You are on page 1of 11

ARTI SIMBOL-SIMBOL DAN WARNA DALAM IBADAH

WARNA KAIN-KAIN LITURGIS


Warna-warna gerejawi telah lama digunakan dalam ruang ibadah kita, terutama untuk kain di
mimbar (antependium), kain panjang di kayu salib (stolla besar) dan stolla yang dikenakan
Pelayanan Gerejawi. Gereja memakai kain dalam warna-warna yang bergantian sesuai
kalender gerejawi.
1. Putih
Adalah lambang dari warna terang, cahaya lilin, warna bagi peran malaikat Allah,
para kudus dan warna bagi Kristus yang dimuliakan. Warna yang melambangkan
kekudusan dan kebersihan. Oleh sebab itu warna ini digunakan dalam masa raya yang
berkenaan dengan Kristus, misalnya Natal, Paskah, Kenaikan Tuhan Yesus, dan masa
raya kesukaan misalnya dalam pelayanan Baptisan dan Perjamuan Kudus. Digunakan
juga dari masa Natal sampai Minggu sebelum Epifania/Perjamuan Malam/Perjamuan
Tuhan (6 Januari) dan hari raya Paskah hingga sebelum minggu Pentakosta.
2. Ungu (lebih tepatnya violet)
Adalah warna tergelap dalam warna gerejawi yang menunjukan penyesalan dan
pertobatan yang sungguh-sungguh. Digunakan pada masa 40 hari sebelum Paskah
(Minggu sengsara) dan masa-masa menjelang Natal (Minggu Adventus).
3. Merah
Adalah warna api. Lambang Roh Kudus yang penuh kekuatan. Maka digunakan pada
Perayaan Pentakosta. Warna merah juga melambangkan warna darah, kesetiaan
sampai mati, iman yang berapi-api sehingga digunakan dalam peringatan Reformasi,
penahbisan rumah ibadah, sidhi, peneguhan Pendeta, Diaken dan Penatua. Juga pada
peringatan hari Pekabaran Injil, pengutusan pengijil dan hari-hari raya ekumenis.
4. Hijau
Adalah warna komplemen dari merah. Melambangkan penyembuhan, ketenangan dan
pertumbuhan iman. Merupakan warna pengharapan. Hijau memberitakan kemurahan
hati, keselamatan dari Allah yang menyembuhkan dan memperbaharui. Digunakan
pada hari Minggu Trinitas (Minggu pertama sesudah Pentakosta, kecuali masa
sengsara, adventus, dan hari raya Kristen lainnya). Merupakan juga makna dari
pertumbuhan iman jemaat baru.
5. Hitam
Adalah warna liturgis yang paling kuno. Lambang keputusasaan. Warna ini sudah
tidak dipakai lagi. Perlu juga dipertanyakan tentang warna liturgis yang dikenakan
Pendeta yaitu Toga hitam. Pemberitaan firman adalah pemberitaan Kristus yang telah
menang, sudah selayaknya mereka dibebaskan dari warna kedukaan. Bahkan dalam
pelayanan duka (misalnya pelayanan pemakaman jenazah) sekalipun, sebenarnya
warna violet(Ungu) lebih baik daripada hitam, karena kita sudah diperbolehkan hidup
dalam kemenangan Kristus.
BERBAGAI SIMBOL LAIN
1. Alfa dan Omega,
Adalah huruf pertama dan huruf terakhir alphabet Yunani dan biasanya digunakan
sebagai simbol kekekalan Allah dan kuasa Kristus dari penciptaan sampai pada
akhirat (Why 22:13 Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang
Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir”). kedua huruf ini sering digabung dengan
simbol-simbol lain, misalnya salib (kekekalan karya keselamatan dalam Yesus
Kristus) atau Alkitab (kekekalan Firman Allah).
