You are on page 1of 20

KESELAMATAN PASIEN DAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA

PENCATATAN DAN PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN


DI RUMAH SAKIT
Makalah dibuat untuk mata kuliah keselamatan pasien dan keselamatan kesehatan
kerja yang diampu oleh Bapak Mugi Hartoyo, MN

KELOMPOK 8 :

1. Taufiq Qurrahman (P1337420617076)


2. Diah Ayu Putri Anggraini (P1337420617079)
3. Afninda Nafariska (P1337420617081)
4. Erneta Ismilania (P1337420617082)
5. Alifia Jaya Wandira (P1337420617085)
6. Muhammad Candra Romadon (P1337420617086)

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2018

i
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH

“Pencatatan Dan Pelaporan Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit”


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keselamatan pasien dan keselamatan
kesehatan kerja
Tahun Pelajaran 2018/2019

Telah disetujui dan disahkan pada:


hari :
tanggal :

Disusun oleh :
KELOMPOK 8

Menyutujui
Dosen Pembimbing,

MUGI HARTOYO, MN

NIP.196809021994031002

KATA PENGANTAR

ii
Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat dan nikmatnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pencatatan Dan Pelaporan Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit”
Dalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang pencatatan dan
pelaporan keselamatan kerja di rumah sakit. Penulis masih dalam tahap belajar
dalam pembuatan makalah ini, dan sangat menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang lain yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang guna membuat makalah ini menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Semarang, 28 Maret 2018

Penulis,

Mahasiswa Sarjana Terapan


Keperawatan

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii

iii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv

BAB I PENDAHULUAN

1
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
1
1.3 Tujuan
2
1.4 Manfaat
2
BAB II PEMBAHASAN
3
2.1 Pengertian IKP
3
2.2 Pelaporan dan pencatatan IKP
4
2.3 Alur pencatatan dan pelaporan
5
2.4 Petunjuk pengisian laporan IKP
10
BAB III PENUTUP
17
3.1 Kesimpulan
17
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
18

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan ( safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk
rumah sakit. Ada lima (5) issue penting yang terkait dengan keselamatan
safety) rumah sakit, yaitu : keselamatan pasien, keselamtan pekerja,
keselamtan bangunan dan peralatan di rumah sakityang bisa berdampak
terhadap keselamatan pasien dan petugas keselamatan lingkungan
(green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan
keselamatan “bisnis” rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup
rumah sakit. Kelima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk
dilaksanakan di setiap rumah sakit. Namun, harus diakui kegiatan institusi
rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien,karena itu
Keselamatan Pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan
dan hal tersebu tterkait dengan isu mutu dan citra perumah-sakitan. Rumah
sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan selaludituntut untuk berkualitas
dan dilakukan oleh staf professional dan dedikatif. Keberagaman dan
kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi
KTD.
Maka dari itu, rumah sakit perlu melakukan pencatatan dan pelaporan
keselamatan kerja. Pelaporan insiden keselamatan pasien adalah jantung dari
mutu layanan, yang merupakan bagian penting dalam proses belajar dan
pembenahan ke dalam revisi dari kebijakan, termasuk standar prosedur
operasional (SPO) dan panduan yang ada.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan makalah yang kami buat maka dirumuskan menjadi :
1. Apa pengertian IKP?
2. Apa saja tujuan dan pengertian pencatatan pelaporan IKP di rumah
sakit ?
3. Bagaimana alur pencatatan dan pelaporan IKP dilakukan?
4. Bagaimana petunjuk pengisian laporan IKP?
1.3 Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan makalah yang kami buat memiliki tujuan yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian IKP

1
2. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan dari pencatatan dan
pelaporan IKP di rumah sakit
3. Untuk mengetahui alur pencatatan dan pelaporan IKP
4. Untuk mengetahui pentunjuk pengisian laporan IKP
1.4 Manfaat Makalah
1. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah wawasan pada siswa didik sehingga mampu
mengetahui pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien di
rumah sakit.
2. Bagi Penulis
Menambah wawasan tentang pencatatan dan pelaporan IKP di
rumah sakit pada mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja .

BAB II
ISI
2.1 Pengertian IKP

Peraturan menteri kesehatan republic indonesia nomer 1691/ Menkes/


Per/ VIII/2011 disebutkan bahwa keselamatan pasien (patient safety) rumah
sakit adalah suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman meliputi assessment risiko identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien. Pelaporan dan analisa insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implimentasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan sehrusnya diambil. Macam –macam insiden keslamatan
pasien :
1. Kondisi Potensial Cedera(KPC)

2
Kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi
belum terjadi insiden. Contoh : Kerusakan alat ventilator
2. Kejadian Tidak Cedera(KTC)
Insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
Contoh : Pasien minum parasetamol & tidak ada reaksi apapun tetapi
dokter tidak meresepkan parasetamol
3. KejadianNyarisCedera(KNC)
Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.
Contoh : Salah identitas pasien namun diketahui sebelum dilakukan
tindakan
4. KejadianTidakDiharapkan(KTD)
Merupakan suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang
tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), dan
bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien. Kejadian
Sentinel : KTD yg mengakibatkan kematian atau cedera yg serius.

2.2 Pelaporan dan pencatatan IKP

Salah satu strategi dalam merancang sistem keselamatan pasien adalah


bagaimana mengenali kesalahan sehingga dapat dilihat dan segera diambil tindakan
guna memperaiki efek yang terjadi. Upaya untuk mengenali dan melaporkan
kesalahan ini dilakukan melalui sistem pelaporan.
Pelaporan insiden keselamatan pasien adalah jantung dari mutu layanan, yang
merupakan bagian penting dalam proses belajar dan pembenahan ke dalam revisi dari
kebijakan, termasuk standar prosedur operasional (SPO) dan panduan yang ada.
Rumah sakit wajib untuk melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang meliputi
(KTD, (KNC) dan kejadian sentinel. Pelaporan insiden dilakukan secara internal dan
eksternal. Dalam pencatatn dan pelaporan itu harus sesusai dengan buku pedoman
pelaporan IKP ini akan menuntun rumah sakit dalam upaya menyusun Sistem
Pelaporan IKP, dengan elemen-elemen:
 Alur Pelaporan
 Analisis Matrix Grading Risiko
 Petunjuk Pengisian Laporan IKP

3
 Serta format Formulir Laporan IKP baik Internal maupun Eksternal ke
KKPRS.
Pelaporan insiden Eksternal ke KKPRS dapat dilakukan melalui pengisisan
formulir secara elektronik (e-reporting). E-Reporting insiden Eksternal diharapkan
dapat meningkatkan budaya pelaporan insiden RS ke KKPRS untuk dapat dianalisis
dan ditindak lanjuti.
2.2.1 Tujuan Pelaporan dan pencatatan IKP
A. Tujuan Umum :
1. Menurunnya Insiden Keselamatan Pasien (KTD, KNC, KTC dan KPC)
2. Meningkatnya mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
B. Tujuan Khusus :
1. Rumah Sakit (Internal)
a. Terlaksananya sistem pelaporan dan pencatatan insiden keselamatan
pasien di rumah sakit
b. Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada akar
masala
c. Didapatkannya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada pasien
agar dapat mencegah kejadian yang sama dikemudian hari.
2. KKPRS (Eksternal)
a. Diperolehnya data / peta nasional angka insiden keselamatan pasien
(KTD, KNC, KTC)
b. Diperolehnya pembelajaran untuk meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien bagi rumah sakit lain.
c. Ditetapkannya langkah-langkah praktis Keselamatan Pasien untuk
rumah sakit di Indonesia.

2.3 Alur pencatatan dan pelaporan


A. Alur pelaporan insiden kepada tim keselamatan pasien di RS (Internal)
1. Apabila terjadi suatu insiden (KNC/KTD/KTC/KPC) di rumah sakit,
wajib segera ditindaklanjuti (dicegah / ditangani) untuk mengurangi
dampak / akibat yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindaklanjuti, segera membuat laporan insidennya dengan
mengisi Formulir Laporan Insiden pada akhir jam kerja/shift kepada
Atasan langsung. (Paling lambat dalam 2x 24 jam); diharapkan jangan
menunda laporan.

