Professional Documents
Culture Documents
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. T
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 35 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jakarta Timur
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pengangguran
a. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan karena masih
pakai heroin dan ingin berhenti menggunakan heroin.
1
Pasien mengatakan jika tidak mengkonsumsi heroin, pasien merasakan
gejala putus obat seperti badan terasa lemas, sakit kepala, keringat dingin,
cepat mengantuk dan mual-muntah. Tetapi gejala-gejala tersebut masih bisa
ditahan oleh pasien selama pasien tinggal di Jawa. Biasanya saat di Jakarta
pasien hanya tahan tidak mengkonsumsi heroin selama 1 minggu,
kemudian pasti pasien harus membeli heroin lagi karena tidak tahan pada
gejala putus obat tersebut. Pasien mengaku setelah mengkonsumsi heroin
badan pasien terasa segar dan bersemangat, tetapi rasa itu hanya bertahan
kira-kira 8 jam saja.
Keluhan yang sangat pasien rasakan saat ini, pasien merasa sangat
malas untuk melakukan aktivitas dan badan terasa lemas. Nafsu makan
pasien masih baik. Keseharian pasien saat ini hanya mengurus ibunya yang
sedang sakit stroke, karena pasien sudah tidak bekerja lagi.
Pasien mengatakan bahwa pasien sudah tidak pernah melihat bayangan
dan mendengar suara-suara yang dahulu pernah dirasakan pasien. Pasien
sudah tidak mengeluh ada gangguan tidur. Menurut pasien, tidur pasien
lebih enak setelah mengkonsumsi obat dari dokter.
Pasien datang sendiri ke dalam Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan
dengan menggunakan pakaian rapih, sopan dan bersih. Pasien
menggunakan kemeja kotak-kotak, menggunakan celana bahan, dan tidak
menggunakan aksesoris yang aneh Sejak awal dilakukan tanya jawab
sampai akhir dilakukan tanya jawab, pasien dapat menjawab pertanyaan
yang diberikan dokter dan pasien bersikap kooperatif.
Pasien mengatakan jika pasien datang ke RSUP Persahabatan sendiri
dengan menggunakan motor. Hal ini menunjukkan daya ingat jangka
pendek pasien baik atau tidak ada gangguan. Ketika diberi pertanyaan
tentang jenjang pendidikan pasien, pasien mengaku pendidikan terakhir
pasien adalah SMA. Hal ini menunjukkan bahwa daya ingat jangka panjang
pasien adalah baik atau tidak ada gangguan.
Pasien dapat mengulang lima nama kota yang disebutkan oleh dokter,
seperti Jakarta, Medan, Bandung, Semarang dan Surabaya dengan
pengulangan sebanyak satu kali. Hal ini menunjukkan bahwa daya ingat
segera pasien baik atau tidak ada gangguan.
2
Pasien memahami pada saat diberikan pertanyaan mengenai tempat,
waktu, orang dan situasi. Pasien dapat menjawab bahwa pasien sedang
melakukan konsultasi tentang penyakitnya di Poliklinik Psikiatri RSUP
Persahabaran pada pagi hari bersama dokter muda. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak terdapat gangguan pada orientasi tempat, orientasi waktu,
orientasi orang dan orientasi situasi.
Pasien dapat menjawab ketika diberikan pertanyaan mengenai
Matematika sederhana yaitu 100 dikurangi 7, pasien dapat menjawab
dengan jawaban yang tepat yaitu 93. Kemudian dikurangi 7 lagi sampai 5
kali, pasien dapat menjawab dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa
fungsi kognitif pasien baik.
Kemudian pasien diberikan pertanyaan mengenai pengetahuan umum
oleh dokter, seperti siapa Presiden kita kemudian pasien menjawab Jokowi.
Dan ketika ditanya siapa Gubernur Jakarta sekarang, pasien menjawab
Ahok. Pasien masih dapat menjawab pertanyaan tentang pengetahuan
umum dengan benar menunjukkan bahwa tingkat intelegensi pasien baik.
Kemudian pasien diberikan contoh kasus seperti, “jika mas
menemukan anak kecil terpisah dengan orang tuanya di Mall, apa yang mas
lakukan”, kemudian pasien menjawab “akan mengantar anak itu untuk
ketemu ibunya atau ke satpam”, hal ini menunjukkan bahwa uji daya nilai
pasien baik. Lalu diberikan soal tentang makna peribahasa “besar pasak
daripada tiang dan air susu dibalas dengan air tuba”, pasien dapat
menjawabnya dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa uji daya abstraksi
pasien masih baik.
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan seperti yang
dijabarkan diatas dan pasien dapat menjawab dengan benar, sehingga hal
ini dapat menunjukkan bahwa pada pasien ini tidak terdapat Gangguan
Mental Organik atau tidak terdapat gangguan fungsi otak.
