You are on page 1of 32

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Model Keperawatan Komplementer


A. Pengertian Konsep Complementary dan Alternatif Terapi
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer
adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan
komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional
yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan
diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara.
Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai
pengobatan komplementer.Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan
Penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada Pengobatan Medis
Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar.
Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun
2005, terdapat 75 – 80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani
pengobatan non-konvensional. Di Indonesia sendiri, kepopuleran pengobatan
non-konvensional, termasuk pengobatan komplementer ini, bisa diperkirakan dari
mulai menjamurnya iklan – iklan terapi non – konvensional di berbagai media
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau
sebagai pengobatan pilihan lain di luar pengobatan medis yang konvensional.
Terapi komplementer adalah pengobatan non konvensional yang bukan berasal
dari negara yang bersangkutan. Misalnya, jamu bukan termasuk pengobatan
komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional (WHO).
Terapi non-konvensional merupakan salah satu dari terapi medis alternatif
atau komplementer. Terapi komplementer (complementary therapies) adalah
semua terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang
direkomendasikan oleh penyelenggaraan pelayanan kesehatan individu (Perry,
Potter, 2009). Definisi CAM yang disepakati adalah suatu bentuk penyembuhan
yang bersumber pada berbagai sistim, modalitas dan praktek kesehatan, yang
didukung oleh teori dan kepercayaan. Termasuk didalamnya latihan atau usaha

1
untuk menyembuhkan diri sendiri. CAM digunakan untuk mencegah dan
menyembuhkan penyakit atau juga untuk meningkatkan taraf kesehatan.
Walaupun demikian ada perbedaan antara alternatif dan
komplementer.Terapi alternatif adalah terapi di luar terapi konvensional.
Sementara komplementer berarti pelengkap bagi terapi konvensional yang ada
dan telah terbukti bermanfaat. Terapi alternatif (alternative therapies) meliputi
intervensi yang sama dengan terapi komplementer, tetapi sering kali menjadi
pengobatan primer yang mengganti pelayanan medis alopatik. Kedua terapi
alternatif dan komplementer bervariasi derajatnya di mana mereka cocok dengan
pengobatan alopatik.

B. Tipe Terapi Alternatif dan Komplementer


1. Sistem medis alternatif-Dibangun di antara sistem teori dan praktik yang
lengkap
a. Akupuntur : suatu metode tradisional china yang menghasilkan analgesia
atau perubahan fungsi sistem tubuh dengan cara memasukan jarum tipis di
sepanjang rangkaian garis atau jalur yang disebut meridian. Manipulasi
jarum langsung pada meridian energi akan mempengaruhi organ internal
dalam dengan pengalihan qi (shi).
b. Ayurveda : sistem pengobatan tradisional hindu yang digunakan di India
sejak abad pertama AD. Suatu kombinasi obat seperti herbal, obat
pencahar, dan minyak gosok untuk mengobati penyakit.
c. Pengobatan Homeopatik : sistem pengobatan medis didasari pada teori
bahwa penyakit tertentu dapat diobati dengan memberikan dosis kecil
substansi yang pada individu sehat akan menghasilkan gejala seperti
penyakit. Substansi yang dianjurkan tersebut adalah obat yang dibuat dari
tumbuh-tumbuhan alami, hewan, atau substansi mineral.
d. Praktik Amerika Latin : sistem medis curanderismo, di mana memasukan
suatu model humonal untuk mengklasifikasikan makanan, aktifitas, obat-
obatan, dan penyakit serta rangkaian penyakit masyarakat.
e. Praktik Amerika Asli : terapi termasuk keringat dan pembersihan, obat-
obatan herbal, dukun sihir (dukun membuat hubungan dengan roh untuk
menanyakan petunjuk dalam memberikan pengobatan kepada individu).

2
f. Pengobatan Naturopatik : sistem terapeutik didasarkan pada makanan
alami, cahaya, kehangatan, pijatan, air segar, olahraga teratur, dan
menghindari pengobatan. Mengenali kemampuan penyembuhan alami
tubuh. Pengobatan menggabungkan terapi tradisional alami dengan ilmu
pengetahuan diagnostik terkini termasuk pengobatan botanikal (tumbuh-
tumbuhan).
g. Pengobatan tradisional China (Asian) : kumpulan teknik dan metode
sitematik termasuk akupuntur, pengobatan herbal, pijatan, akupresur,
muxibistion (menggunakan panas dari herbal yang dibakar).
2. Terapi secara Biologis-Menggunakan Substansi dari Alam, seperti Herbal,
Makanan, dan Vitamin
a. Zona : program diet yang memerlukan makanan berprotein, karbohidrat,
dan lemak dalam perbandingan 30:40:30% kalori dari protein, 40% dari
karbohidrat, dan 30% dari lemak. Digunakan untuk menyeimbangkan
insulin dan hormon lain untuki kesehatan yang optimal.
b. Diet Makribiotik : diutamakan diet vegetarian (tidak ada produk hewan
kecuali ikan ). Awalnya digunakan dalam manajemen berbagai kanker.
Penekanan pada semua biji-bijian padi, sayur-sayuran, dan makanan yang
tidak diawetkan.
c. Pengobatan ortomelekular (megavitamin) : meningkatkan masukan nutrisi
seperti vitamin C dan beta karoten. Diet mengobati kanker, skizofrenia,
penyakit autis, dan penyakit kronis tertentu seperti hiperkolesterolemia
dan penyakit arteri koroner.
d. European phytomedicines : produk yang dikembangkan di bawah kontrol
kualitas yang ketat pada pabrik farmasi yang berpengalaman, dibungkus
secara profesional dalam tablet atau kapsul. Contoh obat-obatan herbal
yang telah diteliti dengan baik adalah gingko biloba, susu dari tanaman
liar, dan bilberry.
e. Obat-obatan tradisional herbal China : lebih dari 50.000 jenis tabaman
obat, banyak yang telah diteliti secara luas. Herbal dipertimbangkan
sebagai tulang belakang pengobatan.
f. Herbal Ayuveda : sistem herbal tradisional Hindu yang telah digunakan
lebih dari 2000 tahun.

3
3. Manipulasi dan Metode Didasari Pergerakan dari Satu atau lebih Bagian
Tubuh
a. Akupresur : teknik terapeitik mempergunakanj tekanan digital dalam cara
tertentu pada titik yang dibuat pada tubuh untuk mengurangi rasa nyeri,
menghasilkan analgesia, atau mengatur fungsi tubuh.
b. Pengobatan kiropraktik : sistem terapi yang melibatkan manipulasi
kolumna spinalis dan memasukan fisioterapi dan terapi diet.
c. Metode Feldenkrais : terapi alternatif yang didasarkan pada citra tubuh
yang baik melalui perbaikan pergerakan tubuh. Teknik ini
mengintegrasikan pemahaman fisika tentang pola pergerakan tubuh
dengan kewaspadaan seseorang dalam mempelajari gerak, sikap, dan
interaksi.
d. Tai Chi : teknik yang menggabungkan pernapasan, gerakan, dan meditasi
untuk membersihkan, memperkuat, dan sirkulasi energi dan darah
kehidupan yang penting. Terapi merangsang sistem imun dan
mempertahankan keseimbangan internal dan eksternal.
e. Terapi pijat : manipulasi jaringan ikat melalui pukulan, gosokan, atau
meremes untuik meningkatkan sirkulasi, memperbaiki sifat otot, dan
relaksasi.
f. Sentuhan ringan : sentuhan pada klien dengan cara yang tepat dan halus
untuk membuat hubungan, menunjukan penerimaan, dan memberikan
penghargaan.
4. Intervensi Tubuh dan Pikiran-Menggunakan Berbagai Teknik yang Dibuat
untuk Meningkatkan Kapasitas Pikiran untuk Memengaruhi Tubuh
a. Terapi Seni : penggunaan seni untuk mendamaikan konflik emosional,
meningkatkan kewaspadaan diri, dan mengungkapkan masalah yang tidak
dikatakan dan disadari klien tentang penyakit mereka.
b. Umpan balik biologis : suatu proses yang memberikan individu dengan
informasi visual dan suara tentang fungsi fisiologis otonom tubuh, seperti
tegangan otot, suhun tubuh, dan aktivitas gelombang otak, melalui
penggunaan alat-alat.
5. Intervensi Tubuh-Pikiran-Menggunakan Berbagai Teknik yang Dibuat untuk
Meningkatkan Kapasitas Pikiran guna Memengaruhi Fungsi dan Gejala Tubuh

