You are on page 1of 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA PENDERITA DIABETES

MELLITUS DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN ADL


DI RSUD DR. R. SOEDARSONO PASURUAN

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


(ASUHAN KEPERWATAN)

YUNITA PUSPITASARI
NIM. 1601200077

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN LAWANG
APRIL 2018
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada


Lansia Penderita Diabetes Mellitus dengan Gangguan Pemenuhan ADL” oleh
Yunita Puspitasari NIM. 1601200077 telah dipertahankan di depan dewan penguji.
Pada tanggal :

Dewan Penguji

Penguji Utama Penguji Anggota 1

Mengetahui ,
Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Lansia
Penderita Diabetes Mellitus dengan Gangguan Pemenuhan ADL” oleh Yunita
Puspitasari NIM. 1601200077 telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan pada
tanggal:

Malang, April 2018


Pembimbing 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan
Pada Lansia Penderita Diabetes Mellitus Dengan Gangguan Pemenuhan ADL di
RSUD Dr. R. Soedarsono Pasuruan” sebagai salah satu syarat tugas akhir kelulusan
studi di Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Jurusan Keperawatan. Atas
terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Budi Susatia, S. Kp, M. Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang yang telah memberikan sarana dan prasana kemudahan
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Imam Subekti, S. Kp, M. Kep, Sp. Kom selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang yang telah memberikan sarana dan
prasana kemudahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Agus Setyo Utomo, A. M. Kes selaku Ketua Program Studi D-III Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang yang telah memberikan sarana dan prasana
kemudahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Agus Setyo Utomo, A. M. Kes selaku pembimbing yang selalu memberikan
bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Agus Setyo Utomo, A. M. Kes selaku penguji yang selalu memberikan
arahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Semua pihak yang selalu memberikan dorongan dan bantuannya dalam
penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua, keluarga
tercinta, serta teman-teman dan semua pihak yang selalu memberikan dukungan
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
peniliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam membantu
memperbaiki Karya Tulis Ilmiah yang akan datang. Penulis berharap semoga Karya
Tulis Ilmiah ini bisa bermanfaat bagi orang lain.

Malang, April 2018

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
......... 1.1 Latar Belakang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Diabetes
Mellitus

2.1.1 Definisi Diabetes


Mellitus
2.1.2 Etiologi Diabetes
Mellitus
2.1.3 Tipe-Tipe Diabetes
Mellitus
2.1.4 Gejala Diabetes
Mellitus
2.1.5 Patofisiologi Diabetes
Mellitus
2.1.6 Komplikasi Diabetes
Mellitus
2.1.7 Penatalaksanaan Diabetes
Mellitus
2.2 Konsep
ADL
2.2.1 Definisi Luka
Diabetik
2.2.2 Klasifikasi Luka
Diabetik
2.2.3 Etiologi Luka
Diabetik
2.2.4 Tanda dan Gejala Luka
Diabetik
2.2.5 Faktor Risiko Luka
Diabetik
2.2.6 Penatalaksanaan Luka
Diabetik
2.3 Kerangka
Konsep

BAB III METODE PENULISAN


3.1 Desain Penelitian Asuhan
Keperawatan

3.2 Batasan
Istilah
3.3
Partisipan
3.4 Lokasi dan Waktu
Penelitian
3.5 Pengumpulan
Data
3.6 Uji Keabsahan
Data \
3.7 Analisa
Data
3.8 Etika
Penelitian
DAFTAR RUJUKAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Bagaimanakah asuhan keperawatan pada lansia penderita diabetes mellitus
dengan gangguan pemenuhan ADL di Ruang Interna 1 RSUD Dr. R.
Soedarsono Pasuruan?

