You are on page 1of 15

XVII.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PARAF


WAKTU KEPERAWATAN
27-02-18 Gangguan persepsi Membina hubungan saling percaya
10.00 sensori : halusinasi dengan Pasien
WITA

“Selamat Pagi Ibu, perkenalkan nama Subjektif :


saya wayan Yuskamita, panggil saja “Selamat Pagi”
saya yuska. Saya mahasiswa yang
sedang praktik di Puskesmas Bangli 1
disini saya ingin mengbrol dengan ibu
tentang masalah yang ibu alami”

Nama ibu siapa? Senang dipanggil


“Nama saya ibu N.K,
siapa?”
panggil ibu nyoman saja”
“Bagaimana perasaan ibu sekarang?”

“Apa keluhan ibu sekarang?” “Perasaan saya baik-baik saja.”

“baiklah ibu, saya minta waktu ibu “saya kadang-kadang mendengar suara yang
kurang lebih 30 menit,apakah ibu menyuruh saya ke sungai dan menceburkan
bersedia?” diri ke sungai”
“Sekarang kita ngobrol-ngobrol ya Ibu.
Ibu tidak perlu takut dan cemas kepada “ Iya saya bersedia”
saya. Ungkapkan saja apa yang Ibu
rasakan saat ini. Saya akan berusaha
membantu mengatasi masalahnya.”

“Tadi Ibu sudah menyebutkan nama,


lalu berapa umur Ibu sekarang ?.”
“Ibu bersaudara berapa ?” “ Baik”

“Siapa saja yang diajak tinggal


“Umur saya 34 tahun”
dirumah?”

“Berapa KK disini bu?”


“Saya bersaudara 3 orang. Saya yang paling
“Anaknya ibu sudah berapa umurnya?”
kecil.”
“ibu dimana bekerja?”
“Saya tinggal bersama orang tua saya”.

“oh begitu, bapaknya dimana bekerja bu



“Ada 2 KK”
“bagaimana perasaan ibu setelah kita
“yang laki-laki 4 tahun, yang perempuan baru
berbincang-bincang?”
“coba masih ingat nama saya? “ 2 bulan”
“Baiklah ibu karena waktu kita sudah
“saya tidak bekerja yan, saya menjaga anak
habis kita sudahi sampai disini ya,
saja”
besok kita ngobrol lagi ya ?”
“Besok kita bertemu lagi disini jam
10.00 WITA ya? kita akan ngobrol “di Lebih jadi kuli bangunan yan”
tentang mengenal halusinasi yang ibu
rasakan itu, bersedia ibu?” “lega, terima kasih yan”

“baiklah kalau begitu saya pulang ya


“wayan kan?”
bu ? permisi bu.”

“iya terima kasih yan. Boleh.”

“baiklah, iya saya bisa”

“iya yan, iya hati-hati yan”

Objektif :
Pasien Mau membalas salam, pasien Mau
berjabat tangan, kontak mata pasien bayan,
pasien mau menyebut nama, dan
menceritakan tentang masalah yang dihadapi.
28-02-18 Gangguan persepsi Pasien dapat dukungan dari keluarga
10.00 sensori halusinasi dalam mengontrol halusinasinya
WITA auditori
Subjektif :
“Selamat pagi, Ibu . Masih ingat “Selamat pagi, masih yan”
dengan saya ?”

“Bagaimana perasaan Ibu saat ini ?” “Baik yan”


“Kemarin kita sudah janji bahwa
sekarang pukul 10.00 WITA, kita akan
berbicara tentang keluarga ibu”
“Mau berapa lama bercakap-cakapnya?
Bagaimana jika 15 menit bu?” “nggih yan“

“Apakah ada keluarga ibu di rumah?” “oh ada suami saya, sebentar saya
panggilkan”
“ nggih silahkan bu “
“Selamat Pagi bapak, perkenalkan nama “Selamat pagi yan, saya pak W”
saya wayan yuskamita karsaeni, panggil
saja saya wayan. Saya mahasiswa yang
sedang praktik di Puskesmas Bangli 1
disini saya ingin mengbrol dengan
bapak tentang masalah yang istri bapak
alami”
“Apakah bapak sudah tahu mengenai
halusinasi yang dialami istri bapak?” “sudah yan, kurang lebih sudah empat tahun
yang lalu. Tepatnya setelah melahirkan anak
pertama, istri saya sering teriak-teriak kalua
sudah menuju sandikala. Istri saya juga sering
ke sungai. Pernah dia hampir menceburkan
diri. Untung saya lebih cepat datang. Istri saya
sudah pernah saya ajak untuk berobat di RSJ
Prov. Bali lantaran dia mengamuk dan
“ Wah bayan sekali ternyata ibu sudah mengancam akan membunuh saya.”
menceritakan keadaan ibu dengan
keluarga ibu”
“Baiklah ibu dan bapak, apakah sudah
pernah mendapatkan informasi tentang
halusinasi sebelumnya? “sudah, tetapi sudah lupa ”.