4
a. Terapi dansa : sarana memperdalam dan memperkuat terapi karena
merupakan ekspresi langsung dari pikiran dan tubuh. Terapi ini mampu
mengobati individu dengan masalah sosial, emosional, kognitif, atau fisik.
b. Terapi pernapasan : menggunakan segala jenis pola pernapasan untuk
merelaksasi, memperkuat, atau membuka jalur emosional.
c. Imajinasi terbimbing : teknik terapeutik untuk mengobati kondisi patologis
dengan berkonsentrasi pada imajinasi atau serangkaian gambar.
d. Meditasi : praktik yang ditujukan pada diri untuk merelaksasi tubuh dan
menenangkan pikiran menggunakan ritme pernapasan yang berfokus.
e. e.Terapi musik : menggunakan musik untuk menunjukan kebutuhan fisik,
psikologis, kognitif, dan sosial individu yang menderita cacat dan
penyakit. Terapi memperbaiki gerakan dan atau komunikasi fisik,
mengembangkan ekspresi emosional, memperbaiki ingatan, dan
mengalihkan rasa nyeri.
f. Usaha pemulihan (doa) : berbagai teknik yang digunakan dalam budaya
menggabungkan pelayanan, kesabaran, cinta, atau empati dengan target
doa.
g. Psikoterapi : pengobatan kelainan mental dan emosional dengan teknik
psikologi.
h. Yoga : teknik yang berfokus pada susunan otot, postur, mekanisme
pernapasan, dan kesadaran tubuh. Tujuan yoga adalah memperoleh
kesejahteraan mental dan fisik melalui pencapaian kesempurnaan tubuh
dengan olahraga, mempertahankan postur tubuh, pernapasan yang benar,
dan meditasi.
6. Terapi Energi-Melibatkan Penggunaan Medan Energi
a. Terapi Reiki : terapi yang berasal dari praktik Buddha kuno di mana
praktisi menempatkan tangannya pada atau di atas bagian tubuh dan
memindahkan “energi kehidupan semesta” kepada klien. Energi ini
memberikan kekuatan.
b. Sentuhan terapeutik : pengobatan melibatkan pedoman keseimbangan
energi praktisi dalam suatu cara yang disengaja terhadap semua klien.

5
Termasuk peletakan tangan praktisi pada atau dekat tubuh klien (Perry,
Potter, 2009).

C. Jenis-jenis Terapi yang Dapat Diakses Keperawatan


Beberapa terapi dan teknis medis alternatif dan komplementer bersifat
umum dan menggunakan proses alami (pernapasan, pikiran dan konsentrasi,
sentuhan ringan, pergerakan, dan lain-lain) untuk membanti individu merasa lebih
baik dan beradaptasi dengan kondisi akut dan akut. Berikut jenis-jenis terapi yang
dapat diakses keperawatan, yaitu :
a. Terapi Relaksasi
Respon relaksasi merupakan bagian dari penurunan umum kognitif,
fisiologis, dan stimulasi perilaku. Relaksasi juga melibatkan penurunan
stimulasi. Proses relaksasi memperpanjuang serat otot, mengurangi pengiriman
impuls neural ke otak, dan selanjutnya mengurangi aktivitas otak juga sistem
tubuh lainnya. Relaksasi membantu individu membangun keterampilan
kognitif untuk mengurangi cara yang negatif dalam merespon situasi dalam
lingkungan mereka. Keterampilan kognitif adalah seperti sebagai berikut :
1. Fokus (kemampuan untuk mengidentifikasi, membedakan, mempertahankan
perhatian pada, dan mengembalikan perhatian pada rangsangan ringan untuk
periode yang lama).
2. Pasif (kemampuan untuk menghentikan aktivitas analisis dan tujuan yang
tidak berguna).
3. Kesediaan (kemampuan untuk menoleransi dan menerima pengalaman yang
tidak pasti, tidak dikenal, atau berlawanan).
Tujuan dari relaksasi jangka panjang adalah agar individu memonitor
dirinya secara terus-menerus terhadap indikator ketegangan, serta untuk
membiarkan dan melepaskan dengan sadar ketegangan yang terdapat di
berbagai bagian tubuh.
b. Meditasi dan Pernapasan
Meditasi adalah segala kegiatan yang membatasi masukan rangsangan
dengan perhatian langsung pada suatu rangsangan yang berulang atau tetap

6
(Rakel dan Faas, 2006). Ini merupakan terminasi umum untuk jangkauan luas
dari praktik yang melibatkan relaksasi tubuh dan ketegangan pikiran. Menurut
Benson, komponen relaksasi sangat sederhana, yaitu : (1) ruangan yang tenang,
(2) posisi yang nyaman, (3) sikap mau menerima, dan (4) fokus perhatian.
Praktik meditasi tidak membutuhkan seorang pengajar, banyak individu
mempelajari prosesnya dari buku atau kaset, dan mudah untuk diajarkan
(Fontaine, 2005). Sebagian besar teknik meditasi melibatkan pernapasan,
biasanya pernapasan perut yang dalam, relaks, dan perlahan. Meditasi
menimbulkan keadaan santai, menurunkan konsumsi oksigen, mengurangi
frekuensi pernapasan dan denyut jantung, serta menghasilkan laporan
penurunan kecemasan.
Ada banyak indikasi untuk meditasi, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Kecemasan atau suasana yang menegangkan
b. Rasa kehilangan yang kronis
c. Sindroma kelelahan kronis
d. Rasa nyeri kronis
e. Penyalahgunaan obat (alkohol atau tembakau)
f. Hipertensi
g. Kegelisahan
h. Harga diri rendah atau menyalahkan diri
i. Depresi ringan
j. Gangguan tidur
Meskipun meditasi telah menunjukan perbaikan dalam bebragai penyakit
psikologis, meditasi merupakan kontraindikasi bagi beberapa individu.
Sebagai contoh, individu yang memiliki ketakutan akan kehilangan kontrol
dapat menerima meditasi sebagai bentuk pengontrolan pikiran dan mungkin
menolak untuk mempelajari teknik tersebut.
c. Imajinasi
Imajinasi atau teknik visualisasi yang menggunakan kesadaran pikiran
untuk menciptakan gambaran mental agar menstimulasi perubahan fisik dalam
tubuh, memperbaiki kesejahteraan, dan meningkatkan kesadaran diri. Biasanya
imajinasi dikombinasi dengan beberapa bentuk latihan relaksasi yang
memfasilitasi efek dari teknik relaksasi. Imajinasi bersifat ditujukan pada diri,

7
di mana individu menciptakan gambaran mental dirinya sendiri, atau bersifat
terbimbing, dimana selama seorang praktisi memimpin individu melalui
skenario tertentu.
Imajinasikan sering menimbulkan respons psikofisiologis yang kuat
seperti perubahan dalam fungsi imun (Fontaine, 2005). Banyak teknik
imajinasi melibatkan imajinasi visual, tapi mereka juga melibatkan indera
pendengaran, proprioseptif, pengecap, dan penciuman. Visualisasi kreatif
adalah satu bentuk imajinasi yang ditujukan pada diri yang didasari pada
prinsip hubungan tubuh-pikiran. Imajinasi memiliki aplikasi pada sejumlah
populasi klien. Imajinasi telah digunakan untuk visualisasi sel kanker yang
telah dihancurkan oleh sel sistem imun, untuk mengontrol atau mengurangi
rasa nyeri, dan untuk mencapai ketenangan dan ketentraman. Imajinasi juga
membantu dalam pengobatan kondisi kronis seperti asma, hipertensi, gangguan
fungsi berkemih, sindrom prementasi dan menstruasi, gangguan
gastrointestinal ulceratif colotis, dan rheumatoid arthritis.

