You are on page 1of 5

MANUSIA, KESERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.

A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup bermasyarakat tentunya tidak bisa memisahkan
hidupnya dengan orang lain, serta makhluk yang berbudaya yang dapat mendayagunakan
akal budinya untuk menciptakan tatanan hidup yang bahagia dan sistem kemasyarakatan
yang terbentuk karena interaksi dan kepentingan antara satu manusia dengan manusia
lainnya. Antar manusia pasti memiliki perbedaan, bahkan yang kembar identik pun pasti
ada celah perbedaannya. Perbedaan itulah yang pada akhirnya menimbulkan suatu
keragaman.

Keberagaman manusia yaitu manusia yang memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut ditinjau
dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat. Selain
individu, terdapat juga keragaman sosial. Jika keragaman individu terletak pada perbedaan
secara individu atau perorangan, sedangkan keragaman sosial terletak pada keragaman dari
masyarakat satu dengan masyarakat lainnya.

Indonesia merupakan wilayah yang terdiri dari beberapa pulau dengan karakteristik yang
berbeda-beda di setiap daerahnya. Indonesia adalah Negara kesatuan yang penuh dengan
keragaman. Indonesia terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa,
agama dan kepercayaan, dan lainnya. Jumlah penduduk Indonesia lebih dari 200 juta jiwa,
mereka tinggal tersebar di pulau-pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah
dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir,
daratan rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Indonesia adalah negara salah satu negara
dengan tingkat keanekaragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak
saja keanekaragaman budaya kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya
dalam konteks peradaban, tradisional hingga ke modern, dan kewilayahan. Dengan
keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan negara lainnya. Namun keragaman tersebut dapat menimbulkan
konflik dimana-mana.
A. Hakikat Manusia dan keragaman
Secara bahasa, manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam
hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living
organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara
ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan
vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan (Kbbi,
2005).

Menurut Nicolaus D. dan Sudiarja, manusia adalah Bhineka, tetapi tunggal. Bhineka
karena jasmani dan rohani merupakan satu barang. Sedangkan menurut Upanisads,
manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh, jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany berpendapat bahwa manusia adalah mahluk
yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang
memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi
faktor keturunan dan lingkungan. (Bima Indra Mulya : 2014). Mulya, Bima Indra. 2014.
Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial dan Berbudaya.
http://www.wongdarjo.com/2014/03/pengertian-manusia-sebagai-makhluk.html.
(Online). Diakses pada tanggal 27 Maret 2015 pukul 11:18 WITA.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk yang
berfikir, makhluk sosial, mahluk material dan mahluk spiritual.

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang tidak dapat hidup
tanpa bantuan orang lain. Setiap manusia normal memerlukan orang lain dan hidup
bersama-sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kenyataan ini
sesuai dengan pendapat Aristoteles, menyatakan bahwa manusia adalah zoom politicon,
yang berarti selain sebagai makhluk individu, manusia juga termasuk dalam makhluk
sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lain. Pada perkembangan secara lebih luas
dan kompleks, manusia membutuhkan tata masyarakat, lembaga-lembaga sosial, dan juga
membutuhkan negara. (Deo Pradipta : 2013). Pradipta, Deo. 2013. Pengertian Hakikat
Manusia. http://sman1glagah.com/pengertian-hakikat-manusia/. (Online). Diakses pada
tanggal 27 Maret 2015 pukul 11:30 WITA.
Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa Indonesia artinya:

a. Tingkah laku
b. Macam, jenis
c. Lagu, music langgam
d. Warna, corak, ragi
e. Laras (tata bahasa)
Keragaman adalah suatu keadaan masyarakat yang didalamnya terdapat perbedaan-
perbedaan dalam berbagai hal. Keragaman dipandang sebagai kekayaan budaya yang
membanggakan, artinya bahwa bangsa Indonesia memiliki berbagai unsur kebudayaan
yang berasal dari beragam golongan, kelompok, atau komponen bangsa lainnya. Unsur-
unsur keragaman yang merupakan sumber kekayaan bangsa dan sekaligus menjadi sumber
kerawanan timbulnya konflik tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu lingkupnya
bersifat umum (misalnya: suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi dan politik,
adat dan kesopanan, kesenjangan ekonomi dan kesenjangan sosial) dan yang bersifat
pribadi (misalnya: perilaku seseorang, minat seseorang, cita-cita seseorang, dan
sebagainya). Berbagai perbedaan tersebut dapat menjadi penguat persatuan bukan menjadi
jurang pemisah atau penyebab konflik.Keragaman manusia bukan berarti manusia itu
bermacam-macam atau berjenis-jenis seperti halnya binatang dan tumbuhan. manusia
sebagai mahluk tuhan tetaplah berjenis satu. Keragaman manusia di maksudkan bahwa
setiap manusia memiliki perbedaan.

