You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah terjadinya pertemuan antara sel telur dan sperma
(konsepsi) yang diikuti dengan perubahan fisiologis dan psikologis (Mitayani,
2013: 2). Trimester pertama berlangsung selama 12 minggu, yang kedua dari
13 sampai akhir 27 minggu, dan ketiga 28 – 40 minggu.
Trimester pertama dapat mengakibatkan peningkatan kebutuhan energi
dan rasa kesejahteraan. Beberapa wanita mungkin merasa lelah dan
emosional. Selama tubuh mengalami perubahan, wanita mungkin perlu
membuat perubahan terhadap rutinitas sehari-hari, seperti tidur lebih awal
atau sering makan – makanan kecil. Akan tetapi, sebagian besar
ketidaknyamanan tersebut akan hilang seiring dengan perkembangan
kehamilan. Agar proses kehamilan hingga persalinan dapat berlangsung
dengan baik maka setiap wanita yang sedang hamil perlu melakukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin dan melakukan perawatan prenatal.
Pengetahuan, pemahaman, serta keterampilan mengenai perawatan
prenatal sangat diperlukan bagi mahasiswa di bidang keperawatan. Oleh
karena itu kami menyusun makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Pada Ibu Hamil Trimester I”.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
Bagaimana asuhan keperawatan secara teoritis pada kehamilan trimester I ?

C. Tujuan Penyusunan Makalah


Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:
1. Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Keperawatan
Maternitas
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan secara teoritis pada kehamilan
trimester I

1
BAB II

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

PADA IBU HAMIL TRIMESTER I

A. Pengkajian
1. Anamnesa
Anamnesa pada pengkajian pertama membina hubungan yang
terapeutik antara perawat dan ibu hamil (Bobak, 2004: 144). Adapun
beberapa data yang dapat diperoleh sebagai hasil dari anamnesa yaitu:
a. Data Biografi
Merupakan data dasar yang berkaitan dengan identitas klien
yang terdiri atas: nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan, lamanya perkawinan dan alamat.
b. Keluhan Utama
Alasan yang menuntun seorang wanita datang ke tempat
pemberi layanan kesehatan/tempat perawatan diantaranya yaitu
adanya keluhan mual, muntah, terlambat haid dan lain sebagainya
sehingga wanita tersebut merasa bahwa dirinya hamil dan perlu
mencari tempat perawatan guna memastikan kehamilannya.
c. Riwayat Obstetri/Ginekologi
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan
sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah
pada kehamilan sekarang. Riwayat obstetri meliputi hal – hal di
bawah ini.
1) Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH)
2) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
3) Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan
penolong persalinan
4) Jenis anestesi dan kesulitan persalinan

2
5) Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi dan
perdarahan
6) Komplikasi pada bayi
7) Rencana menyusui bayi (Mitayani, 2013: 3)
d. Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi yang lengkap diperlukan untuk menentukan
taksiran persalinan (TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama
haid terakhir (HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPHT
dapat digunakan rumus Naegle, yaitu hari ditambah tujuh dan bulan
dikurangi tiga serta tahun disesuaikan. Aturan Naegle lebih akurat
digunakan pada ibu dengan siklus menstruasi yang teratur dengan 28
hari, tetapi kurang akurat digunakan pada ibu dengan siklus
menstruasi yang tidak teratur (Mitayani, 2013: 3).
e. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin,
ibu, atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus
didapatkan pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi
oral sebelum kelahiran dan berlanjut saat kehamilan yang tidak
diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual
janin (Mitayani, 2013: 3).
f. Riwayat Medis
Riwayat medis menguraikan riwayat penyakit maupun
operasi/bedah yang pernah dialami pasien. Riwayat medis sangat
diperlukan karena dapat mempengaruhi perjalanan kehamilan atau
dipengaruhi kehamilan. Misalnya, wanita hamil yang menderita
diabetes atau epilepsi membutuhkan perawatan spesifik. Karena
kebanyakan pasien merasa cemas saat anamnesa pertama,
penggunaan isyarat, seperti gelang Medic-Alert, membantu pasien
menjelaskan alergi, penyakit kronis, atau obat – obatan yang dipakai
(misalnya: kortison, insulin, atau anti kejang). Apabila wanita
mengonsumsi obat, ia diminta untuk menuliskan obat yang
digunakan dan menjelaskan penggunaannya (Bobak, 2004: 145).