d. Terapi Latihan Spesifik


Terapi latihan spesifik merupakan pengobatan medis alternatif atau
komplementer di mana perawat yang boleh melakukannya hanya perawat yang
telah menyelesaikan suatu pelatihan atau kursus pelajaran khusus. Perawat
harus memiliki sertifikat, gelar, atau ijazah di luar izin perawat RN untuk dapat
memberikan sebagian besar terapi tersebut. Beberapa terapi latihan spesifik
(misalnya umpan balik biologis dan sentuhan terapeutik) sangat efektif dan
direkomendasikan oleh praktisi pelayanan kesehatan Eropa. Berikut jenis-jenis
terapi latihan spesifik adalah sebagai berikut :
1. Umpan Balik Biologis
Selain digunakan untuk intervensi relaksasi, teknik umpan balik biologis
juga dapat membantu individu dalam mempelajari bagaimana mengontrol
respons sistem saraf otonom tertentu. Umpan balik biologis (biofeedback)
merupakan suatu kelompok prosedur terapeutik yang menggunakan alat
elektronik atau elektromekanik untuk mengukur, memproses, dan

8
memberikan informasi bagi individu tentang aktivitas sistem saraf otonom
dan neuromuskular. Informasi, atau umpan balik, diberikan dalam bentuk
tanda fisik, fisiologis, pendengaran, dan umpan balik (Rakel dan Faas,
2006).
Umpan balik biologis merupakan penambahan yang efektif pada program
relaksasi karena dapat menunjuk dengan cepat kepada klien kemampuan
mereka untuk mengontrol beberapa respons fisiologis. Berbagai bentuk
umpan balik fisiologis diaplikasikan dalam berbagai situasi. Umpan balik
biologis telah berhasil mengobati migraine headache, rasa nyeri lainnya,
stroke, dan berbagai kelainan gastrointestinal dan traktus urinarius.
Meskipun umpan balik biologis atelah menunjukan efektifitas pada
sejumlah populasi klien, ada beberapa tindakan pencegahan. Selama
relaksasi atau latihan umpan balik biologis, emosi atau perasaan yang
ditekan terkadang memperlihatkan bahwa klien tidak dapat beradaptasi
dengan dirinya sendiri. Karena alasan ini, praktisi yang menawarkan umpan
balik biologis harus melatih metode psikologis atau memiliki profesional
yang berkualitas yang berguna untuk rujukan (Potter, Perry. 2009).
2. Sentuhan Terapeutik
Sentuhan terapeutik (therapeutik touch) adalah terapi latihan spesifik
yang dikembangkan oleh perawat. Meskipun asumsi keagamaan dan filosofi
terhadap sentuhan terapeutik berbeda dari teknik penyembuhan Eropa, tetapi
sentuhan terapeutik juga melibatkan profesional pelayanan kesehatan
terlatih yang berusaha untuk menunjukan keseimbangan diri mereka sendiri
dalam cara yang bermotivasi atau disengaja terhadap semua klien.
Sentuhan terapeutik merupakan suatu potensi alami manusia yang terdiri
dari meletakkan tangan praktisi pada atau dekat dengan tubuh seseorang.
Proses sentuhan terapeutik melibatkan dimana praktisi melihat tubuh secara
sekilas dan mendiagnosis daerah tempat terakumulasinya tegangan. Praktisi
kemudian mencoba mengarahkan energi tersebut untuk membawa individu
kembali masuk ke dalam keseimbangan energi yang sama dengan praktisi.

9
Sentuhan terpeutik terdiri dari lima fase, yaitu : pemusatan, pengkajian,
penenangan, pengobatan, dan evaluasi.
Beberapa penelitian klasik terdahulu mendapatkan bahwa sentuhan
terapeutik meningkatkan kadar hemoglobin (Hb) pada beberapa klien.
Penelitian lain menemukan bahwa sentuhan terapeutik mampu mengurangi
tingkat kecemasan pada klien yang dirawat yang dirawat di rumah sakit
dengan penyakit kardiovaskuler, menurunkan rasa nyeri sakit kepala, dan
memperbaiki suasana hati pada individu dewasa yang berduka cita.
Meskipun beberapa penelitian telah menunjukan hasil yang positif dari
sentuhan terapeutik, beberapa yang lainnya tidak. Alasan untuk kurangnya
respons ini adalah hilangnya kontak mata dan wajah selama sesi terapeutik
dan sesi yang terlalu singkat.
3. Terapi Kiropraktik
Terapi Kiropraktik merupakan suatu seni penyembuhan manual,
dikembangkan pada tahun 1895 di Lowa. Praktisi kiropraktik lulus dari
program persipan yang didirikan sederajat dengan sekolah kedokteran.
Terapi kiropraktik merupakan terapi holistik yang biasanya tidak
menggunakan obat-obatan atau operasi. Terapi kiropraktik mempromosikan
diet alami dan olahraga yang teratur sebagai komponen penting agar tubuh
dapat berfungsi dengan baik (Fontaine, 2005).
Tujuan dasar terapi kiropraktik berfokus pada perbaikan struktur dan
keseimbangan fungsional. Salah satu gangguan struktur mayor yang diobati
oleh praktisi kiropraktik adalah subluksasio vertebra, di mana gerakan sendi
menurun disebabkan oleh sedikit perubahan pada posisi persambungan
tulang dan gejala subjektif seperti rasa nyeri. Beberapa penyakit atau
kelainan sendi tidak harus diobati dengan manipulasi. Kontraindikasi terapi
kiropraktik adalah mielopati akut, patah tulang (fraktur), dislokasi, arthritis
rheumatoid, dan osteoporosis.
4. Pengobatan Tradisional China
Pengobatan tradisional china (Traditional Chinese Medicina) terdiri dari
beberapa modalitas, termasuk herbal, akupuntur, moxibustion, diet,

10
olahraga, dan meditasi. TCM sudah berusia ribuan tahun dan berakar dari
Taoisme. Ada beberapa konsep utama yang merupakan pengobatan China.
Konsep yang paling adalah Yin-Yang yang menggambarkajn fenomena
berlawanan yang saling melengkapi dan berada dalam keseimbangan yang
dinamis. Qi (di baca Chi) didefinisikan sebagai energi vital dari tubuh
manusia. Penyakit diklasifikasikan dalam tiga kategori utama, yaitu :
penyebab eksternal, penyebab internal, dan bukan penyebab internal
maupun eksternal (Perry, Potter, 2009 ).
Elemen, yaitu terdiri atas : bumi, logam, air, kayu, dan api. Berbagai
fenomena kesehatan disususn menurutfase tersebut dan saling berhubungan
satu sama lain. Berikut jenis-jenis pengobatan tradisional China, yaitu :
a. Akupuntur : akupuntur merupakan metode stimulasi titik tertentu
(akupoin) pada tubuh dengan memasukan jarum khusus untuk
memodifikasi persepsi rasa nyeri. Menormalkan fungsi fisiologis, serta
mengobati atau mencegah penyakit. Akupuntur mengatur atau
meluruskan kembali aliran qi. Menurut pengobatan tradisional China,
jarum akupuntur melepskan obstruksi energi dan membangun kembali
aliran qi melalui meridian, selanjutnya menstimulasi dan mengaktifkan
mekanisme penyembuhan diri oleh tubuh. Penggunaan arus listrik lemah
dan kuat meningkatkan efek dari jarum tersebut (Fontaine, 2005).
Akupuntur merupakan modalitas pengobatan primer yang digunakan
oleh praktisi pengobatan China. Masalah terbanyak yang dapat diobati
dengan akupuntur meliputi nyeri punggung bagian bawah, nyeri pada
otot wajah, sakit kepala ringan dan migrain, linu panggul, nyeri bahu,
osteoarthritis, salah urat pada leher, dan keseleo musculoskeletal (Rakel
dan Faass, 2006). Akupuntur merupakan terapi yang aman jika praktisi
telah menjalani pelatihan yang sesuai dan menggunakan jarum yang
steril. Meskipun telah ditemukan komplikasi, tetapi masih jarang terjadi
jika praktisi melakukan langkah-langkah yang benar untuk menjamin
keamanan alat dan klien komplikasi meliputi infeksi karena sterilisasi
jarum yang tidak adekuat atau jarum yang ditinggalkan dalam tempat

