Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
LAPORAN PENDAHULUAN
POST PARTUM
II. PERIODE
Masa nifas dibagi dalam 3 periode:
1. Early post partum
Dalam 24 jam pertama.
2. Immediate post partum
Minggu pertama post partum.
3. Late post partum
Minggu kedua sampai dengan minggu keenam.
I. Pathways
Post partum fisiologis
Psikologis Episiotomi
( insisi )
Proses parenting
Reva rubing Terputusnya
inkontinuitas
jaringan
mekanis
Fase taking in Luka jahitan perineum
Tak terpenuhi
Fase taking hold
Nyeri akut
Resti infeksi
Kelemahan fisik
Fase fetinggo
Gangguan
pemenuhaan ADL Penambahan anggota
baru
Perubahan pola
peran
Tanda-Tanda Bahaya Kala Nifas
RAWAT GABUNG
A. DEFINISI
Bayi baru lahir normal merupakan janin yang lahir melalui proses
persalinan dan telah mampu hidup di luar kandungan.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada umur 36 minggu
sampai 42 minggu dengan berat badan lahir 2500 – 4000 gram.
B. CIRI-CIRI BAYI BARULAHIR NORMAL
1. Berat badan 2500 – 4000 gr
2. Panjang badan lahir 48 – 52 cm
3. LIDA 30 – 38 cm
4. LIKA 33 – 35 cm
5. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 160x/menit, kemudian
menurun -120x/menit.
6. Pernafasan pada menit pertama cepat kira-kira 80x.menit, kemudian
menurun kira-kira 40x/menit.
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan diliputi vernix caseosa.
8. Rambut lainnya telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna.
9. Genetalia: ♀: Labia mayora sudah menutupi labia minora. ♂: Testis sudah
turun
10. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
11. Reflek morro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan seperti memeluk.
12. Graff reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda diatas telapak
tangan bayi akan menggenggam.
13. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
mekonium berwarna hitam kecoklatan.
D. PENATALAKSANAAN
Segera setelah melahirkan bayi:
1. sambil secara ceepat menilai pernafasannya, letakkan bayi edngan handuk
diatas perut ibu.
2. Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah dan lahir dari wajah
bayi.
3. Untuk mencegah jalan udaranya terhalang.
4. Klem dipotong tali pusat.
Mengklem tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2
dan 3 cm dari pengkal pusat bayi.
Mempertahankan tali pusat diantara kedua kklem sambil melindungi
bayi dari gunting dengan tangan kiri anda.
Mempertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat.
Mengganti sarung tangan bila ternyata sudah kotor. Memotong tali
pusat dengan pisau atau gunting yang steril atau disinfeksi tingkat
tinggi.
Memeriksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih ada perdarahan,
lakukan pengikatan ulang yang lebih hanyat.
5. Jagalah agar bayi tetap hangat
Memastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit
bayi dan kulit ibu.
Mengganti handuk atau kain yang basah, dan bungkus bayi terebut
dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala yang
telah terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
6. Kontak dini dengan ibu.
Memberikan bayi kepada ibunya secepat mungkin untuk kehangatan.
Untuk ikatan batin dan pemberian ASI.
7. Pernafasan
Periksa pernafasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit.
8. Perawatan mata
Obat mata eritromisin 0,5%/ tetrasikklin 1% dianjurkan untuk pencegahan
penyakit mata karena klamidia.
9. Pemeriksaan fisik bayi
Gunakan tempat yang aman (hangat dan bersih) untuk pemeriksaan.
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, menggunakan sarung
tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi.
Lihat, dengarkan dan raasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala dan
berlanjut secara sistematis menuju jari kaki.
Menulis hasil pengamatan.
Pemeriksaan fisik bayi
Kepala: Simetris/ tidak, terdapat caput succedanum/ tidak, terdapat
cephal hematoma.
Telinga: Periksa hubungan letak dengan mata dan kepala.
Mata: Tanda-tanda infeksi yakni Pus.
Hidung dan Mulut: Bibir dan langitan, periksa adanya sumbing, reflek
hisap, dinilai dengan mengamati bayi pada saat menyusu.