4
3. Setelah selesai mengisi laporan, segera menyerahkan kepada Atasan
langsung pelapor. (Atasan langsung disepakati sesuai keputusan
Manajemen : Supervisor/Kepala Bagian/ Instalasi/ Departemen / Unit).
4. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading
risiko terhadap insiden yang dilaporkan.
5. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa yang
akan dilakukan sebagai berikut : (pembahasan lebih lanjut di point
C)
a. Grade biru : Investigasi sederhana oleh Atasan langsung, waktu
maksimal 1 minggu.
b. Grade hijau : Investigasi sederhana oleh Atasan langsung, waktu
maksimal 2 minggu
c. Grade kuning : Investigasi komprehensif/Analisis akar
masalah/RCA oleh Tim KP di RS, waktu maksimal 45 hari
d. Grade merah : Investigasi komprehensif/Analisis akar masalah /
RCA oleh Tim KP di RS, waktu maksimal 45 hari.
6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil
investigasi dan laporan insiden dilaporkan ke Tim KP di RS .
7. Tim KP di RS akan menganalisa kembali hasil Investigasi dan Laporan
insiden untuk menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan
(RCA) dengan melakukan Regrading.
8. Untuk grade Kuning / Merah, Tim KP di RS akan melakukan Analisis
akar masalah / Root Cause Analysis (RCA)
9. Setelah melakukan RCA, Tim KP di RS akan membuat laporan dan
Rekomendasi untuk perbaikan serta "Pembelajaran" berupa :
Petunjuk / "Safety alert" untuk mencegah kejadian yang sama terulang
kembali.
10. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada Direksi
11. Rekomendasi untuk "Perbaikan dan Pembelajaran" diberikan umpan
balik kepada unit kerja terkait serta sosialisasi kepada seluruh unit di
Rumah Sakit
12. Unit Kerja membuat analisa kejadian di satuan kerjanya masing –
masing.
13. Monitoring dan Evaluasi Perbaikan oleh Tim KP di RS.

B. Alur pelaporan insien ke KKPRS atau Komite Keselamatan Pasien Rumah


Sakit (Eksternal)
a. Laporan hasil investigasi sederhana / analisis akar masalah /
RCA yang terjadi pada pasien dan telah mendapatkan rekomendasi dan

5
solusi oleh Tim KP di RS (internal) / Pimpinan RS dikirimkan ke
KKPRS dengan melakukan entry data (e- reporting), atau Formulir
Laporan Insiden Keselamatan Pasien dapat dikirim melalui POS.
b. Laporan insiden secara elektronik (e-reporting) ke KKP-RS
dapat dilakukan melalui website resmi KKP-RS :
www.buk.depkes.go.id
Berikut skema dalam alur pelaporan :
a. Alur Investigasi

b. Alur pelaporan IKP

6
C. Analisis matriks grading risiko
Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analisa kualitatif untuk
menentukan derajat risiko suatu insiden berdasarkan dampak dan
probabilitasnya.
a. Dampak (Consequences)
Penilaian dampak / akibat suatu insiden adalah seberapa berat
akibat yang dialami pasien mulai dari tidak ada cedera sampai
meninggal.

7
b. Probabilitas / Frekuensi / /Likelihood
Penilaian tingkat probabilitas / frekuensi risiko adalah seberapa
seringnya insiden tersebut terjadi.

SKOR RISIKO

SKOR RISIKO = Dampak x Probabilitas

Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna yaitu
: Biru, Hijau, Kuning dan Merah. Warna "bands" akan menentukan Investigasi yang
akan dilakukan
 Bands BIRU dan HIJAU : Investigasi sederhana
 Bands KUNING dan MERAH : Investigasi Komprehensif / RCA
Contoh :
Pasien jatuh dari tempat tidur dan meninggal, kejadian
seperti ini di RS X terjadi pada 2 tahun yang lalu
Nilai dampak : 5 (katastropik ) karena pasien meninggal
Nilai probabilitas : 3 (mungkin terjadi) karena pernah terjadi 2 thn
lalu Skoring risiko : 5 x 3 = 15

8
Warna Bands : Merah (ekstrim)

Maka matriks grading risikonya :