2. Air
Air adalah sumber kehidupan, tetapi sekaligus dapat mengancam kehidupan (banjir,
badai di laut...). Air juga berfungsi untuk mencuci atau membersihkan. Dalam
Alkitab, simbol ini sering dihubungkan dengan berkata bahwa Allah sebagai sumber
mata air, kesegaran atau sumber kehidupan dan keadilan,dan bahwa Yesus memberi
air yang hidup (Yoh 4:14). Yesus juga membasuh kaki murid-muridNya dengan air
sebagai tanda pelayanan dan pembersihan dari dosa. Murid-muridNya dipanggil untuk
berbuat hal yang sama (Yoh 13:15). Namun ritus pembasuhan kaki masih jarang
dipraktekkan dalam ibadah protestan. Air menjadi simbol inti sakramen baptisan
sebagai tanda penbersihan (dari dosa, dari kuasa maut); “adam lama” ditenggelamkan
dalam air baptisan, dan “adam baru” dilahirkan. Air ini juga menjadi tanda
penerimaan Roh Kudus yang menyatukan kita dalam tubuh Kristus, dan tanda
anugerah Allah yang dikaruniakan kepada kita tanpa prasyarat. Air disini adalah
simbol yang membuat kita merasakan apa yang dilakukan oleh Allah sendiri, dan
tidak dipahami secara “magis”, sehingga tidak tergantung pada cara atau kuantitas air
(hanya tiga tetes “dalam nama Bapa, anak dan Roh Kudus”, atau dengan
menenggelamkan seluruh tubuh seperti dipraktekkan dalam gereja mula-mula dan
oleh beberapa denominasi sampai sekarang). Baptisan juga tidak berfokus pada
formalitas (“masuk Kristen”) atau pertobatan manusia (seperti ditekankan dalam
baptisan dewasa), tetapi pada karya keselamatan Allah sendiri (yang tentu saja tidak
terbatas kepada mereka yang telah menerima ritual gereja tersebut).
3. Altar
Altar gereja mengingatkan baik pada tempat persembahan korban dalam Perjanjian
Lama maupun pada meja perjamuan Paskah Yesus dengan muridmuridnya pada
malam sebelum ia disalibkan. penggunaan altar baik sebagai meja perjamuan kudus
maupun sebagai tempat persembahan (kolekte) masih mencerminkan makna ganda
tersebut. Selain itu, altar biasanya dihias dengan simbol-simbol lain seperti salib,
alkitab, lilin, bunga dsb.; Dalam arsitektur gereja, altar sering ditempatkan langsung
di depan atau di bawah mimbar untuk menekankan kesatuan antara sakramen
(perjamuan kudus/altar) dan firman (khotbah/mimbar).
4. Bendera
Tidak ada bendera khusus yang digunakan sebagai symbol agama kristen, namun
banyak negara dan institusi-institusi lain terutama menggunakan symbol salib dalam
bendara atau lambang mereka untuk mensimbolkan nilai-nilai Kristiani sebagai dasar
identitas negara atau kelompok, meskipun hal ini juga dapat dinilai sebagai
penyalahgunaan symbol agama yang “mengatasnamakan Tuhan” demi kepentingan
tertentu. Dalam kebanyakan gereja dan negara, pemasangan simbol-simbol negara
seperti bendera nasional dalam ruang ibadah atau pada gedung gereja tidak lazim atau
bahkan ditolak sama sekali, untuk menekankan pemisahan antara
kepentingankepentingan politik dan misi universal gereja.
