You are on page 1of 29

SMKN 1 CERME-GRESIK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara beriklim tropis, sehingga di Indonesia banyak
dijumpai berbagai macam buah. Salah satunya adalah buah semangka. Buah semangka
banyak diminati oleh sebagian besar masyarakat indonesia, karena buah ini
mengandung banyak air yang cocok dengan iklim di Indonesia yang cenderung panas.
Buah semangka biasanya hanya dimakan daging buahnya saja oleh masyarakat,
sementara kulit dan bijinya dibuang begitu saja. Padahal ada kandungan yang tidak
diketahui oleh masyarakat yaitu cittrulline, yang bermanfaat sebagai penurun hipertensi
pada penderita hipertensi.
Oleh karena itu, penulis memanfaatkan limbah kulit semangka sebagai teh,
dikarenakan zat yang terkandung dalam kulit semangka, yaitu cittrullin. Sehingga
limbah kulit semangka dapat dijadikan sebagai produk yang ekonomis dan memiliki
khasiat sebagai obat herbal.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasikan rumusan masalah sebagai
berikut:

1. Bagaimana cara pengolahan kulit semangka menjadi teh untuk penderita


hipertensi?
2. Berapa kadar karbohidrat, protein, dan lemak yang terkandung dalam teh kulit
semangka ?

1.3 Tujuan Penelitian

Dalam percobaan ini, penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui cara pengolahan kulit semangka menjadi teh sebagai obat
Hipertensi.
2. Untuk mengetahui banyaknya kadar karbohidrat, protein, dan lemak yang terdapat
dalam teh kulit semangka.

Teh Kulit Semangka Page 1


SMKN 1 CERME-GRESIK

1.4 Lingkup Penelitian


Dalam makalah ini, penulis membahas tentang:
1. Pembuatan produk
2. Analisa kadar karbohidrat dalam produk
3. Analisa kadar Protein dalam produk
4. Analisa kadar lemak dalam produk

1.5 Penjelasan Istilah


1. aldehida (aldehyde): suatu molekul organik dengan ikatan rangkap ke atom oksigen
sebagai ganti dua atom hidrogen pada ujung rantai. (kamus kimia, hlm. 1)
2. Analisis kuantitatif (quantitative analysis): analisis kimia suatu bahan untuk
menetapkan berapa banyak komponen-komponen tertentu yang dikandungnya.
(kamus kimia, hlm. 2)
3. Basa, larutan (basic solution): suatu larutan, dalam mana konsentrasi OH-lebih
besar daripada konsentrasi H+. (kamus kimia, hlm. 4)
4. Bobot (weight): gaya berat yang bekerja pads benda oleh tarikan bumi; istilah ini
secara longgar digunakan untuk menyatakan massa. (kamus kimia, hlm. 5)
5. distilat (distillate): embunan uap dari suatu penyulingan. (kamus kimia, hlm. 8)
6. ekstraksi pelarut (solvent extraction): proses dengan mana suatu zat terlarut yang
dila rutkan dalam satu pelarut ditarik ke dalam suatu pelarut lain, yang tak dapat
campur dengan pelarut pertama. (kamus kimia, hlm. 9)
7. ekuivalen (equivelent): suatu satuan pengukuran, yang sama dengan satu bobot
ekuivalen, untuk banyaknya materi dalam suatu contoh zat. (kamus kimia, hlm. 9)
8. eter (ether): suatu senyawa organik dengan dua gugus hidrokarbon dilekatkan pada
sebuah atom oksigen. (kamus kimia, hlm. 12)
9. indikator asam-basa (acid-base indicator): suatu asam atau basa organik yang
warnanya berubah dalam jangka pH tertentu. (kamus kimia, hlm. 19)
10. keton (ketone): suatu turunan hidrokarbon dalam mana oksigen yang terikat dengan
ikatan rangkap, menggantikan dua hidrogen pada suatu karbon yang bukan karbon
ujung. (kamus kimia, hlm. 24)
11. konsentrasi (concentration): angkabanding massa atau volume zat terlarut terhadap
massa atau volume pelarut atau larutan yang dinyatakan secara khusus (banyak
satuan yang berlianan). (kamus kimia, hlm. 25)

Teh Kulit Semangka Page 2


SMKN 1 CERME-GRESIK

12. larutan asam (acidic solution): suatu larutan dalam mana konsentrasi H + lebih
besar daripada konsentrasi OH (kamus kimia, hlm. 26)
13. normalitas (N; normality): suatu satuan untuk mengukur konsentrasi larutan:
ekuivalen zat terlarut/L larutan. (kamus kimia, hlm. 29)
14. oksidasi (oxidation): suatu reaksi dalam mana keadaan oksidasi suatu zat ditambah.
(kamus kimia, hlm. 30)
15. pelarut (solvent): biasanya komponen utama suatu larutan, ke dalam mana zat
terlatur itu melarut.(kamus kimia, hlm. 32)
16. pH: logaritma negatif dari konsentrasi H+ dalam suatu larutan pH = -
log[H+]7.(kamus kimia, hlm. 35)
17. polisakarida (polysaccharide): suatu polimer yang terdiri dari banyak monomer
sakarida. (kamus kimia, hlm 35)
18. senyawa (compound): suatu zat murni dengan komposisi tertentu (kecuali
bertolida) yang dapat diuraikan menjadi senyawa lain. (kamus kimia, hlm. 40)
19. titrasi (Titration): metode untuk menetapkan konsentrasi suatu larutan dengan meng
ukur volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui, dengan mana larutan anu
itu bereaksi sempurna. (kamus kimia, hlm. 46)
20. uap (vapor): keadaan gas (dari) suatu zat pada kondisi, apda mana zat itu biasanya
terdapat terutama sebagai cairan atau zat padat. (kamus kimia, hlm. 47)

1.6 Manfaat Penelitian


Dalam praktikum ini, penulis berharap agar :
1. Dapat memanfaatkan limbah sekitar menjadi produk yang bermanfaat.
2. Produk yang dibuat dan yang sudah dianalisa dapat menurunkan penyakit
hipertensi dari penderita.