c. Tindakan yang dilakukan sesuai matrik grading risiko

9
2.4 Pengisian laporan IKP
Formulir Laporan Insiden terdiri dari dua macam :
a. Formulir Laporan Internal Insiden Keselamatan Pasien
Adalah Formulir Laporan yang dilaporkan ke Tim KP di RS dalam waktu
maksimal 2 x 24 jam / akhir jam kerja / shift. Laporan berisi : data pasien, rincian
kejadian, tindakan yang dilakukan saat terjadi insiden, akibat insiden, pelapor dan
penilaian grading.
b. Formulir Laporan Eksternal Insiden Keselamatan Pasien
Adalah Formulir Laporan yang dilaporkan ke KKP-RS setelah dilakukan
analisis dan investigasi.
2.4.1 Form laporan :
A. DATA RS (Form Laporan Eksternal IKP)
1. Kepemilikan RS
Dipilih salah satu sesuai Kepemilikan RS : (jelas)
2. Jenis RS
Dipilih salah satu sesuai Tipe RS : Umum atau Khusus, Bila Khusus
pilih lagi : mis. RSIA, RS khusus THT, RS khusus Ortopedi.
3. Kelas RS
Dipilih salah satu sesuai Kelas RS : A, B, C, atau D
4. Kapasitas tempat tidur
Diisi jumlah tempat tidur dengan box bayi
5. Propinsi (lokasi RS)
Diisi nama propinsi dimana lokasi RS berada.
6. Tanggal Laporan dikirim ke KKP-RS
Diisi tanggal saat laporan dikirim via pos / kurir / e-report ke KKP-RS
B. . DATA PASIEN
Data Pasien : Nama, No Medical Record dan No Ruangan, hanya
diisi di Formulir Laporan Internal :
1. Nama Pasien : (bisa diisi initial mis : Tn AR, atau NY SY)
2. No MR : (jelas)
3. Ruangan : diisi nama ruangan dan nomor kamar misal : Ruangan
Melati kamar 301
Data Pasien : Umur, Jenis Kelamin, Penanggung biaya, Tgl masuk
RS dan jam diisi di Formulir Laporan Internal dan Eksternal
1. Umur : Pilih salah satu (jelas)
2. Jenis Kelamin : Pilih salah satu (jelas)
3. Penanggung biaya pasien : Pilih salah satu (jelas)
4. Tanggal masuk RS dan jam : (jelas)
C. RINCIAN KEJADIAN
1. Tanggal dan waktu insiden
Diisi tanggal dan waktu saat insiden (KTD / KNC / KTC)
terjadi. Buat prosedur pelaporan agar tanggal dan waktu insiden tidak
lupa : insiden harus dilaporkan paling lambat 2 x 24 jam atau pada
akhir jam kerja / shift.

10
2. Insiden
Diisi insiden misal : Pasien jatuh , salah identifikasi pasien ,
salah pemberian obat, salah dosis obat, salah bagian yang dioperasi,
dll.
3. Kronologis insiden
Diisi ringkasan insiden mulai saat sebelum kejadian sampai
terjadinya insiden. Kronologis harus sesuai kejadian yang sebenarnya,
bukan pendapat / asumsi pelapor.
4. Jenis insiden
Pilih salah satu Insiden Keselamatan Pasien (IKP) : KTD /
KNC / KTC
5. Orang pertama yang melaporkan Insiden
Pilih salah satu pelapor yang paling pertama melaporkan
terjadinya insiden. Misal : petugas / keluarga pasien dll
6. Insiden menyangkut pasien
Pilih salah satu : Pasien rawat inap / Pasien rawat jalan / Pasien
UGD
7. Tempat / Lokasi
Tempat pasien berada, misal ruang rawat inap, ruang rawat
jalan, UGD
8. Insiden sesuai kasus penyakit / spesialisasi
Pasien dirawat oleh Spesialisasi ? (Pilih salah satu). Bila kasus
penyakit / spesialisasi lebih dari satu, pilih salah satu yang
menyebabkan insiden.
Misal : Pasien dengan gastritis kronis dirawat oleh Dokter
Spesialis Penyakit Dalam, dikonsulkan ke Dokter Spesialis Bedah
dengan suspect Appendicitis. Saat appendectomy terjadi insiden,
tertinggal kassa, maka penanggung jawab kasus adalah : Dokter
Spesialis Bedah. Bila dirawat oleh dokter umum : isi Lain-lain : umum
9. Unit / Departemen yang menyebabkan insiden adalah unit /
Departemen yang menjadi penyebab terjadinya insiden Misalnya :
a. Pasien DHF ke UGD, diperiksa laboratorium, ternyata hasilnya
salah interpretasi.
Insiden : salah hasil lab. pada pasien DHF
Jenis Insiden : KNC (tidak terjadi cedera)
Tempat / Lokasi : UGD
Spesialisasi : Kasus Penyakit Dalam
Unit penyebab : Laboratorium
b. Pasien anak berobat ke poliklinik, diberikan resep, ternyata
terjadi kesalahan pemberian obat oleh petugas farmasi. Hal ini diketahui

