You are on page 1of 13

SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN


“ Resiko terjadinya penyebaran infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga
mengenai pentingnya pengobatan TB Paru ”

Disusun oleh :

Nurul Mawaddah ( 1720160049 )


Devi Seftiarini ( 1720160044 )
Siti falihah ( 1720160052 )
Hanida Dyah W ( 1720160020 )
Rifatus Sholihah ( 1720160032 )
Siti Patimah ( 1720160043 )
Arif Wibowo ( 1720160061 )
Nuri Handayani ( 1720160040 )

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS SYAFI’IYAH
2019

SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah : Resiko terjadinya penyebaran infeksi berhubungan dengan


kurangnya pengetahuan keluarga mengenai pentingnya
pengobatan TB Paru
Pokok Bahasan : Penyakit Menular
Sub Pokok Bahasan : Pentingnya Pengobatan TB Paru
Sasaran : Klien ( Tn. Y ) dan Keluarga klien
Tempat : Ruang paru Lt 4 RSPAD GATOT SUEBROTO
Metode : Ceramah
Hari/Tanggal : JUM’AT / 01 februari 2019
Waktu : Pukul 08.00 WIB

I. Latar Belakang
Penyakit TB Paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium Tuberkulosa yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Biasanya TB menyerang paru-paru tetapi dapat juga menyerang bagian tubuh lainnya seperti
kelenjar getah bening,selaput otak, kulit, tulang dan lain - lainnya Keberhasilan dalam
pengobatan TB paru dipengaruhi oleh banyak factor antara lain seperti lamanya waktu
pengobatan, kepatuhan serta keteraturan penderita untuk berobat, daya tahan tubuh, serta faktor
sosial ekonomi penderita yang tidak kalah pentingnya (Situmeang, 2004).
Menurut RIKESDAS TAHUN 2013 lima provinsi dengan TB paru tertinggi adalah Jawa Barat
(0,7%), Papua (0,6%), DKI Jakarta (0,6%), Gorontalo (0.5%), Banten (0,4%), dan Papua (0.4%).
Dari seluruh penduduk yang didiagnosis TB paru oleh tenaga kesehatan, hanya 44 % diobati
dengan obat program.
Diharapkan untuk dapat mengatasi masalah keperawatan yang mungkin timbul, agar
tidak memperpanjang perjalanan penyakit TB paru, maka pengobatan TB paru harus dilakukan
secara disiplin. Dalam mencermati masalah-masalah tersebut maka penulis tertarik untuk
mengadakan penyuluhan tentang “ Pentingnya Pengobatan TB Paru di Ruang paru Lt 4 RSPAD
GATOT SUEBROTO ”

II. Tujuan Intruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan selama 10 menit sasaran diharapkan mampu memahami
tentang pentingnya pengobatan TB Paru

III. Tujuan Instruksional


Umum
Setelah dilakukan penyuluhan duharapkan klien dan keluarga mampu lebih mengenal
penyakit TBC dan juga pentingnya minum obat secara teratur dan akibat dari terputusnya minum
OAT ( Obat Anti Tuberkulosis )
Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit, sasaran dapat :
Menjelaskan kembali pengertian penyakit TB Paru
Menyebutkan kembali tanda dan gejala penyakit TB Paru
Menjelaskan kembali tindakan yang harus dilakukan bila mempunyai tanda dan gejala penyakit
TB Paru
Menjelaskan kembali cara mencegah penularan penyakit TB Paru
Menjelaskan kembali tentang cara minum obat
Menjelaskan kembali akibat dari minum obat yang tidak teratur
Mengenali pengobatan TBC
Menjelaskan Prinsip Pengobatan
menjelaskan pengobatan yang bisa dilakukan dirumah

IV. Materi Penyuluhan


Pengertian penyakit
Tanda dan gejala penyakit TB Paru
Tindakan yang harus dilakukan bila mempunyai tanda dan gejala penyakit TB Paru
Cara mencegah penularan penyakit TB Paru
Cara minum obat TB Paru
Akibat dari minum obat TB Paru yang tidak teratur
Mengenali pengobatan TBC
Menjelaskan Prinsip Pengobatan
menjelaskan pengobatan yang bisa dilakukan dirumah

IV. Kegiatan Belajar Mengajar


Metode : Diskusi dan tanya jawab
Langkah – langkah kegiatan :
1. Kegiatan Pra Pembelajaran
a. Persiapan pemateri : bahan dan psikologis
b. Persiapan ruangan
2. Kegiatan Membuka Pembelajaran

No Komunikator Komunikan
Pre interaksi
Memberi salam dan memperkenalkan diri Menjawab salam
Mengadakan kontak waktu dengan pasien
Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema penyuluhan Mendengarkan

Menggali pengetahuan klien tentang penyakit TB paru Menjawab pertanyaan

Isi :
Menjelaskan materi penyuluhan tentang Mendengarkan
penyakit TB paru.

