You are on page 1of 8

Pendahuluan

Penyakit kulit adalah salah satu penyebab penyakit di masyarakat, dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang baik, kita dpaat menemukan penyebab penyakitnya.1Salah satu
pemeriksaan penunjang untuk memeriksa apakah adanya alergi pada pasien adalah dengan
menggunakan patch test sehingga kita dapat mengetahui apakah pasien alergi atau memiliki
penyakit yang disebabkan oleh hal lain.2Salah satu penyakit kulit tersebut adalah dermatitis
kontak iritan yaitu penyakit kulit yang disebabkan oleh adanya kontak dengan benda iritan yang
dapat menyebabkan kelainan pada kulit, namun dengan tatalaksana yang baik maka pasien
memiliki prognosis yang baik.3,4

Pembuatan tinjauan pustaka ini diharapkan agar pembaca dapat lebih mengerti akan apa itu
dermatitis kontak dan diagnosis pembandingnya sehingga dpaat memberikan tatalaksa yang
baik.Dari proses pembuatan ini kesulitan yang ditemukan adalah kurangnya sumber tentang
dermatitis venenata.

Anamnesis

Anamnesis merupakan proses wawancara antara pasien dengan dokter untuk dapat menegakkan
diagnosis yang dapat dilakukan secara alloanamnesis dan autoanamnesis.Pada penyakit kulit
keluhan tersering adalah bengkak, ulkus, gatal, dan perubahan warna kulit.Pertanyaan yang
diperlukan adalah:1

1.Dimana letaknya?Apakah gatal?Tahukah pemicunya?

2.Apakah adanya benjolan?Apakah gatal?

3.Apakah ada ditempat lain selain keluhan utama pasien?

4.Apakah ada keluhan lain selain benjol/gatal/perubahan warna kulit? seperti artalgia, penurunan
berat badan.

5.Apakah dulu memiliki kondisi medis yang berhubungan dengan kulit? seperti SLE

6.Apakah memiliki riwayat mengkonsumsi obat-obatan?


7.Apakah keluarga dan pasien memiliki alergi?

Dari hasil anamnesis diketahui bahwa Pasien seorang perempuan umur 25 tahun, kedua tangan
gatal sejak 2 minggu yang lalu.

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik yang harus di lihat dari seseorang adalah yang pertama merupakan warna
pigmen kulit apakah tersebar merata atau adakah kelaian, apakah kondisi pasien pucat atau
demam.1

Tahapan berikutnya adalah memeriksa apakah adanya kondisi abnormal pada kulit yang terdapat
pada kulit pasien, seperti makula yaitu perubahan warna kulit tanpa adanya tonjolan.Papula yaitu
lesi yang menonjol dengan diameter lebih kecil dari 0,5cm.Plak yaitu penonjolan pada
permukaan kulit yang lebih dari 0,5 cm.Ulkus yaitu adanya lesi yang merusak epidermis dan
dermis.Kista yaitu rongga yang berisi benda semi-padat.Skuama yaitu bagian kulit stratum kulit
yang terkelupas.Krusta yaitu adanya serem, darah, atau cairan yang mengering pada kulit.Erosi
yaitu lekukan akibat hilangnya epidermis.Fisura yaitu adanya kulit yang pecah.Likenifikasi yaitu
adanya penebalan kulit akibat garukan atau gosokan sehingga timbul garis normal kulit yang
semakin jelas.Perlu diketahui bahwa apakah adanya perluasan dari lesi, jenis lesi seperti soliter,
lokalisata ataupun generalisata.1

Perlu dipalpasi pada bagian lesi untuk mengetahui dari suhu, mobilitas, nyeri dan kedalamannya.
Pemeriksaan tanda tanda vital juga penting untuk dilakukan untuk mengetahui apakah adanya
gangguan sistemik pada pasien. 1

Dari pemeriksaan fisik diketahui bahwa kedua tangan pasien gatal -gatal, perih, kemerahan dan
kulit tangan yang kering.

Pemeriksaan Penunjang

Uji Tempel

Patch test atau uji tempel adalah pemeriksaan yang umumnya dilakukan di punggung dengan
cara menempel kan benda-benda yang diperkirakan merupakan alergen terhadap tubuh
pasien.Diaman syarat untuk melakukan test ini adalah dermatitis yang sudah sembuh,uji tempel
dibuka setelah 2 hari pengujian, penggunaan kortokosteroid harus dihentikan selama 1 minggu
sebelum tes dilakukan karena dapat memberikan hasil positif palsu.2,3Lihat Gambar 1.