1.3 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran tentang asuhan keperawatan pada lansia
penderita diabetes mellitus yang mengalami gangguan pemenuhan ADL di
Ruang Interna 1 RSUD Dr. R. Soedarsono Pasuruan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mendapatkan gambaran tentang pengkajian keperawatan pada
klien yang mengalami diabetes mellitus dengan gangguan gangguan
pemenuhan ADL di Ruang Interna 1 RSUD Dr. R. Soedarsono Pasuruan.
b. Untuk mendapatkan gambaran tentang diagnosis keperawatan pada klien
yang mengalami diabetes mellitus dengan gangguan gangguan
pemenuhan ADL di Ruang Interna 1 RSUD Dr. R. Soedarsono Pasuruan.
c. Untuk mendapatkan gambaran tentang perencanaan keperawatan pada
klien yang mengalami diabetes mellitus dengan gangguan gangguan
pemenuhan ADL di Ruang Interna 1 RSUD Dr. R. Soedarsono Pasuruan.
d. Untuk mendapatkan gambaran tentang implementasi keperawatan pada
klien yang mengalami diabetes mellitus dengan gangguan gangguan
pemenuhan ADL di Ruang Interna 1 RSUD Dr. R. Soedarsono Pasuruan.
e. Melakukan evaluasi pada klien yang mengalami diabetes mellitus
dengan gangguan gangguan pemenuhan ADL di Ruang Interna 1 RSUD
Dr. R. Soedarsono Pasuruan.
1.4 MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
Meningkatkan pengetahuan bagi pembaca agar dapat melakukan
pencegahan untuk diri sendiri dan orang disekitarnya agar tidak terkena
diabetes mellitus (DM), bahwa diabetes mellitus (DM) adalah gangguan
metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia yang berhubungan
dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin dan menyebabkan komplikasi
kronis mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati. Penulisan karya tulis
ilmiah ini juga berfungsi untuk mengetahui antara teori dan kasus nyata
yang terjadi di lapangan sesuai atau tidak, karena dalam teori yang sudah
ada tidak sesuai dengan kasus yang terjadi sehingga disusunlah karya tulis
ilmiah ini.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perawat
Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
menambah wacana keilmuan bagi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan Diabetes Mellitus.
b. Bagi Rumah Sakit
Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam
melakukan tindakan keperawatan bagi pasien penderita Diabetes
Mellitus.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Manfaat praktis bagi instansi akademik yaitu dapat digunakan
sebagai referensi bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan Diabetes
Mellitus.
d. Bagi Pasien dan Keluarga
Manfaat karya tulis ilmiah ini bagi pasien dan keluarga yaitu agar
pasien dan keluarga mengetahui tentang penyakit Diabetes Mellitus
serta perawatan yang benar agar klien mendapat perawatan yang tepat.

e. Bagi Pembaca
Manfaat penulisan karya tulis ilmiah bagi pembaca yaitu menjadi
sumber referensi dan informasi bagi orang yang membaca karya tulis
ilmiah ini menjadi lebih mengetahui dan memahami bagaimana cara
merawat pasien penderita Diabetes Mellitus.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori


2.1.1 Pengertian DM
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
yang ditandai dengan hiperglikemia sebagai akibat dari defek sekresi insulin,
kerja insulin atau keduanya.penyakit DM dikelompokkan menjadi 4
berdasarkan etiologinya yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe khusus lain dan
DM gestasional.(Gustimigo, 2015)
Diabetes tipe 1 adalah tubuh tidak mampu atau sangat sedikit untuk
memproduksi insulin akibat kerusakan sel beta pankreas ataupun adanya
proses autoimun. Diabetes tipe 2 adalah hasil dari gangguan sekresi insulin
progresif yang menyebabkan terjadinya resistensi insulin.DM tipe spesifik
lain terjadi sebagai hasil kerusakan genetik spesifik sekresi insulin dan
pergerakan insulin ataupun pada kondisi-kondisi lain. Diabetes gestasional
adalah diabetes yang terjadi selama kehamilan.(Lathifah, 2013)
Diabetes melitus tipe 2 merupakan golongan diabetes dengan tertinggi.
Penyakit DM tipe 2 dapat juga menimbulkan infeksi. Hal ini terjadi karena
hiperglikemia di mana kadar gula darah tinggi. Kemampuan sel untuk fagosit
menurun. Infeksi yang biasa terjadi pada penderita DM tipe 2 adalah infeksi
paru. (Erawantini, Farlinda, & Wulandari, 2017)