11
untuk waktu yang lama, jarum yang patah, kebocoran organ internal,
perdarahan, pingsan, kejang, keguguran, dan perasaan mengantuk
pascapengobatan (Fontaine, 2005).
b. Terapi Herbal : peneliti memperkirakan sekitar 25.000 jenis tumbuhan
digunakan secara medis di seluruh dunia. Ini merupakan bentuk
pengobatan lama yang diketahui untuk manusia, dan bukti arkeologi
mengatakan bahw a Belanda menggunakan obat herbal sejak 60.000
tahun yang lalu (Fontaine, 2005). The Federal Food, Drug, and Cosmetic
Art mengharuskan semua obat dibuktikan keamanan dan efektifitasnya
sebelum dijual ke masyarakat. Karena pengobatan herbal tidak menjalani
penelitian dengan teliti yang sama secara farmasi, mayoritas tidak
menerima persetujuan untuk menggunakannya sebagai obat dan tidak
diatur oleh The Food and Drug Admistration (FDA). Substansi herbal
pengobatan China berasal dari tanaman, hewan, atau mineral. Sedangkan
pengobatan Barat menggunakan herbal yang dipersiapkan secara primer
dari materi tanaman. Sejumlah herbal aman dan efektif untuk berbagai
kondisi, sebagai contoh : susu dari tanaman liar efektif untuk mengobati
sejumlah gangguan hati dan kendung kemih (Perry, Potter, 2009).
Meskipun pengobatan herbal memberikan efek yang berguna bagi
berbagai kondisi, sejumlah masalah timbul. Ketika pengobatan herbal
dikembangkan, konsentrasi bahan-bahan aktif beragam bentuknya.
Kontaminasi dengan herbal atau bahan kimia lain, termasuk pestisida dan
logam berat juga terjadi. Beberapa herbal juga mengandung produk yang
sangat toksik dan dapat menyebabkan kanker (Fontaine, 2005).
c. Terapi hiperbarik
Terapi heperbarik yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan
ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih
besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi
pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh
membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga
akibat tingginya tekanan udara

12
D. Peran Keperawatan dalam Terapi Alternatif dan Latihan
Peran perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang tera[I
komplementer diantaranya:
1. Konselor
Sebagai konselor perawat dapat menjadi tempat bertanya, konsultasi, dan
diskusi apabila klien membutuhkan informasi ataupun sebelum mengambil
keputusan.
2. Pendidik kesehatan
Sebagai pendidik kesehatan perawat mampu menjadi pendidik bagi perawat
di sekolah tinggi keperawatan seperti yang berkembang di Australia dengan
lebih dahulu mengembangkan kurikulum Pendidikan (Crips&Taylor, 2001).
3. Peneliti
Peran perawat sebagai peneliti diantaranya dengan melakukan berbagai
penelitian yang dikembangkan dari hasil-hasil evidan-based praktis.
4. Pemberi pelayanan langsung
Perawat dapat menjadi pemberi pelayanan langsung misalnya dalam praktik
pelayanan kesehatan yang melakukan integrase terapi komplementer
(Snyder&Lindqwis, 2002)
5. Kordinator
Perawat lebih banyak berinteraksi dengan klien sehingga peran sebagai
kordinator sangan peting. Perawat dapat mendiskusikan terapi komplementer
dengan dokter yang merawat dengan unit manager yang terkait.
6. Advokat.
Perawat berperan untuk memenuhi permintaan kebutuhan perawatan
komplementer yang mungkin diberikan termasuk perawatan alternative
(Smith Et al., 2004).

E. Penyakit yang dapat diatasi dengan komplementer


1. Asma :
a. Konsumsi transfer factor advance

13
Transfer advance mampu menenangkan sistem imun yan terlalu aktif,
mendidik sistem imun untuk mengenali mana yang merupakan musuh
tubuh dan mana yang merupakan sel baik. Transsfer factor advance
mampu meningkatkan aktifitas Sel Natural Killer & daya & daya tahan
tubuh hingga 283 %. Berpotensi mengenali lebih dari 200.000 jenis
kuman, virus, jamur, parasit, bakteri& sebagainya. Informasi yang
terkandung di dalam Transfer factor advance merangsang tentara-tentara
sistem imum untuk menyerang segala musuh-musuhnya : kuman, virus,
jamur, parasit, bakteri, sel-sel rusak dan sel kanker.
b. Olahraga
Tetaplah aktif secara fisik bila Anda memang menderita asma. Latihan
aerobik teratur akan memperkuat paru-paru sehingga dapat mengurangi
gejala-gejala asma. Olahraga juga bermanfaat untuk meningkatkan
kualitas kesehatan umum. Berkonsultasilah dengan dokter Anda mengenai
hal ini, terutama bila Anda sudah lama tidak berolahraga. Jangan
berolahraga di cuaca dingin, karena itu hanya akan memicu gejala-gejala
asma. Bila memang berolahraga di cuaca seperti itu, pastikan Anda
memakai masker wajah untuk menghangatkan udara yang akan Anda
hirup.
Latihan pernapasan bisa meningkatkan kualitas hidup Anda,
mengurangi gejala asma serta mengurangi jumlah obat-obatan yang
diperlukan untuk mengontrol asma. Berikut merupakan 2 latihan
pernapasan yang yang telah diteliti:
1. Teknik pernapasan Buteyko. Teknik ini mengajarkan Anda untuk
mengurangi frekuensi bernapas. Selain itu, teknik ini juga
mengajarkan cara melakukan relaksasi dan pengurangan stres,
penggunaan obat, nutrisi dan kesehatan secara umum.
2. Metode Papworth. Teknik relaksasi dan teknik pernapasan di sini
meliputi pernapasan melalui perut, hidung dan cara mencocokkan
pernapasan Anda dengan kegiatan apa pun yang Anda lakukan.
Beberapa bukti menunjukkan, teknik ini secara signifikan mengurangi
gejala-gejala asma. Jika Anda memutuskan untuk mencoba latihan

14
pernapasan ini, Anda sebaiknya memperhatikan intstruksi dari video
atau buku panduan.
3. Yoga
Jenis latihan ini sudah dilakukan selama ribuan tahun. Ada beberapa
jenis yoga tetapi semuanya mengajarkan seri proses peregangan. yoga
juga memadukan teknik-teknik pernapasan, yang bisa membantu
mengurangi gejala-gejala asma. Walaupun masih diperlukan lebih
banyak lagi penelitian untuk menentukan efektifitas yoga dalam
mengatasi asma, melakukan yoga bisa meredakan stres dan
meningkatkan kebugaran tubuh secara umum.
4. Olahraga
Olahraga secara teratur akan menguatkan paru-paru sehingga paru-
paru tidak perlu bekerja terlalu keras saat bernapas. Berusahalah untuk
melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari.
5. Akupuntur
Akupuntur termasuk menusukkan jarum ke berbagai titik tertentu
di bagian tubuh. Walaupun beberapa bukti menunjukkan kalau gejala-
gejala asma makin membaik dengan pengobatan akupuntur, tetapi
belum ada bukti yang cukup solid untuk membuktikannya.
6. Relaksasi
Teknik terapi relaksasi meliputi meditasi, biofeedback, hipnotis
dan relaksasi otot. Walaupun teknik-teknik ini bisa mengurangi stres
dan membuat tubuh lebih bugar, tetapi masih belum jelas efektifitas
teknik terapi relaksasi terhadap penyakit asma. Penelitian
menunjukkan kalau teknik-teknik relaksasi otot bisa memperbaiki
fungsi paru-paru.
7. Homeopati
Homeopati bertujuan untuk menstimulus respon penyembuhan
pribadi dari tubuh dengan menggunakan sedikit substansi yang bisa
menimbulkan gejala. Dalam penyembuhan asma, penyembuhan
homeopati dibuat dari substansi yang biasanya memicu reaksi asma,
Latihan Teknik ini membantu menguatkan otot paru-paru dengan
melakukan satu seri latihan pernapasan dengan menggunakan alat
pernapasan khusus. Latihan paru-paru jenis ini seringkali digunakan