Gambar 1.Penggunaan Patch Test pada Punggung Pasien1

Dari Patch test akan di ukur sesuai dengan keadaan kulit, yaitu +1 dimana reaksi lemah (non-
vesikular) yaitu eritema, papul.+2 yaitu reaksi kuat diaman adanya edema atau vesikel.+3 yaitu
reaksi sangat kuat diaman terbentuk bula atau ulkus.3

Diferensial Diagnosis

Dermatitis Kontak Alergi (DKA)

Merupakan proses alergi hipersitivitas ke 4,hal ini terjadi ketika hapten berkontak dengan sel
langerhans di kulit, yang dimana sel ini akan berpindah ke pembuluh limfe yanag akan
menghasilkan T-memori yang merupakan tahap sensitisasi yang akan bertahan di tubuh selama
2-3 minggu .Pada tahap lanjut yaitu elisitasi adalah keadaan dimana seseorang kontak dengan
alergen lagi dimana akan memberikan gambaran radang yang akan berlangsung selama 1-2 hari.4

Dimana penyakit ini akan memberi gambaran polimorfi, batas yang tidak tegas, umumnya
terletak di sela-sela jari, telapak tangan, dan punggung tangan, umumnya di lungkungan kerja
hanya 1 orang yang tekena dengan hasil patch test positif.5Lihat Gambar 2.
Gambar 2.Dermatitis Kontak Alergi [Plester]6

Dermatitis Venenata

Merupakan pernyakit dermatitis yang disebabkan oleh bulu serangga3, bunga ataupun pohon
tertentu.4Lihat Gambar 3.

Gambar 3.Dermatitis Venenata4

Working Diagnosis

Dermatitis Kontak Iritan

Kontak iritan dibagi menjadi 2 jenis yaitu kontak iritan akut dan kronik.Pada dermatitis kontak
akut dibagi menjadi 2 yaitu cepat dan lambat, pada cepat umumnya disebabkan oleh iritan kuat
seperti asam kuat dan basa kuat, dengan timbulnya reaksi dengan cepat.Umumnya dapat
memiliki gambaran terasa pedih, panas, bula denagn tepi yang jelas dan asimetris.Pada akut
lambat rekasi akan muncul setelah 8-24 jam kontak dengan benda iritan.4Lihat Gambar 4.

Gambar 4. Dermatitis Kontak Iritan Kuat disertai Bula, Ekskoriasi, dan Vesikel6

Pada dermatitis kronik kumulatif, ialah penyakit yang paling umum ditemukan.Disebabkan oleh
kontak dengan iritan lemah berulang kali seperti deterjan, pelarut, sabun ataupun tanah.Kelainan
dapat terlihat setelah beberapa bulan maupun tahun.Dengan gejala klasik yaitu kulit kering,
eritema, skuama dan hiperkeratosis.Jika parah akan muncul fisura yaitu retaknya kulit, dimana
umumnya ditemukan ditangan dibandingkan dengan anggota tubuh yang lainnya. 4

Kontak iritan memiliki gambaran oligo morfi (merah, pecah, sisik), umum berbatas tegas,
biasanya terjadi di jempol, punggung tangan, ujung-ujung jari,secara epidemiologi banyak yang
mengalami hal ini di lokasi yang sama.Pada pemeriksaan penunjang yaitu patch test memiliki
hasil yang negatif. 5

Pada dermatitis kontak iritan selain disebabkan oleh iritan yang kuat, iritan lemah juga memiliki
gambaran yang berbeda.Lihat Gambar 5.
Gambar 5.Dermatitis Kontak Iritan Lemah disertai Kulit Mengkilat dan Berskuama6

Etiologi

Dermatitis kontak iritan disebabkan oleh adanya kontak kulit dengan benda iritan seperti ,
deterjen, minyak, asam dan basa.Faktor yang mempengaruhi adalah usia, ras, jenis kelamin.
Dapat dipengaruhi juga oleh lama kontak, gesekan atau trauma fisik. 4

Epidemiologi

Pada umumnya semua orang dapat terkena penyakit ini, biasanya lebih banyak berhubungan
dengan pekerjaannya sehari hari.Penyakit ini menjadi lebih parah disebabkan oleh karena ketidak
pedulian pasien ataupun tidak berikan obat yang tepat. 4