Teh Kulit Semangka Page 3


SMKN 1 CERME-GRESIK

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Manfaat dan kandungan kulit semangka.


Menurut riset dari Bhimu Patil, seorang peneliti dan direktur Texas A&M's Fruit
and Vegetable Improvement Center, Amerika Serikat, pada daging dan kulit/pulp buah
semangka ditemukan zat citrulline. citrullinelebih banyak ditemukan pada kulit
semangka yakni sekitar 60 persen dibanding dagingnya. Zat ini juga dapat ditemukan
pada semua warna semangka dan yang paling tinggikandungannya adalah jenis
semangka kuning. Zat citrullineini akan bereaksi dengan enzim tubuh ketika
dikonsumsi dalam jumlah yang cukup banyak lalu diubah menjadi arginin, asam amino
non essensial yang berkhasiat bagi jantung dan kekebalan tubuh.Kulit/pulpbuah
semangka juga kaya akan vitamin, mineral, enzim, dan klorofil. Vitamin-vitamin yang
terdapat pada kulit buah semangka meliputi vitamin A, vitaminB2, vitamin 6, vitamin
E, dan vitamin C. Kandungan vitamin E, vitamin C, dan protein yang cukup banyak
pada kulit buah semangka dapat digunakan untuk menghaluskan kulit, rambut, dan
membuat rambut tampak berkilau. Sedangkan betakaroten dan likopen yang terdapat
pada kulit buah semangka dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan untuk
mengencangkan kulit wajah dan mencegah timbulnya keriput pada
wajah.(forum.banjarmasinpost.co.id)
Cara memanfaatkan kulit/pulpsemangka dapat dikatakan tidak sulit. Di beberapa
negara seperti Amerika Selatan, Rusia, Ukraina, Rumania, Bulgaria, dan Arab, kulit
buah semangka sering dibuat acar atau dimakan sebagai sayuran. Kulit buah semangka
juga dapat diminum setelah dijus dengan campuran buah lainnya. Selain itu, kulit buah
semangka dapat langsung digunakan dengan cara diparut dan ditempel pada wajah
sebagai masker atau digosok-gosokkan pada kulit kepala untuk menghilangkan
ketombe dan membuat rambut tampak lebih berkilau.(forum.banjarmasinpost.co.id)

2.2 Manfaat Sitrulin


Sitrulin memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia :
 Citrulline membantu mengeluarkan amonia dari hati sehingga dapat bersifat
detoksifikasi

Teh Kulit Semangka Page 4


SMKN 1 CERME-GRESIK

 Citrulline merupakan prekusor arginin yang dapat mensekresi asam nitrit (NO)
untuk vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah, sehingga sitrullin dapat
berperan untuk mengatasi hipertensi. (bujikuda.blogspot.com)
2.3 Hipertensi
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang mengakibatkan kesakitan yang tinggi. Hipertensi
atau penyakit darah tinggi adalah gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai
oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya (Sustarmi,et al.2005).Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa
gejala, dimana tekanan darah yang tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko
terhadap penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskuler seperti stroke, gagal ginjal,
serangan jantung, dan kerusakan ginjal (Sutanto, 2010)

2.4 Dasar teori metodelogi.


2.4.1 Karbohidrat
Karbohidrat banyak terdapat di alam, diantaranya dalam bentuk pati, kapas,
gula pasir, dan kayu. Karbohidrat adalah polihidroksi dari aldehida atau keton.
Karbohidrat yang sederhana yang tidak terikat pada karbohidrat lain
dinamakan gula sederhana atau monosakarida (Wilbraham, A. C, 1992).
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh
penduduk dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang.
Walaupun jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya
4 Kal (kkal), karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Selain itu
beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat-serat yang berguna bagi
pencernaan. Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan
karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain.
Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya
ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral.
Sebagian besar karbohidrat didapatkan dari bahan makanan yang dimakan
sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
(Winarno, F. G, 1992).
Karbohidrat secara umum terdapat dalam jaringan makhluk hidup dan
sangat penting dalam metabolisme. Karbohidrat memiliki formula umum
CX(H2O)y dan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Monosakarida : misalnya glukosa

Teh Kulit Semangka Page 5


SMKN 1 CERME-GRESIK

b. Di – dan tri- sakarida : misalnya maltosa


c. Polisakarida : misalnya pati
Semua mono- ,di- dan tri- sakarida larut dalam air (Allen, S. E, 1974).
Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi
karbohidrat yang lebih sederhana. Disakarida adalah produk kondensasi dua
unit monosakarida, contohnya maltosa dan sukrosa. Oligosakarida adalah
produk kondensasi tiga sampai sepuluh monosakarida, sebagian besar
oligosakarida tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia. Polisakarida
adalah produk kondensasi lebih dari sepuluh unit monosakarida, contohnya pati
dan dekstrin yang mungkin merupakan polimer linear atau bercabang.

Gambar : Glukosa
Pati adalah bentuk polimer simpanan glukosa pada tumbuhan dan merupakan
sumber energi utama dalam makanan (Murray, R, 2006).
Untuk penentuan kadar pati dalam suatu bahan dapat dikerjakan dengan
menghidrolisa pati dengan asam atau enzim sehingga diperoleh gula reduksi.
C6H10O5 + H2O C6H12O6
Pati glukosa
BM = 162 BM = 180
Setelah diketahui jumlah gula reduksi hasil hidrolisa pati tersebut maka dapat
dihitung jumlah pati yaitu dengan mengalikan dengan suatu faktor konversi
sebesar 0,90. Faktor konversi ini diperoleh dari perbandingan berat molekul
pati dengan jumlah berat molekul gula reduksi yang dihasilkan.
Faktor konversi =

Teh Kulit Semangka Page 6


SMKN 1 CERME-GRESIK

(Sudarmadji, S, 1987).
Jika pati dipanaskan dengan asam akan terurai menjadi molekul-molekul
yang ebih kecil secara berurutan, dan hasil akhirnya adalah glukosa. Molekul-
molekul pati mula-mula pecah menjadi unit-unit rantai glukosa yang lebih
pendek yang disebut dextrin. Dextrin ini dipecah lebih jauh menjadi maltosa
(dua unit glukosa) dan akhirnya maltosa pecah menjadi glukosa.
Pati dextrin maltosa glukosa
Hidrolisis pati dapat juga dilakukan oleh kegiatan enzim. Dalam pencernaan,
enzim amilase memecah pati menjadi maltosa. Amilase juga terdapat pada
tepung dan biji berkecambah. Pada produk-produk tersebut enzim ini biasanya
dikenal dengan nama diastase. Diastase penting pada pembuatan roti dan
pembuatan bir karena enzim ini dapat menghasilkan gula (maltosa) yang
seterusnya oleh enzim yang dihasilkan khamir akan dipecah lebih lanjut
menjadi alkohol dan karbon dioksida (Gaman, P. M, 1981).

Penentuan karbohidrat
Penentuan karbohidrat dalam suatu bahan dapat dibedakan menjadi dua
yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif. Banyak cara yang dapat digunakan untuk
menentukan banyaknya karbohidrat dalam suatu bahan yaitu antara lain dengan
cara kimia, secara fisik, cara enzimatik atau biokimia dan cara kromatrografi.
Penentuan yang termasuk polisakarida maupun oligosakarida memerlukan
perlakuan pendahuluan yaitu hidrolisa terlebih dahulu sehingga diperoleh
monosakarisa. Bahan dihidrolisa dengan asam atau enzim pada suatu keadaan
yang tertentu. Penentuan monosakarida yang dihasilkan dapat dengan salah
satu cara berikut :
Cara Luff Schoorl
Pada penentuan gula secara Luff Schoorl, yang ditentukan bukan kuprooksida
yang mengendap tetapi dengan menentukan kuprioksida dalam larutan sebelum
direaksikan dengan gula reduksi ( titrasi blanko ) dan sesudah direaksikan
dengan sampel gula reduksi ( titrasi sampel ). Penentuannya dengan titrasi
menggunakan Na-tiosulfat. Reaksi yang terjadi selama penentuan karbohidrat
dengan cara ini mula-mula kuprioksida yang ada dalam reagen akan

Teh Kulit Semangka Page 7


SMKN 1 CERME-GRESIK

membebaskan iod dari garam K-iodida. Banyaknya iod dapat diketahui


dengan titrasi menggunakan Na-tiosulfat. Untuk mengetahui apakah titrasi
sudah cukup maka diperlukan indikator amilum. Apabila larutan berubah
warnanya dari biru menjadi putih berarti titrasi sudah selesai. Agar perubahan
warna biru menjadi putih dapat tepat maka penambahan amilum diberikan
pada saat titrasi hampir selesai. Reaksi yang terjadi dalam penentuan gula cara
Luff dapat dituliskan sebagaiberikut :

Metode Luff Schoorl menggunakan suatu reagen alkalin yang terdiri dari cupri
sitrat, setelah dipanaskan dengan suatu larutan yang terdiri dari gula reduksi,
potassium iodida dan asam ditambahkan setelah pendinginan dan pembebasan
iodin, yang mana ekuivalen terhadap copper yang tidak tereduksi, dititrasi
dengan sodium tiosulfat(Egan, H, 1981).
2.3.2 Lemak
Lemak adalah senyawa organik yang terdiri dari atom yang terdiri dari unsur
C, H, dan O. Lemak bersifat larut dalam pelarut lemak, seperti benzene, eter,
petroleum dan sebagainya. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi berbentuk
padat disebut lemak. Sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah
berbentuk cair disebut minyak. (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat
FKM.UI, 2007)
PERHITUNGAN

(𝑙𝑎𝑏𝑢 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑙𝑎𝑏𝑢 𝑎𝑤𝑎𝑙)


𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 % 𝑥 100%
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛

Teh Kulit Semangka Page 8


SMKN 1 CERME-GRESIK

Mekanisme Soxhletasi
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5 gram dan kemudian dibungkus
atau ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel). Pelarut yang
digunakan adalah hexane dengan titik didih 60-80°C. Hexana digunakan karena
lemak larut dalam pelarut organik.Thimble (selongsong) yang sudah terisi
sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Soxhlet disambungkan dengan labu dan
ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin
disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi
lemak mulai dipanaskan (Darmasih, 1997).
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa
pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar condenser
mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke
thimble. Prinsip ini merupakan prinsip kondensasi. Pelarut melarutkan lemak
dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya
telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari
pengembunan hingga pengaliran disebut sebagairefluks. Proses ekstraksi lemak
kasar dilakukan selama 2 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak
dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan (Darmasih, 1997).
Labu lemak yang akan digunakan, sebelumnya harus di oven terlebih
dahulu. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kadar air atau lemak yang
menempel pada labu. Setelah di oven, labu lemak disimpan didalam desikator
yang berisi silika gel. Silika gel berfungsi sebagai penyerap air dan
menyeimbangkan suhu labu lemak agar dingin ketika penimbangan. Setelah
proses soxhletasi selesai, maka labu lemak harus dikeringkan didalam oven
1050C selama 30 menit hingga aroma hexana tidak tercium

2.4.2 Protein
Protein merupakan sumber asam amino yang terdiri dari unsur C, H, O,
dan N. Protein berfungsi sebagai zat pembangun jaringan-jaringan baru,
pengatur proses metabolisme tubuh dan sebagai bahan bakar apabila keperluan
energi tubuh tidak terpenuhi oleh lemak dan karbohidrat (Winarno 1986).
Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing
dihubungkan dengan ikatan peptida. Peptida adalah jenis ikatan kovalen yang

Teh Kulit Semangka Page 9


SMKN 1 CERME-GRESIK

menghubungkan suatu gugus karboksil satu asam amino dengan gugus amino
asam amino lainnya sehingga terbentuk suatu polimer asam amino (Toha, 2001).
Jika protein dimasak dengan asam atau basa kuat seperti pada gambar 2.3,
asam amino unit pembangunnya dibebaskan dari ikatan kovalen yang
menghubungkan molekul-molekul ini menjadi rantai (Lehninger, 1990).
Analisis protein umumnya bertujuan untuk mengukur kadar protein
dalam bahan makanan. Analisis protein dapat dilakukan antara lain dengan
metode Kjeldahl, Lowry, Biuret, Bradford, turbidimetri dan titrasi formol
(Sudarmadji, 2003).
Metode Kjeldahl dilakukan untuk menganalisis kadar protein kasar dalam
bahan makanan secara tidak langsung, karena yang dianalisis dengan cara ini
adalah kadar nitrogennya (Winarno, 1986). Prinsip analisis Kjeldahl adalah
sebagai berikut: bahan organik di didihkan dengan asam sulfat pekat sehingga
unsur-unsur dapat terurai. Atom karbon menjadi CO2 dan nitrogen menjadi
amonium sulfat. Larutan tersebut kemudian dibuat alkalis dengan menambahkan
NaOH berlebihan sehingga ion amonium bebas menjadi amonia bebas. Amonia
yang dipisahkan dengan cara distilasi kemudian dijerat dengan larutan asam
borat. Garam borat yang terbentuk dititrasi dengan HCl (Sudarmadji, 1996).
Dari hasil titrasi dapat dihitung % N. Hasil % N tersebut dapat digunakan
untuk memperkirakan kadar protein kasarnya. Umumnya campuran protein
murni terdiri dari 16% nitrogen. Apabila jumlah N dalam bahan telah diketahui,
maka jumlah protein dihitung dengan mengalikan jumlah N dengan faktor
konversi 6,25 (100/16). Besarnya faktor konversi (tabel 2.3) tergantung pada
persentase nitrogen yang menyusun protein dalam bahan pangan. Pada protein
tertentu yang telah diketahui komposisinya dengan tepat, maka faktor konversi
yang lebih tepatlah yang dipakai.Setelah diperoleh %N, selanjutnya dihitung
kadar proteinnya dengan mengalikan suatu faktor. Besarnya faktor perkalian N
menjadi protein ini tergantung pada persentase N yang menyusun protein dalam
suatu bahan.

Teh Kulit Semangka Page 10


SMKN 1 CERME-GRESIK

Kadar protein (%) = % N x faktor konversi


Nilai faktor konversi berbeda tergantung sampel:
1. Sereal 5,7
2. Roti 5,7
3. Sirup 6,25
4. Biji-bijian 6,25
5. Buah 6,25
6. Beras 5,95
7. Susu 6,38
8. Kelapa 5,20
9. Kacang Tanah 5,46
Apabila faktor konversi tidak diketahui, faktor 6,25 dapat digunakan .
Faktor ini diperoleh dari fakta rata-rata nitrogen dalam protein adalah 16 %.
Kadar Protein (%) = N x 100/16
= N x 6,25

Teh Kulit Semangka Page 11


SMKN 1 CERME-GRESIK

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam praktikum kali ini, penulis melakukan penelitian pada limbah kulit
semangka yang di jadikan sebagai teh kulit semangka. Pengujian dilakukan dengan
metode analisa kuantitatif untuk menentukan kadar karbohidrat, protein, dan lemak.

3.2 Subjek Penelitian


Dalam praktikum yang penulis lakukan untuk mencari kadar karbohidrat,
lemak,dan protein dari sampel. Sampel yang juga merupakan subjek penelitian itu
sendiri adalah teh dari kulit semangka.
3.3 Waktu Penelitian
Dalam melakukan praktikum yang penulis lakukan ada 4 tahap yang masing-
masing memakan waktu satu pekan lebih denhgan rincian :
1. Pembuatan produk yaitu hari minggu, 14 September 2014 pukul 12.00-
14.00(pengeringan dengan panas matahari) di rumah.
2. Penentuan kadar karbohidrat yaitu hari selasa, 7 Oktober 2014 dan 10 Oktober
2014 pukul 10.00-14.00 di laboratorium A2.
3. Penentuan kadar protein yaitu
 Hari selasa, 4 November 2014 pukul 10.00-12.00
 Hari jumat, 7 November 2014 pukul 11.00-16.00
 Hari selasa, 11 November 2014 pukul 10.00-15.00
 Hari kamis, 13 November 2014 pukul 11.20-15.00
4. Penentuan kadar lemak yaitu hari selasa, 25 November 2014 pukul 10.00-13.00 di
laboratorium A2.

Teh Kulit Semangka Page 12


SMKN 1 CERME-GRESIK

3.4 Prosedur Penelitian


Dalam praktikum ini, penulis melakukan praktikum dengan prosedur :
1. Prosedur pembuatan produk
Kulit Semangka

Jemur di bawah
panas matahari

Oven

Keringkan dengan
suhu 120°C

Seduh

2. Prosedur penentuan kadar karbohidrat


- standarisasi

KIO3

Tambah 5 ml KI 20 % dan 5
ml H2SO4

Titrasi

Tambah 1 ml amilum 1 %

Titrasi hingga warna


biru hilang

Teh Kulit Semangka Page 13


SMKN 1 CERME-GRESIK

- Penentuan kadar

Sampel (5 gr)

Tambah 100 ml HCl 3%

Refluks (1 jam)

Diamkan hingga dingin

Cek pH

pH sedikit asam = 6

Pengenceran

Encerkan hingga 250 ml


dengan labu ukur

reduksi

Diamkan hingga dingin

Titrasi penentuan kadar


metode iodometri

Teh Kulit Semangka Page 14


SMKN 1 CERME-GRESIK

3. Prosedur penentuan kadar protein


- Destruksi
Sampel (1 gram)

Tambah 7,5 gram K2SO4 ,


0,35 gram PbO, dan 15 ml
H2SO4 pekat

Pemanasan hingga jenuh

Biarkan hingga dingin

Tambah lempeng Zn, 15


ml K2SO4 4 % ,50 ml
NaOH 50 %

Tambahkan air 50 ml

- Destilasi
Hasil destruksi

Destilasi

Destilat di tampung dalam


erlenmeyer yang berisi HCl
0,1 N dan indikator PP

Teh Kulit Semangka Page 15


SMKN 1 CERME-GRESIK

- Titrasi
Destilat + HCl

Tambahkan 3 buah batu


didih

Titrasi dengan NaOH

4. Prosedur penentuan kadar lemak

Sampel (2,5 gram)

Dibungkus dengan kertas saring dan


ikat menggunakan benang

Ekstrak dengan pelarut


N-Hexane 125 ml

Uapkan

3.5 Variabel Penelitian


Pada praktikum yang penulis lakukan, variabel yang ada dalam praktikum ini
adalah variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat Contohnya pengenceran
250 ml dan berat sampel. Sedangkan variabel bebasnya adalah konsentrasi tiap
larutan (KI 20% , H2SO4 2 N, dll)

3.6 Definisi Operasional Variabel


- konsentrasi (concentration): angkabanding massa atau volume zat terlarut
terhadap massa atau volume pelarut atau larutan yang dinyatakan secara khusus
(banyak satuan yang berlianan). (kamus kimia, hlm. 25)
- mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambah pelarut
agar diperoleh volume yang lebih besar.

Teh Kulit Semangka Page 16


SMKN 1 CERME-GRESIK

3.7 Instrumen Penelitian


 Prosedur pembuatan produk
 Prosedur analisa kadar karbohidrat dalam produk
 Prosedur analisa kadar Protein dalam produk
 Prosedur analisa kadar lemak dalam produk
Alat
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah

1. Erlenmeyer 250 ml 5
2. Beaker Gelas 100 ml 3
3. 1 set alat Destilasi - -
4. 1 set alat Soxhlet - -
5. Hot Plate - 1
6. Labu Ukur 50 ml 4
7. Pipet Ukur 25 ml 2
8. Pipet Filler - 2
9. Buret 50 ml 2
10. Statif & Klem - 2
11. Spatula - 5
12. Kaca arloji - 5
13. Corong gelas - 2
14. Botol semprot - 3
15. Krustang - 1
16. Kertas saring - 2
17. Labu alas bulat - 1
18. Pendingin tegak - 1
19. Beaker Gelas 500 ml 1
20. Erlenmeyer 100 ml 2

Teh Kulit Semangka Page 17


SMKN 1 CERME-GRESIK

21. Labu ukur 100 ml 2


22. Labu ukur 500 ml 1

Bahan

1. KIO3 0,1 N 12. Teh kulit semangka


2. H2SO4 2 N 13. Heksana
3. Larutan KI 20% 14. Aquadest
4. H2SO4 25% 15. K2SO4 4%
5. Na2S2O3 0,1 N 16. H2SO4 Pekat
6. Larutan HCl 3 % 17. NaOH 50%
7. Indikator Amilum 1% 18. Indikator PP
8. NaOH 30% 19. PbO
9. Na2CO3 20. Lempeng Zn
10. CuSO4 21. HCl 0,1 N
11.CH3COOH 3%

3.8 Teknik Pengumpulan Data


Pada praktikum yang penulis lakukan, pengumpulan data dilakukan dengan
cara percobaan. Percobaan yang penulis lakukan meliputi analisa karbohidrat dengan
metode luff schrool, analisa protein dengan metode kjelhdal, analisa lemak dengan
metode soxhlet.

3.9 Teknik Analisa Data


Pada praktikum ini teknik analisa data yang penulis lakukan yaitu statistik
deskriptif, hal ini dikarenakan hanya mencari kadar karbohidrat, protein, dan lemak
dalam kulit semangka.

Teh Kulit Semangka Page 18


SMKN 1 CERME-GRESIK

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
 Karbohidrat
Uraian sebelum Sesudah
Penimbangan Padat, warna coklat Padat, warna coklat muda, berbentuk
sampel muda, berbentuk serbuk
serbuk
Pemanasan Padat, warna coklat Larutan berwarna coklat dengan endapan
dengan larutan muda, berbentuk serbuk
HCL 3% serbuk
Pendinginan Sampel panas Sampel dingin
Penetralan pH 3 pH 13
penambahan
NaOH 30 %
Penetralan pH 13 pH 6
penambahan
CH3COOH 3%
Pengenceran Warna coklat pekat Warna coklat memudar
sampel dengan
aquades
Penyaringan Sampel bercampur Sampel terpisah dari filtratnya
filtrat dengan endapan
Memipet filtrat ke Sampel berwarna Sampel berwarna coklat muda
dalam erlenmeyer coklat muda
Penambahan luff Sampel berwarna Sampel hijau agak kebiruan
schoorl coklat muda
Pemanasan Larutan berwarna biru Larutan berwarna biru, mendidih dan
didinginkan
Penambahan 15 Larutan berwarna biru Larutan berwarna biru
mL KI 20 %
Penambahan Larutan berwarna biru Larutan berwarna kuning kecoklatan
H2SO4 25 % 25

Teh Kulit Semangka Page 19


SMKN 1 CERME-GRESIK

ml

Dititrasi dengan Larutan berwarna Larutan berwarna kuning muda


Na2S2O3 kuning kecoklatan
Penambahan 1 ml Larutan berwarna Saat ditetesi berwarna biru, saat dikocok
indikator amilum kuning muda warna kembali
Ditrasi kembali Larutan berwarna Larutan berwarna abu-abu muda pada ml
dengan Na2S2O3 kuning ke 9,5

 Protein
a. destruksi
Uraian Sebelum Sesudah
Penimbangan sampel Sampel berbentuk serbuk Sampel berbentuk serbuk
padat berwarna coklat padat berwarna coklat
Pemanasan dengan Sampel berbentuk serbuk Sampel berwarna hitam
penambahan K2SO4, padat berwarna coklat dan cair
PbO2, dan H2SO4 pekat
Panaskan hingga larutan Sampel berwarna hitam Sampel sedikit mengental
jenuh dan cair
Pendinginan Sampel sedikit mengental, Sampel sedikit mengental,
panas dingin
Penambahan 100 mL Sampel sedikit mengental Sampel berbentuk cair dan
aquades ditambahkan lempeng Zn
penambahan 15 ml K2SO4 Sampel berwarna hitam Sampel berwarna hitam
4%
Penambahan 50 ml NaOH Sampel berwarna hitan Sampel berwarna hitam
50% dingin panas, ditambahkan
indikator PP dan NaOH
hingga pH basa

Teh Kulit Semangka Page 20


SMKN 1 CERME-GRESIK

b. Destilasi
Uraian Sebelum Sesudah
Sampel dimasukkan dalam labu Sampel berwarna hitam Sampel berwarna
destilasi hitam
Destilat ditampung dalam Sampel berwarna Destilat yang masuk ke
erlenmeyer 100 ml dengan 50 ml hitam erlenmeyer berwarna
HCl yang sudah ditetesi indikator jernih, ditunggu sampai
MM 5 tetes destilat ±75 ml

c. Titrasi
Uraian Sebelum Sesudah
Larutan yang sudah bercampur Larutan berwarna merah Larutan berwana kuning
dengan destilat dititrasi dengan muda pada ml ke 12,2 dan 12
NaOH

 Lemak
uraian Sebelum sesudah
Menimbang sampel Sampel serbuk padat Sampel serbuk padat
sebanyak 2,5005 gram
Sampel di bungkus dengan Sampel serbuk padat Sampel dibungkus
kertas saring berbentuk selongsong
Memasukkan pelarut N- Pelarut cair Pelarut cair
Hexane kedalam labu
lemak, sebanyak 100 ml.
Masukkan sampel ke sampel padat Sampel padat
dalam ekstraktor
1 x sirkulasi belum Sampel padat Sampel sedikit terendam
sempurna pelarut, namun pelarut
yang berada di dalam labu
lemak sudah habis sama
sekali. Ekstraksi dihentikan

Teh Kulit Semangka Page 21


SMKN 1 CERME-GRESIK

4.2 Pembahasan
 Karbohidrat
Menimbang sampel sebanyak 3,0008 gr atau 3000,8 mg, yang berupa
serbuk padat berwarna coklat muda. Sampel yang sudah di timbang, di panaskan
dengan larutan HCL 3% (digunakan untuk menghidrolisis pati menjadi
monosakarida) hingga mendidih dan larutan berwarna hitam yang memiliki
endapan serbuk. Setelah itu di dinginkan, setelah dingin di cek pH nya
menunjukkan pH 3. Dalam prosedur larutan di haruskan memiliki pH netral,
akhirnya larutan di tambahkan NaOH 30%. Penambahan yang dilakukan terlalu
banyak hingga pH menjadi 13, lalu tambahkan CH3COOH 3% sedikit demi
sedikit hingga pH menjadi 6. Selanjutnya dilakukan pengenceran dengan
aquadest kedalam labu ukur 500 ml, setelah itu pisahkan dengan filtrat dengan
endapannya.
Pipet filtrat dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer, serta ditambahkan
larutan luff schrool(untuk mereduksi Cu2+ menjadi Cu+), sehingga larutan yang
tadinya berwarna coklat muda menjadi warna hijau agak kebiruan. Selanjutnya
panaskan hingga mendidih, warnanya berubah menjadi biru. Stelah dingin
ditambahkan 15 ml KI 20 % (tidak berubah warna) dan 25 ml H2SO4 25 %
(untuk mengikat ion tembaga yang terbentuk dari hasil reduksi monosakarida
dengan pereaksi Luff-Schoorl ) (warnanya berubah menjadi kuning kecoklatan).
Penitrasian dengan Na2S2O3(larutan berwarna kuning muda) lalu tambahkan
indikator amilum(perubahan warna tidak permanen, hanya saat ditetesi saja
berubah menjadi biru) untuk memperjelas titik akhir tritasi. Lanjutkan titrasi
hingga ml ke 9,5 larutan berubah warna menjadi abu-abu.

Lakukan standarisasi pada Natrium tiosulfat, dan mengkasilkan


konsentrasi sebesar 0,1297 N dan 0.1333 N, sehingga menghasilkan rata-rata
0,13 N

Pada saat penambahan Amilum larutan tidak berubah menjadi warna


biru, hanya saat ditetesi larutan berubah, dikarenakan penambahan H2SO4 yang
terlalu banyak, sehingga sampel dalam suasana asam.

Teh Kulit Semangka Page 22


SMKN 1 CERME-GRESIK

Dari praktikum ini, menghasilkan kadar karbohidrat sebesar 6,60 % yang


sangat menyimpang jauh dari kandungan karbohitdrat di dalam kulit semangka
yaitu sebesar 3,105 %.
 Protein
a. Destruksi
Timbang sampel sebanyak 1,0005 gr = 1000,5 mg yang berupa serbuk
padat berwarna coklat. Setelah itu dicampurkan dengan K2SO4, PbO2, dan
H2SO4 pekat. Kemudian dipanaskan hingga larutan jenuh. Dinginkan, lalu
tambahkan aquadest sebanyak 100 ml. Masukkan lempeng Zn sebanyak 2 buah,
tambahkan larutan K2SO4 4 % sebanyak 15 ml dan NaOH 50% sebanyak 50 ml.
Sampel berwarna hitam yang dalam keadaan panas, ditambahkan indikator PP dan
NaOH hingga pH basa.
b. Destilasi.
Masukkan hasil destruksi kedalam labu destilasi, dan masukkan batu didih 3
buah. Erlenmeyer yang di gunakan sebagai penampung destilat, sebelumnya telah
di isi dengan HCl sebanyak 50 ml dan di tetesi indikator MM(untuk mengetahui
asam dalam keadaan berlebih) sebanyak 5 tetes. Destilat yang masuk ke erlenmeyer
berwarna jernih, ditunggu sampai destilat ±75 ml.
c. Titrasi.
Larutan yang sudah bercampur dengan destilat dititrasi dengan NaOH,
lakukan titrasi secara duplo sampai berwarna kuning.
Selisih antara ml titrasi blanko dan sampel hanya 0,1 ml, mungkin karena
pada saat proses destilasi sumbat yang digunakan untuk menutupi labu destilasi dan
penyangga termometer jatuh ke dalam sampel yang memungkinkan adanya
kontaminasi pada sampel.
Dari praktikum yang kami lakukan, diperoleh kadar protein sebesar 0,075
%, sedangkan kadar protein sebenarnya dalam kulit semangka sebesar 0,025 -
0,045%. Hal tersebut dimungkinkan dipengaruhi karena dua faktor yaitu,
pengeringan dengan panas matahari langsung sampel terkontaminasi dengan zat
pengotor dan pengeringan dengan oven.

Teh Kulit Semangka Page 23


SMKN 1 CERME-GRESIK

 Lemak
Labu lemak disiapkan yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi soxhlet
yang akan digunakan. Bilas labu lemak dengan aquadest, lalu keringkan dalam
oven selama 30 menit dengan suhu 105°C. Siapkan sampel sebanyak 2,5 gram, lalu
bungkus dengan kertas saring dan ikat menggunakan benang, agar sampel tidak
berhamburan. Setelah itu dinginkan dalam desikator, lalu masukkan pelarut n-
Hexane sebanyak 100 ml yang seharusnya 200 ml, ini dikarenakan kekurangan dari
pelarut tersebut. Masukkan sampel ke dalam ekstraktor dan pasang pendingin
tegak, namun sebelum pencapaian 1 sirkulasi, pelarut habis dan ekstraksi di
hentikan. Lalu hasil yang ekstraksi yang belum sempurna itu di tampung dalam
botol air mineral, yang sebelumnya sudah ditimbang. Uapkan hasil ekstraksi hingga
hanya lemak yang tertinggal, proses ini membutuhkan waktu sekitar ± 1 minggu.
Lalu timbang hasilnya, dan hitung kadar yang di peroleh.
Dari praktikum ini dihasilkan kadar lemak sebesar 0.044 % , hasil ini
menyimpang begitu jauh dari kadar lemak dalam teori yaitu sebesar 0,305 % . Hal
ini dikarenakan pencapaian sirkulasi belum selesai, bahkan 1 x sirkulasi pun belum
dicapai. Jadi kadar lemak yang di kandungan kulit semangka belum semuanya ter-
ekstrak.

Teh Kulit Semangka Page 24


SMKN 1 CERME-GRESIK

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN.
Jadi dalam satu kantong teh kulit semangka yang berisi 2,5 gram terdapat
5,50 % karbohirat, 0,19 % protein, dan 0,044 % lemak.

5.2 SARAN.
1. Sebaiknya dalam analisa lemak, gunakan cara lain selain ekstraksi soxhlet.
Misalnya metode Babcock
2. Sebaiknya perlu diketahui standart teh kulit semangka bagi penderita hipertensi

Teh Kulit Semangka Page 25


SMKN 1 CERME-GRESIK

LAMPIRAN
 Karbohidrat
Bobot Sampel : 3, 0008 gr = 3000,8 mg
ml standarisasi : I = 7,7 ml
II = 7,5 ml
Volume pentitar blanko = 12 ml
Volume pentitar sampel = 9,5 ml

1. Perhitungan standarisasi :
I = N1 . V1 = N2 . V2
0,1 . 10 = x . 7,7
1 = 7,7x
x = 0,1297 N

II = N1 . V1 = N2 . V2
0,1 . 10 = x . 7,5
1 = 7,5x
x = 0.1333 N
Rata-rata standarisasi = 0,13 N

2. Perhitungan kadar :

V titrasi = V blanko – V sampel


= 12 – 9,5
= 2,5 ml

2,5 = 2,0 = 4,8 mg


0,5 = 0,5 x 2,6 = 1,3 mg

4,8 mg + 1,3 mg = 6,1 mg

Teh Kulit Semangka Page 26


SMKN 1 CERME-GRESIK

6,1 x 0,13
= 7, 93 mg
0,1
7,93 𝑥 25
% karbohidrat = = 0,0660 x 100 % = 6,60 %
3000,8

 Protein
ml standarisasi : I = 29 ml
II = 28,7 ml
ml H2C2O4 : 25 mL
N H2C2O4 : 0,1 N
Bobot Sampel : 1,0005 gr = 1000,5 mg
Volume pentitar blanko = 13,1 ml
Volume pentitar sampel = 12.1 ml

1. Perhitungan standarisasi :
I = N1 . V1 = N2 . V2
0,1 . 25 = x . 29
2,5 = 29x
x = 0,086 N

II = N1 . V1 = N2 . V2
0,1 . 25 = x . 28,5
2,5 = 28,5 x
x = 0.087 N
Rata-rata standarisasi = 0,086 N
2. Perhitungan kadar :

%N = (ml NaOH blanko – ml NaOH sampel) × N. NaOH × 14,008 × 100%


mg sampel

(13,1 – 12,1) x 0.086 x 14,008


= 𝑥 100%
1000,5

Teh Kulit Semangka Page 27


SMKN 1 CERME-GRESIK

0,1 𝑥 0.086 𝑥 14,008


= 𝑥 100% = 0,012 %
1000,5

Kadar protein (%) = % N x faktor konversi


= 0,012 x 6,25
= 0,075 %

 Lemak
1. Perhitungan Kadar.
(𝑙𝑎𝑏𝑢 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑙𝑎𝑏𝑢 𝑎𝑤𝑎𝑙)
𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 % = 𝑥 100%
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
14.5861−14.5850
= 𝑥 100%
2.5005
0.0011
= 𝑥 100%
2.5005
= 0.044 %

Teh Kulit Semangka Page 28


SMKN 1 CERME-GRESIK

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM.UI,2007. Gizi dan Kesehatan


Masyarakat. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Anthony, Wilbraham, C., dan Michael, B, Matta.1992. Pengantar Kimia
F.G.Winarno, 1992. Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
F.G.Winarno, 1985. Kedelai Bahan Pangan Masa Depan. Pusbangtepa IPB, Bogor
Murray, et al.Biokimia Harper. Edisi 25.alih bahasa Andry Hartono. Jakarta : Penerbit
EGC ; 2003
Sudarmadji, at al 1987. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Edisi I. Cetakan
Pertama. Yogyakarta : Liberty.
Sudarmadji, Slamet at al. 1996. Prosedur Analisis Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta : Penerbit Liberty
Sudarmadji, S. 2003. Mikrobiologi Pangan. PAU Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.
Sherrington, K.B and Gamman, P.M. 1981. The Science of Food, an introduction to
Food Science, Nutrition, and Microbiology. Second edition Press Plc.
Headington Hill Hall, England.
Egan, H. Ronald S. Kirk dan Sawyer, R. 1981. Pearson’s Chemical Analysis of Foods.
Eight edition. New York : Churchill Livingstone.
Darmasih. 1997. Lokakarya Fungsional Non Peneliti. Penetapan Kadar Lemak Kasar
dalam Makanan Ternak dengan Metode Kering.
Maggy Thenawijaya, Lehninger. 1990. Dasar-dasar Biokimia Jilid I. Jakarta :
Erlangga.
forum.banjarmasinpost.co.id
bujikuda.blogspot.com

Teh Kulit Semangka Page 29

You might also like