Professional Documents
Culture Documents
Facebook Fans
Rabu, 16 Maret 2011
ASKEP DENGAN FRAKTUR MANDIBULA
http://yandrifauzan.blogspot.com/
I. Diagnosa medik:
Fraktur Mendibula
II. Definisi:
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya
(Brunner & Suddarth, 2001). Mandibula adalah tulang rahang bawah, tulang yang tidak
teratur dan merupakan satu-satunya tulang kepala yang dapat bergerak (Watson,2002).
Fraktur mandibula adalah rusaknya kontinuitas tulang mandibula yang dapat disebabkan oleh
trauma baik secara langsung atau tidak langsung.
III. Etiologi:
1. Trauma langsung: benturan pada tulang mengakibatkan fraktur ditempat tersebut.
2. Trauma tidak langsung: tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari area
benturan.
3. Fraktur patologis: fraktur yang disebabkan trauma yamg minimal atau tanpa trauma. Contoh
fraktur patologis: Osteoporosis, penyakit metabolik, infeksi tulang dan tumor tulang.
2. Resiko tinggi inefektifnya bersihan jalan nafas b.d trauma pada jaringan lunak
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam resiko inefektif bersihan jalan
nafas tidak terjadi
Kriteria hasil: a. Pola nafas normal
b. Bunyi nafas jelas dan tidak bising
c. Mendemonstrasikan perilaku untuk meningkatkan jalan napas paten
Intervensi Rasional
1. Tinggikan tempat tidur 30 derajat 1. Meningkatkan drainase sekresi dan
menurunkan terjadinya edema
2. Observasi frekuensi/ irama pernafasan.
2. Dapat mengindikasikan terjadinya gagal
Perhatikan penggunaan otot aksesori, pernafasan
pernafasan cuoing hidung, stridor,
serak 3. Pemeriksaan hati-hati diperlukan karena
3. Periksa mulut terhadap mungkin adanya perdarahan
pembengkakan, perubahan warna,
akumulasi sekret mulut atau darah 4. Menindikasikan pembengkakan jaringan
4. Perhatikan keluhan pasien akan lunak pada faring posterior
peningkatan disfagia, batuk nada
tinggi, mengi 5. Takikardi/ peningkatan gelisah dapat
5. Awasi TTV dan perubahan mental mengindikasikan terjadinya hipoksia
6. Adanya mengi/ ronki menunjukan sekret
6. Auskultasi bising usus tertahan
7. Menentukan keadekuatan oksigenasi
7. Kaji warna dasar kuku
Kolaborasi Mencegah terjadinya muntah dan aspirasi
Berikan antiemetik sesuai indikasi
Intervensi Rasional
1. Tentukan luasnya 1. Tipe cedera/ situasi individual akan
ketidakmampuan untuk menentukan kebuthan yang memerlukan
berkomunikasi bantuan
2. Memampukan pasien untuk
mengkomunikasikan kebutuhan atau
masalah
2. Berikan pilihan cara komunkasi
3. Batasi frusteasi dan kelelahan yang dapat
menggunakan alat
terjadi pada percakapan lama
3. validasi arti upaya
4. Menurunkan ansietas dan perasaan tidak
komunikasi.gunakan ya atau
berdaya
tidak
4. Antisipasi kebutuhan pasien
DAFTAR PUSTAKA
Doenges,M. A., Moorhouse, M. F.,& Geissler, A.C (1999). Rencana asuhan keperawatan:
pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Z. C,& Brenda, G. B .( 2001 ) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8, vol 3.
Jakarta: EGC
Rerves, C. J., Roux, G.,& Lockhart, R .( 2001). keperawatan medikal bedah. Jakarta: Salemba
Medika.
Posting Komentar
Recent Posts
Blogger Themes
Blogger Tricks
Labels
ASKEP (33)
Komunitas (2)
WOC (1)
Arsip Blog
Maret (38)
Texts
Mengenai Saya
kumpulblogger.com
My Friends
Kumpulan WOC
http://www.scribd.com/doc/51288552
blog.adsensecamp.com
Pages
Beranda
Askep Apendisitis
Tema PT Keren Sekali. Gambar tema oleh Nikada. Diberdayakan oleh Blogger.