2.1.2 Berdasarkan teori terdapat beberapa faktor resiko yang


berhubungan dengan kejadian DM, yaitu faktor sosio demografi,
perilaku dan keadaan klinis atau mental individu.(Prasetyani, 2017)
 Faktor sosio demografi diantaranya adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan,
tingkat
pendidikan dan status perkawinan.
 Perilaku atau gaya hidup yang dimaksud adalah kebiasaan makan,
merokok dan aktivitas fisik.
 Sedangkan keadaan klinis atau mental adalah indeks massa tubuh,
lingkar perut dan stress.

2.1.4 Manifestasi Klinik


Gejala klasik DM seperti poliuria, polidipsi, polifagia, dan
penurunan berat badan tidak selalu tampak pada lansia penderita DM karena
seiring dengan meningkatnya usia terjadi kenaikan ambang batas ginjal
untuk glukosa sehingga glukosa baru dikeluarkan melalui urin bila glukosa
darah sudah cukup tinggi. Selain itu, karena mekanisme haus terganggu
seiring dengan penuaan, maka polidipsi pun tidak terjadi, sehingga lansia
penderita DM mudah mengalami dehidrasi hiperosmolar akibat
hiperglikemia berat.DM pada lansia umumnya bersifat asimptomatik,
kalaupun ada gejala, seringkali berupa gejala tidak khas seperti kelemahan,
letargi, perubahan tingkah laku, menu- runnya status kognitif atau
kemampuan fungsional (antara lain delirium, demensia, depresi, agitasi,
mudah jatuh, dan inkontinensia urin).(Kurnawan, 2010)

2.1.5 Dampak masalah yang ada pada Diabetes Melitus


Adanya penyakit gangren kaki diabetik akan mempengaruhi kehidupan
individu dan keluarga. Adapun dampak masalah yang bisa terjadi
meliputi :

1. Pada Individu
Pola dan gaya hidup penderita akan berubah dengan adanya
penyakit ini, Gordon telah mengembangkan 11 pola fungsi
kesehatan yang dapat digunakan untuk mengetahui perubahan
tersebut.
2. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Pada pasien gangren kaki diabetik terjadiperubahan persepsi dan
tata laksana hidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang
dampak gangren kaki diabetuk sehingga menimbulkan persepsi
yang negatif terhadap dirinya dan kecenderungan untuk tidak
mematuhi prosedur pengobatan dan perawatan yang lama, oleh
karena itu perlu adanya penjelasan yang benar dan mudah
dimengerti pasien.mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi dan
metabolisme yang dapat mempengaruhi status kesehatan penderita.
3. Pola eliminasi
Adanya hiperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis osmotik
yang menyebabkan pasien sering kencing (poliuri) dan pengeluaran
glukosa pada urine ( glukosuria ). Pada eliminasi alvi relatif tidak
ada gangguan.
4. Pola tidur dan istirahat
Adanya poliuri, nyeri pada kaki yang luka dan situasi rumah sakit
yang ramai akan mempengaruhi waktu tidur dan istirahat penderita,
sehingga pola tidur dan waktu tidur penderita mengalami perubahan.
5. Pola aktivitas dan latihan
Adanya luka gangren dan kelemahan otot – otot pada tungkai bawah
menyebabkan penderita tidak mampu melaksanakan aktivitas
sehari-hari secara maksimal, penderita mudah mengalami
kelelahan.(“Askep Diabetes Melitus (DM) | Hidayat2’s Blog,” 2009)