Pasien mengatakan pasien merokok. Pasien sudah mengkonsumsi
minuman beralkohol dan mengkonsumsi heroin sejak SMA atau 19 tahun
yang lalu. Pasien awalnya ditawarkan oleh teman-temannya. Semenjak
coba-coba tersebut, pasien jadi ketergantungan dan selalu mengkonsumsi
jika ada uang. Pasien mengaku merasa lebih segar dan bersemangat setelah
mengkonsumsi heroin. Dan jika pasien berhenti, akan timbul gejala putus
3
obat yang terkadang tidak dapat ditahan oleh pasien, sehingga pasien selalu
berusaha mencari cara untuk mendapatkan heroin itu lagi. Karena hal
tersebut makan terdapat sindrom ketergantungan sedang menggunakan zat
pada pasien ini.
Pada saat ini pasien sudah tidak pernah melihat bayangan atau
penampakan yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Pasien juga
menyangkal pernah mencium bau-bauan yang tidak dapat dicium oleh
orang normal lain.pasien juga tidak pernah merasakan sesuatu pada indera
pengecap ketika tidak sedang memasukkan makanan atau minuman ke
dalam mulutnya. Pasien juga menyangkal merasa ada yang meraba atau
menjalar pada kulit pasien.
Pasien menyangkal apabila orang-orang disekeliling pasien suka
membicarakannya atau menyindir pasien. Pasien juga tidak merasa ada
yang ingin menjahati pasien atau ingin membunuh pasien. Pasien juga tidak
merasa ada yang bisa membaca pikiran pasien atau ada yang mengontrol
pikiran pasien. Pasien juga tidak merasa bahwa acara di telivisi atau penyiar
televise membicarakan atau menyindir pasien.
Pasien mengatakan tidak merasakan rasa sedih yang mendalam dan
tidak terpikirkan ingin bunuh diri, pasien menyangkal merasakan
kehilangan minat. Pasien juga menyangkal terdapat perasaan gembira yang
berlebihan atau euphoria yang berlebihan. Pasien juga tidak memiliki fobia
atau ketakutan terhadap apapun. Pasien juga tidak sedang merasakan cemas
atau kekhawatiran yang berlebihan.
Pasien lahir normal di dukun. Pasien merupakan anak kedua dari 3
bersaudara. Pasien tinggal di rumah milik keluarga bersama ibu dan
kakeknya. Pasien dulu bekerja sebagai supir, tetapi sekarang sudah tidak
bekerja lagi dan kegiatan pasien hanya mengurus ibunya yang sedang sakit
stroke sejak tahun 2014 lalu.
Pasien bercerita bahwa ketika sekolah, pasien adalah anak yang
normal. Semasa sekolah, pasien memiliki banyak teman. Hal ini
menunjukkan bahwa pasien dapat bersosialisasi degan baik. Tetapi
semenjak menggunakan heroin, sosialisasi pasien dengan teman dan
tetangga menjadi kurang.
4
Saat ini pasien tinggal bersama ibu dan kakek pasien. Pasien tidak
memiliki pekerjaan. Aktivitas pasien sehari-hari adalah membantu
orangtua, seperti membersihkan rumah dan memberikan makan ibunya
yang sedang terbaring sakit.
Hubungan pasien dengan ibu dan keluarga pasien baik.. Selain itu
hubungan pasien dengan tetangga dan saudara pasien baik, tetapi pasien
sudah jarang untuk bersosialisasi dengan tetangga tersebut.
Ketika ditanya bagaimana perasaan pasien saat ini, pasien menjawab
bahwa pasien merasa baik-baik saja. Tetapi pasien mengaku semenjak
ayahnya meninggal, pasien merasa takut dan selalu harus bersama ibunya
dalam melakukan aktivitas apapun.
Ketika ditanya mengenai 3 harapan pasien, jawaban pasien adalah
pasien ingin berhenti pakai heroin, pasien ingin sehat dan pasien ingin
ibunya kembali sehat.
5
7. Riwayat pernikahan : pasien belum menikah
8. Riwayat agama : Islam
9. Aktivitas sosial : semenjak pakai heroin sosialisasi pasien dengan
lingkungannya jadi berkurang
e. Riwayat Keluarga
Dalam keluarga pasien tidak terdapat anggota keluarga yang memiliki
keluhan serupa dengan pasien.
f. Situasi Sekarang
Pasien tinggal di rumah milik keluarga bersama ibu dan kakek pasien
di daerah Jakarta Timur. Hubungan pasien dengan keluarganya cukup
harmonis. Tetapi pasien belum berumah tangga. Saat ini pasien tidak
memiliki pekerjaan sehingga perekonomiannya berasal dari kerja serabutan,
pensiunan orang tua dan bantuan dari kakaknya. berobat menggunakan
bayar tunai tanpa BPJS.