15
untuk mengatasi penyakit paru-paru lainnya seperti penyakit
pernapasan kronis, dan juga untuk menguatkan paru-paru setelah
melakukan operasi tertentu. Belum ada data yang cukup untuk
membuktikan efektifitas teknik ini dalam menanganiasma.
Penyembuhan herbal termasuk ekstrak ginko dan tumbuhan
merambat telah dicoba digunakan untuk membantu mengatasi gejala
asma. Tetapi, studi-studi belum jelas mengenai keuntungan pengobatan
herbal ini terhadap asma. Obat-obat herbal bisa menimbulkan efek
samping dan berinteraksi dengan obat-obatan dari dokter, dan obat
herbal ini mungkin tidak mempunyai dosis yang konsisten dan
mungkin juga mengandung substansi yang berbahaya. Jadi,
berkonsultasilah dengan dokter sebelum herbal.
Pada sebagian besar kasus, diperlukan studi-studi yang lebih
banyak untuk membuktikan efektifitas terapi dalam mengatasi asma.
Tetapi, ingatlah kalau kurangnya bukti yang solid tidak berarti kalau
pengobatan tersebut tidak efektif. Tidak ada salahnya mencoba,
apalagi pengobatan ini terbukti aman dipadukan dengan pengobatan
asma selain obat-obatan herbal, yang mungkin berbahaya bagi
beberapa orang.

2. Osteoporosis
Osteoporosis adalah kelainan di mana terjadi penurunan massa tulang
total. Terdapat perubahan pergantian tulang homeostasis normal, kecepatan
resorpsi tulang lebih besar dari kecepatan pembentukan tulang, pengakibatkan
penurunan masa tulang total. Tulang secara progresif menjadi porus, rapuh
dan mudah patah; tulang menjadi mudah fraktur dengan stres yang tidak akan
menimbulkan pengaruh pada tulang normal (Brunner&Suddarth, 2000).
Osteoporosis adalah gangguan metabolisme tulang sehingga masa tulang
berkurang. Resorpsi terjadi lebih cepat dari pada formasi tulang, sehingga
tulang menjadi tipis (Pusdiknakes, 1995). Jadi osteoporosis adalah kelainan
atau gangguan yang terjadi karena penurunan masa tulang total.
Adapun Teknik terapi komplementer yang dapat dilakukan untuk penyakit
ini yaitu:
a) Mencegah Osteoporosis

16
Osteoporosis adalah suatu sindroma penurunan densitas tulang (matrix
dan mineral berkurang), terapi rasio matrik dan mineral tetap normal.
Osteoporosis terjadi karena ketidakseimbangan antara resorpsi tulang dan
pembentukan tulang. Densitas mineral tulang berkurang sehingga tulang
menjadi keropos dan mudah patah walaupun dengan trauma minimal.
Contoh latihan yang harus dihindari :
1. Sit Up
2. Menyentuh jari kaki pada posisi berdiri
3. Duduk dengan punggung membungkuk
4. Mengangkat beban dengan ayunan punggung
b) Menjaga Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani adalah suatu aspek fisik dari kebugaran
menyeluruh. Kebugaran jasmani pada lansia adalah kebugaran yang
berhubungan dengan kesehatan yaitu kebugaran jantung-paru dan
peredaran darah serta kekuatan otot dan kelenturan sendi.
c) Mengangkat dan Mengangkut
Melihat berbagai perubahan karena penuaan, cara mengangkat dang
mengakut yang efektif, efisien, dan aman merupakan kebutuhan bagi
lansia. Untuk menunjang prinsip kinetic dalam mengangkat dan
mengangkut dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Pegangan harus tepat, kerja statis local dihindari
2. Pegangan/tangan berada sedekat mungkin dengan tubuh
3. Punggung harus lurus
4. Dagu (kepala) diusahakan segera ke posisi tegak
5. Kaki diusahakan sedemikian rupa sehingga keseimbangannya kuat
6. Menfaatkan berat badan sebagai gaya tarik/dorong
7. Beban berada sedekat mungkin dengan garis vertical yang melalui
pusat gravitasi tubuh.
d) Perlindungan sendi
Usaha perlindungan sendi dapat dilakukan dengan menghindari
pemakaian sendi secara berlebihan, menghindari trauma, mengurangi

17
pembebanan, berusaha menggunakan sendi yang lebih kuat atau lebih
besar, dan istirahat sejenak disela-sela aktivitas.
e) Konservasi Energi
Konservasi energy adalah suatu cara melakukan aktivitas dengan
energy yang relative minimal, namun dapat memperoleh hasil aktivitas
yang baik. Teknik konservasi energy dapat dicapai apabila dalam setiap
aktivitas memperhatikan hal-hal berikut :
1) Rencanakan aktivitas yang akan dilakukan sehingga tidak ada gerakan
kejut yang akan meningkatkan strees fisik atau emosional.
2) Atur lingkungan aktivitas sedemikian rupa sehingga pada waktu
melaksanakan aktivitas, energy dapat digunakan secra efisien
3) Jika mungkin, aktivitas dilakukan dalam posisi duduk
4) Jangan menjinjing atau mengangkat barang jika dapat didorong atau
digeser.
5) Gunakan alat aktivitas yang relatife ringan
6) Lakukan aktivitas dengan cara yang sama karena akan membuat lebih
efisien.
7) Dalam setiap aktivitas, harus sering diselingi istirahat. Salah satu
pedoman adalah sepuluh menit istirahat untuk setiap satu jam bekerja.
8) Bagi aktivitas menjadi beberapa bagian kemudian kerjakan pada
waktu yang berbeda.
f) Peningkatan Kekuatan Otot
Peningkatan kekuatan otot pada lansia lebih ditujukan agar mampu
melakukan gerak fungsional tanpa adanya hambatan. Dalam latihan ini,
jenis latihan yang dianjurkan adalah latihan isotonic, dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1) Tentukan kemampuan otot maksimal
2) Latihan pada 60%-80% kemampuan otot maksimal
3) Ukur ulang setiap minggu
4) 3X seri latihan, tiap seri 8-10 ulangan
5) Istirahat 1-2 menit diantara seri