Perbedaan itu ada karena manusia adalah mahluk individu yang setiap individu memiliki
cirri-ciri khas tersendiri. Perbedaan itu terutama di tinjau dari sipat-sipat pribadi, misalnya
sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat. Contoh, sebagai mahasiswa baru kita
akan menjumpai teman-teman mahasiswa lain dengan sipat dan watak yang bergam.
Dalam kehidupan sehari-hari kita akan menemukan keragaman akan sipat dan ciri-ciri
khas dari setiap orang yang kita jumpai. Jadi manusia sebagai pribadi adalah unik dan
beragam Selain mahluk individu, manusia juga mahluk social yang membentuk kelompok
persekutuan hidup. Tiap kelompok persekutuan hidup manusia juga beragam.

(Ariyani, Dewi Eka dkk. 2013. Makalah ISBD Keragaman dan Kesederajatan.
http://obengg.blogspot.com/2013/12/makalah-isbd-keragaman-dan-kesederajatan.html.
(Online). Diakses pada tanggal 27 Maret 2015 pukul 10:22 WITA).
Masyarakat sebagai persekutuan itu berbeda dan beragam karena ada perbedaan, misalnya
dalam hal ras, suku, agama, budaya, ekonomi, agama, budaya, ekonomi, status social, jenis
kelamin, daerah tempat tinggal, dan lain-lain. Hal-hal demikian kita katakan sebagai
unsur-unsur yang membentuk keragaman dalam masyarakat. Keragaman manusia baik
dalam tingkat individu di tingkat masyarakat merupakan tingkat realitas atau kenyataan
yang meski kita hadapi dan alami. Keragaman individual maupun social adalah implikasi
dari kedudukan manusia, baik sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Kita sebagai
individu akan berbeda dengan seseorang sebagai individu yang lain. Demikian pula kita
sebagai bagian dari satu masyarakat memiliki perbedaan dengan masyarakat lainnya.

(Setiadi, Elly M. dkk. 2005. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta: Prenada Media
Group) (Sitasinya diubah, ini cuma buat daftar pustaka)

D. Makna Kesederajatan

Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut KBBI artinya adalah sama
tingkatan (pangkat, kedudukan). Dengan demikian kontek kesederajatn disini adalah suatu
kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu
kedudukaaan yang sama dan satu tingkatan hierarki.
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai mahluk tuhan memiliki tingkat
atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan yang sama itu bersumber dari
pandangan bahwa semua manusia tanpa di bedakan adalah ciptaan dengan kedudukan
yang sama, yaitu sebagai mahluk mulia dan tinggi derajatnya di banding mahluk lain. di
hadapan tuhan, di hadapan tuhan, semua manusia adalah sama derajat, kedudukan, atau,
tingkatannya.
Persamaan kedudukan atau tingkatan manusia ini berimplikasi pada adanya pengakuaan
akan kesetaraan atau kesederajatan manusia. Jadi, kesetaraan atau kesederajatan tidak
sekedar bermakna adanya persamaan kedudukan manusia. Kesederajatan adalah suatu
sikap mengakui adanya persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban,
sebagai sesama, manusia. Implikasi selanjutnya adalah perlunya jaminan akan hak-hak
setiap manusia bisa merealisasikan serta perlunya merumuskan sejumlah kewjiban-
kewajiban agar semua bisa melaksanakan agar tercipta tertib kehidupan.
Besra, Fahdisjro. 2015. Keberagaman dan Kesetaraan Sosial.
http://www.fahdisjro.com/2014/10/keberagaman-dan-kesetaraan-sosial.html. (Online).
Diakses pada tanggal 27 Maret 2015 pukul 10:36 WITA.

You might also like