6
Aktivitas Psikomotor : pasien kooperatif, tenang, kontak mata baik,
serta dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan baik, serta
tidak terdapat gerakan-gerakan involunter
3. Pembicaraan
Kuantitas : pasien dapat menjawab semua pertanyaan yang
diberikan oleh dokter dan dapat mengungkapkan isi hati pasien
Kualitas : baik, bicara spontan, artikulasi jelas, volume pas, isi
pembicaraan dapat dimengerti, tetapi pasien merasa seperti malu-
malu
b. Keadaan Afektif
1. Mood : biasa-biasa saja
2. Afek : terbatas
3. Keserasian : sesuai mood
4. Empati : pemeriksa dapat merasakan apa yang dirasakan pasien
c. Intelektualitas
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMA. Pengetahuan umum dan
kecerdasan baik.
2. Daya konsentrasi
Daya konsentrasi pasien baik. Pasien dapat mengikuti proses tanya
jawab dari awal hingga selesai. Pasien dapat menjawab pertanyaan
hitung-hitungan seperti 100-7=93 serta dapat mengulang menyebutkan
5 kota yang sebelumnya disebutkan oleh dokter.
3. Orientasi
Orientasi waktu : baik, mengetahui waktu saat dilakukan tanya
jawab yaitu pada pagi hari
7
Orientasi tempat : baik, mengetahui tempat saat dilakukan tanya
jawab yaitu di RSUP Persahabatan
Orientasi orang : baik, dapat mengetahui sedang berbicara
dengan siapa yaitu dengan dokter muda
Orientasi situasi : baik, pasien mengetahui sedang melakukan
konsultasi
4. Daya ingat
Daya ingat jangka panjang : baik, pasien dapat mengingat jenjang
pendidikan saat SD di SDN 01 Jakarta Timur
Daya ingat jangka pendek : baik, pasien dapat mengingat
bagaimana pasien ke rumah sakit yaitu dengan menggunakan motor
Daya ingat segera : baik, pasien dapat mengulang 5 kota
yang sebelumnya disebutkan oleh dokter
5. Pikiran abstrak
Baik, pasien dapat mengartikan arti pribahasa besar pasak daripada
tiang dan air susu dibalas dengan air tuba
6. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien dapat mengurus diri sendiri dengan baik.
d. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
Halusinasi auditorik : tidak ada
Halusinasi visual : tidak ada
Halusinasi olfaktori : tidak ada
Halusinasi gustatori : tidak ada
Halusinasi taktil : tidak ada
2. Depersonalisasi dan Derealisasi
Depersonalisasi : tidak ada
Derealisasi : tidak ada
e. Proses Pikir
1. Arus pikir
Produktivitas : baik, menjawab spontan tentang dirinya
8
Kontinuitas : baik, pembicaraan sampai pada tujuan
2. Isi pikiran :
Preokupasi : tidak ada
Gangguan pikiran : tidak ada
f. Pengendalian Impuls
Baik, pasien tampak tenang pada saat proses tanya jawab yang
dilakukan dan tidak terdapat gerakan-gerakan involunter.
g. Daya Nilai
1. Nilai sosial : pasien dapat berinteraksi dengan baik
2. Uji daya nilai : baik, saat ditanyakan apa yang akan dilakukan pasien
ketika melihat anak kecil terpisah dengan orang tuanya di Mall, pasien
menjawab akan mengantar anak tersebut ke satpam atau bertemu
dengan orang tuanya
3. Penilaian realitas : tidak terdapat gangguan dalam menilai realitas
i. Tilikan
Tilikan derajat 4 yaitu pasien menyadari bahwa penyakitnya
disebabkan oleh karena sesuatu yang tidak diketahui didalam dirinya.
9
pertanyaan yang diberikan dari awal proses tanya jawab hingga akhir tanya
jawab.
b. Status Neurologis
Saraf kranial : dalam batas normal
Saraf motorik : dalam batas normal
Sensibilitas : dalam batas normal
Susunan Saraf Vegetatif : dalam batas normal
Fungsi Luhur : dalam batas normal
Gangguan Khusus : tidak ada
10
f. Jika tidak menggunakan heroin pasien merasakan gejala putus obat seperti
sakit kepala, badan lemas, keringat dingin dan mual-muntah
g. Pasien sudah tidak menggunakan heroin selama 1,5 tahun karena pasien
tinggal di Jawa
h. 2 minggu terakhir ini pasien kembali ke Jakarta dan menggunakan heroin
lagi sebanyak 1 paket atau 0,1 mg secara intravena
i. Pasien tidak merasa orang di sekitar pasien membicarakan dirinya, tidak
merasa ada yang ingin menjahatinya, tidak merasa ada yang memata-matai
pasien.