Memberikan kesempatan kepada komunikan


untuk bertanya tentang materi yang Mengajukan pertanyaan
disampaikan
Penutup
Memberikan pertanyaan akhir sebagai evaluasi Menjawab
Menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan penyuluhan Mendengarkan
Menutup penyuluhan dan mengucapkan salam Menjawab salam

V. Media Dan Sumber


Media : Leaflet
Sumber :
Direktorat jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan dan Pemukiman. 2011. Pedoman Penanggulangan
Tuberkulosis. Jakarta: Depkes RI.
Mansoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Jakarta: Media
Aeskulapius.
RIKESDAS 2013
Arif. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Jakarta: Salemba Medikan
VI. Evaluasi
Prosedur : Post test
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Butir soal : 5 soal
VIII. LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN
PENTINGNYA PENGOBATAN TB PARU

1. Pengertian
Penyakit TB Paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium Tuberkulosa yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Biasanya TB menyerang paru-paru tetapi dapat juga menyerang bagian tubuh lainnya seperti
kelenjar getah bening,selaput otak, kulit, tulang dan lain-lainnya

2. Tanda dan Gejala Penyakit TB Paru


Batuk berdahak lebih dari 3 minggu
Batuk bercampur darah dan rasa sakit di dada
Berkurangnya nafsu makan dan berat badan turun
Berlanjutnya demam lebih dari 1 bulan
Berkeringat di malam hari meskipun tidak melakukan kegiatan
3. Tindakan yang harus dilakukan bila mempunyai tanda dan gejala penyakit TB Paru
Sebaiknya langsung memeriksakan diri ke puskesmas, rumah sakit atau pelayanan
kesehatan tewrdekat dan mengikuti anjuran yang diberikan petugas kesehatan

4. Cara Mencegah Penularan Penyakit TB Paru


Bagi yang sehat, tetap mempertahankan pola hidup sehat seperti :
Makan dengan gizi seimbang
Istirahat yang cukup, jangan tidur terlalu larut
Jangan merokok
Menjemur kasur, bantal dan tempat tidur terutama pagi hari
Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya kedalam kamar
tidur
Bagi penderita TB Paru
Berobat secara teratur sampai tuntas
Menutup mulut pada waktu batuk atau bersin
Tidak meludah disembarang tempat, sebaiknya meludah ditempat ludah
Pencegahan TBC bisa juga berupa :
Makan makanan yang baik dengan gizi yang seimbang.
Olahraga teratur.
Istirahat yang cukup.
Mengkonsumsi multivitamin yang membantu menjaga daya tahan tubuh.
Biasakan mencuci tangan.
Berhenti merokok, hindari minum minuman beralkohol, dan obat bius atau
penenang.
Mengatur sistem sirkulasi udara di rumah.
Membiarkan jendela terbuka agar sinar matahari dapat masuk.
Menggunakan masker saat kontak atau berada di dalam suatu ruangan dengan
penderita TBC.
Pemberian vaksin BCG ( Bacille Calmette-Guerin )

5. Cara minum obat


Obat TBC diminum secara teratur sampai klien dinyatakan sembuh
Lama pengobatan berlangsung 6-8 bulan
Selam 2 bulan pertama, obat sekaligus diminum setiap hari
Pada 4 bulan berikutnya, obat diminum seminggu 3 kali
Obat boleh diminum satu persatu, dan harus habis 2 jam
Sebaiknya obat diminum sebelum makan pagi atau sebelum tidur.

6. Akibat dari minum obat yang tidak teratur


Penyakit ini akan lebih sukar untuk diobati karena ada kemungkinan akan kebal terhadap obat
TBC.
Kuman TBC dalam tubuh akan tumbuh dan berkembang biak lebih banyak
Menghabiskan biaya lebih besar, karena diperkirakan obat yang lebih ampuh dan lebih banyak
jenisnya.
Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh.