2.1.6 Patofisiologi
Diabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh
adanya kekurangan insulin secara relatif maupun absolut. Defisiensi
insulin dapat terjadi melalui 3 jalan, yaitu :
1. Rusaknya sel-sel β pankreas karena pengaruh dari luar (virus, zat
kimia tertentu, dll).
2. Desensitasi atau penurunan reseptor glukosa pada kelenjar
pankreas.
3. Desensitasi/kerusakan reseptor insulin (down regulation) di
jaringan perifer (Manaf, 2009).
Akibat lain adalah astenia atau kekurangan energi sehingga pasien
menjadi cepat lemah dan mengantuk yang disebabkan oleh
berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga berkurangnya
penggunaan karbohidrat untuk energi. Glukosoria ini akan
mengakibatkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran
kemih (poliuria) harus testimulasi, akibatnya pasien akan minum
dalam jumlah banyak karena glukosa hilang bersama kemih, maka
pasien mengalami keseimbangan kalori negatif dan berat badan
berkurang. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia) timbul sebagai
akibat kehilangan kalori (Wijaya 2013). (Ii & Teori, 2016)

2.1.7 Pemeriksaan diagnosis


Menurut Lewis et al, (2007) pemeriksaan diagnosis pada pasien
dengan diabetes mellitus meliputi pemeriksaan sebagai berikut :
1. Kadar serum elektrolit abnormal.
2. Kadar glukosa darah puasa > 126 mg/dL atau 7 mmol/L.
3. Leukosit meningkat.
4. Kadar keton yang meningkat.
5. HbA1c > 6%.
6. BUN yang meningkat.
7. Kreatinin yang meningkat.
8. Kolesterol yang meliputi Trigliserida, LDL, dan VLDL yang
meningkat, sedangkan untuk yang kolesterol HDL menurun.
9. Glukosuria, albiminemia, asidosis dan ketonuria

2.1.8 Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencapai
aktivitas insulin dan kadar glukosa darah yang normal dalam upaya
untuk mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik
tanpa terjadi hipoglikemia.

1. Terapi Gizi Medis


Penatalaksanaan nutrisi merupakan dasar dari manajemen
DM. Manajemen nutrisi pada pasien DM bertujuan untuk
meningkatkan metabolisme dan modifikasi asupan nutrisi serta
perubahan gaya hidup dengan prioritas utama adalah
mempertahankan kadar glukosa darah, profil lemak dan tekanan
darah dalam rentang yang normal untuk mencegah terjadinya
komplikasi (American Diabetes Association(2010), dalam Redmon
et al, 2010).
Prinsip manajemen nutrisi adalah melakukan pengaturan
pola makan yang didasarkan pada status gizi dan melakukan
modifikasi diet berdasarkan kebutuhan individu.Makanan dibagi
dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), makan siang (30%),
makan malam (25%) serta porsi 2-3 porsi ringan (10-15%) diantara
makan besar.

2. Latihan Jasmani
Latihan fisik pada pasien DM dapat meningkatkan rasa
nyaman, baik secara fisik, psikis maupun sosial. Latihan fisik yang
dinamis adalah dengan melibatkan kelompok otot – otot utama yang
akan meningkatkan pengambilan oksigen sebesar 15-20 kali lipat
yang disebabkan adanya peningkatan laju metabolisme pada otot
yang aktif.

3. Pengendalian Kadar Glukosa Darah


Pengendalian kadar glukosa darah merupakan bagian dari
pemantauan kendali diabetes mellitus. Menurut Soewondo (2009)
pemantauan status metabolik pada pasien DM merupakan hal yang
penting dan sebagai bagian dari pengelola DM.

