Professional Documents
Culture Documents
Trifena Yanis
702014033
2. Identifikasi Masalah
Hasil tahap identifikasi kasus dilanjutkan dengan menentukan masalah yang
dialami peserta didik A dengan mengidentifikasi karakteristik masalah yang
dialami peserta didik A. Dalam bimbingan dan konseling, bidang masalah secara
umum dikelompokkan dalam beberapa bidang. Untuk masalah yang dihadapi oleh
peserta didik A, dikategorikan dalam kelompok bidang belajar (educational
problem) dan pribadi (personal problems).
Identifikasi masalah peserta didik A dapat dilakukan dengan cara melakukan
tes tindakan (performance test) disertai observasi dan wawancara kepada guru,
orang tua dan teman dekat peserta didik A.
3. Diagnosis
Diagnosis dilakukan untuk mengetahui faktor penyebab masalah yang
dihadapi peserta didik A. Karena masalahnya mengenai proses belajar dan
perubahan sikap, kemungkinan besar faktor penyebab masalah peserta didik A
terletak pada raw input yaitu masalah potensial (intelegensi dan bakatnya),
kematangan dan kesiapan (maturation and readness), motivasional, emotional,
attitudinal (sikap).
Untuk memperoleh data yang relevan perlu dilihat skala penilaian sikap peserta
didik A dan melakukan wawancara bimbingan dengan peserta didik A.
4. Mengadakan Prognosis
Setelah mengadakan wawancara dengan peserta didik A, saya sudah
mengetahui faktor penyebab masalah yang dialami oleh peserta didik A. Prognosis
dilakukan untuk menentukan alternatif pemecahan masalah yang memungkinkan
untuk ditempuh. Pada tahap ini didahului dengan penyimpulan apakah
permasalahan peserta didik A masih mungkin dipecahkan atau tidak, berdasarkan
berat ringannya permasalahan peserta didik A. Untuk itu pertemuan kedua belah
pihak yaitu orang tua dan sekolah (jika diperlukan) harus diadakan guna mencari
pemecahan masalah peserta didik A. Dalam kasus ini yang harus dilakukan adalah
mengadakan konferensi kasus (case conference) secara konfedensial yang dihadiri
oleh wali kelas dan orang tua.
5. Melakukan tindakan remedial atau referal (rujukan)
Yaitu implementasi rancangan yang telah disusun untuk memperbaiki kondisi
peserta didik A. Jika masalah yang dialami masih berada dalam kesanggupan dan
kemampuan (dalam arti tekhnik dan otoritas) guru, maka bantuan dan bimbingan
terhadap peserta didik A dapat dilakukan oleh saya, wali kelasnya, dan para guru
yang lain. Namun, jika permasalahan yang dialami peserta didik A menyangkut
aspek diluar kewenangan guru, misalnya peserta didik A ternyata menggunakan
narkoba. Maka selayaknya tugas guru, saya harus membuat rekomendasi (referal)
kepada para ahli yang berkompeten dibidang tersebut.
Selain pedoman wawancara ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Menurut Creswell
(1998), beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara yaitu :
1). Membuat persiapan sebelum melakukan wawancara dengan menyiapkan outline
wawancara, menguasai materi wawancara, mengenal sifat, karakter dan kebiasaan
narasumber.
2). Menaati peraturan dan norma yang berlaku ditempat pelaksanaan wawancara dengan
bersikap sopan, memperhatikan jenis pakaian yang dikenakan, mengenali dan memahami
norma atau etika setempat agar bisa beradaptasi dengan lingkungan tempat pelaksanaan
wawancara.
3). Tidak mendebat narasumber. Tugas pewawancara adalah mencari informasi dari
narasumber bukan berdiskusi.
4). mengajukan pertanyaan dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami, singkat
dan to the point, hal ini bertujuan untuk menghemat waktu dan juga agar nara sumber tidak
kebingungan dalam menjawab pertanyaan.
5). Menghindari pertanyaan yang bersifat umum dan tidak mengajukan dua pertanyaan
sekaligus, hal ini bertujuan untuk memfokuskan jawaban narasumber.
6). Pintar menyesuaikan diri terhadap karakter narasumber, bisa menjalin hubungan yang
baik dengan nara sumber, caranya yaitu memanfaatkan waktu luang yang tersedia sebelum
dan sesudah wawancara untuk mengakrabkan diri.
7). Jika yang diwawancarai adalah seorang tokoh yang memiliki lawan atau musuh,
bersikaplah seolah – olah berada di pihaknya.
E. Referensi
Soesilo, Tritjahjo Danny; Padmomartono, Sumardjono;. (2014). Asesmen Non - Tes Dalam
Bimbingan dan Konseling (Vol. 1). Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Suhesti, Ertiati Endang;. (2012). Bagaimana Konselor Sekolah Bersikap? (Vol. 1). Yogyakarta,
Indonesia: Pustaka Pelajar.