You are on page 1of 7

A.

ANALISIS
Dari hasil pengamatan praktikum kami, fase-fase mitosis pada akar bawang
merah dapat diketahui terdapat beberapa fase yang terjadi yang diamati menggunakan
mikroskop. Kami melakukan pengamatan pemotongan akar bawang merah dengan waktu
yang berbeda-beda yaitu pada pukul 21.00, 24.00, dan 03.00. dan hasil pengamatan
praktikum kami yaitu, pada pukul 21.00 menghasilkan fase profase, kemudian pada pukul
24.00 terdapat fase metaphase dan profase. Yang terkahir pada pukul 03.00 menghasilkan
fase profase, metaphase, anaphase, dan telofase.
Pada fase profase terlihat benang kromatin menebal, terlihat seperti benang-
benang yang tidak beraturan, benang kromatin masih terkumpul di tengah dan benang
kromatin pendek dan menebal.
Pada fase metafase terlihat adanya gelondong pembelahan, kromosom menyusun
diri secara acak pada suatu bidang ekuator atau tengah – tengah sel, dan kromosom
melekat pada serabut gelondong.
Pada fase anaphase terlihat sentromer membelah, kedua kromatid memiahkan diri
dan bergerak menuju kutub yang berlawanan.
Pada fase telofase terlihat dinding sel baru mulai terbentuk diantara dua nucleus
baru, kromosom menyelesaikan pergerakannya menuju kutub dan di dalam membrane
nukelus dan terjadi sitokinesis.

