You are on page 1of 5

BAHAN BERBAHAYA

Standar MFK 5
Rumah sakit memiliki regulasi inventarisasi, penanganan, penyimpanan dan
penggunaan, serta pengendalian/pengawasan bahan berbahaya dan beracun (B3)
serta limbahnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Maksud dan Tujuan MFK 5


Rumah sakit mengidentifikasi dan mengendalikan secara aman bahan berbahaya
dan beracun dan limbahnya (lihat juga AP 5.1, EP 1, dan AP 6 EP 1 serta PPI 7.2)
sesuai

dengan peraturan dan perundang-undangan. WHO telah mengidentifikasi bahan


berbahaya dan beracun serta limbahnya dengan katagori sebagai berikut:
 infeksius;
 patologis dan anatomi;
 farmasi;
 bahan kimia;
 logam berat;
 kontainer bertekanan;
 benda tajam;
 genotoksik/sitotoksik;

Dalam melakukan identifikasi dan inventarisasi B3 serta limbahnya di rumah sakit


agar mengacu kepada katagori B3 dan limbahnya dari WHO ini. Rumah sakit
diharapkan melakukan identifikasi area/unit mana saja yang menyimpan B3 serta
limbahnya. Sesudah itu, menginventarisasi meliputi lokasi, jenis, dan jumlah B3
serta limbahnya disimpan. Daftar inventarisasi ini selalu mutahir (di-update) sesuai
dengan perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan.
Rumah sakit perlu mempunyai regulasi yang mengatur
1. data inventarisasi B3 serta limbahnya yang meliputi jenis, jumlah, dan lokasi;
2. penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3 serta limbahnya;
3. penggunaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur penggunaan, prosedur
bila terjadi tumpahan, atau paparan/pajanan;
4. pemberian label/rambu-rambu yang tepat pada B3 serta limbahnya;
5. pelaporan dan investigasi dari tumpahan, eksposur (terpapar), dan insiden
lainnya;
6. dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau persyaratan peraturan lainnya;
7. pengadaan/pembelian B3 dan pemasok (supplier) wajib
melampirkan MSDS/LDP.

Mengingat informasi mengenai penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3


termasuk data fisik seperti titik didih, titik nyala, dan sejenisnya tercantum di
dalam “Material Safety Data Sheet (MSDS)” atau Lembar Data Pengaman (LDP)
maka rumah sakit agar membuat regulasi bahwa setiap pembelian/pengadaan
B3, supplier wajib melampirkan MSDS atau LDP. Informasi yang tercantum di
MSDS/LDP agar diedukasi kepada staf rumah sakit, terutama kepada staf terdapat
penyimpanan B3 di unitnya. (lihat juga AP 5.3; AP 5.6; AP 6.6; MPO 3; dan MPO
3.1)

Elemen Penilaian MFK 5

1. Rumah sakit mempunyai regulasi yang mengatur B3 serta limbahnya sesuai


dengan katagori WHO dan peraturan perundang-undangan, meliputi butir 1
sampai dengan 7 pada maksud dan tujuan. (lihat juga AP 5.3.1; AP 5.6; AP
6.3; AP 6.6; dan PKPO 3). (R)

2. Rumah sakit mempunyai daftar B3 serta limbahnya lengkap dan terbaru


sesuai dengan kategori WHO dan peraturan perundang-undangan meliputi
jenis, lokasi, dan jumlah semua bahan berbahaya dan beracun serta (lihat
juga AP 5.5 dan AP 6.6). (D,O,W)
3. Ada bukti bahwa untuk pengadaan/pembelian B3 dan pemasok (supplier)
sudah melampirkan MSDS. (D,O,W)
4. Petugas telah menggunakan APD yang benar pada waktu menangani
(handling) B3 serta limbahnya dan di area tertentu juga sudah ada eye (lihat
juga AP 5.3.1). (O,W)
5. B3 serta limbahnya sudah diberi label/rambu-rambu sesuai dengan peraturan
dan perundang-undangan. (lihat juga PKPO 3 EP 2). (O,W)
6. Ada laporan dan analisis tumpahan, paparan/pajanan (exposure), dan insiden
lainnya. (D,W)
7. Ada bukti dokumentasi persyaratan yang meliputi izin, lisensi, atau ketentuan
persyaratan lainnya. (D,W)

