You are on page 1of 7

Sputum adalah bahan yang dikeluarkan dari paru, bronchus, dan trachea melalui mulut.

Biasanya juga disebut dengan expectoratorian. Orang dewasa normal bisa memproduksi mukus
(sekret kelenjar) sejumlah 100 ml dalam saluran napas setiap hari. Mukus ini digiring ke faring
dengan mekanisme pembersihan silia dari epitel yang melapisi saluran pernapasan. Keadaan
abnormal produksi mukus yang berlebihan (karena gangguan fisik, kimiawi, atau infeksi yang terjadi
pada membran mukosa), menyebabkan proses pembersihan tidak berjalan secara adekuat normal
seperti tadi, sehingga mukus ini banyak tertimbun. Bila hal ini terjadi, membran mukosa akan
terangsang, dan mukus akan dikeluarkan dengan tekanan intrathorakal dan intraabdominal yang
tinggi. Dibatukkan, udara keluar dengan akselerasi yg cepat beserta membawa sekret mukus yang
tertimbun tadi. Mukus tersebut akan keluar sebagai sputum.

Sputum, dahak, atau riak adalah sekret yang dibatukkan dan berasal dari tenggorokan,
hidung atau mulut.

Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber, warna,
volume, dan konsistennya karena kondisi sputum biasanya memperlihatkan secara spesifik proses
kejadian patologik pada pembentukan sputum itu sendiri.

Pemeriksaan sputum diperlukan jika diduga terdapat penyakit paru-paru. Membran mukosa
saluran pernafasan berespons terhadap inflamasi dengan meningkatkan keluaran sekresi yang
sering mengandung mikroorganisme penyebab penyakit.

Sputum berbeda dengan sputum yang bercampur dengan air liur. Cairan sputum lebih
kental dan tidak terdapat gelembung busa di atasnya, sedangkan cairan sputum yang bercampur air
liur encer dan terdapat gelembung busa di atasnya. Sputum diambil dari saluran nafas bagian
bawah sedangkan sputum yang bercampur air liur diambil dari tenggorokan.

Spesimen sputum paling baik diambil pada pagi hari selama 3 hari berturut-turut (pagi-
pagi-pagi), tetapi untuk kenyamanan penderita pengumpulan sputum dilakukan : Sewaktu – Pagi –
Sewaktu (SPS) dalam jangka waktu 2 hari.
Sewaktu hari -1 (sputum sewaktu pertama = A)
 Kumpulkan sputum spesimen pertama pada saat pasien berkunjung ke UPK (Unit Pelayanan
Kesehatan)
 Beri pot sputum pada saat pasien pulang untuk keperluan pengumpulan sputum pada hari
berikutnya.
Pagi hari -2 (sputum pagi = B)
 Pasien mengeluarkan sputum spesimen kedua pada pagi hari kedua setelah bangun tidur
dan membawa spesimen ke laboratorium.
 Sputum paling baik untuk pemeriksaan adalah sputum pagi hari, karena sputum pagi paling
banyak mengandung kuman. Sputum pagi di kumpulkan sebelum menggosok gigi, tetapi
sudah berkumur dengan air untuk membersihkan sisa makanan dalam mulut yang tertinggal

Sewaktu hari -2 (sputum sewaktu kedua = C)


 Kumpulkan sputum spesimen ketiga di laboratorium pada saat pasien kembali ke
laboratorium pada hari kedua saat membawa sputum pagi (B).

Pengumpulan sputum dilakukan di ruang terbuka dan mendapat sinar matahari langsung
atau di ruangan dengan ventilasi yang baik, untuk mengurangi kemungkinan penularan akibat
percikan sputum yang infeksius.
Jangan mengambil sputum di ruangan tertutup dengan ventilasi yang buruk, misalnya:
 Kamar kecil / toilet
 Ruang kerja (ruang pendaftaran, ruang pengumpulan sampel, laboratorium, dsb)
 Ruang tunggu, ruang umum lainnya

Syarat pot sputum yang ideal :


 Sekali pakai.
 Bahan kuat, tidak bocor dan tidak mudah pecah.
 Tutup berulir, dapat menutup rapat.
 Plastik jernih/ tembus pandang.
 Mulut lebar, diameter 6 cm.
 Dapat ditulisi dengan pena

Pot sputum yang tidak dianjurkan:


 Tidak tembus pandang
 Terlalu kecil
 Tutup tidak berulir

Untuk pengambilan sample pada anak, dapat digunakan 3 cara yaitu :

 Nasofaring swab (usapan nasofaring)


Disebut juga sekret tenggorok. Pada saat batuk pada tenggorok anak tersebut masih
tertinggal sputum pada tenggorok sehingga ulasan dinding nasofaring dapat diambil sebagai
sample sputum

 Cough plate
Batuk langsung pada cawan / piting. Cawan dipegang dimuka mulut lalu anak disuruh batuk
 Cough swab technique
Dibuat batuk dengan swab. Anak dibuka mulutnya dengan bantuan tongue spatle, lidah
ditekan maka epiglotis akan terlihat kemudian epiglotis diusap dengan sswab untuk
merangsang batuk. Material dari trakea akan dibatukan keluar dan tertimbun pada swab,
kemudian swab dioleskan pada tempat untuk pemeriksaan. Supaya tidak terkontaminasi
usahan swab jangan sampai mneyentuh dinding nasofaring.