18
6) Lakukan 3X seminggu, min selama 8 minggu

3. Stroke
Pengertian Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan oleh
karena berkurangnya atau terhentinya suplai darah secara tiba-tiba (Depkes
RI, 1996). Stroke juga bisa diartikan sebagai gejala–gejala defisit fungsi
susunan saraf yang diakibatkan penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh
lainnya” (M. Adib, 2009). WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-
gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh
darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.
“Sekitar 28,5% penderitastroke di Indonesia meninggal
dunia”.“Penelitian menunjukan, strokemeyerang pria 30% lebih tinggi
ketimbang wanita.(WHO,2008) ini berdasarkan fakta: setiap tahun di
AmerikaSerikat ada sekitar 15 ribu pria di bawah usia 45 tahun terkena
stroke”.Adapun Teknik terapi komplementer yang dapat dilakukan untuk
penyakit ini yaitu:
a) Akupuntur
Akupungtur berguna untuk menyeimbangkan atau membuka sumbatan
aliran chi (energi vital) dalam tubuh. Selain itu, terapi stroke dengan
akupungtur juga bisa mengaktifkan syaraf dan merangsang otot.
b) Pijat
Pijat dikenal dapat membantu mengurangi stres dan depresi yang menjadi
masalah emosional yang umum terjadi pada pasien stroke. Mengontrol
stres dan depresi merupakan bagian penting dari pengobatan stroke, baik
untuk mental dan kesejahteraan fisik.
c) Obat-obatan herbal
Obat-obatan herbal dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan
menawarkan manfaat perlindungan lainnya terhadap stroke iskemik. Tetapi
hati-hati menggunakannya, pengujian lebih lanjut perlu diperlukan.
d) Aromaterapi
Terapi ini menggunakan minyak esensial yang tepat untuk pijat, berendam,
dihirup, kumur, kompres, dan dioleskan. Pemijatan dilakukan agar minyak

19
esensial tersebut dapat menembus kulit dan menuju jaringan tubuh yang
memerlukan, serta memengaruhi kinerja organ dalam tubuh. Terapi ini
juga bisa membantu meredakan stres pada orang yang terkena stroke.
e) Hidroterapi
Terapi stroke dengan air panas ini dapat digunakan untuk mengurangi rasa
pegal dan kaku pada otot. Uap panas bermanfaat untuk melebarkan
pembuluh darah, merangsang keluarnya keringat, dan membuka pori-pori.
Gunakan air dingin dalam terapi penyakit stroke untuk mengurangi memar
dan pembengkakan. Air dingin juga bisa memberikan efek menyegarkan
dan meningkatkan gairah.
f) Terapi nutrisi
Beberapa makanan bisa berfungsi sebagai alat terapi untuk menurunkan
kadar kolesterol sehingga berguna untuk menurunkan kadar kolesterol
sehingga berguna untuk menurunkan potensi seseorang terkena stroke .
contohnya, bayam, wortel, daun selada, polong-polongan, dan nanas.
Suplai makanan yang disarankan bagi penderita stroke adalah vitamin C,
vitamin E, vitamin b6, asam folat, bioflavonoids, dan lechitin. Penderita
stroke juga sebaiknya mengonsumsi asam lemak esensial yang terdapat
pada minyak ikan, evening prime rose, danflaxseed oil. Sedangkan
makanan yang harus dihindari adalah protein tinggi lemak, produk susu
(seperti mentega dan keju, gula, garam, dan goreng-gorengan.

4. Demensia
Dalam Durand dan Barlow (2006) demensia adalah onset-gradual fungsi
otak yang melibatkan kehilangan ingatan, ketidakmampuan mengenali
berbagai objek atau wajah, dan kesulitan dalam merencanakan dan penalaran
abstrak. Keadaan ini berhubungan dengan frustasi dan kehilangan semangat.
Menurut WHO dalam Clinical Deskriptions and Diagnostic Guidelines for
Mental and Behavioural Disorders dan International Classification of Diseases
(10th Revision) (ICD-10) (2008) demensia memiliki ciri-ciri yang harus ada
diantaranya:

20
1. Kemunduran kemampuan intelektual terutama memori yang sampai
menganggu aktivitas-aktivitas keseharian sehingga menjadikan penderita
sulit bahkan tidak mungkin untuk hidup secara mandiri.
2. Mengalami kemunduran dalam berfikir, merencanakan dan
mengorganisasikan hal-hal dari hari ke hari.
3. Awalnya, mengalami kesulitan menyebutkan nama-nama benda, orientasi
waktu, tempat.
4. Kemunduran pengontrolan emosi, motivasi, perubahan dalam perilaku
sosial yang tampak dalam kelabilan emosi, ketidak mampuan melakukan
ritual keseharian, apatis (tidak peduli) terhadap perilaku sosial seperti
makan, berpakaian dan interaksi dengan orang lain.
Adapun Teknik terapi komplementer yang dapat dilakukan untuk penyakit
ini yaitu:
a) Menggunakan Konsep Rekreasi Terapeutik.
Konsep ini bermanfaat untuk meningkatkan dan mempertahankan
kebutuhan psikososial warga senior serta bertujuan meningkatkan dan
mempertahankan kepercayaan diri, motivasi, mobilitas tantangan,
interaksi sosial dan kebugaran mental. Aktivitas-aktivitas yang memiliki
dampak terapeutik (Kusumoputro & Sidiarto, 2006) diantaranya:
1. Reminisensi
2. Orientasi realitas
3. Stimulasi kognitif
4. Stimulasi sensorik
5. Stimulasi fisik (berupa gerak dan latihan otak, GLO)
Pelaksanaan program dilakukan dengan jumlah peserta yang tidak
terlampau banyak, dipimpin seorang koordinator yang memahami konsep
ini. Peserta harus dalam kelompok kebersamaan. Aktivitas reminisensi
dilakukan dengan berbincang-bincang mengenai masalah yang lampau,
mengingat kembali masa lampaunya dengan memori episodik (materi
tentang waktu dan tempat kejadian). Dengan mengaktifkan memori
episodik yang naratif, imajinatif dan emosional akan meningkatkan daya

21
ingat kembali. Bersamaan dengan aktivitas tersebut juga dilakukan
aktivitas orientasi nyata dengan mengingatkan lokasi, waktu dan perang
orang-orang di masa lampau.
Sebagai aktivitas rekreasi terapeutik ini juga dilakukan stimulasi
kognitif disebut juga memory training, memory retraining atau cognitive
rehabilitation. Aktivitas ini perlu ditambah dengan aktivitas fisik seperti
senam ataupun menurut selera masing-masing. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kerja jantung dan paru untuk mengalirkan darah yang penuh
oksigen ke bagian-bagian tubuh terutama otak selain itu juga memiliki
tujuan renovasi sel tubuh.
b) Terapi life review
Life review terapi adalah suatu fenomena yang luas sebagai gambaran
pengalaman kejadian, dimana didalamnya seseorang akan melihat secar
cepat tentang totalitas riwayat kehidupan.
Terapi tersebut akan membawa seseorang untuk bisa menjadi lebih
akrab pada realita kehidupan. Terapi ini membantu seseorang untuk
mengaktifkan ingatkan jangka panjang dimana akan terjadi mekanisme
recall tentang kejadian pada kehidupan masa lalu hingga sekarang. Dengan
ini lansia akan lebih mengenal siapa dirinya dan dapat mempertimbangkan
kualitas hidup menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya. Manfaat live
review terapi:
1. Menurunkan depresi
2. Meningkatkan kepercayaan diri
3. Meningkatkan kemampuan individu untuk beraktivitas sehari-hari
4. Meningkatkan kepuasan hidup
Teknik ini dilakukan dengan cara melibatkan orang yang dicintai karena
akan mempermudah proses komunikasi. .Perawat berusaha
mengkomunikasikan riwayat masa lalu melalui buku memory yang
dijelaskan sebagai berikut :
a) Menggunakan album foto dengan ukuran halaman yang besar sebagai
media untuk meletakkan semua gambar atau dokumen dalam berbagai