“Oke baiklah, apakah bapak dan ibu


tahu apa itu sebenarnya yang
dinamakan halusinasi? “saya lupa yan”

“baik kalau begitu saya sedikit


mengingatkan, halusinasi adalah
“ohh begitu ya yan”
perubahan persepsi atau pandangan atau
pendapat dimana orang-orang
menganggap sesuatu yang sebenarnya
tidak terjadi atau tidak ada. Seperti
begitu buk pak”

“Menurut bapak, bagaimana gejala yang


dialami oleh istri bapak, pada saat dulu “Pada saat dulu jika dia megalami halusinasi
sering mengalami halusinasi itu, biasanya istri saya ekspresinya langsung
pendengaran?” berubah menjadi tidak senang, sempat
berteriak juga dan mengatakan mendengar
suara-suara yang tidak ada orang yg
berbicara”
“Bayan sekali pak ternyata bapak sudah
mengetahuinya, dan saya akan
menjelaskan tanda dan gejala lain yang
mungkin terjadi pada pasien dengan
halusinasi. Gejala lainnya itu seperti,
suka tertawa sendiri, melukai diri
sendiri maupun orang lain, tidak dapat
berkonsentrasi, pembicaraannya
biasanya kacau , mudah tersinggung
atau marah, ekspresi wajah tegang, suka
menyalahkan orang lain, kadang-kadang
berkeringat berlebihan dan wajah
teganng dan cemas”

“pak, jika istri bapak tiba-tiba


mengalami halusinasi bagaimana cara “biasanya istri saya langsung bangun secara
istri bapak mengontrolnya? tiba-tiba. Dia diam sebentar dan akan
mencoba memejamkan mata. ”
“ Dan kalau bapak sendiri cara apa yang
bapak lakukan jika istri bapak “biasanya kalau malam-malam saat tidur saya
mengalami halusinasi pendengaran?” langsung menenangkan dengan
“Iya buk dan pak bayan sekali cara yang memeluknya.”
ibu dan bapak lakukan”

“Bagaimana perasaan Ibu dan bapak


setelah kita mengobrol-ngobrol tadi?” “ nggih lebih tenang rasanya”
“ Apakah Ibu dan bapak masih ingat,
kita membicarakan apa tadi Ibu?” “masih yan tentang apa itu halusinasi dan
gejala dan cara mengontrolnya”
“bayan sekali bapak dan ibu masih
ingat”
“baiklah kalau begitu karena sudah 15
menit ngobrolnya saya sudahi dulu
sampai disini”
“Sekarang Ibu dan bapak bisa istirahat.
Kalau nanti ada yang mau diceritakan
atau ditanyakan, Ibu dan bapak bisa
sampaikan saat bertemu lagi dengan
saya.”
“Bagaimana kalau nanti kita bertemu
lagi untuk membicarakan tentang obat
yang bapak konsumsi dan cara
memanfaatkan obat”
“Bagaimana kalau kita bertemu besok
pukul 11.00 WITA bu? Ibu mau
mengobrol berapa lama? Bagaimana
jika 15 menit?” “ nggih yan saya bisa”

Objektif:
Pasien dan keluarga mau menjawab
pertanyaan perawat, pasien dan keluarga
mengetahui dan melakukan cara mengontrol
halusinasi pasien
01-03-18 Gangguan persepsi Pasien dapat memanfaatkan obat
11.00 sensori halusinasi dengan baik Subjektif:
WITA auditori “Selamat Pagi Ibu, bagaimana “Selamat pagi yan. Perasaan saya saat ini baik
perasaan Ibu saat ini?” ”
“Kemarin kita sudah janji bahwa
sekarang pukul 11.00 WITA, kita akan
membahas obat-obatan yang ibu
konsumsi. Apakah Ibu bersedia?” “nggih saya mau yan”

“Mau berapa lama kita mengobrolnya? “Iya baik, kita mengobrol selama 15 menit
Bagaimana jika 15 menit, dari pukul seperti janji kemarin saja”
11.00 sampai 11.15 WITA?”

“Baik bu, apakah saya boleh melihat “Sebentar saya ambilkan yan”
obat apa saja yang ibu konsumsi?”