11
setelah pasien pulang. Ibu pasien datang kembali ke Farmasi untuk
menanyakan obat tersebut.
Insiden : Salah pemberian obat untuk pasien anak
Jenis Insiden : KNC (tidak terjadi cedera)
Tempat / Lokasi : Farmasi
Spesialisasi : Kasus Anak
Unit penyebab : Farmasi
c. Pasien THT akan dioperasi telinga kiri tapi ternyata yang
dioperasi telinga kanan. Hal ini terjadi karena tidak dilakukan
pengecekan ulang bagian yang akan dioperasi oleh petugas kamar
operasi
Insiden : Salah bagian yang dioperasi : telinga kiri, seharusnya kanan
Jenis Insiden : KTD (terjadi cedera)
Tempat / Lokasi : kamar operasi
Spesialisasi : Kasus THT
Unit penyebab : Instalasi Bedah
10. Akibat insiden
Pilih salah satu : (lihat tabel matriks grading risiko)
Kematian : jelas
Cedera irreversible / cedera berat : kehilangan fungsi motorik,
sensorik atau psikologis secara permanen
misal lumpuh, cacat.
Cedera reversible / cedera sedang : kehilangan fungsi motorik,
sensorik atau psikologis tidak permanen misal luka robek
Cedera ringan : cedera / luka yang dapat diatasi dengan
pertolongan pertama tanpa harus di rawat misal luka lecet.
Tidak ada cedera, tidak ada luka
11. Tindakan yang dilakukan segera setelah insiden
Ceritakan penanganan / tindakan yang saat itu dilakukan agar insiden
yang sama tidak terulang lagi.
12. Tindakan dilakukan oleh
Pilihlah salah satu :
- Bila dilakukan Tim : sebutkan timnya terdiri dari siapa saja
misal ; dokter, perawat.
- Bila dilakukan petugas lain : sebutkan misal ; analis, asisten
apoteker, radiografer, bidan.
13. Apakah Insiden yang sama pernah terjadi di unit kerja lain?
- Jika Ya, lanjutkan dengan mengisi pertanyaan dibawahnya yaitu :
- Waktu kejadian : isi dalam bulan / tahun.
- Tindakan yang telah dilakukan pada unit kerja tersebut untuk
mencegah terulangnya kejadian yang sama. Jelaskan.

12
D. Tipe insiden

1. Administrasi Klinis 11.Alat Medis

13
2. Proses / Prosedur klinis 12.Perilaku pasien
3. Dokumentasi 13. Pasien jatuh
4. Infeksi Nosokomial 14. Pasien Kecelakaan
5. Proses Medikasi / Cairan 15. Infrastruktur / Sarana /
Infus Bangunan
6. Darah / Produk darah 16. Sumber daya / Manajemen
7. Gizi / Nutrisi 17. Laboratorium
8. Oxigen / Gas medis

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Rumah sakit wajib untuk melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang
meliputi (KTD, (KNC) dan kejadian sentinel. Pelaporan insiden dilakukan secara
internal dan eksternal. Dalam pencatatn dan pelaporan itu harus sesusai dengan buku
pedoman pelaporan IKP ini akan menuntun rumah sakit dalam upaya menyusun

14
Sistem Pelaporan IKP, dengan elemen-elemen Alur Pelaporan, Analisis Matrix,
Grading Risiko , Petunjuk Pengisian Laporan IKP , Serta format Formulir Laporan
IKP baik Internal maupun Eksternal ke KKPRS.
Dalam alur pelaporan dan pencatatan IKP terdapat panduanya seperti dalam
pemberian grading risiko yaitu terdapat warna biru,hijau,kuning dan merah. Masing-
masing grade memiliki dampak dan frekuensi risiko. Penangannyapun disesuaikan
dengan tingatan risiko. Maka dalam tahap pelaporan harus diperhatikan betul dalam
panduannya karena tujuan dari pelaporan dan pencatatan IKP adalah meningkatkan
mutu pelayanan di RS.

3.2 Saran

Penulisan makalah ini diharapkan dapat memotivasi pihak yang bersangkutan


atau pembaca, agar dapat meningkatkan pelayanan di RS dan pasien merasa
dilindungi ketika melakukan perawatan di RS. Semoga dengan pencatatan dan
pelaporan IKP ini pihak RS segera memajukan kualitas pelayanan.

DAFTAR PUSTAKA

Suryani E.(2015).Standar keselamatan pasien. 25 februari 2018.from :


https://www.academia.edu/31058437/STANDAR_KESELAMATAN_PASIEN.docx

KKPRS. (2015). Panduan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Insiden Keselamatan


Pasien. 25 Februari 2018.From : https://kupdf.com/download/sk-amp-panduan-sistem-
pencatatan-amp-pelaporan-insiden-keselamatan-pasien_59f0aecae2b6f51642addb9a_pdf

15
Belinda,Melur.(2015). Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien. 25 februari
2018.From : https://www.scribd.com/document/320026996/PEDOMAN-
PELAPORAN-INSIDEN-KESELAMATAN-PASIEN-IKP-pdf

16

You might also like