,
guru akan mengubah strategi pembelajaran dengan menggunakan
media gambar dan diskusi, dengan harapan keaktifan dan pemahaman
anak menjadi meningkat.
Guru akan menggunakan media gambar untuk memotivasi siswa agar pemahaman
siswa meningkat.
PERBAIKAN SIKLUS I
1. Skenario Pelaksanaan
Perencanaan Kegiatan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah disusun, peneliti menyiapkan
rencana pembelajaran yang dilengkapi dengan scenario tindakan. Skenario
tindakan ini berisi langkah-langkah yang harus ditempuh guru dan siswa.
2. Pelaksanaan Kegiatan
a) Pra Kegiatan
Guru membuat RPP, LKS, dan soal evaluasi
b) Kegiatan Awal
Guru mengadakan apersepsi untuk mengarahkan perhatian siswa pada
materi pelajaran dengan Tanya jawab.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
c) Kegiatan Inti
Eksplorasi, guru :
- Menjelaskan peta konsep tentang alat pernapasan manusia dengan
menggunakan media gambar.
- Menjelaskan bagian tubuh yang berperan sebagai alat pernapasan.
- Menjelaskan proses pernapasan dada dan perut.
Elaborasi, siswa :
3. Observasi Kegiatan
Pada pembelajaran siklus I (satu) ini, terdapat peningkatan keaktifan siswa
yang semula 22,22 % menjadi 44,44%. Hal ini dikarenakan dalam diskusi
kelompok dalam pengerjaan LKS, siswa diharuskan untuk menjawab soal
dengan pemahaman yang dimilikinya. Dalam hal ini guru dapat
mengetahui pemahaman siswa terhadap materi.
4. Refleksi
Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran pada akhir siklus I (satu)
ini, guru melakukan refleksi diri. Ternyata dengan menggunakan metode
ceramah dan diskusi dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan
pemahaman siswa. Namun demikian guru belum puas dengan hasil pada
siklus pertama ini. Guru perlu memperbaiki proses pembelajaran.
- Guru akan memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam
berdiskusi.
- Guru akan memberikan LKS kepada kelompok yang lebih menantang
untuk didiskusikan.
- Guru akan menggunakan metode demonstrasi dan menggunakan media
gambar.
- Guru akan memberikan penguatan terhadap keberhasilan siswa .
Perbaikan Siklus II
1. Skenario Pelaksanaan
Perencanaan Kegiatan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah disusun, peneliti menyiapkan
rencana pembelajaran yang dilengkapi dengan skenario tindakan. Skenario
tindakan ini berisi langkah-langkah yang harus ditempuh guru dan siswa.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pra Kegiatan
Guru membuat RPP, LKS, dan soal evaluasi
a) Kegiatan Awal
Guru mengadakan apersepsi untuk mengarahkan perhatian siswa pada
materi pelajaran dengan Tanya jawab.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Eksplorasi, guru :
- Menjelaskan peta konsep tentang alat pernapasan manusia dengan
menggunakan media gambar.
- Melakukan demonstrasi dengan menggunakan pipa kecil bercabang tiga
(PKBT), sedotan dan toples.
- Menjelaskan bagian tubuh yang berperan sebagai alat pernapasan.
- Menjelaskan proses pernapasan dada dan perut.
Elaborasi, siswa :
- Menyebutkan alat pernapasan manusia.
- Menjelaskan proses pernapasan.
- Menjelaskan pernapasan dada dan perut.
Konfirmasi :
- Guru memberikan penguatan materi.
- Guru menyimpulkan materi.
c) Kegiatan Akhir
Guru memberikan tes akhir.
Guru memberikan perbaikan dan pengayaan.
3. Observasi Kegiatan
Pada pembelajaran siklus II (dua) ini, terdapat peningkatan keaktifan siswa
yang semula 44,44 % menjadi 88,89%. Hal ini dikarenakan dalam
demonstrasi guru dapat menjelaskan cara manusia bernapas. Dalam diskusi
kelompok dalam pengerjaan LKS, siswa diharuskan untuk menjawab soal
dengan pemahaman yang dimilikinya, kemudian kegiatan dalam diskusi
ditambah satu kegiatan yaitu setiap kelompok dengan perwakilan
kelompoknya menunjukkan bagian-bagian alat pernapasan dengan
menggunakan tubuhnya. Dalam hal ini guru dapat mengetahui pemahaman
siswa terhadap materi, jadi dapat dikatakan perbaikan pembelajaran siklus II
berhasil.
4. Refleksi
Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran pada akhir siklus II (dua)
ini, guru melakukan refleksi diri. Ternyata dengan menggunakan metode
ceramah disertai demonstrasi dan diskusi dengan menggunakan media gambar
dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Penggunanan metode yang tepat, penggunaan media gambar dapat membantu
guru dalam melaksanakan pembelajaran dan pemahaman siswa dapat
meningkat.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dari 9 siswa ternyata terdapat 7 siswa yang penguasaan materinya masih
dibawah 70%, maka perlu diadakan perbaikan untuk siklus ke I.
