You are on page 1of 9

Asuransi kebakaran aktiva tetap adalah salah satu cara untuk menghindari timbulnya

kemungkinan kerugian karena sesuatu yang tidak diinginkan oleh perusahaan, misalnya
kebakaran.

Perjanjian asuransi ini dinyatakan dalam polis.

Perusahaan asuransi akan mengganti kerugian sebesar jumlah pertanggungan yang dinyatakan
dalam polis bila terjadi kebakaran.

Perusahaan yang mengasuransikan harta bendanya membayar premi asuransi dan biasanya
pembayarannya di muka untuk jangka waktu tertentu.

Misalnya, PT Hebat Banget mengasuransikan gedungnya dengan jumlah pertanggungan sebesar


Rp. 50.000.000,-.

Pada tanggal 20 Oktober 2015 gedung tersebut terbakar habis. Setelah dinilai, disetujui nilai
gedung pada saat terbakar senilai Rp. 55.000.000,- (harga pasar).

Karena jumlah kerugian (Rp. 55.000.000) lebih besar dari jumlah pertanggungan maka yang
diganti oleh perusahaan asuransi hanya sebesar jumlah pertanggungan (Rp. 50.000.000).

Apabila jumlah kerugian di bawah jumlah pertanggungan maka perusahaan asuransi akan
mengganti seluruh kerugian.

Perjanjian asuransi yang sudah berjalan dapat dibatalkan.

Bila pembatalan dilakukan oleh perusahaan asuransi maka premi yang sudah dibayar akan
dikembalikan sebesar jumlah premi untuk periode mulainya pembatalan sampai selesainya
perjanjian.

Tapi bila pembatalan itu dilakukan oleh pihak yang mempertanggungkan maka premi yang
diembalikan dihitung dengan tarif yang lebih rendah (short rate).

Baca juga : Inilah Cara Penghentian Aktiva Tetap dan Pencatatan Akuntansinya

Asuransi Bersama

Syarat asuransi bersama adalah syarat yang menyatakan bahwa aktiva yang diasuransikan
(dipertanggungkan) dengan jumlah yang lebih rendah daripada suatu persentase tertentu dari
harga pasar aktiva tersebut pada saat terjadinya kebakaran.
Sehingga perusahaan yang mempertanggungkan akan memikul kerugian karena kebakaran
sebanding dengan selisih jumlah pertanggungan dengan persentase tertentu dari harga pasar harta
tersebut.

Jumlah kerugian yang akan diganti oleh perusahaan asuransi adalah yang paling rendah dari
jumlah berikut :

 Jumlah yang dibebankan kepada perusahaan asuransi yang dihitung dengan cara asuransi
bersama.
 Jumlah pertanggungan dalam polis.
 Jumlah kerugian yang sebenarnya.

Bila aktiva dipertanggungkan ke beberapa perusahaan asuransi maka penggantian kerugian


dihitung dari masing-masing perusahaan asuransi sebanding dengan jumlah pertanggungan total
seluruh polis.

Sebagai ilustrasi, berikut ini contohnya:

Harta perusahaan yang diasuransikan ke perusahaan asuransi adalah sebagai berikut :

Perusahaan Asuransi A =Rp. 12.000.000


Perusahaan Asuransi B = Rp. 3.000.000

Kerugian kebakaran sebesar Rp. 4.000.000 dan nilai harta pada saat kebakaran sebesar Rp.
20.000.000,-
Polis Gabungan

Bila perusahaan mengasuransikan beberapa aktiva dalam satu polis, maka polis itu akan
menunjukkan syarat alokasi yang dasarnya adalah harga pasar aktiva-aktiva tersebut pada saat
terjadinya kebakaran.
Misalnya polis asuransi dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp. 3.000.000 untuk mesin-mesin
dan gedung dengan syarat asuransi bersama 80%.

Pada saat kebakaran, harga pasar mesin sebesar Rp. 2.000.000,- dan gedung Rp. 4.000.000,-.

Kebakaran melanda gedung dan perhitungan ganti rugi untuk gedung sebagai berikut :

Pertanggungan Rp. 3.000.000,- dialokasikan kepada :

Mesin = 2.000.000/6.000.000 X Rp. 3.000.000,- = Rp. 1.000.000,-


Gedung = 4.000.000/6.000.000 X Rp. 3.000.000,- = Rp. 2.000.000,-
Coinsurance requirement : 80% X Rp. 4.000.000 = Rp. 3.200.000,-

Perhitungan rumus coinsurance :

2.000.000/3.200.000 X Rp. 4.000.000 = Rp. 2.500.000

Karena jumlah pertanggungan yang dialokasikan untuk gedung (Rp. 2.000.000) lebih rendah dari
pada kerugian (Rp. 4.000.000) dan hasil perhitungan dengan rumus asuransi bersama (Rp.
2.500.000) maka ganti ruginya sebesar Rp. 2.000.000.

Baca juga : Inilah Biaya Selama Masa Penggunaan Aktiva Tetap.

Pencatatan Asuransi Kebakaran

Bila terjadi kebakaran atas harta yang diasuransikan maka langkah-langkah yang dilakukan
untuk mengadakan pencatatan akuntansinyaadalah sebagai berikut :

 Menyusun kembali catatan-catatan yang terbakar (jika ada).