3
Riwayat bedah terdahulu diuraikan karena apabila seorang
wanita pernah mengalami bedah rahim atau perbaikan ekstensi
dinding pelvis, kemungkinan ia perlu menjalani bedah sesaria saat
melahirkan. Apendiktomi menghilangkan kemungkinan apendisitis
sebagai penyebab nyeri pada kuadran kanan bawah, bedah spinal
menjadi kontraindikasi anestesi spinal atau epidural. Setiap cedera
pada pelvis diberi perhatian khusus (Bobak, 2004: 145).
Seringkali wanita beradaptasi yang dapat dengan baik terhadap
kondisi kecacatan atau kondisi kronis lupa menyebutkan keadaan
tersebut karena mereka sudah begitu menyatu dengan gaya
hidupnya. Sepatu khusus atau jalan pincang mengindikasikan defek
struktural pada pelvis, yang merupakan suatu pertimbangan penting
dalam kehamilan. Perawat yang mengobservasi karakteristik khusus
ini dan dapat menanyakan hal ini dengan sensitive akan memperoleh
data individual yang menjadi dasar perencanaan asuhan keperawatan
yang komprehensif (Bobak, 2004: 145).
Selain riwayat penyakit dahulu dan riwayat bedah, perawat juga
perlu menanyakan apakah pasien memiliki hewan peliharaan seperti
kucing dan melakukan kontak langsung dengan hewan peliharaan
tersebut, bila melakukan kontak langsung dengan hewan peliharaan
tersebut maka dapat meningkatkan risiko terinfeksi toxoplasma
(Mitayani, 2013: 4).
Observasi merupakan komponen vital dalam proses
anamnesa karena observasi menuntun perawat dan wanita hamil
untuk berfokus pada kebutuhan spesifik wanita dan keluarganya
(Bobak, 2004: 145).
g. Riwayat Kesehatan Pasangan
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi.
Penggunaan obat – obatan seperti kokain dan alcohol akan
berpengaruh pada kemampuan keluarga untuk menghadapi
kehamilan dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan

4
berpengaruh pada ibu dan janin, terutama risiko mengalami
komplikasi pernapasan akibat menjadi perokok pasif. Golongan
darah dan tipe Rhesus ayah penting jika ibu dengan Rh negatif dan
kemungkinan inkompabilitas darah dapat terjadi (Mitayani, 2013: 4).
h. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kesehatan keluarga memberi informasi tentang
penyakit kronis seperti diabetes mellitus dan jantung, penyakit
infeksi seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital
yang dialami oleh keluarga dekat pasien termasuk orangtua, saudara
kandung dan anak – anak. Hal ini membantu mengidentifikasi
gangguan genetik atau familial dan kondisi – kondisi yang dapat
mempengaruhi status kesehatan wanita hamil atau janin yang
dikandungnya (Bobak, 2004: 148; Mitayani, 2013: 4).
i. Riwayat Sosial
Faktor – faktor situasi, seperti pekerjaan wanita dan
pasangannya, pendidikan, status perkawinan, latar belakang budaya
dan etnik, serta status sosial-ekonomi ditetapkan dalam riwayat
sosial (Bobak, 2004: 148).
Persepsi tentang kehamilan saat ini perlu digali. Apakah
kehamilan ini diinginkan dan direncanakan? Apakah kehamilan ini
membuat pasangan wanita hamil menjadi senang, tidak senang,
menerima, atau tidak menerima? Masalah apa yang dapat timbul
akibat kehamilan: finansial, karier, temapat tinggal? Lalu ditetapkan
pula sistem dukungan keluarga/orang terdekat guna memastikan
kehamilan tersebut tidak memiliki hambatan dari faktor – faktor
sosial. Persiapan yang perlu direncanakan dan dilakukan juga turut
dipertanyakan untuk mengetahui sejauh mana persiapan yang sudah
dilakukan (Bobak, 2004: 148).
Pada awal kehamilan, perawat perlu menentukan tingkat
pengetahuan wanita mengenai kehamilan, perubahan maternal,
pertumbuhan janin, perawatan diri dan perawatan bayi baru lahir
termasuk pemberian makanan. Selain itu, perawat juga perlu