50 40 60 80 50
40 50 60 100
1 40 - 49 2
2 50 – 59 3
3 60 – 69 2
4 70 – 79 -
5 80 – 89 1
6 90 -100 1
JUMLAH 9
Dari data diatas dapat disajikan pada diagram sebagai berikut:
2.5
0.5
0
40 - 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 -100
Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada
pelaksanaan pembelajaran pra siklus, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa
adalah sebagai berikut:
- Nilai terendah : 40
1. Siklus I
Perencanaan
Pelaksanaan
70 45 70 85 55
60 55 65 100
1 40 - 49 1
2 50 – 59 2
3 60 – 69 2
4 70 – 79 2
5 80 – 89 1
6 90 -100 1
JUMLAH 9
Berdasarkan tabel diatas dapat disajikan pada diagram sebagai berikut:
1.5
Jumlah siswa
1
0.5
0
40 - 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 -100
Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada
pelaksanaan pembelajaran siklus I, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa
adalah sebagai berikut:
- Nilai terendah : 45
Pengamatan
Selama kegiatan pembelajaran, peneliti diamati teman sejawat. Hal yang diamati
adalah sebagai berikut:
1. Guru
d. Pemberian soal
2. Siswa
f. Mencatat rangkuman
Refleksi
Setelah melakukan Kegiatan Belajar Mengajar IPA dengan kompetensi dasar
mengidentifikasikan alat pernapasan manusia dan hubungannya dengan makanan
dan kesehatan pada meteri pokok alat pernapasan manusia, sebagian besar siswa
masih belum mampu menguasai materi tersebut.
2. Siklus II
Perencanaan
Pelaksanaan
75 60 85 85 80
80 85 95 100
Tabel 3: Nilai Siklus II
1 40 - 49 -
2 50 – 59 -
3 60 – 69 1
4 70 – 79 1
5 80 – 89 5
6 90 -100 2
JUMLAH 9
3
Jumlah siswa
2
0
40 - 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 -100
- Nilai terendah : 60
Pengamatan
Selama kegiatan pembelajaran, peneliti diamati teman sejawat. Hal yang diamati
adalah sebagai berikut:
1. Guru
d. Pemberian soal
f. Mencatat rangkuman
Refleksi
Untuk mengetahui nilai perolehan nilai keseluruhan, maka dapat dilihat pada tabel
berikut:
1 40 - 49 2 1 -
2 50 – 59 3 2 -
3 60 – 69 2 2 1
4 70 – 69 - 2 1
5 80 – 89 1 1 5
6 90 -100 1 1 2
JUMLAH 9 9 9
B. Pembahasan
1. Pra Siklus
Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada
pelaksanaan pembelajaran pra siklus, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa
adalah sebagai berikut:
- Nilai terendah : 40
Hal itu disebabkan karena dalam menyampaikan materi pelajaran media yang
digunakan kurang lengkap. Dengan demikian pembelajaran pada pra siklus masih
sangat perlu diadakan perbaikan pembelajaran.
2. Siklus I
Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada
pelaksanaan pembelajaran siklus I, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa
adalah sebagai berikut:
- Nilai terendah : 45
Dari analisis data hasil nilai prestasi belajar yang seperti tersebut diatas, maka
diketahui bahwa ada kenaikan sebesar 22,22% dari perolehan nilai pada pra
siklus. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan perbaikan sudah menggunakan
materi prasyarat, sehingga pemahaman siswa lebih meningkat. Akan tetapi masih
ada 5 siswa yang belum berhasil, maka dilanjutkan pada siklus II.
3. Siklus II
Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada
pelaksanaan pembelajaran siklus II, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa
adalah sebagai berikut:
- Nilai terendah : 60
Dari analisa hasil perolehan nilai tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa ada
kenaikan sebesar 44,45 % dari perolehan nilai Siklus I, hal ini dikarenakan dalam
pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan memberikan materi prasyarat serta
pemahaman tutor sebaya dalam berdiskusi. Akan tetapi ternyata masih ada 1
siswa yang mendapatkan nilai dibawah 70, hal itu disebabkan karena keterbatasan
siswa yang memang sangat kurang.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dengan melaksanakan perbaikan melalui Siklus I dan Siklus II, maka penulis
da pat menyimpulkan bahwa “Penggunaan media gambar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa”.
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan optimal akan membantu
siswa dalam proses belajar, lebih-lebih pada tingkat Sekolah Dasar.
Disamping itu, penggunaan media gambar sebagai strategi pembelajaran akan
sangat tepat karena media gambar merupakan media visual yang dapat dilihat
dengan indra penglihatan yang digunakan untuk membantu menyampaikan isi
atau materi pelajaran. Dari hasil pembelajaran yang sudah dilaksanakan jelas
bahwa penggunaan media yang tepat dan pemanfaatan metode yang bervariasi
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran tentang
alat pernapasan manusia pada siswa kelas V semester I SDN Krangkong 2
Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro tahun pelajaran 2010/2011.
Berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai
berikut:
1. Perolehan nilai pra siklus yaitu sebesar 22,22 %. Hal ini disebabkan belum
menggunakan media gambar.
2. Perolehan nilau siklus I, yaitu sebesar 44,44 %. Hal ini disebabkan sudah
menggunakan media gambar dan menggunakan metode bervariasi.
3. Perolehan nilai Siklus II, yaitu sebesar 88,88 %. Hal ini disebabkan sudah
diberikan materi dengan menggunakan media gambar.
4. Berdasarkan perolehan nilai yang selalu meningkat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
C. Saran
Untuk keberhasilan pembelajaran IPA terutama meningkatkan penguasaan
materi oleh siswa, maka sebaiknya :
1. Bagi guru
Sebaiknya guru mau menggunakan media gambar serta menggunakan
model pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran.
2. Bagi siswa
Sebaiknya siswa dalam mengikuti pelajaran harus lebih efektif, demi
meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran.
3. Bagi sekolah
Sebaiknya sekolah lebih mengembangkan sarana dan prasarana
pembelajaran supaya dapat meningkatkan mutu pembelajaran serta lulusan
yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA