Professional Documents
Culture Documents
air masih mampu menyerap sinar matahari serta dalam lumpur aktif (Setiadi dan Dewi, 2003;
zat-zat yang larut di bawah permukaan air. Akar, Antara 1993).
batang, dan daunnya juga memiliki kantung- Dalam sistem biologi ini, mikroorganisme
kantung udara sehingga mampu mengapung di air. hidup dan tumbuh secara koloni. Koloni ini berupa
Keunggulan lain dari eceng gondok adalah dapat gumpalan–gumpalan kecil yang merupakan
menyerap senyawa nitrogen dan fosfor dari air padatan yang mudah mengendap. Dalam keadaan
yang tercemar, berpotensi untuk digunakan sebagai tersuspensi, koloni ini menyerupai lumpur
komponen utama pembersih air limbah dari sehingga disebut lumpur aktif. Tambahan kata
berbagai industri dan rumah tangga. Karena aktif diberikan karena selain mereduksi substrat
kemampuanya yang besar, tanaman ini diteliti oleh (buangan), juga mempunyai permukaan yang dapat
NASA untuk digunakan sebagai tanaman menyerap substrat secara aktif. Operasi ini
pembersih air di pesawat ruang angkasa (Little, bertujuan untuk mengurangi konsentrasi zat
1979; Thayagajaran, 1984). Menurut Zimmel organik karena adanya aktivitas mikroorganisme.
(2006) dan Tripathi (1990) eceng gondok yang Banyak modifikasi telah dilakukan terhadap
dapat dilihat pada Gambar 1 juga dapat digunakan sistem lumpur aktif, tetapi secara keseluruhan
untuk menurunkan konsentrasi COD dari air sistem pengolahan dengan lumpur aktif dapat
limbah. dicirikan dengan tanda-tanda: menggunakan
Menurut Widyaningsih (2007), struktur anatomi lumpur mikroorganisme yang dapat mengkonversi
eceng gondok terdiri dari struktur batang, struktur zat organik terlarut dalam air buangan menjadi
daun dan struktur akar. Batang tanaman eceng biomassa baru, terjadi pengendapan sehingga
gondok (petiola) yang berbentuk bulat keluaran hanya sedikit mengandung padatan
menggembung, di dalamnya penuh dengan ruang- mikroba, dapat mendaur ulang sebagian lumpur
ruang udara yang berfungsi untuk mengapung di mikroorganisme dari tangki pengendap ke reaktor
atas permukaan air. Lapisan terluar dari petiola aerasi. Pada reaktor alir yang teraduk baik,
adalah epidermis. Lapisan epidermis pada eceng kadang–kadang mikroorganisme tidak perlu didaur
gondok tidak berfungsi sebagai alat perlindungan ulang. Kinerja pengolahan dengan lumpur aktif
jaringan, tetapi berfungsi untuk mengabsorbsi gas- tergantung pada waktu tinggal sel rata-rata di
gas dan zat-zat makanan secara langsung dari air. dalam reaktor.
Jaringan di sebelah dalam banyak terdapat jaringan Menurut Junaidi (2006), jenis mikroba yang
pengangkut yang terdiri dari xylem dan floem, biasanya terdapat dalam lumpur umumnya berupa
dengan letak yang tersebar merata di dalam Pseudomonas, Zooglea, Achromobacter,
parenkim. Flavobacterium, Nocardia, Bdellovobrio,
Mycobacterium, Nitrosomonas, dan Nitrobacter.
Sistem pengolahan biologi selain lumpur aktif ada
beberapa macam yaitu: laguna teraerasi (Aerated
Lagoon), saringan percik (Trickling Filters),
kontaktor biologi putar (Rotary Biological
Contactor), dan lain-lain.
76,5 cm, dan tinggi 40,5 cm. Bak tersebut dilapisi penguraian protein oleh mikroba mengalami proses
dengan pelapis plastik yang dilengkapi dengan nitrifikasi (menghasilkan NO2 dan NO3) dan
mistar dan pompa akuarium, seperti yang terlihat denitrifikasi (menghasilkan N2). Mikroorganisme
pada Gambar 4. Alat lain yang digunakan untuk yang terdapat dalam lumpur aktif juga dapat
pengamatan adalah pH meter, Thermohigrometer, mengoksidasi H2S menjadi sulfur sehingga bau
DO meter, dan peralatan untuk analisis konsentrasi busuk yang timbul karena adanya H2S juga hilang
COD limbah cair tahu. (Effendi, 2003). Data hasil pengamatan dapat
dilihat pada gambar 2-3.
Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian secara urut dapat
dijelaskan sebagai berikut: tanaman eceng gondok
dibersihkan dari kotoran dan tanah yang ada pada
akarnya, kemudian diaklimatisasi selama satu
minggu. Tahap berikutnya adalah mengisi bak
dengan limbah cair tahu pada berbagai variasi
konsentrasi COD berdasarkan uji pendahuluan
ditambah dengan lumpur aktif dan diatasnya
ditanami eceng gondok. Sebelum dimasukkan
kedalam bak, eceng gondok ditimbang terlebih Gambar 2. Perubahan COD setiap waktu
dahulu untuk mengetahui massa awal dari eceng
gondok. Selanjutnya tanaman eceng gondok 1200
1000
bercampur dengan lumpur aktif diaduk dengan
800
pompa akuarium; diamati perubahan ketinggian
air, derajad keasaman (pH), kelembaban, DO, dan 600
juga dapat mengoksidasi H2S menjadi sulfur Sriyana, H.Y., 2006, “Kemampuan Eceng Gondok
sehingga bau busuk yang timbul karena adanya dalam Menurunkan Kadar Pb(II) dan Cr (VI)
H2S juga hilang. Pada Limbah dengan Sistem Air Mengalir dan
Sistem Air Menggenang“, Tesis S2, Fakultas
Daftar Pustaka Teknik, Jurusan Teknik Kimia UGM,
Antara, N.Y., 1993, “Aklimasi Lumpur Aktif dan Yogyakarta.
Penerapannya dalam Pengolahan Limbah Cair Thayagajaran, G., 1984, “Proseeding of the
Industri Tahu”, Tesis S2, Ilmu dan Teknologi International Conference on Water Hyacinth “,
Pangan UGM, Yogyakarta. Hyderabad, Hindia, UNEP, Nairobi.
Gerbono, A. dan Siregar, A., 2005, “Kerajinan Tripathi B.D & Shukla S.C., 1991, “Biological
Eceng Gondok”, Kanisius, Yogyakarta. Treatment of Wastewater by Selected Aquatic
Jenie, B.S.L., 1995, “Utilization of Tofu and Plants”, Environmental Pollution 69 : 69-78.
Tapioca Solid Wastes and Rise Brand to Widyaningsih, T.S., 2007, “Penyerapan Logam Cr
Produce Red Pigments by Monascus Pupureus total dan Cu2+ Dengan Eceng Gondok Pada
in Tofu Liquid Waste Medium“, Journal Sistem Air Mengalir”, Tesis S2, Fakultas
Indonesian Food and Nutrision Progress, Vol. Teknik, Jurusan Teknik Kimia UGM,
2, no.2, hal 24 – 29. Yogyakarta.
Junaidi, 2006, “Proses Pengolahan Air Limbah Widajanti W.; Rizka R.;Melviana, “Studi
Secara Biologi Aerobik; Materi Pelatihan Pengolahan Air Sirkulasi Proses Painting
Operator Instalasi Pengolahan Limbah dengan Menggunakan Lumpur Aktif,
Industri”, Teknik Lingkungan, Universitas Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan
Diponegoro, Semarang. Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia
Little, L.C., 1979,“ Handbook of Utilization of Kampus Depok.
Aquatic Plant”, FAO Fisheries Technical Zimmels, Y., Kirzhner, F.A., and Malkovskaja,
Paper”, No. 187, FAO,Roma 2005, “Application of Eichhornia crassipes and
Novitasari, D., 2004, “ Modul Praktikum MTPPL”, Pistia stratiotes for treatment of urban sewage
Laboratorium Analisis Dengan Instrumen, in Israel”, Journal of Environmental
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Management 81, 420-428.
Setiadi, T. dan Dewi, R.G., 2003, “Pengolahan
Limbah Industri“, Departemen Teknik Kimia ,
ITB, Bandung.
ft-UNWAHAS SEMARANG 5