B. PEMBAHASAN
Pada praktikum pengamatan pembelahan mitosis kali ini, kami mengamati pada
akar bawang merah yang direndam selama 7 hari. Praktikum ini menggunakan akar
karena akar merupakan salah satu jaringan yang sel-sel penyusunnya adalah
sel-sel somatik, terutama pada ujung akar yang bersifat meristematik. Mitosis adalah
pembelahan sel yang umumnya terjadi pada sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang
sedang tumbuh, dan dan sel-sel ini umumnya terdapat pada ujung akar dan ujung batang
tumbuhan. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa pengamatan mitosis menggunakan
akar (Margono,1973).
Tanaman bawang memiliki ukuran kromosom yang cukup besar sehingga sangat
cocok digunakan untuk studi eksperimental mitosis. Menurut Mader (2011), mitosis pada
sel tumbuhan khusus terjadi pada jaringan meristematik yang terdapat pada ujung akar
dan ujung batang. (Setyawan dan Sutikno,2000)
Perlakuan pada praktikum ini yaitu memotong akar bawang yang sudah direndam
selama 7 hari dan dimasukkan pada botol vial yang telah berisi larutan FAA, fungsi dari
larutan FAA adalah untuk mempertahankan kondisi sel-sel akar bawang saat
pemotongan, menghentikan aktivitas mitosis. Kemudian tahap pengambilan data yang
dimulai dengan mengambil potongan akar dari botol vial menggunakan pinset lalu
diletakkan di kaca benda, kemudian di rendam potongan akar pada alcohol 70% selama 2
menit diatas kaca benda, fungsi dari alcohol 70% adalah mensterilkan mikroba yang
ada pada akar bawang merah dan alkohol juga menetralkan kandungan FAA
yang terdapat dalam akar bawang merah serta menyegarkan kembali sel-sel, praktikum
ini menggunakan alcohol yang mempunyai konsentrasi 70% karena alkohol konsentrasi
70% adalah larutan desinfektan terbaik yang dapat membunuh bakteri atau mikroba
yang ada di dalam akar bawang merah sehingga hasilnya akan didapatkan bahan
amatan yang steril. Kemudian alcohol dihisap dengan kertas hisap, setelah itu potongan
akar direndam pada larutan HCl 1N selama 7 menit di atas kaca benda, fungsi dari larutan
HCl 1N adalah akan memperjelas bagian putih pada tudung akar dan akar bawang yang
direndam dengan HCl akan menjadi lunak.selanjutnya terdapat penetesan akar bawang
menggunakan acetokarmin yang berfungsi untuk untuk memberikan pigmen atau warna
pada sel sel akar bawang merah sehinggga mempermudah melakukan pengamatan
menggunakan mikroskop.
Pada saat pencacahan akar harus menggunakan silet yang berkarat karena silet
berkarat mengandung FeCl2 yang mampu mengoksidasi sehingga mampu menyerap air
pada saat pencacahan dan membantu proses pengikatan dan menyerapan zat warna pada
acetocarmin.
Dari hasil pengamatan mitosis pada pukul 21.00 dengan menggunakan
mikroskop didapatkan hasil pembelahan mitosis sel yang terjadi pada akar bawang
merah (Allium cepa), ditemukan sel sedang mengalami pembelahan tahap profase yang
terlihat benang kromatin menebal, terlihat seperti benang-benang yang tidak beraturan,
benang kromatin masih terkumpul di tengah dan benang kromatin pendek dan menebal.
Sesuai dengan teori yang menyatakan tahap profase ditandai dengan benang benang
kromatin memendek dan menebal, terbentuknya kromosom, setiap kromosom
membelah dan memanjang membentuk kromatid, membrane inti mulai
menghilang. Selain tahapan pembelahan pada akar bawang merah (Allium
cepa)juga ditemukan dinding sel, nukleus dan sitoplasma (Satrosumarjo,2006:6).
Hasil pengamatan pada pukul 00.00 ditemukan fase profase dan metafase. pada
tahap metafase ditemukan bahwa terlihat adanya gelondong pembelahan, kromosom
menyusun diri secara acak pada suatu bidang ekuator atau tengah – tengah sel, dan
kromosom melekat pada serabut gelondong. Sesuai dengan teori yang menyatakan
Sentromer dari setiap kromosom membelah menjadi dua dengan masing-
masing satu kromatid. Kemudian setiap kromatid berpisah dengan pasangannya dan
menuju ke kutub yang berlawanan. Kemudian, fase yang ditemukan adalah
metafase. (Saktiono,1999).
Hasil dari pengamatan pada pukul 03.00 ditemukan fase profase, metafase,
anafase, dan telofase. Pada anafase terlihat sentromer membelah, kedua kromatid
memiahkan diri dan bergerak menuju kutub yang berlawanan.sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa pada awal anafase sentromer kromosom terpisah. sehingga masing-
masing kromatid berupa kromosom yang terpisah. Sentromer embelah mengikuti panjang
kromosom dan kromatid mulai ikut bergerak pada serabut gelendong menuju ke kutub-
kutub sel terpendeknya dengan sentromer yang meminpi pergerakan tersebut. Sentromer
tertarik dimungkinkan adanya gayatolak menolak dari belahan sentromer itu. Sehingga
terdapat dua pandangan bahwa pada anafase sentromer-sentromer masing-masing
kromosom berpisah dan dikarenakan adanya pembelahan sentromer (Fried, 2006).
Hasil pengamatan pada fase telofase terlihat dinding sel baru mulai terbentuk
diantara dua nucleus baru, kromosom menyelesaikan pergerakannya menuju kutub dan di
dalam membrane nukelus dan terjadi sitokinesis. Pernyataan tersebut sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa Pada fase ini tampak kromosom baru telah menyelesaikan
pergerakannya menuju kutub dan mulai menyebar di dalam membran nukleus. Selama
tahap ini berlangsung suatu dinding sel baru mulai terbentuk diantara dua nukleus baru
(Wells dan Mogan, 1991).

C. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan mitosis akar bawang merah kami dapat
disimpulkan bahwa pada pemotongan akar bawang merah pada pukul 21.00
menghasilkan tahap profase yang ditandai dengan benang benang kromatin memendek
dan menebal, terbentuknya kromosom, setiap kromosom membelah dan memanjang
membentuk kromatid, membrane inti mulai menghilang. Selain tahapan
pembelahan pada akar bawang merah (Allium cepa)juga ditemukan dinding sel,
nukleus dan sitoplasma.
Hasil pengamatan pada pukul 00.00 ditemukan fase profase dan metafase. pada
tahap metafase yang ditandai dengan sentromer dari setiap kromosom membelah
menjadi dua dengan masing-masing satu kromatid. Kemudian setiap kromatid
berpisah dengan pasangannya dan menuju ke kutub yang berlawanan.
Hasil pengamatan pada pukul 03.00 ditemukan fase profase, metafase, anafase,
dan telofase. Pada anafase terlihat sentromer membelah, kedua kromatid memiahkan diri
dan bergerak menuju kutub yang berlawanan. Sedangkan telofase ini tampak kromosom
baru telah menyelesaikan pergerakannya menuju kutub dan mulai menyebar di dalam
membran nukleus. Selama tahap ini berlangsung suatu dinding sel baru mulai terbentuk
diantara dua nukleus baru.