5
menanyakan tentang rencana persalinan yang akan dipilih oleh
wanita hamil apakah dengan bantuan medis atau tanpa bantuan
medis, juga pengetahuan orangtua tentang adanya kelas kehamilan
dan kelas keterampilan menjadi orangtua (Bobak, 2004: 148).
Sebelum menyusun rencana ashuan keperawatan, perawat
memerlukan informasi tentang kemampuan wanita maupun
pasangannya dalam mengambil keputusan dan kebiasaan hidup
(seperti tidur, diet, personal hygiene, berbagai hobi maupun
pakaian).
j. Riwayat Nutrisi
Status nutrisi seorang wanita hamil memiliki efek langsung pada
pertumbuhan dan perkembangan janin, wanita memiliki motivasi
yang tinggi untuk mempelajari gizi yang baik. Pengkajian diet dapat
mengungkap data praktik diet khusus, alergi makanan, dan perilaku
makan, serta faktor – faktor lain yang terkait dengan status nutrisi
(Bobak, 2004: 148).
k. Rencana Melahirkan
Persiapan wanita untuk melahirkan dikaji. Apakah ia
merencanakan untuk mengikuti kelas pendidikan untuk menjadi
orangtua bersama pasangannya selama trimester pertama? Apa
pasangan tersebut menyusun rencana melahirkan? Beberapa wanita
dating dengan suatu bentuk rencana melahirkan, misalnya: setelah
melahirkan seorang bayi yang sakit, wanita yang mengantisipasi
kelahiran kedua cenderung memilih melahirkan di pusat perawatan
tersier yang memiliki unit perawatan intensif untuk neonatus. Wanita
yang dependen mungkin membiarkan tim perawatan kesehatan
membuat keputusan tentang rencana melahirkan karena menganggap
keputusan tim sebagai keputusan yang paling bijaksana. Wanita yang
lebih mandiri asertif mencari perawatan kesehatan yang sesuai
dengan filosofinya tentang perawatan, keyakinannya, dan
pengetahuannya. Ia berharap keinginannya dihargai selama ia hamil,

6
bersalin dan melahirkan, juga pada periode pascapartum (Bobak,
2004: 149).
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pertama memberi data dasar untuk mengkaji
perubahan – perubahan selanjutnya. Pemeriksa harus menetapkan
kebutuhan pasien akan informasi dasar tentang struktur organ
genitalia dan memberi informasi ini sekaligus dengan demonstrasi
peralatan yang digunakan serta penjelasan prosedur penggunaannya.
Interaksi membutuhkan pendekatan yang tidak tergesa – gesa,
sensitif, dan lembut disertai sikap mawas terhadap fakta yang
ditemukan (Bobak, 2004: 149).
a. Tanda – tanda vital
1) Tekanan darah
Posisi pengukuran tekanan darah sebaiknya ditetapkan,
karena posisi akan memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil.
Sebaiknya tekanan darah diukur pada posisi duduk dengan
lengan sejajar posisi jantung (Mitayani, 2013: 5).
Seorang wanita hamil cenderung mengalami hipotensi
supinasio kalau berbaring terlentang, karena vena kava inferior
akan tertekan oleh isi uterus yang berat (Farrer, 2001: 67).
2) Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60 – 90 kali per menit. Takikardi
bisa terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi
diperiksa untuk mengetahui masalah sirkulasi tungkai, nadi
seharusnya sama kuat dan teratur (Mitayani, 2013: 5).
3) Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16 – 24
kali per menit (Mitayani, 2013: 5).
4) Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 26,2 – 37,6oC.
Peningkatan suhu menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan
perawatan medis (Mitayani, 2013: 5).

7
b. Sistem Kardiovaskuler
Pemeriksaan sistem kardiovaskuler yang dilakukan pada ibu
hamil biasanya berupa observasi terhadap ada atau tidaknya
bendungan vena yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan
vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva dan rectum. Selain itu,
lakukan pula pemeriksaan terhadap ada tidaknya edema pada ibu
hamil. Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lebih
lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan
(Mitayani, 2013: 5).
c. Sistem Muskuloskeletal
1) Postur tubuh
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama
kehamilan. Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot
punggung dan tungkai (Mitayani, 2013: 5).
2) Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar
untuk dapat menentukan kenaikan berat badan selama
kehamilan. Berat badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan
tinggi badan kurang dari 150 cm dapat berisiko ibu melahirkan
bayi premature dan berat badan lahir rendah. Sedangkan berat
badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan
diabetes pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan
seksio caesarea, dan infeksi postpartum (Mitayani, 2013: 5-6).
3) Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk
menentukan diameternya yang berguna untuk persalinan per
vaginam (Mitayani, 2013: 6).
4) Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi
fundus uteri diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis
pubis. Kandung kemih harus dikosongkan sebelum pemeriksaan