Patogenesis

Penyakit ini disebabkan oleh masuknya bahan iritan yang dapat merukan membran
lemak.Kerusakan ini akan membuat membran untuk melepaskan fosfolipase dan asam
arakidonat.Dimana asam arakidonat akan menjadi prostaglandin dan leukotrien yang akan
menyebabkan pengeluaran histamin melalui sel mast dan vasodilatasi kapiler yang akan
menaikan permeabilitas membran vaskular.Keratinosit juga akan melepaskan TNF alfa yang
akan menyebabkan adanya rasa sakit, panas dan kemerahan. 4

Tata Laksana

Secara garis besar pengobatan pada basah yaitu dilakukan kompres, jiksa ub akut maka diberi
losio,Krim pada daerah berambut, dan pasta pada bagian yang tidak berambut.Semakin parah
kondisi maka semakin besar kemungkinan penggunaan kortikosteroid.4

Pada dermatitis kontak akut, dapat diberikan prendisolon 2x sehari dengan dosis maksimal 40mg
atau 3x sehari dengan dosis maksimal 60mg per hari dengan waktu pemberian obat selama 10
sampai 14 hari dimana pada hari berikutnya di kurangi yang pada awalnya 3x sehari menjadi 2x
setiap 3 hari dan menjadi 1x setiap 3 hari. 3
Untuk lesi yang basah dapat digunakan alumunium sulfat dan kalsium asetat atau dapat
dibersihakn dengan air bersih.Untuk antihistamin dapat diberikan hidroksizin (Hydroxyzine) 10
sampai 25mg atau difenhidramin (Diphenhydramine) 25 sampai 50mg yang digunakan 2 sampai
4 kali sehari jika dibutuhkan. 3

Pada tahap dermatitis kronik hal pertama yang harus dilakukan adalah mencegah penggunaan
barang yang menyebabkan iritasi.Berikutnya dapat diberikan losion yang mengandung asam
hidroksi seperti asam glikolat atau asam laktat. Injeksi Kenalog (Triamcinolone acetonide)
sebanyak 4 sampai 10mg per ml dapat dilakukan pada plak yang tebal, namun perlu diperhatikan
karena dapat menyebabkan atrofi.3

Prognosis

Pada dermatitis kontak iritan, jika penyebab dermatitis dapat disingkirkan maka dapat memiliki
prognosis yang baik.Namun jika hal tersebut tidak dapat dilakukan maka akan memiliki
prognosis yang kurang baik.Keadaan ini sering terjadi pada kasus dermatitis kontak iritan kronik
karena pekerjaan sebagai salah satu faktor.4

Komplikasi

Jika tidak dapat dilakukan penanganan yang baik maka akan terbentuk hiperpigmentasi, hipo
pigmentasi dan likenifikasi.Hal ini terutama dapat sering terjadi pada kulit yang lebih hitam.3

Kesimpulan

Dapat diketahui bahwa kontak dermatitis dapat terjadi secara langsung ataupun memiliki proses
tahapan yang lama untuk dapat memperlihatkan kelainan pada kulit setelah berkontak dengan
alergen.Hal ini terjadi karena adanya iritan yang merusak membran dari kulit sehingga
menyebabkan kemerahan gatal dan nyeri pada kulit.Untuk dapat membedakan iritan dengan
alergi adalah dengan melakukan uji tempel dimana jika negatif maka dapat diketahui bukan
alergi, dengan diagnosa yang baik maka dermatitis dapat memiliki prognosis yang baik.
Daftar Pustaka

1.Gleadle J. At a Glance: anamnesis dan pemeriksaan fisik.Jakarta: Erlangga;2007.h.42-4

2.Rom WN, Markowitz SB. Environmental and occupational medicine.4th Ed.


Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins;2007.p.623-9

3.Rietschel RL, Fowler JF.Fisher's contact dermatitis 6.Berkshire: McGraw-Hill;2008.p.1-


3,51,722-3

4.Menasldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W.Ilmu penyakit kulit dan kelamin.Edisi Ke-
7.Jakarta:Badan Penerbit FKUI;2015.h.156-63

5.Alikhan A, Lachapella JM, Maibach HI.Textbook of hand eczema.New York:


Springer;2014.p.116-7

6.Sjamsoe-Daili ES, Menaldi SL, Wisnu IM.Penyakit kulit yang umum di


indonesia.Jakarta:PT.Medical Multimedia Indonesia;2005.h.12

You might also like