D. DISKUSI
1. Berikut ini adalah larutan yang dipakai dalam praktikum mitosis akar bawang
merah:
 FAA
 Alkohol 70%
 HCl 1N
 Acetocarmin
a. Jelaskan fungsi larutan di atas!
Jawab :
 FAA : untuk mempertahankan kondisi sel-sel akar bawang saat pemotongan,
menghentikan aktivitas mitosis.
 Alkohol 70% : mensterilkan akar bawang merah dari larutan FAA, dan menyegarkan
sel sel akar bawang yang sudah semalaman dimasukkan kedalam botol fial berisi FAA
 HCl 1 N : untuk melunakkan dinding sel akar bawang merah sehingga memudahkan
dalam pemotongan tundung akar bawang merah
 Acetocarmin : untuk memberikan pigmen atau warna pada sel sel akar bawang merah
sehinggga mempermudah melakukan pengamatan menggunakan mikroskop.
b. Bagaimana proses biologis kerja dari larutan kimia diatas sehingga dapat
menjelaskan fungsi tersebut?
Jawab :
 Larutan FAA : Pada saat pemotongan pada akar bawang merah, larutan FAA akan
menghambat atau menahan kondisi sel-sel yang mitosis sehingga pembelahan sel
berhenti.
 Alkohol 70% : Perendaman alokohol 70% selama 2 menit, alcohol mensterilkan
mikroba yang ada pada akar bawang merah dan alkohol juga menetralkan
kandungan FAA yang terdapat dalam akar bawang merah serta menyegarkan
kembali sel-sel,
 HCl 1 N : Pada saat akar bawang merah direndam dengan HCl selama 7 menit, HCl
akan memperjelas bagian putih pada tudung akar dan akar bawang yang direndam
dengan HCl akan menjadi lunak.
 Acetocarmin : warna merah pada reagen acetocarmin akan diserap dan berikatan
oleh sel-sel akar bawang merah sehingga sel-sel akar bawang merah akan
berubah warna.

c. Mengapa konsentrasi alkohol yang dipakai adalah 70%? Jelaskan!

Jawab :Karena alkohol konsentrasi 70% adalah larutan desinfektan terbaik yang
dapat membunuh bakteri atau mikroba yang ada di dalam akar bawang merah
sehingga hasilnya akan didapatkan bahan amatan yang steril.

2. Mengapa dalam pencacahan akar bawang merah digunakan silet berkarat?


Jelaskan!

Jawab : karena silet berkarat mengandung FeCl2 yang mampu mengoksidasi sehingga
mampu menyerap air pada saat pencacahan dan membantu proses pengikatan dan
menyerapan zat warna pada acetocarmin

3. a. Mengapa pada praktikum mitosis akar bawang merah yang dipakai adalah
tudung akar? Kemukakanlah pendapat saudara!
Jawab : Karena akar bawang merah adalah organ yang sel-sel penyusunnya sel-sel
somatik, sedangkan mitosis terjadi pada sel-sel yang hidup terutama sel-sel somatik
yang bersifat meristematik seperti tudung akar. Tudung akar bersifat parenkimatis
yang aktif membelah (meristematik), sehingga fase-fase mitosis dapat diamati
dengan mudah dan mampu dilihat dengan lengkap.
b. Apabila bagian akar yang dipakai selain bagian tudung akar, bagaimana
hasilnya?
Jawab: Hasilnya kemungkinan sangat sulit menemukan fase mitosis pada sel – sel akar
bawang merah karena hanya jaringan tertentu yang bersifat meristematis dan jika
yang diamati ternyata jaringan yang sudah dewasa, maka yang terlihat hanya
susunan selnya saja .

4. Mengapa pada praktikum mitosis digunakan bawang merah? Apakah


pengamatan mitosis tidak dapat menggunakan jenis tumbuhan yang lain?
Jawab : karena bawang merah memiliki pertumbuhan yang cepat, mudah didapat, dan
harganya terjangkau. Pada pengamatan mitosis yang menggunakan akar bawang
merah akan memudahkan pengamatan karena memiliki jumlah kromosom yang sedikit
tetapi berukuran besar dan berukuran besar,sehingga sangat cocok digunakan untuk
studi eksperimental mitosis.