8
dilakukan untuk menentukan keakuratannya (Mitayani, 2013:
6).
d. Sistem Neurologi
Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena
hiperefleksi menandakan adanya komplikasi kehamilan.
e. Sistem Integumen
Warna kulit pucat menandakan adanya anemis, jaundice
menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti
cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan
strie perlu dicatat. Penampang kuku berwarna merah muda
menandakan pengisian kapiler baik (Mitayani, 2013: 6).
f. Sistem Gastrointestinal
Pada trimester pertama, dapat terjadi hipersalivasi, mual dan
muntah akibat pengaruh dari hormon HCG (Hormon Chorionic
Gonadotropin) (Ridha, 2014: 10 ).
g. Sistem Perkemihan
Pengumpulan urine untuk pemeriksaan dilakukan dengan cara
urine tengah. Urine diperiksa untuk mendeteksi tanda infeksi saluran
kemih dan zat yang ada dalam urine yang menandakan suatu
masalah.
h. Sistem Reproduksi
1) Payudara
Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi putting, dan
pengeluaran kolostrum perlu dicatat.
2) Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan
berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda
Chadwick.
3) Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus
perlu diperiksa dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan
parut pada perineum.

9
B. Diagnosa Keperawatan
Setiap wanita dan keluarganya memiliki suatu rangkaian respon unik
terhadap kehamilan. Untuk meresponsi respon ini, perawat mulai menyusun
diagnosa keperawatan yang sesuai dengan hasil analisis pada pemeriksaan
selama kehamilan trimester pertama (Bobak, 2004: 156).
Menurut Doenges, dkk (2001) dalam bukunya yang berjudul “Rencana
Perawatan Maternal/Bayi: Pedoman Untuk Perencanaan Dan Dokumentasi
Perawatan Klien”, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk wanita hamil
trimester I berdasarkan NANDA (North American Nursing Diagnosis
Association) diantaranya yaitu:
1. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan napsu makan, mual/muntah, keuangan yang tidak mencukupi,
tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolik/nutrisi
2. Perubahan pola seksual berhubungan dengan rasa kurang nyaman pada
awal kehamilan
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan peran diri sendiri pada
penatalaksanaan kesehatan dan kehamilan
4. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan respon keluarga
terhadap diagnosa kehamilan
5. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
gangguan masukan dan/atau kehilangan cairan yang berlebihan (muntah),
peningkatan kebutuhan cairan.
6. Risiko tinggi terhadap keletihan berhubungan dengan peningkatan
metabolisme karbohidrat, perubahan kimia tubuh, peningkatan kebutuhan
energi untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari – hari
7. Risiko tinggi terhadap gangguan citra tubuh berhubungan dengan
persepsi tentang perubahan biofisik, psikososial, budaya dan keyakinan
spiritual