5. Lilin
Lilin biasanya dinyalakan dalam setiap ibadah, paling tidak pada ibadah-ibadah natal
dan ibadah-ibadah paskah (lilin paskah) sebagai simbol Kristus yang hidup dan
menjadi “terang dunia” (Yoh 8:12, bdk Yoh 1 dll.). Lilin juga mengingatkan kita pada
panggilan untuk menjadi “garam dan terang dunia” (Mat 5:13-16); lilin secara umum
bisa menjadi simbol kehidupan manusia yang mengorbankan diri demi panggilannya
untuk menerangi kegelapan. Dalam ibadah dukacita lilin juga mewakili kehidupan
kekal, bahwa orang yang telah meninggal sekarang adalah di tangan Tuhan. Keempat
lilin dalam “krans adven” adalah simbol pengharapan yang menantikan kelahiran
terang dunia (dalam minggu pertama adven, satu lilin dinyalakan, dalam minggu
kedua dua dst.). Sementara ketujuh lilin dalam “Menorah” (yang juga menjadi symbol
agama Yahudi) sering diidentifikasi dengan “ketujuh anugerah Roh” (Yes 11:2; bdk
Paulus)
6. Lonceng
Bunyi lonceng adalah simbol perhatian dan panggilan beribadah dan juga
mengingatkan akan pengadilan Allah. Lonceng digunakan baik dalam sukacita
(paskah, memuji tuhan dalam ibadah...) maupun dukacita (orang meninggal,
bencana...). Secara kontekstual, lonceng juga bisa diganti oleh alat musik yang lain,
misalnya alat music tiup atau gendang
7. Merpati
Burung merpati dalam tradisi Kristen terutama dipahami sebagai symbol kehadiran
Roh Kudus yang mengingatkan kita pada peristiwa baptisan Yesus oleh Yohanes
Pembaptis (Mat 3:16 bdk Mrk, Luk dan Yoh). Seekor burung merpati dengan sebuah
ranting zaitun telah menjadi simbol universal untuk perdamaian dan mengingatkan
pada kisah Nuh (Kej 8:11), di mana sehelai daun zaitun menjadi tanda bahwa air bah
telah surut dan simbol untuk perjanjian Allah dengan umat manusia dan segala
ciptaan-Nya. Kadang-kadang, dua ekor burung merpati juga digunakan sebagai
simbol cinta kasih
8. Minyak
Minyak (minyak zaitun, minyak wangi atau minyak berharga lain) dalam alkitab
adalah symbol berkat dan pemberian otoritas oleh Allah misalnya dalam ritus
pentahbisan raja Israel. Minyak juga digunakan untuk meminyaki orang mati. Kedua
arti ini merupakan latar belakang simbolis waktu Yesus diurapi oleh seorang
perempuan (Mat 26:7) dan para perempuan ingin meminyaki jenazah Yesus. Minyak
juga mingingatkan kita pada perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan
yang bodoh (Mat 25; minyak untuk pelita sebagai simbol kesiapan untuk kedatangan
Yesus). Dalam ibadah (atau pelayanan kepada orang sakit), minyak sebagai simbol
berkat kebanyakan digunakan dalam tradisi katolik, tetapi kadangkadang juga dalam
ibadah protestan atau ekumenis.
9. Pohon dan Tumbuhan
Pohon secara umum adalah symbol kehidupan dan dalam Alkitab (bersama dengan
tumbuhan-tumbuhan lain) sering dihubungkan dengan kehidupan seseorang yang
diberkati, sesuai dengan kehendak Allah dan memberi buah. Mendekorasi gereja
dengan tumbuhan-tumbuhan hijau maupun bungabunga sebagai tanda kehidupan dan
pujian atas keindahan ciptaan Allah adalah suatu hal yang sangat wajar. Daun palem
misalnya sebagai symbol penyembahan, syukur dan penghormatan kepada Tuhan
mengingatkan kita pada Yesus yang dieluelukan di Yerusalem dengan “Hosana!
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel” (Yoh 12:13). Secara
khusus, pada hari natal, gerejagereja maupun rumah-rumah dan tempat umum lainnya
dihias dengan pohon-pohon pinus dan rantingranting hijau lainnya, yang dihias
dengan lilin, bintang-bintang, buah, kapas sebagai salju dll (“pohon natal”, “pohon
terang”...). Pohon pinus adalah simbol lama dalam budaya Eropa untuk kehidupan
bahkan di tengah-tengah kondisi yang sulit, karena inilah satusatunya pohon yang
daunnya tidak gugur tetapi ia tetap hijau selama musim dingin (musim salju). Simbol
non-Kristen ini diangkat oleh tradisi Kristen dan dihubungkan dengan simbol-simbol
lain (terang, bintang...) sebagai simbol pengharapan dan kehidupan melalui Yesus
Kristus yang lahir di tengahtengah dunia yang gelap dan tidak ramah. Pohon natal
bukan semestinya sebuah pohon pinus, tetapi bisa juga pohon lain yang mewakili arti
simbolis di atas. Hanya sedikit kontradiktif dengan “simbol kehidupan” jika dipakai
pohon yang sudah tidak ada daunnya atau pohon dari plastik.