“nggih silahkan bu” “nika yan”

“Apakah ada bedanya setelah minum “ada yan, memang suara-suara anehnya tidak
obat?” terdengar, tetapi saya menjadi sangat
mengantuk sampai-sampai tidak bisa
mendengar anak saya menangis di samping
saya”
“Nggih minum obat itu sangat penting
supaya suara-suara yang ibu dengar dan
mengganggu selama ini tidak muncul
lagi. Nah itu memang salah satu efek
sampingnya bu. Dimana pasien akan
merasakan pusing dan akan mengantuk.
Nah, saat ibu mengkonsumsi obat atau
pada malam harinya, ibu bisa bergantian
jaga dengan bapaknya. Supaya adiknya
ada yang mengurus juga bu. Baiklah bu,
saya akan menjelaskan tentang obat
yang ibu konsumsi, Ini Trifluoperazine
Dihydrochloride fungsinya membantu
mengurangi halusinasi yang ibu
rasakan. Ini diminum 2 kali sehari pagi
dan malam hari setelah makan, efek
sampingnya seperti gelisah, mual,
penurunan penglihatan di malam hari,
pusing, mengantuk, cemas, sulit BAB.
Sedangkan yang bulat ini Clozapine
adalah obat dengan fungsi
menyeimbangkan zat alami tertentu
dalam otak yang namanya
neurotransmitter. Efek sampingnya
demam, batuk, sakit kepala, mual,
muntah, mengantuk, pusing, sembelit.
Obat ini diminum 1 kali sehari di
malam hari.

Kalau suara-suara sudah hilang obatnya


tidak boleh diberhentikan. Nanti
konsultasikan dengan dokter, sebab
kalau putus obat, ibu akan kambuh dan
sulit untuk mengembalikan ke keadaan
semula. Kalau obat habis ibu bisa minta
ke dokter untuk mendapatkan obat lagi
dan juga harus tetap kontrol minimal 1
bulan sekali. Ibu juga harus teliti saat
menggunakan obat-obatan ini. Benar
obat, pastikan obatnya benar, artinya ibu
harus memastikan bahwa itu obat yang
benar-benar punya ibu jangan keliru
dengan obat milik orang lain atau yang
lain. Benar dosis, baca nama
kemasannya,. Pastikan obat diminum
pada waktunya dan sesuai dengan dosis
yang dianjurkan. Benar rute, dengan
cara yang benar. Yaitu diminum secara
oral atau melalui mulut, sesudah makan
dan tepat jamnya. Apakah ada yang
ingin ibu tanyakan?”

“Baiklah kalau begitu, sudah 15 menit


kita mengobrol. Sekarang sudah pukul
10.15 WITA, jadi kita cukupkan dulu
sampai di sini. Bagus sekali ibu sudah
minum obat secara teratur”
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita
mengobrol-ngobrol tadi?” “Tidak yan terimakasih atas informasinya
saya akan teliti dan mengingatnya dengan
“ibu masih ingat tadi 5 benar obat yang
benar”
sudah saya jelaskan ? bisa ibu ulang lagi
sekali ?”

“nggih, benar waktu, dan benar cara lagi


2 ya bu.

“Nah sekarang Ibu bisa istirahat. Sekali


lagi, minum obatnya secara rutin bu ya?
Untuk mencegah kekambuhan. Dan “Saya merasa tenang karena sudah tau tentang
jangan lupa tekad dan keyakinan ibu obat yang saya minum”
untuk sembuh akan sangat membantu
“masih sedikit-sedikit. Benar nama, benar
dalam penyembuhan ibu. Dan yang
dosis, benar rute pemberiannya napi malih
terpenting ingat selalu berdoa dan
nggih?”
bersyukur kepada Tuhan atasapa yang
beliau limpahkan. Selalu ceritakan
setiap masalah yang ibu alami ke orang
yang terdekat, seperti suami misalnya.
Jangan dipendam sendiri bu. Takutnya
menjadi beban buat ibu. Lebih baik
diceritakan dan dicari solusi terbaiknya
dengan suami atau pun anggota
keluarga yang ibu percaya.”

“baik kalau begitu saya permisi dulu ibu


ya ? terima kasih atas 3 harinya sudah
berbagi cerita dan pengalaman dengan
saya. Semoga di lain kesempatan kita
bisa bercerita lagi ya bu ?
pengobatannya tolong dilanjutkan. Agar
tidak terjadi kekambuhan lagi sehingga
membahayakan keselamatan ibu, suami,
anak-anak, dan orang-orang di sekitar “nggih yan, suksma yan”
ya bu?
“baik yan, saya akan ingat. Terima kasih juga
sudah membagi ilmu ke saya dan keluarga”

Objektif:
Pasien mau mendengar penjelasan perawat,
pasien bisa menyebutkan 3 prinsip dari total 5
prinsip benar, serta menyatakan mau
mengonsumsi obat secara teratur.

You might also like