10
C. Intervensi
Intervensi keperawatan untuk wanita hamil trimester I berdasarkan NANDA (North American Nursing Diagnosis Association)
dalam Doenges, dkk (2001: 57-73).
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Perubahan nutrisi : kurang dari Setelah dilakukan asuhan 1. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan 1. Kesejahteraan inbu/janin tergantung
kebutuhan tubuh berhubungan keperawatan selama …x… nutrisi dulu/sekarang dengan batasan pada nutrisi ibu selama kehamilan
dengan morning sickness diharapkan kebutuhan nutrisi waktu 24 jam. sebagaimana 2 tahun sebelum
pasien dapat terpenuhi, dengan kehamilan.
kriteria hasil : 2. Dapatkan riwayat kesehatan : catat usia 2. Untuk mengetahui riwayat kesehatan ibu
1. Pasien dapat menjelaskan (khususnya kurang dari 17 tahun, lebih dan untuk mencegah terjadinya kelainan
komponen diet yang dari 35 tahun) pada janin.
seimbang pranatal. 3. Pastikan tentang pengetahuan tentang 3. Menentukan kebutuhan ibu dalam
2. Pasien dapat mengikuti kebutuhan diet. belajar khusus mengenai kehamilan.
diet yang dianjurkan. 4. Berikan informasi tertulis/verbal yang 4. Meningkatkan kemungkinan ibu untuk
3. Mengkonsumsi suplemen tepat tentang diet padahal diet prenatal memilih diet seimbang. Mencegah
zat besi/vitamin sesuai dan suplemen vitamin/zat besi setiap hari. terjadinyan anemia dan kelainan yang
resep. lainnya pada saat kehamilan.
4. Menunjukan perubahan 5. Tanyakan keyakinan berkenaan diet 5. Dapat menunjukan motivasi untuk
berat badan yang sesuai sesuai budaya dan hal-hal yang tabu mengikuti anjuran pemberi layanan
(biasanya minimal 1,5 kg selama kehamilan. kesehatan. Sebagai contoh, beberapa
pada akhir trimester budaya menolak zat besi, meyakini ini
pertama). dapat mengeraskan tulang ibu dan
membuat sulit melahirkan.
6. Timbang berat badan pasien : pastikan 6. Ketidakadekuatan penambahan berat
berat badan pregavid biasanya. Berikan badan dan/atau dibawah berat badan
informasi tentang penambahan prenatal normal masa kehamilan, meningkatkan
yang optimum. risiko retardasi pertumbuhan intrauterine
(IUGR) pada janin dengan berat lahir
rendah.

11
7. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya 7. Mual/muntah pada trimester pertama
mual/muntah. dapat berdampak negatif pada status
nutrisi prenatal, khususnya pada periode
kritis perkembangan janin.
8. Pantau kadar Hb dan Ht. 8. Mengidentifikasi adanya anemia dan
potensial penurunan kapasitas pembawa
oksigen ibu.
9. Ukur pembesaran uterus. 9. Malnutrisi ibu berefek negatif terhadap
pertumbuhan janin dan memperberat
penurunan kompemen sel otak pada
janin, yang mengakibatkan kemunduran
perkembangan janin dan kemungkinan
lebih lanjut.
10. Tes urine terhadap aseton, albumin dan 10. Untuk menetapkan data dasar :
glukosa. dilakukan secara rutin untuk mendeteksi
situasi potensial risiko tinggi seperti
ketidakadekuatan asupan karbohidrat,
diabetic ketoasidosis, dan hipertensi
pada janin.
11. Kolaborasi dengan ahli gizi. 11. Untuk menentukan diet yang tepat untuk
ibu.
2. Perubahan pola seksual Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji pola kebiasaan aktivitas seksual 1. Cara pasangan mengatasi perubahan
berhubungan dengan rasa keperawatan selama …x… pasangan dengan menggunakan alat seksual dan pola seksual selama
kurang nyaman pada awal diharapkan pasien dapat pengkajian seksual. Kaji dampak kehamilan dapat mempengaruhi
kehamilan melaporkan kesulitan, kehamilan pada pola dan respon pasangan hubungan.
keterbatasan, atau perubahan terhda perubahan. Pasien/pasangan harus mengetahui
dalam respoms/aktivitas bahwa tidak masalah melanjutkan
seksual, dengan kriteria hasil : aktivitas/pilihan seksual sesuai hasrat
1. Membagi perasaan yang pasangan.
berhubungan dengan 2. Tinjau ulang informasi tentang 2. Membantu pasangan memahami
perubahan dalam hasrat kenormalan perubahan-perubahan ini perubahan-perubahan dari sudut