Pada praktikum kali ini, dilakukan pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis secara natif.
Pemeriksaan sputum penting untuk diagnosis etiologi berbagai penyakit pernapasan. Pemeriksaan
mikroskopik dapat menjelaskan organism penyebab penyakit pada berbagai pneumonia bacterial,
tuberkulosa, serta berbagai jenis infeksi jamur.

Pada pemeriksaan makroskopis diperoleh :


Volume
Sample sputum yang kelompok saya peroleh adalah sputum yang berasal dari selang alat bantu
nafas pada pasien denga diagnosa Tuberculosis, didalam pipa terlihat sputum yang sudah mengeras,
sehingga tidak dapat dipastikan volume nyata dari sputum.
Orang yang sehat tidak mengeluarkan sputum kalaupun ada jumlahnya hanya sedikit sekali
(<25ml/24jam) Volume sputum yang dikeluarkan dipengaruhi oleh penyakit yang diderita juga
stadium penyakitnya. Jumlah yang besar yaitu lebih dari 100ml/24 jam, mungkin melebihi 500 ml
ditemukan pada edema pulmonum, abses paru-paru bronchiectasi, tuberculosis pulmonum yang
lanjut dan pada abses yang pecah menembus paru-paru.

Bau
Syarat pemeriksaan : harus diuji dalam keadaan segar karena sputum yang dibiarkan beberapa lama
akan busuk.
Sputum yang diperoleh berbau busuk, hal ini dapat dikarenakan sputum yang sudah tidak fresh lagi
ketika diamati (Sputum mengeras), Bau busuk pada sputum segar didapat pada ganggren dan abses
pulmonum, pada tumor yang mengalami nekrosis dan pada empyema yang menembus ke bronci.
Kalau abses di bawah diafragma (subphrenik) menembus ke atas akan ditemukan bau seperti tinja.

Warna
Sputum yang diamati berwarna kuning-kecoklatan, Sputum kekuning-kuningan kemungkinan proses
infeksi. Warna sputum berbeda-beda tergantung stadium penyakit yang diderita oleh penderita.
· Abu-abu atau kuning : pus dan sel epitel
· Merah : perdarahan segar
· Merah coklat : darah tua dan didapat pada permulaan pneumonia lobaris, pada gangren dll
· Hitam : debu yang masuk jalan pernapasan
 Sputum hijau kemungkinan proses penimbunan nanah. Warna hijau ini dikarenakan adanya
verdoperoksidase yg dihasikan oleh PMN dlm sputum. Sputum hijau ini sering ditemukan pada
penderita bronkhiektasis karena penimbunan sputum dalam bronkus yang melebar dan terinfeksi.
 Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih kemungkinan tanda bronkitis kronik.
· Sputum merah muda dan berbusa kemungkinan tanda edema paru akut.

Konsistensi
Sputum yang diamati memiliki konsistensi kental padat (sputum sudah mengeriing didalam selang)
Konsistensi yang ada pada sputum dipengaruhi oleh penyakit dan stadiumnya.
· Sereus : edema pulmonum, dahak mucoid pada bronchitis, asma, pneumonia lobaris pada stadium
tertentu
· Purulent : abses , brinchiectasi, stadium terakhir bronchitis, dll.
· Seropurulent
· Mucopurulent
· Serohemoragik

Unsur-unsur tertentu
Untuk mencari unsur-unsur khusus dalam sputum tuanglah sputum itu ke dalam cawan petri hingga
menyusun lapisan tipis yang diteliti terhadap latar belakang hitam dengan memakai lensa pembesar.
Pada hasil pengamatan tidak ditemukan adanya unsur khusus yang nampak.
Pada beberapa khasus dapat dijumpai adanya :
a. Butir keju, yaitu potongan – potongan kecil berwarna kuning yang berasal dari jaringan nekrotik,
didapat ada tuberculosis pulmonum, gangrena abses dan pada actinomycosis
b. Uliran spiral Churschman : bentuk kuning berulit yang sering dilihat benang pusat. Didapat pada
asma bronchiale.
c. Tuangan bronchi. Bahan tuangan itu adalah fibrin, besarnya tergantung pada besarnya bronchus
tempat pembentukannya. Didapat pada bronchitis fibrinosa dan kadang-kadang pada pneumonia.
d. Sumbat Dittrich, yaitu benda kuning putih yang dibentuk dalam bronci atau bronchioli. Ditemukan
pada asma bronchiale, bronchitis dan bronchiectasi. Sumbat Dittrich berbeda dari tuangan bronchi
karena ia tidak tersusun dari fibrin tetapi dari sel-sel rusak, lemak dan bakteri.