Leher: Ada pembengkakan/ tidak
Dada: Simetris/ tidak, bunyi nafas, bunyi jantung, putingnya menonjol/
tidak
Bahu, lengan dan tangan gerakan normal atau tidak, jumlah jari.
Perut: Bentuk penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis,
perdarahan tali pusat.
Jenis kelamin
♂: Testis berada dalam skrotum, penis berulang dan pada ujung
letak lubang ini.
♀: Vagina berlubang, uretra berlubang, labia minor dan mayor.
Tungkai dan kaki : Gerakan normal, tampak normal, jumlah jari.
Punggung dan anus: Pembengkakan/ ada cekungan, spina bifida/ tidak,
ada anus/ tidak, berlubang/ tidak.
Kulit : Verniks, warna, pembengkakan, tanda-tanda lahir.
Sistem syaraf: Adanya reflek morro, lakukan rangsangan dengan suara
keras yaitu pemeriksa bertepuk tangan.
Identifikasi bayi
o Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang
segera pasca persalinan.
o Alat yang digunakan, hendaknya keap air, dengan tepi yang harus
tidak mudah melukai, tidak mudah sobek, dan tidak mudah lepas.
o Pada alat/ gelang identifiksi harus tercantum: Nama (bayi, ibunya),
tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit.
o Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan
nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
Ukurlah BB, PB, LIKA, LIDA, LILA, lingkar perut bayi dan catat
rekam medis.
E. PERAWATAN LAIN-LAIN
1. Lakukan perawatan tali pusat.
2. Dalam waktu 24 jam berikan imunisasi BCG, polio oral, dan hepatitis B.
3. Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua, dan beri tahu orang tua
agar merujuk bayi untuk perawatan lebih lanjut.
4. Ajarkan cara merawat bayi :
o Memberi ASI sesuai dengan kebutujan setiap 2-3 jam mulai dari
hari pertama.
o Menjaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan
mengganti popok dan selimut sesuai dengan keperluan.
o Menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan sehat.
o Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
o Mengawasi masalah dan kesulitan pada bayi dan mintalah bantuan
jika perlu.
o Menjaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit/ infeksi.
o Mengukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit dan menyusu kurang
baik.
I. PENGKAJIAN
A. Pemeriksaan Fisik
1. Monitor Keadaan Umum Ibu
- Jam I : tiap 15 menit, jam II tiap 30 menit
- 24 jam I : tiap 4 jam
- Setelah 24 jam : tiap 8 jam
2. Monitor Tanda-tanda Vital
3. Payudara
Produksi kolustrum 48 jam pertama.
4. Uterus
Konsistensi dan tonus, posisi tinggi dan ukuran.
5. Insisi SC
Balutan dan insisi, drainase, edema, dan perubahan warna.
6. Kandung Kemih dan Output Urine
Pola berkemih, jumlah distensi, dan nyeri.
7. Bowel
Pergerakan usus, hemoroid dan bising usus.
8. Lochea
Tipe, jumlah, bau dan adanya gumpalan.
9. Perineum
Episiotomi, laserasi dan hemoroid, memar, hematoma, edema,
discharge dan approximation. Kemerahan menandakan infeksi.
10. Ekstremitas
Tanda Homan, periksa redness, tenderness, warna.
11. Diagnostik
Jumlah darah lengkap, urinalisis.
B. Perubahan Psikologis
1. Peran Ibu meliputi:
Kondisi Ibu, kondisi bayi, faktor sosial-ekonomi, faktor keluarga, usia
ibu, konflik peran.
2. Baby Blues:
Mulai terjadinya, adakah anxietas, marah, respon depresi dan
psikosis.
3. Perubahan Psikologis
a. Perubahan peran, sebagai orang tua.
b. Attachment yang mempengaruhi dari faktor ibu, ayah dan bayi.
c. Baby Blues merupakan gangguan perasaan yang menetap,
biasanya pada hari III dimungkinkan karena turunnya hormon
estrogen dan pergeseran yang mempengaruhi emosi ibu.
4. Faktor-faktor Risiko
a. Duerdistensi uterus
b. Persalinan yang lama
c. Episiotomi/laserasi
d. Ruptur membran prematur
e. Kala II persalinan
f. Plasenta tertahan
g. Breast feeding