 Menyesuaiakan buku-buku agar dapat menunjukkan keadaan yang sebenarnya pada saat
terjadinya kebakaran.
 Menentukan nilai buku aktiva yang terbakar.
 Membebankan nilai buku aktiva yang terbakar dan biaya-biaya yang timbul pada saat
kebakaran ke rekening KERUGIAN KEBAKARAN.
 Menentukan jumlah yang akan diterima dari perusahaan asuransi.
 Rekening Kerugian Kebakaran dikredit dengan jumlah ini dan jumlah yang diterima dari
penjualan aktiva yang terbakar.
 Menutup saldo rekening Kerugian ke rekening Laba Rugi. Saldo ini menunjukkan rugi
atau laba dari kebakaran.

Bila pencatatan persediaan menggunakan metode buku, saldo persediaan barang yang ada pada
saat kebakaran dapat diketahui dari buku-buku.

Tapi bila digunakan metode FISIK maka jumlah persediaan yang terbakar ditaksir dengan
metode LABA BRUTO.

Berikut ini contoh pencatatan kerugian karena kebakaran :

Misalnya beberapa rekening buku pada PT Hebat Banget pada tanggal 1 Januari 2015
menunjukkan saldo sebagai berikut :

Asuransi Dibayar di muka adalah premi untuk 2 buah polis sebagai berikut :

 Untuk mesin dan perabot, jumlah pertanggungan Rp. 480.000 tanggal 1 Juli 2014, jangka
waktu 3 tahun, premi Rp. 12.000.
 Untuk gedung, jumlah pertanggungan Rp. 3.360.000,- tanggal
1 Januari 2014, jangka waktu 3 tahun dengan syarat asuransi bersama 80%, premi Rp.
96.000.

Pada tanggal 1 januari 2015, rekening Asuransi Dibayar Di muka menunjukkan jumlah sebagai
berikut :

Mesin dan Perabot Rp. 10.000


Gedung Rp. 64.000

Pada tanggal 1 Juli 2015 terjadi kebakaran yang merusak seluruh Mesin dan Perabot, persediaan
barang (harga pokok ditaksir sebesar Rp. 600.000 dan tidak diasuransikan) dan dua pertiga
gedung.
Harga pasar barang-barang yang terbakar pada saat kebakaran adalah Mesin dan Perabot Rp.
200.000, Gedung Rp. 5.250.00 dan persediaan barang Rp. 600.000.

Perhitungan nilai buku, jumlah kerugian dan jumlah yang akan diterima dari perusahaan asuransi
sebagai berikut :

Jumlah yang akan diterima dari perusahaan asuransi :

Karena jumlah pertanggungan di bawah harga pasar maka ganti rugi


sebesar :

Rp. 3.360.000/(80% x Rp. 5.250.000) X Rp. 3.500.000 = Rp. 2.800.000


Premi asuransi yang dibebankan sebagai biaya tahun 2015 (6 bulan):

= 6/12 X 1/3 X Rp. 96.000 = Rp. 16.000

Persediaan Barang

Terbakar semua, jumlah kerugian Rp. 600.000


Nilai Buku Rp. 600.000
Jumlah yang akan diterima dari perusahaan
Asuransi Rp. 0

Jurnal-jurnal yang dibuat untuk mencatat kejadian di atas sebagai berikut :

#1. Untuk menyesuaikan buku-buku

#2. Jurnal untuk mencatat kerugian kebakaran


#3. Jurnal untuk mencatat jumlah yang akan diterima dari perusahaan asuransi

Sesudah jurnal-jurnal di atas dibukukan maka rekening RUGI KEBAKARAN akan


menunjukkan keadaan sebagai berikut :

Saldo sebesar Rp. 380.000 merupakan rugi yang timbul karena kebakaran. Saldo ini nantinya
akan ditutup ke rekening Laba Rugi.
Dalam contoh di atas premi asuransi yang belum dibebankan menjadi biaya tidak dibebankan ke
rekening Rugi Kebakaran, karena dianggap perusahaan akan mengganti aktivanya yang terbakar
dan melanjutkan perjanjian asuransinya.

Bila perjanjian asuransi dibatalkan maka jumlah premi asuransi yang belum menjadi biaya
dibebankan ke rekening Rugi Kebakaran dan jumlah uang premi yang dikembalikan dikreditkan
ke rekening Rugi Kebakaran.

Demikianlah pembahasan mengenai asuransi kebakaran dan pencatatan akuntansi aktiva tetap
atau harta benda perusahaan.

Selanjutnya Anda bisa mengambil keputusan, apakah sebuah aktiva tetap layak untuk
diasuransikan dan ke perusahaan asuransi mana yang akan Anda pilih.

***

 aktiva tetap
 akuntansi aktiva
 asuransi kebakaran
 asuransi kebakaran aktiva tetap
 kursus akuntansi
 kursus akuntansi di sidoarjo
 kursus akuntansi di surabaya
 pencatatan asuransi kebakaran aktiva tetap

Cari untuk:

Artikel Terbaru

 Pengantar Akuntansi: Konsep Biaya dan Entitas Bisnis


 Inilah Istilah Akuntansi Keuangan Populer dalam Kehidupan Sehari-hari?
 2 Cara Mudah Mengevaluasi Piutang Usaha Agar Tidak Terlalu Buruk
 Beginikah Pengertian Istilah-istilah Akuntansi Keuangan Dijelaskan?
 Inilah Fungsi Penting Jurnal Pembalik Dalam Membuat Laporan Keuangan yang
Mungkin belum Anda Ketahui
 Terungkap, 2 Fakta (Infografis) Kesuksesan Film Black Panther, Bagaimana Film
Indonesia?

Kategori

Kategori

You might also like