Pada pemeriksaan mikroskopis secara natif dijumpai adanya :

 kumpulan saliva
 bakteri streptococcus
Bakteri ini dapat ditemukan pada sputum orang sehat karena Pada rongga mulut
terdapat kelompok bakteri flora normal seperti Streptococcus mutans, Staphylococcus aureus,
Neisseria sp, Corynebacterium,dan banyak lagi.
Mungkin bakteri streptococcus yang ditemukan ini merupakan bakteri yang terbawa
dari rongga mulut ketika seseorang mengeluarkan sputum.
 epitel yang menumpuk

Epitel normal ditemukan ada pada sputum, hal ini karena adanya penekakanan pada mukosa
bonkus ketika mengeluarkan sputum (ketika batuk), sehingga beberapa epitel mungkin
terbawa keluar. Selama jumlah epitel tidak mendominasi dan tidak merubah warna dari
sputum.

 Leukosit

Pada pengamatan mikroskopis sputum dapat ditemukan adanya leukosit yang berwarna
transparant (karena tidak dilakukan pengecatan) dan inti didalam yang terlihat. Adanya leukosit
ini menandakan adanya proses peradangan didalam saluran pernafasan. Leukosit dalam jumlah
yang banyak juga menyebabkan perubahan bau dari sputum mnejadi bau busuk.

 Jamur
Infeksi jamur paru dapat sebagai infeksi primer maupun sekunder. Timbulnya infeksi sekunder
pada paru disebabkan terdapatnya kelainan atau kerusakan jaringan paru seperti pada TB paru
berupa kavitas, bronkiectasis, destroyed lung dan sebagainya. Dengan adanya infeksi jamur paru
pada penderita TB paru akan menambah permasalahan dalam pengobatan penyakit TB paru dan
penderita bekas TB paru.

 kristal sisa makanan

Selain hal-hal diatas, pada pemeriksaan mikroskopis natif juga dapat dijumpai :
 Sel-sel yang mengandung pigmen :
a. Heart failure cells, yaitu sel besar, berinti satu yang mengandung hemisiderin berupa
butir kuning. Sel ssemacam itu didapat pada kongesti dalam paru-paru
(decompensatio cordis, stevonis valvue mitralis) dan juga pada infract paru-paru.
b. Sel-sel yang brisi karbon berbutir-butir didapat pada antharacosis dan pada orang-
orag yang sangat banyak merokok.
 Serat elastik : ialah serat halus, agak kuning, berombak-rombak dengan ujungnya terbelah.
Adanya serat-serat itu menandakan parenchym paru-paru sedang dirombak.
 Spiral Curschmann’s : merupakan massa mukoid berwarna putih kekuningan yang
merupakan jaringan spiral yang bisa menguning seperti bola, panjang 1,5cm. Unsur ini
terbentuk dalam lumen bronchus kecil, bronchiolus dan duktus kelenjar seromukus
bronchus. Dapat dijumpai pada asthma bronchiale, bronkitis kronis dan perokok berat.
 Benda Ditrich : berupa benda perkejuan dengan warna kekuningan atau abu-abu dengan
ukuran sebesar ujung jarum sampai sebutir kacang. Terdiri atas sel yang besar, kristal asam
lemak, butir-butir lemak dan bakteri. Terdapat pada bronkiekstasi, asthma bronchiale,
bronkitis kronis.
 Kristal-kristal. Biasanya tidak banyak artinya. Yang mungkin didapat ialah :
a. kristal Charcot-Leyden : berasal dari penghancuran sel eosinofil oleh karena itu akan
tercat lebih jelas dengan cat eosin. Sering tak tampak pada sputum baru, baru
setelah dibiarkan beberapa lama akan terlihat kristal tak berwarna, bentuk segi
enam dengan ukuran sangat bervariasi. Jarang didapat kecuali pada asthma
bronchiale.
b. Kristal asam lemak : tak larut air, larut dalam alkohol panas, alkali chloroform.
Terdapat pada TBC paru kronis, bronchiektasi, gangren paru, bronkitis
c. Kristal cholesterol : terdapat pada TBC paru kronis, abses paru kronis, emfiema,
abses hati yang menembus paru.
d. Kristal leucine & tyrosine : berasal dari dekomposisi protein, didapat pada emfiema,
abses hepar yang menembus paru.

Selain pemeriksaan mikroskopis natif, dapat pula diperiksa dengan Sediaan pulasan untuk memperjelas
bakteri yang terkandung didalam sputum. Pulasan yang dipakai ialah menurut Wright atau Giemsa,
pulasan Gram dan pulasan terhadap kuman tahan asam. Yang penting ialah pulasan Ziehl-nelsen dan
pulasan Gram. Pengecatan Ziehl-Neesen untuk melihat adanya bakteri TB. Bila pemeriksaan ini
hasilnya negative bukan berrati penderita bebas kuman TB. Namun pada percobaan kali ini, tidak
dilakukan pemeriksaan dengan pengecatan.

You might also like