Standar MFK 5.1

Rumah sakit mempunyai sistem penyimpanan dan pengolahan limbah bahan


berbahaya dan beracun cair dan padat yang benar sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Maksud dan Tujuan MFK 5.1

Penyimpanan limbah B3 dapat dilakukan secara baik dan benar apabila limbah B3
telah dilakukan pemilahan yang baik dan benar, termasuk memasukkan limbah B3
ke dalam wadah atau kemasan yang sesuai serta dilekati simbol dan label limbah
B3.
Untuk penyimpanan limbah B-3 maka rumah sakit agar memenuhi persyaratan
fasilitas penyimpanan limbah B-3 sebagai berikut:
 lantai kedap (impermeable), berlantai beton atau semen dengan sistem
drainase yang baik, serta mudah dibersihkan dan dilakukan desinfeksi;
 tersedia sumber air atau kran air untuk pembersihan yang dilengkapi dengan
sabun cair;
 mudah diakses untuk penyimpanan limbah;
 dapat dikunci untuk menghindari akses oleh pihak yang tidak berkepentingan;
 mudah diakses oleh kendaraan yang akan mengumpulkan atau mengangkut
limbah;
 terlindungi dari sinar matahari, hujan, angin kencang, banjir, dan faktor lain
yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau bencana kerja;
 tidak dapat diakses oleh hewan, serangga, dan burung;

 dilengkapi dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik serta memadai;


 berjarak jauh dari tempat penyimpanan atau penyiapan makanan;
10)peralatan pembersihan, alat pelindung diri/APD (antara lain masker,
sarung
tangan, penutup kepala, goggle, sepatu boot, serta pakaian pelindung) dan
wadah atau kantong limbah harus diletakkan sedekat-dekatnya dengan lokasi
fasilitas penyimpanan;
11)dinding, lantai, dan juga langit-langit fasilitas penyimpanan senantiasa dalam
keadaan bersih termasuk pembersihan lantai setiap hari.

Pengolahan limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau menghilangkan


sifat bahaya dan/atau sifat racun. Dalam pelaksanaannya, pengolahan limbah B3
dari fasilitas pelayanan kesehatan dapat dilakukan pengolahan secara termal atau
nontermal.

Untuk limbah berwujud cair dapat dilakukan di Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) dari fasilitas pelayanan kesehatan.

Tujuan pengolahan limbah medis adalah mengubah karakteristik biologis dan/atau


kimia limbah sehingga potensi bahayanya terhadap manusia berkurang atau tidak
ada.

Bila rumah sakit mengolah limbah B-3 sendiri maka wajib mempunyai izin mengolah
limbah B-3. Namun, bila pengolahan B-3 dilaksanakan oleh pihak ketiga maka pihak
ketiga tersebut wajib mempunyai izin sebagai transporter B-3 dan izin pengolah B-3.
Pengangkut/transporter dan pengolah limbah B3 dapat dilakukan oleh institusi yang
berbeda.
Elemen Penilaian MFK 5.1

1. Rumah sakit mempunyai regulasi untuk penyimpanan dan pengolahan limbah


B3 secara benar dan aman sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. (lihat juga AP 6.2; EP 4; MFK 1 EP 3). (R)
2. Penyimpanan limbah B3 sudah mempunyai izin TPS B3 yang masih berlaku
dan sesuai dengan perundang-undangan. (D,O,W)
3. Rumah sakit sudah mempunyai Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
dengan izin yang masih berlaku sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. (D,O,W)
4. Rumah sakit mempunyai Instalasi Pengolah B3 dengan izin yang masih
berlaku atau melakukan kerja sama dengan pihak ketiga dengan izin sebagai
transporter dan pengolah B3 yang masih berlaku sesuai dengan peraturan
perundang- undangan. (D,O,W)

You might also like