22
ukuran. Jika lansia mengalami gangguan penglihatan, maka sebisa
mungkin gunakan ukuran gambar yang lebih besar agar terlihat lebih
jelas.
1. Mengumpulkan album foto dari berbagai kehidupan masa lalu
lansia mulai dari kecil, dewasa hingga menua
2. Lansia mampu menyebutkan satu persatu situasi foto yang
ditampilkan
3. Lansia menjelaskan situasi yang ada pada foto, seperti siapa saja
yang ada didalam foto, dimana tempatnya, kapan terjadinya, serta
apa yang dilakukan atau situasi yang terjadi pada saat mengambil
foto tersebut.
b) Menjelaskan tentang nama bagian-bagian dari tingkatan kehidupan
yang pernah dijalani seperti :
1) Keluarga inti (informasi kelahiran, kehidupan, dan kematian
mengenai ayah, ibu, kakek, nenek)
2) Tahun awal (kelahiran dari anak yang paling mudah)
3) Riwayat pekerjaan (tugas anak, riwayat pekrjaan dan pensiun)
4) Bersikap ramah dan perkawinan
5) Riwayat pasangan
6) Pernikahan anak
7) Keluarga dan teman
8) Rekreasi, hobi, ketertarikan , dan liburan
9) Memperingati hari keagamaan
c) Membuat narasi pada masing-masing kehidupan yang pernah dijalan
lansia. Saat membuat narasi dapat didampingi oleh yang disayangi agar
lebih mudah dikomunikasikan

5. Depresi
Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang
mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku)
seseorang, muncul perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan¸yang
disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya
energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat
nyata dan berkurangnya aktivitas.
Adapun Teknik terapi komplementer yang dapat dilakukan untuk penyakit
ini yaitu:

23
a) Terapi rekreasi
Terapi rekreasi adalah kegiatan penyegaran kembali tubuh dan
pikiran dan kegiatan yang menggembirakan hati seperti hiburan atau
piknik. Rekreasi dapat meningkatkan daya kreasi manusia dalam mencapai
kesinambungan antara bekerja dan beristirahat.
Terapi rekreasi pada lansia adalah aktivitas yang dilakukan pada
waktu senggang bertujuan untuk membentuk serta meningkatkan kembali
kesegaran fisik, mental, pikiran dan daya rekreasi (individual maupun
kelompok) yang hilang akibat aktivitas rutin sehari – hari dengan cara
mencari kesenangan, hiburan, dan kesibukan yang berbeda. Rekreasi dapat
memberikan kepuasan serta kegembiraan yang ditujukan bagi kepuasan
lahir dan batin lansia.
Teknik terapi rekreasi yaitu:
1. Persiapan
1) Persiapan alat:
a) Tidak membutuhkan alat khusus untuk jenis rekreasi yang
tujuannya jalan – jalan.
b) Untuk rekreasi yang bersifat olahraga dibutuhkan alat olahraga
yang akan dilakukan, misalnya peralatan golf jika olahraga yang
dilakukan adalah golf.
c) Untuk rekreasi yang bersifat permainan, perlu dipersiapkan alat
permainan seperti permainan catur.
d) Bagi lansia yang aktivitas setiap harinya membutuhkan
kacamata, tongkat, kursi roda, maupun alat bantu jalan yang
lain, keluarga perlu mempersiapkan.
2) Persiapan lingkungan:
a) Tidak ada persiapan khusus untuk lingkungan, hanya
tergantung dari tingkat rekreasi mana yang akan dikunjungi.
b) Hindari lokasi yang akan menimbulkan resiko cidera bagi
lansia seperti tangga,gunung atau tempat yang tinggi-jangan
meninggalkan lansia sendirian di tepi tangga,kolam renang
atau laut.

24
c) Hindari tempat yang terlalu ramai karena akan membuat
pusing lansia.
d) Hindari tempat yang panas,ajak ke tempat yang suasananya
sejuk. Terutama pada lansia yang memiliki ganguuan
pernafasan.
3) Persiapan klien:
a) Pastikan klien dalam kondisi yang sehat
b) Jangan mengajak lansia pergi rekreasi dengan paksaan sebab
dapat mempengaruhi fungsi dari rekreasi dan lansia tidak akan
menikmati piknik.
c) Pastikan alat yang biasa di gunakan lansia selalu dibawa.
2.Prosedur
a) Memilih jenis rekreasi yang di inginkan lansia.
b) Memilih tujuan rekreasi yang akan dikunjungi.
c) Mempersiapakan kebutuhan yang akan diperlukan lansia.
d) Jangan lupa melihat kondisi lansia sebelum, selama perjalanan, saat di
tempat tujuan, dan setelah rekreasi.
3.Kriteria evaluasi
a) Tanyakan apakah lansia merasa senang dan puas dengan rekreasi yang
dilakukan.
b) Pastikan bahwa lansia tidak merasa cemas, stress, maupun depresi
setelah perjalan rekreasi tersebut.
c) Pantau kondisi lansia seperti kondisi fisik seperti lemah.
d) Pastikan lansia tidak lupa untuk menkonsumsi obat – obatan apabila
sedang sakit.
e) Evaluasi apakah tempat rekreasi yang dikinjungi tadi bisa dijadikan
tempat berkunjung rutin atau justru tidak cocok dikunjungi lagi.

6. Gastritis
Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu
gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa
kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.
Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri

25
yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu
Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain seperti trauma fisik dan
pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga
menyebabkan gastritis. Secara sederhana definisi gastritis adalah proses
inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis merupakan
gangguan kesehatan yang paling sering dijumpai di klinik, karena
diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan
histopatologi.
Adapun Teknik terapi komplementer yang dapat dilakukan untuk penyakit
ini yaitu:
a) Terapi relaksasi nafas dalam
Menurut brunner & suddart (2002), relaksasi nafas adalah
pernafasan abdomen dengan frekuensi lambat atau perlahan, berirama dan
nyaman yang dilakukan dengan memejamkan mata. Teknik relaksasi
meliputi berbagai metode untuk perlambatan bawah tubuh dan pikiran.
Meditasi, relaksasi otot progresif, latihan pernafasan, petunjuk gambar
merupakan teknik relaksasi yang sering digunakan dalam pengaturan
klinis klien untuk membantu reaksi stres dan mengatur kesejahteraan
secara keseluruhan.
Distraksi atau pengalihan perhatian akan menstimulasi kontrol
desenden, yaitu suatu sistem serabut yang barasal dari dalam otak bagian
bawah dan bagian tengah dan berakhir pada serabut interneural inhibitor
dalam kornudorsalis dari medulla spinalis, yang mengakibatkan
berkurangnya stimulasi nyeri yang ditransmisikan ke otak (smeltzher,
2002). Menurut earnest (1989), teknik terapi relaksasi nafas dalam
dijabarkan sebagai berikut :
1. Klien menarik nafas dalam dan mengisi paru dengan udara, dalam tiga
hitungan (hirup, dua, tiga)
2. Udara dihembuskan perlahan-lahan sambil membiarkan tubuh menjadi
relaks dan nyaman. Lakukan pengitungan bersama klien (hembuskan,
dua, tiga)

26
3. Klien bernafas beberapa kali dengan irama normal
4. Ulangi kegiatan menarik nafas dalam dan menghembuskannya. Biarkan
hanya kaki dan telapak kaki yang relaks. Perawat meminta klien
mengonsentrasikan pikiran pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.
5. Klien mengulangi lang ringan dan hangat.
6. Klien mengulangi langkah keempat dan mengonsentrasikan pikiran
pada lengan, perut, punggung dan kelompok otot yang lain.
7. Setelah seluruh tubuh klien merasa relaks, anjurkan untuk bernafas
secara perlahan-lahan. Bila nyeri bertambah hebat, klien dapat bernafas
secara dangkah keempat dan mengonsentrasikan pikiran pada lengan,
perut, punggung dan kelompok otot yang lain.
8. Setelah seluruh tubuh klien merasa relaks, anjurkan untuk bernafas
secara perlahan-lahan. Bila nyeri bertambah hebat, klien dapat bernafas
secara dangkal dan cepat.

7. Hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi masalah
kesehatan di seluruh dunia karena prevalensinya tinggi (Lidya, 2009).
Hipertensi disebut sebagai The Silent Killer, karena tidak menampakkan gejala
yang khas. WHO memperkirakan sekitar 30% penduduk dunia tidak
menyadari adanya hipertensi (Susilo & Wulandari, 2011). Hipertensi
merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni
mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia
(Kemenkes, 2010).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Nasional (2007), prevalensi
hipertensi di Indonesia (31,7%), lebih tinggi jika dibandingkan dengan
Singapura (27,3%), Thailand (22,7 %) dan Malaysia (20%) (Hartono, 2011).
Analisis prevalensi yang dilakukan oleh Puslitbang dan Kebijakan Kesehatan
(2008), menunjukkan bahwa 34,9% penduduk Indonesia menderita hipertensi
(Palmer, 2007).
Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya jika tidak
ditangani dengan baik (Tierney, 2002). Hipertensi dapat menimbulkan

27
komplikasi penyakit berupa gangguan pada otak, sistem kardiovaskuler, ginjal
dan mata. Hipertensi yang terjadi dalam jangka waktu lama dapat
menyebabkan stroke, serangan jantung, gagal jantung dan merupakan
penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).
Menurut WHO, dari 50% penderita hipertensi yang diketahui, 25%
mendapat pengobatan dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik. Pengobatan
penderita hipertensi belum efektif karena sering terjadi kekambuhan serta
menimbulkan efek samping berbahaya dalam jangka waktu yang panjang
(Dicky, 2011). Hal ini yang mendorong para ilmuwan untuk mengembangkan
terapi non farmakologis.
Terapi non farmakologis dapat digunakan sebagai pelengkap untuk
mendapatkan efek pengobatan farmakologis (obat anti hipertensi) yang lebih
baik (Dalimartha, 2008). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa
penatalaksanaan nonfarmakologis merupakan intervensi yang baik dilakukan
pada setiap pengobatan hipertensi (Brunner & Suddarth, 2002).
Metode pelaksanaan :
a. Mengumpulkan khalayak sasaran yaitu penderita hipertensi dan anggota
keluarga penderita hipertensi
b. Pre test dengan menanyakan secara langsung beberapa pertanyaan kepada
sasaran.
c. Mengukur Tekanan Darah penderita Hipertensi dengan spegnomanometer.
d. Penyuluhan tentang masalah hipertensi dan komplikasi hipertensi
e. Peragaan : Simulasi secara langsung penatalaksanaan nonfarmakologi
terapi komplementer berupa teknik relaksasi massase dan intervensi
bekam oleh tim pelaksana kegiatan.
f. Diskusi dan tanya jawab.
g. Pendampingan khalayak sasaran dalam melakukan masase kaki.
h. Post test dengan diskusi dan tanya jawab setelah penyuluhan.
Terapi komplementer nonfarmakologis yang dilakukan adalah :
a. Terapi Relaksasi
Terapi relaksasi ditujukan untuk menangani faktor psikologis dan
stress yang dapat emnyebabkan hipertensi. Hormon epineprin dan kortisol

28
yang dilepaskan saat stress menyebabkan peningkatan tekanan darah
dengan menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan denyut jantung.
Besarnya peningkatan tekanan darah tergantung pada beratnya stress dan
sejauh mana kita dapat mengatasinya. Penanganan stress yang adekuat
dapat berpengaruh baik terhadap penurunan tekanan darah. Relaksasi yang
dapat dilakukan adalah dengan melakukan teknik pernapasan yang ritmis
dan alami. Di dalam relaksasi harus melakukan pernapasan yang ritmis
agar dapat mencapai
b. Teknik Massase
Menurut (Wijanarko.et.al, 2010), teknik masase yang digunakan yaitu:
a. Effleurage (Menggosok)
Pelaksanaanya adalah jari-jari tangan rapat mencakup otot, gosokan
menuju arah jantung dan dilakukan secara berirama dan kontinyu.
Teknik masase ini digunakan sebagai manipulasi pembuka dan penutup.
b. Petrissage (Memijat)
dengan gerakan bergelombang, berirama, tidak terputus-putus.
Petrissage dapat dilakukan dengan satu tangan atau kedua tangan
c. Vibration (Menggetarkan)
Caranya dengan sikap membengkok siku, jari-jari ditekankan pada
tempat yang dikehendaki, kemudian kejangkan seluruh lengan tersebut.
Kontraindikasi masase kaki adalah masase tidak dapat dilakukan pada
seseorang yang mengalami phlebitis, trombosis, reaksi imflamasi,
selulitis, gangguan perdarahan serta yang memiliki luka terbuka atau
kerusakan pada kaki (Turner & Merriman, 2005 dikutip Ramadhani,
2011). Getaran ini dapat diberikan melalui ujung jari, dua jari atau tiga
jari yang dirapatkan.
8. Penyakit Gastritis
Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu
gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa
kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.

29
Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri
yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu
Helicobacter pylori. Adapun Teknik terapi komplementer yang dapat
dilakukan untuk penyakit ini yaitu:
a. Terapi relaksasi nafas dalam
Menurut brunner & suddart (2002), relaksasi nafas adalah pernafasan
abdomen dengan frekuensi lambat atau perlahan, berirama dan nyaman
yang dilakukan dengan memejamkan mata. Teknik relaksasi meliputi
berbagai metode untuk perlambatan bawah tubuh dan pikiran. Meditasi,
relaksasi otot progresif, latihan pernafasan, petunjuk gambar merupakan
teknik relaksasi yang sering digunakan dalam pengaturan klinis klien
untuk membantu reaksi stres dan mengatur kesejahteraan secara
keseluruhan. Distraksi atau pengalihan perhatian akan menstimulasi
kontrol desenden, yaitu suatu sistem serabut yang barasal dari dalam otak
bagian bawah dan bagian tengah dan berakhir pada serabut interneural
inhibitor dalam kornudorsalis dari medulla spinalis, yang mengakibatkan
berkurangnya stimulasi nyeri yang ditransmisikan ke otak (smeltzher,
2002). Menurut earnest (1989), teknik terapi relaksasi nafas dalam
dijabarkan sebagai berikut :
a. Klien menarik nafas dalam dan mengisi paru dengan udara, dalam
tiga hitungan (hirup, dua, tiga)
b. Udara dihembuskan perlahan-lahan sambil membiarkan tubuh
menjadi relaks dan nyaman. Lakukan pengitungan bersama klien
(hembuskan, dua, tiga)
c. Klien bernafas beberapa kali dengan irama normal
d. Ulangi kegiatan menarik nafas dalam dan menghembuskannya.
Biarkan hanya kaki dan telapak kaki yang relaks. Perawat meminta
klien mengonsentrasikan pikiran pada kakinya yang terasa ringan
dan hangat.
e. Klien mengulangi lang ringan dan hangat.

30
b. Klien mengulangi langkah keempat dan mengonsentrasikan pikiran
pada lengan, perut, punggung dan kelompok otot yang lain.
a. Setelah seluruh tubuh klien merasa relaks, anjurkan untuk bernafas
secara perlahan-lahan. Bila nyeri bertambah hebat, klien dapat
bernafas secara dangkah keempat dan mengonsentrasikan pikiran
pada lengan, perut, punggung dan kelompok otot yang lain.
c. Setelah seluruh tubuh klien merasa relaks, anjurkan untuk bernafas
secara perlahan-lahan. Bila nyeri bertambah hebat, klien dapat
bernafas secara dangkal dan cepat.
Kriteria evaluasi
1. Catat skala nyeri yang dirasakan klien sesudah tindakan
2. Catat ekspresi klien sesudah tindakan
3. Catat tanda-tanda vital klien.

DAFTAR PUSTAKA

Kusumanto, R., Iskandar, Y., 1981. Depresi, Suatu problema Diagnosa dan Terapi pada
praktek umum. Jakarta: Yayasan Dharma Graha

31
Kartono, Kartini. 2002. Patologi Sosial 3, Gangguan-gangguan Kejiwaan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Martono, Hadi dan Kris Pranarka. 2010. Buku Ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (Ilmu
Kesehatan Usia Lanjut).Edisi IV. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Mubarak, Wahid Iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.J akarta
: Salemba Medika
Maryam, R.Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba
Medika
Maslim, Rusdi. 2001. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta:
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya

32

You might also like