12
seksual. perbaiki kesalahan pengertian. fisiologis.
2. Mengambil langkah yang 3. Kaji hubungan pasangan satu sama lain 3. Sifat dari hubungan sebelum kehamilan
diinginkan untuk mengatasi dan kemampuan untuk mengatasi mempengaruhi seberapa baik pasangan
situasi. penurunan frekuensi koitus seksual. mengatasinya selama kehamilan.
3. Melaporkan kepuasan 4. Kaji respon pasien/pasangan terhadap 4. Penerimaan isu-isu seksualitas secara
dengan/penerimaan perubahan bentuk tubuh. Ciptakan langsung dihubungkan pada konsep diri
terhadap perubahan atau penyuluhan untuk mendiskusikan positif dan rasa identitas individu.
modifikasi yang diperlukan perubahan seksual untuk pasien.
saat kehamilan. 5. Tinjau ulang riwayat obsetrik pasangan. 5. Koitus tidak selalu kontraindikasi pada
Kaji adanya pendarahan/bercak vaginal trimester 1 kecuali pasien mengalami
komplikasi seperti pendarahan selama
kehamilan atau pada kehamilan yang
lalu.
6. Rujuk pasangan untuk konseling bila 6. Konseling professional mungkin perlu
masalah seksual tidak teratasi. untuk membantu pasangan untuk
mengatasi secara positif isu seksual
selama kehamilan.
3. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan asuhan 1. Evaluasi pengetahuan dan keyakinan 1. Memberikan infromasi untuk membantu
berhubungan dengan kurang keperawatan selama …x… budaya saat ini berkenaan dengan mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan
pemahaman tentang perubahan diharapkan pasien dapat perubahan fisiologis/psikologis yang dan membuat rencana keperawatan.
fisiologis/psikologis yang mengetahui dan memahami normal pada kehamilan, serta keyakinan
normal dan dampaknya terhadap mengenai kehamilan, dengan tentang aktivitas, perawatan diri dan
klien/keluarga kriteria hasil : sebagainya.
1. Pasien dapat menjelaskan 2. Klarifikasi kesalahpahaman. 2. Ketakutan biasanya timbuk dari
perubahan kesalahpahaman informasi yang diterima
fisiologis/psikologis normal dan dapat menganggu pemahaman ibu.
yang berkaitan dengan 3. Pertahankan sikap terbuka terhadap 3. Penerimaan penting untuk
kehamilan trimester 1. keyakinan pasien/pasangan. mengembangkan dan mempertahamkan
2. Menunjukan perilaku hubungan.
perawatan diri sendiri yang 4. Jelaskan rutinitas kontrol dan rasional dari 4. Menguatkan hubungan antara
meningkatkan kesehatan intervensi. pengkajian kesehatan dan hasil positif

13
pasien dan janin. untuk ibu/janin.
3. Pasien dapat 5. Berikan bimbingan antisipasi, meliputi 5. Informasi mendorong penerimaan
mengidentifikasi/mengenali diskusi tentang nutrisi, latihan, tindakan tanggung jawab dan meningkatkan
tanda-tanda bahaya yang nyaman, istirahat, pekerjaan, keinginan untuk melakukan perawatan
kehamilan. perawatan payudara, kebiasaan hidup diri.
sehat dan yang lainnya.
6. Menjelaskan tanda bahaya kehamilan 6. Membantu pasien membedakan
seperti pendarahan, kram, nyeri abdomen kehamilan yang normal dan abnormal.
akut, sakit punggung, edema, dan lain-lain
7. Sarankan pasien/pasangan untuk 7. Penambahan pengetahuan membantu
mengikuti kelas persiapan kelahiran anak. menurunkan rasa takut tentang
ketidaktahuan dan meningkatkan rasa
percaya diri.
4. Perubahan proses keluarga Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi hubungan antar anggota 1. Kehamilan adalah situasi krisis terhadap
berhubungan dengan respon keperawatan selama …x… keluarag. pasien/pasangan dan anggota keluarga,
keluarga terhadap diagnosa diharapkan pasien/keluarga mengakibatkan ketidakseimbangan yang
kehamilan pasien menunjukan respon memerlukan adaptasi pada peran baru
positif mengenai diagnosa dan tanggung jawab.
kehamilan, dengan kriteria 2. Kaji hubungan pasien/pasangan pada 2. Dapat memberikan pengertian untuk
hasil: orangtua. membantu pasangan dalam menjalani
1. Anggota keluarga peran menjadi orang tua. Orang tua baru
membuat penerimaan cenderung menggunakan orang tua
realistik terhadap mereka sendiri sebagai model peran dan
kehamilan. mengadopsi perilaku positif dan negatif
2. Membantu anggota orang tua.
keluarga menjalani tugas- 3. Evaluasi respon saudara sekandung pada 3. Pada trimester pertama, saudara
tugas yang tepat dalam kehamilan dan perubahan yang akan sekandung yang masih muda mugkin
persiapan kelahiran. dating dalam struktur keluarga. tidak menyadari realitas dan
konsekuensi kehamilan jangka panjang.
Anak yang lebih besar mungki tidak
menunjukkan persaan negative yang