7. Mengenali pengobatan TBC


Lama pengobatan TBC 6-8 bulan, pada Puskesmas telah tersedia obat anti tbc (OAT)
secara paket selam 6-8 bulan (gratis) penentuan dosis dilakukan berdasarkan BB awal si
penderita. Tujuan pengobatan ini adalah menyembuhkan penderita, mencegah kematian akibat
TBC, mencegah kekambuhan, menurunkan tingkat penularan.
Tujuan konsumsi obat TBC pada pasien yang terkena penyakit tersebut, antara lain:
Menyembuhkan pasien dan memperbaiki produktivitas serta kualitas hidup.
Mencegah terjadinya kematian akibat perburukan kondisi TBC.
Menekan tingkat kekambuhan TBC di kemudian hari.
Menurunkan angka penularan TBC.
Mencegah resitensi obat.
Pengobatan TBC dibagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap awal dan tahap lanjutan sebagai berikut:
Tahap awal
Pada tahap awal, pengobatan diberikan setiap hari. Hal ini bertujuan untuk menurunkan
jumlah kuman dalam tubuh pasien. Pengobatan tahap awal diberikan selama 2 bulan. Ketika
pengobatan dijalani secara rutin setidaknya selama 2 minggu, penularan penyakit ini sudah
sangat menurun.
Tahap lanjutan
Pengobatan tahap lanjutan ditujukan untuk membunuh sisa-sisa kuman yang masih ada
dalam tubuh pasien, sehingga tingkat kekambuhan penyakit menjadi semakin kecil atau bahkan
hilang sama sekali.
Beberapa obat TBC yang wajib dikonsumsi oleh penderita penyakit ini, di antaranya:
1. Isoniazid (H)
Isoniazid dikenal dengan INH, bersifat bakterisid, dapat membunuh 90 % populasi
kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan. Dosis harian yang dianjurkan 5 mg /kgBB,
sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu diberikan dosis 10 mg/kg BB.Isoniazid
bersifat bakterisidal atau membunuh kuman. Obat ini memiliki efek samping berupa neuropati
perifer, psikosis toksis, gangguan fungsi hati hingga kejang.
2. Rifampisin (R)
Sama seperti isoniazid, rifampisin bersifat bakterisidal. Efek sampingnya berupa sindrom
flu, gangguan gastrointestinal (saluran cerna), urine berwarna merah, gangguan fungsi hati,
trombositopeni, demam, ruam kulit, sesak napas, dan anemia hemolitik. Dosis harian yang
dianjurkan 25 mg/kgbb sedangkan untuk pengobatan intemiten 3 kali seminggu siberikan 35
mg/kgbb
3. Pirazinamid (Z)
Memiliki sifat bakterisidal, dengan efek samping berupa gangguan gastrointestinal,
gangguan fungsi hati, dan gout artritis.
4. Streptomisin (S)
Streptomisin memiliki sifat bakterisidal. Efek samping yang ditimbulkan obat ini berupa
nyeri di tempat suntikan, gangguan keseimbangan dan pendengaran, renjatan anafilaktik, anemia,
agranulositosis, serta trombositopeni. dosis yang dianjurkan 15 mg/kgbb. Umur sampai 60 tahun
0,75 gr/hari, lebih dari 60 tahun diberikan 0,50 gr/hari.
5. Etambutol (E)
Etambutol bersifat bakteriostatik, artinya menghentikan pertumbuhan bakteri, bukan
membunuh bakteri. Efek samping etambutol adalah gangguan penglihatan, Dosis yang
dianjurkan 15 mg/kgbb sedangkan untu pengobatan intermitten 3 kali seminggu digunakan dosis
30 mg/kgbb.
Kombinasi obat TBC di atas harus menggunakan standar nasional berdasarkan rumus yang
direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia \(WHO) berikut ini:
Kategori 1: 2(HRZE) / 4(HR)3
Kategori 2: 2(HRZE)S / (HRZE) / 5(HR)3E3
Kategori anak: 2(HRZ) / 4(HR) atau 2HRZA(S) / 4-10HR
Untuk memudahkan konsumsi obat TBC yang cukup banyak, kini sudah tersedia kombinasi obat
yang terdiri dari 2-4 jenis OAT. Kombinasi ini dikenal sebagai FDC atau fixed drug combination.
Keuntungan FDC, di antaranya:
Dosis obat dapat disesuaikan dengan berat badan, sehingga efektivitasnya lebih
tinggi dan kemungkinan terjadinya efek samping bisa ditekan.
Mencegah penggunaan obat tunggal, yang menurunkan risiko terjadinya
resistensi obat ganda dan mengurangi kesalahan penulisan resep.
Jumlah tablet yang ditelan jauh lebih sedikit, sehingga pengobatan mejadi lebih
sederhana
Meningkatkan kepatuhan pasien untuk mengonsumsi obat-obatan sesuai anjuran
yang diberikan dokter.
TBC atau tuberkulosis adalah penyakit berbahaya, yang sebenarnya dapat
disembuhkan dengan konsumsi obat-obatan secara rutin dan teratur. Karena itu,
jika Anda adalah salah satu orang yang mengalami penyakit ini, pastikan Anda
mematuhi segala aturan yang diberikan oleh dokter terkait konsumsi obat TBC.