4. Pendidikan Kesehatan
Diabetes Mellitus merupakan penyakit gangguan
metabolisme yang memerlukan perawatan dalam waktu yang lama,
sehingga diperlukan kepatuhan dari masing – masing penderita DM
baik kepatuhan terkait degan pola makan, aktivitas fisik, pengobatan
dan pengendalian kadar glukosa darah. Upaya untuk meningkatkan
pemahaman dan kepatuhan pasien DM diantaranya melalui
pendidikan kesehatan. Menurut Basuki (2009) penyuluhan perlu
diberikan pada pasien DM hal ini terkait dengan pentingnya
perubahan gaya hidup.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyuluhan antara lain :
a. Agar penderita DM hidup lebih lama dan dalam kebahagiaan.
b. Untuk membantu penderita DM agar dapat merawat dirinya
sendiri, sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi yang
mungkin terjadi.
c. Agar penderita DMtetap produktif sehingga dapat berfungsi
dan berperan sebaik – baiknya di dalam masyarakat.
d. Menekan biaya perawatan baik yang dikeluarkan secara
pribadi, asuransi maupun secara nasional (Basuki 2009, dalam
Soegondo, 2009).

2.1.9 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus


1. Pengkajian Keperawatan
a. Data biografi
Berisikan nama klien, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku
bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat, sumber
biaya dan sumber informasi yang diperoleh.

b. Riwayat keperawatan
Riwayat kesehatan sekarang (keluhan utama, kronologis keluhan),
riwayat kesehatan masa lalu (riwayat alergi, kecelakaan, dirawat
dirumah sakit, pemakaian obat). Riwayat kesehatan keluarga, riwayat
psikososial dan spiritual, kondisi lingkungan rumah, pola kebiasaan
sebelum sakit dan dirumah sakit.

c. Pengkajian fisik
1. Aktivitas / istirahat
Gejala :
Tanda :
2. Sirkulasi
Gejala : adanya riwayat hipertensi, MCI akut, kebas dan kesemutan
pada ekstremitas, penyembuhan yang lama, ulkus pada kaki.
Tanda : takikardi, perubahan tekanan darah postural, hipertensi,
nadi yang menurun atau tidak ada, disritmia, GJK, kulit panas,
kering dan kemerahan.
3. Integritas ego
Gejala : stress tergantung pada orang lain
Tanda : ansietas, peka rangsang
4. Eliminasi
Gejala : perubahn pada berkemih (polyuria), nokturia, nyeri saat
berkemih, sulit berkemih (infeksi), ISK baru/ berulang, nyeri tekan
abdomen
Tanda : urin encer, pucat, polyuri dapat berkembang menjadi
oliguri, anuri jika terjadi hipovolemi berat, urin berkabut, bau
busuk (infeksi), abdomen keraas, adanya asites, BU lemah dan
menurun/ hiperaktif (diare)
5. Makanan/ cairan
Gejala : hilang nafsu makan, mual/ muntah, tidak mengikuti diit,
peningkatan masukan glukosa/ karbohidrat, penurunan berat
badan lebih dari periode beberapa hari/ minggu, haus.
Tanda :kulit kering/ bersisik, turgor jelek, kekakuan/ distensi
abdomen, muntah,pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan
metabolic dengan peningkatan gula darah), bau buah (nafas aseton)
6. Neurosensori
Gejala : merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/ tanpa sputum
purulen (tergantung adanya infeksi/ tidak)
Tanda : demam, diaphoresis, kulit rusak, lesi/ ulserasi,
menurunnya rentang gerak, paretesia, paralisis otot termasuk otot-
otot pernafasan.
7. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : abdomen yang tegang/ nyeri (sedang/berat)
Tanda : wajah meringis dengan palpitasi
8. Pernafasan
Gejala : merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa
sputum, purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak)
Tanda : lapar udara, batuk dengan / tanpa sputum, purulen
(infeksi), frekuensi pernafasan meningkat
9. Keamanan
Gejala : kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : demam, diaphoresis, kulit rusak, lesi/ ulserasi,
menurunnya rentang gerak, parestesia, paralisis otot termasuk
otot-ototpernafasan
10. Seksualitas
Gejala : rabas vagina (cenderung infeksi), masalah impoten pada
pria
11. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : factor usia keluarga; DM , penyakit jantung, stroke,
hipertensi, penyembuhan yang lambat, penggunaan obat steroid,
diuretic (fiazid) dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan
kadar glukosa darah)

You might also like