14
kelihatan, namun secara internal mereka
mulai takut akan keamanan hubungan
mereka dengan orang tua.
4. Berikan informasi tentang kehadiran 4. Membantu anggota keluarga untuk
anggota keluarga pada saat proses menyadari bahwa mereka adalah bagian
kehamilan dan kelahiran dari proses kehamilan dan kelahiran.
5. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan 1. Auskultasi denyut jantung janin (DJJ) 1.
Adanya denyut jantung memastikan
kekurangan volume cairan keperawatan selama …x… adanya janin bukan mola hidatidosa
berhubungan dengan gangguan diharapkan muntah yang 2. Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah 2.
Memberikan data berkenaan dengan
masukan dan/atau kehilangan berlebihan dapat diatasi dan semua kondisi. Peningkatan kadar
cairan yang berlebihan kebutuhan cairan pasien dapat hormon gonadotropin korionik (HCG),
(muntah), peningkatan terpenuhi, dengan kriteria hasil: perubahan metabolisme karbohidrat, dan
kebutuhan cairan. 1. Mengidentifikasi dan penurunan motilitas gastrik memperberat
melakukan tindakan untuk mual dan muntah pada trimester pertama.
menurunkan frekuensi dan 3. Tinjau ulang riwayat kemungkinan 3. Membantu dalam mengenyampingkan
keparahan mual/muntah masalah medis lain (misalnya ulkus penyebab lain. Untuk mengatasi masalah
2. Mengkonsumsi cairan peptikum, gastritis, kolesistisis) khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
dengan jumlah yang sesuai 4. Anjurkan klien mempertahankan 4.
Membantu dalam menentukan adanya
setiap hari masukan/haluaran, dan penurunan berat muntah yang tidak dapat dikontrol
3. Mengidentifikasi tanda- badan setiap hari. (hyperemesis gravidarum).
tanda dan gejala-gejala 5. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane 5. Indikator dalam membantu untuk
dehidrasi yang mukosa, tekanan darah (TD), mengevaluasi tingkat/kebutuhan hidrasi
memerlukan tindakan masukan/haluaran dan berat jenis urin.
Timbang BB klien dan bandingkan
dengan standar.
6. Anjurkan peningkatan masukan minuman 6. Membantu dalam meminimalkan
berkarbonat, makan enam kali sehari mual/muntah dengan menurunkan
dengan jumlah yang sedikit, dan makanan keasaman lambung.
tinggi karbohidrat (misalnya popcorn, roti
kering)