5. Jika ditemukan permasalahan-permasalahan berikut, jelaskan kemungkinan


penyebabnya dan berikan solusi yang tepat!
a. pada pengamatan dibawah mikroskop, sel-sel penyebarannya banyak yang
bertumpuk-tumpuk!
Jawab : penyebab sel kelihatan bertumpuk-tumpuk yaitu pada saat pencacahan sel
akar bawang merah, cacahan tersebut kurang halus atau kurang lembut sehingga
sel yang diamati menggunakan mikroskop masih besar, kasar dan terlihat
bertumpuk. Solusinya ada pada saat pencacahan sebaiknya dicacah hingga akar
bawang merah sangat halus.

b. warna sel terlalu pucat atau terlalu pekat setelah diwarnai dengan acetokarmin!
Jawab : penyebab sel terlalu pucat karena pemberian acetocarmin yang terlalu sedikit,
jeda waktu antara pemberian warna dengan pengamatan terlalu singkat, dan bisa juga
terlalu kuat menekan kaca penutup sehingga banyak acetocarmin yang keluar,oleh
sebab itu acetocarmin belum meresap secara sempurna.
Penyebab sel terlalu pekat karena pemberian acetocarmin yang terlalu banyak, terlalu
lama membiarkan acetokarmin dalam bahan amatan, dan pada saat penggerusan kaca
penutup ditekan terlalu lemah sehingga acetocarmine banyak terkumpul di preparat
sehingga warna merahyang diserap sel akar bawang merah juga menjadi banyak.
Solusinya adalah beri larutan acetocarmin secukupnya saja, dan didiamkan dalam
jangka waktu yang tidak lama maupun tidak sebentar, dan pada penggerusan
sebaiknya kaca penutup tidak ditekan terlalu kuat ataupun ditekan dengan lemah.

c. Pada preparat hanya ditemukan beberapa fase saja dari keseluruhan fase
mitosis!

Jawab : penyebabnya adalah pembuatan preparat yang kurang benar dan bisa juga karena
dipengaruhi oleh waktu praktikum yang kurang karena pengamatan mitosis akar
bawang merah memerlukan waktu lama dan ketelitian yang tinggi. Solusinya adalah
sebaiknya diperhatikan prosedur dengan cermat agak dalam pembuatan preparat dapat
dilakukan dengan benar.

6. Jelaskan alasan dilakukan pemotongan tudung akar pada pukul 00.00!

Jawab : karena pada pukul 00.00 sel-sel akar bawang merah pada daerah meristem
titik tumbuh akar sedang aktif membelah. Hal ini dikarenakan pada ujung
akar bawang merah banyak sel yang mengalami aktivitas pembelahan dengan
rentangan 5 menit sebelum dan sesudah pukul 00.00 WIB.

7. Terkait dengan ilmu genetika, jelaskan tujuan peristiwa mitosis pada Makhluk
Hidup!

Jawab : tujuan mitosis terkait makhluk hidup yaitu mengganti sel-sel yang rusak,
memperbanyak sel (memproduksi sel baru) untuk membentuk individu baru. pada
penggadaan jumlah sel yang berguna dalam pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup. Karena dalam proses mitosis terjadi proses pembelahan inti yang
berupa gen, kromosom, nuklei dan sentromer yang memperbanyak diri , serta
tidak ada perubahan jumlah kromosom maupun perubahan sifat dari sel induk ke sel
anak.

E. DAFTAR RUJUKAN
Sastrosumarjo, S. 2006. Panduan laboratorium. Bogor: IPB Press

Margono, Hadi. 1973. Pengaruh Colchisin Terhadap Pertumbuhan Memanjang Akar Bawang
Merah (Allium Cepa). Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: IKIP

Setyawan, A. D. dan Sutikno.2000. Karyotipe Kromosom pada Allium sativum L.


(BawangPutih) dan Pivum sativum L. (Kacang Kapri).Jurnal Biosmart. 2(1):20-27.
Saktiyono. 1999.Biologi. Jakarta: Erlangga

Fried, George H, dkk. 2006. Schaum’s Outlines Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Wells, James.,R Mogen, Johanis.,P. 1991. Dasar Genetika Dan Pemuliaan Tanaman.
Jakarta:Erlangga

You might also like