j. Pasien tidak merasakan senang atau sedih yang berlebihan. Pasien tidak
merasakan rasa sedih yang medalam, keinginan untuk bunuh diri dan
kehilangan minat.
k. Tumbuh kembang pasien baik, pasien dapat bersosialisasi dengan baik
sehingga tidak terdapat gangguan kepribadian
l. Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa
m. Pasien lahir normal di dukun. Masa kanak-kanak dan remaja memiliki
kemampuan bersosialisasi dengan baik.
n. Pasien anak kedua dari 3 bersaudara
o. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan SMA
p. Pasien tidak memliki riwayat penyakit apapun
q. Pasien belum menikah
r. Pasien tidak bekerja.
s. Sumber perekonomian pasien berasal dari kerja serabutan dan pemberian
kakaknya
t. Mood pasien euthym dan afek terbatas.
u. Pada pasien ini ditemukan gejala minimal, bersifat sementara, dapat diatasi,
dan tidak terdapat disabilitas.
11
a. Diagnosis Aksis I
1. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak terdapat gangguan
fisik yang menyebabkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat
kesadaran, daya ingat atau daya konsentrasi, orientasi yang masih baik,
sehingga pasien ini bukan penderita Gangguan Mental Organik (F.0)
2. Berdasarkan anamnesis terdapat riwayat penggunaan zat-zat psikoaktif
(NAPZA) heroin sejak 19 tahun yang lalu, sempat berhenti selama 1,5
tahun dan 2 minggu terakhir pasien mengkonsumsi heroin lagi dan jika
tidak pakai heroin maka akan timbul gejala putus obat atau with drawal
syndrome, sehingga pasien ini merupakan penderita Sindroma
Ketergantungan Kini Sedang Menggunakan Zat (F11.24).
b. Diagnosis Aksis II
Pasien tumbuh dan berkembang pada masa kanak-kanak sampai dewasa
secara normal. Pasien dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang
lain sebagaimana orang normal lainnya tidak menderita gangguan
kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan sampai tamat SMA
C dan fungsi kognitif baik, sehingga pasien tidak terdapat gangguan
retardasi mental. Karena tidak terdapat gangguan kepribadian dan tidak
terdapat gangguan retardasi mental, maka diagnosis pasien pada axis II
adalah tidak ada diagnosis.
d. Diagnosis Aksis IV
Pasien laki-laki usia 35 tahun. Pasien tidak bekerja dan tinggal dengan ibu
dan kakeknya. Ibu pasien sedang sakit stroke sejak tahun 2014. Ayah pasien
sudah meninggal dunia karena penyakit DM dan Jantung. Pasien belum
menikah dan pasien sudah tidak bekerja. Perekonomian pasien berasal dari
pensiunan orang tua dan pemberian kakak pasien. Tetapi pasien berobat
12
menggunakan tunai. Diagnosis pasien pada axis IV adalah tidak memiliki
pekerjaan, belum menikah, ibu pasien menderita stroke.
e. Diagnosis Aksis V
Pada aksis V, dinilai kemampuan penyesuaian diri pasien dengan
menggunakan Global Asessment of functioning (GAF). Pada pasien ini
terdapat gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi dan
secara umum masih baik. Maka pada axis V didapatkan GAF Scale 70-61.
IX. PROGNOSIS
a. Prognosis ke arah baik
Pasien menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya
Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh
Tidak terdapat riwayat keluarga yang memiliki keluhan seperti pasien
Respon terapi baik
b. Prognosis ke arah buruk
Perjalanan penyakit sudah berlangsung lama, kurang lebih 19 tahun
Ada kemungkinan kambuh jika obat dihentikan
13
Ada keinginan pasien mengkonsumsi heroin lagi jika sedang bertemu
teman-temannya di Jakarta
X. TERAPI
Psikofarmaka
Codein 10 mg = Hari I 3x6 tab
Hari II 3x5 tab
Hari III 3x4 tab
Hari IV 3x3 tab
Hari V 3x2 tab
Hari VI 3x1 tab, dst
Diazepam 3x5 mg
Tramadol 3x1 tab
Luften 1x1/2 tab
Haloperidol 0,5 mg 3x1 caps
Trihexyphenidil 2 mg
Psikoterapi
Berusaha untuk melakukan kegiatan yang positif seperti berolahraga
Minum obat teratur dan rutin kontrol jika obat habis
Semakin mendekatkan diri untuk beribadah
Berusaha mengalihkan pikiran jika ada keinginan untuk memakai heroin
lagi
Tidak perlu berhubungan lagi dengan teman-teman yang memberikan
pengaruh buruk tersebut
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan
Pertama. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001.
2. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga.
PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2007.
3. Elvira. Sylvia. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri. Edisi Kedua. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2013.
15