15
6. Risiko tinggi terhadap keletihan Setelah dilakukan asuhan 1. Tentukan siklus tidur bangun yang normal 1. Membantu menyusun prioritas yang
berhubungan dengan keperawatan selama …x… dan komitmen terhadap pekerjaan, realistic dan waktu untuk menguji
peningkatan metabolisme diharapkan pasien tidak keluarga, komunitas dan diri sendiri. komitmen. Pasien mungkin perlu untuk
karbohidrat, perubahan kimia mengalami keletihan pada saat melakukan penilaian. Sepeerti perubahan
tubuh, peningkatan kebutuhan proses kehamilan, dengan shift kerja untuk mengatasi mual di pagi
energi untuk melakukan kriteria hasil: hari atau memberikan istirahat yang lebih,
aktivitas kehidupan sehari – hari 1. Pasien dapat pemindahan perkerjaan/tagging jawab
mengidentifikasi dasar rumah tangga, dan sebagainya.
uyang menyebabkan 2. Anjurkan tidur siang 1 samapai 2 jam 2. Istirahat untuk memnuhi kebutuhan
keletihan dan area control setiap hari, 8 jam setiap tidur malam. metabolik berkenaan dengan
individu. 3. Pantau kadar Hb, jelaskan peran zat besi pertumbuhan jaringan ibu/janin.
2. Pasien dapat memodifikasi dalam tubuh ; anjurkan mengkonsumsi 3. Kadar Hb rendah mengakibatkan
gaya hidup untuk memnuhi suplemen zat besi setiap hari, sesuai kelelahan lebih besar karena penurunan
perubahan indikasi jumlah pembawa oksigen.
kebutuhan/tingkat energi.
3. Melaporkan adanya
peningkatan energi.
7. Risiko tinggi terhadap gangguan Setelah dilakukan asuhan 1. Tentukan sikap terhadap kehamilan, 1. Perasaan klien terhadap kehamilan
citra tubuh berhubungan dengan keperawatan selama …x… perubahan citra tubuh, dan situasi mempengaruhi kemampuannya untuk
persepsi tentang perubahan diharapkan pasien dapat pekerjaan, dan bagaimana hal ini mengembangkan perasaan positif
biofisik, psikososial, budaya dan menerima segala perubahan dipandang oleh orang terdekat terhadap perubahan bentuk tubuhnya,
keyakinan spiritual yang terjadi selama masa sebagaimana kemampuannya beradaptasi
kehamilan, dengan kriteria positif terhadap peran menjadi orangtua.
hasil: 2. Identifikasi hal mendasar dari harga diri 2. Perubahan citra tubuh terjadi secara
1. Mengungkapkan klien sehubungan dengan perubahan normal karena perubahan bentuk tubuh.
pemahaman/penerimaan karena hamil dan tanggung jawab yang Hal ini dapat menimbulkan krisis situasi
perubahan tubuh berhubungan dengan peran baru tersebut yang berdampak negatif terhadap
2. Mengungkapkan kehamilan maupun kemampuan menjadi
penerimaan terhadap diri orangtua pada klien dengan harga diri
sendiri dalam situasi buruk dan identitas ego lemah.
3. Mendemonstrasikan citra 3. Kaji sistem pendukung seperti bibi, 3. Dukungan yang adekuat dapat membantu

16
diri positif dengan nenek, cultural healer, dan sebagainya klien mengatasi perubahan bentuk
mempertahankan kepuasan tubuhnya secara positif dan
terhadap penampilan mempertahankan harga diri positif.
secara menyeluruh 4. Tinjau ulang perubahan fisiologis selama 4. Membantu menurunkan stress
kehamilan; yakinkan klien bahwa berhubungan dengan kehamilan.
perasaan yang campur aduk adalah Mengungkapkan perasaan lain dari
normal. Sediakan suasana untuk pasangan biasanya, sikap, dan pengalaman masa
mendiskusikan perasaan. lalu.

17
D. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaaan rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi
pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respons ibu selama dan
sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Rohmah &
Walid, 2012).

E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses
keperawatan, dimana perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap
perubahan diri dari ibu hamil dan menilai sejauh mana masalah ibu pada
trimester pertama dapat diatasi. Di samping itu, perawat juga memberikan
umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan yang ditetapkan belum tercapai
sehingga proses keperawatan dapat di modifikasi (Mitayani, 2013: 11).

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada trimester pertama, wanita hamil perlu melakukan pemeriksaan
(kunjungan pertama) kehamilan guna memastikan kehamilannya dan
merencanakan perawatan prenatal untuk menjamin keamanan dan kelancaran
proses kehamilannya. Berbagai macam permasalahan pada awal kehamilan,
khususnya pada trimester pertama dapat diatasi melalui perawatan prenatal
dengan bantuan tenaga kesehatan seperti perawat, dokter, maupun tenaga
kesehatan lainnya. Perawat professional harus mampu memberikan asuhan
keperawatan pada ibu hamil di trimester pertama.

B. Saran
Diharapkan mahasiswa keperawatan dapat mengetahui dan memahami
bagaimana melakukan pengkajian fisik, menentukan diagnosa dan intervensi
keperawatan yang tepat untuk ibu hamil pada trimester pertama.
Dan diharapkan mahasiswa keperawatan dapat membaca referensi
lainnya agar dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan dan tidak
cepat puas dengan apa yang telah dimiliki.

19
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Maternity Nursing. Alih Bahasa: Maria A.


Wijayarini, Peter I. Anugerah. Jakarta: EGC

Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi: Pedoman untuk


Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien Edisi 2. Alih Bahasa:
Monica Ester. Jakarta: EGC

Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas Ed. 2. Andry Hartono. Jakarta: EGC

Mitayani. 2013. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika

Ridha, H. Nabiel. 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar

Rohmah, N & Walid, S. 2012. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi.


Yogyakarta: AR-Ruz Media

20

You might also like