8. Prinsip Pengobatan
Obat TBC diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah yang
cukup dan dosis tepat selama 6 bulan, supaya semua kuman dapat dibunuh. Dosis tahap intensif
dan dosis tahap lanjutan di telan sebagai dosis tunggal, sebaiknya pada saat perut kosong. Untuk
menjamin kepatuhan penderita menelan obat, pengobatan perlu dilakukan dengan pengawasan
langsung oleh seorang pengawas menelan obat (PMO). Panduan OAT ini disediakan dalam
bentuk paket, dengan tujuan untuk memudahkan pemberian obat dan menjamin kelangsungan
pengobatan sampai selesai. 1 paket untuk 1 orang dalam 1 masa pengobatan.
Pengobatan TBC di lakukan dalam 2 tahap yaitu tahap intensif dan lanjutan.
Tahap intensif
Pada tahap ini penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah
terjadinya kekebalan terhadap semua OAT, Bila pengobatan tahap ini diberikan secara tepat,
biasanya penderita menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar
penderita TBC BTA positif menjadi BTA negative(konversi) pada akhir pengobatan intensif.
Lamanya pengobatan tahap awal ini adalah 2 bulan dengan hitungan 1 bulan 4 mingu/28 hari.
Tahap Lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka
waktu yang lebih lama. Diberikan 3 kali dalam seminggu selam 4 bulan. Tahap lanjutan penting
untuk membunuh kuman persister(dormant) sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
Obat kategori 1 diberikan selama 6 bulan, 2 bulan tahap intensif dan 4 bulan tahap
lanjutan, untuk
• Penderita baru TBC paru BTA positif
• Penderita TBC ekstra paru berat.
Obat kategori 2 di tambah dengan streptomisin yang harus disuntikan setiap hari selama 2
bulan, 1 bulan tahap awal tanpa suntikan setiap hari dan 5 bulan tahap lanjutan dengan dosis 3
kali seminggu, obat ini diberikan pada:
• Penderita kambuh (relaps)
• Penderita gagal di obati dengan kategori 1
• Penderita dengan pengobatan setelah lalai
Jadi lama pengobatan untuk kategori 2, 8 bulan.
Obat kategori 3, tahap intensif 2 bulan dengan dosis harian dan 4 bulan tahap lanjutan
diberikan 3 kali seminggu, diberikan pada penderita:
• Penderita baru BTA negative roentgen posisif
• Penderita ekstra paru ringan.

Obat sisipan diberikan bila pada akhir intensif pengobatan penderita baru BTA positif
dengan kategori 1 atau penderita BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2, hasil
pemeriksaan dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan setiap hari selama 1 bulan.

9. pengobatan yang bisa dilakukan dirumah


Gaya hidup dan pengobatan berikut dapat membantu Anda mengatasi penyakit TBC:
Minumlah obat sesuai anjuran dokter
Konsumsi obat sesuai jadwal
Tanyakan pada dokter tentang efek samping pengobatan dan apa yang harus dilakukan bila
muncul
Lakukan pemeriksaan ulang secara tepat waktu
Waspada penularan penyakit kepada orang lain. Tutuplah mulut Anda ketika batuk dengan
menggunakan masker, sapu tangan, atau lipatan siku Anda. Menggunakan telapak tangan
Anda memudahkan penularan bakteri MTB saat bersalaman dan saat memegang benda lain
Ikuti instruksi dokter mengenai kebersihan diri dan lingkungan
Segera hubungi dokter apabila tubuh Anda mengalami panas atau dingin, apabila Anda
khawatir tentang efek samping obat suatu obat, apabila Anda menunjukkan gejala yang
terus-menerus atau bahkan memburuk, apabila Anda mengalami batuk dengan dahak
berubah warna atau berdarah.

You might also like