10. Salib
Salib adalah simbol yang paling terkenal sebagai simbol Kristiani yang menunjuk
kepada kematian Yesus Kristus di kayu salib di Golgata. Bentuk historis alat eksekusi
tersebut dengan kemungkinan besar adalah bentuk “T” (salib “Tau”), dan kemudian
menjadi salib yang kita kenal (biasanya disebut “salib Latin”). Tanda salib atau silang
telah dikenal dalam banyak budaya dan agama pra-Kristen dengan berbagai makna,
a.l. kekekalan, kesempurnaan atau hubungan kosmis antara dunia dan yang
transenden, tetapi juga sebagai tanda perpisahan dll.; Salib dalam tradisi Kristen
menjadi simbol kematian dan kehidupan. Salib mencerminkan solidaritas Allah
dengan manusia dalam penderitaan dan merupakan puncak.
KALENDER GEREJAWI DAN SIMBOL
Hari-hari raya gerejawi adalah hari-hari khusus yang dirayakan oleh gereja/umat
Kristen di seluruh dunia dalam rangka memelihara iman kristen dan menyaksikan
karya penyelamatan Allah kepada dunia melalui Anak-Nya Yesus Kristus,
Juruselamat dunia. Dalam tahun gerejawi, yang menonjol adalah hari raya Natal dan
hari raya Paskah. Kedua hari raya ini merupakan hari-hari penentu bagi keseluruhan
tahun gerejawi (Natal, Kesengsaraan, Paskah, Kenaikan, dan Pentakosta).
Dalam tahun gerejawi, warna memegang peranan penting. Setiap masa memiliki
warna tersendiri, sehingga pelaksanaan tahun gerejawi disertai dengan penggunaan
warna. Penggunaan warna kemudian diikuti dengan penggunaan simbol-simbol
gerejawi, sehingga tahun gerejawi ditandai dengan simbol dan warna tertentu.
1. ADVEN

Dari kata latin “Adventus” yang berarti kedatangan, yaitu kedatangan Tuhan
Yesus (pada akhir zaman). Karena itu, masa Adven adalah masa penyadaran diri
dan pertobatan. Selama Adven, pembacaan Alkitab ditekankan pada pembacaan
nubuat-nubuat Perjanjian Lama tentang kedatangan Mesias. Masa Adven yaitu
empat (4) minggu sebelum tanggal 25 Desember.
Warna Liturgi untuk masa Advent : Ungu atau merah lembayung.
Simbol : Salib-Jangkar
Warna dasar : ungu muda
Warna jangkar : kuning
Arti:
Salib-Jangkar ini digunakan oleh orang Kristen mula-mula yang tinggal di
katakombe (Goa bawah tanah untuk tempat persembunyian). Lambang ini adalah
warisan bangsa Mesir kuno, namun kemudian menjadi lambang universal yang
menunjuk pada penderitaan Kristus. Salab-Jangkar melambangkan pengharapan
umat percaya di dalam masa kedatangan Kristus yang kedua.
2. NATAL

Natal adalah masa yang dimulai pada hari Natal dan berakhir selama 12 hari
sampai tanggal 5 Januari malam, sebelum Epifania. Sejak akhir abad IV Natal
dirayakan setiap tanggal 25 Desember sebagai peringatan kelahiran Kristus.
Semula tanggal 25 Desember oleh dunia kafir dirayakan sebagai pesta Sol
Invictus (matahari yang tak terkalahkan). Dengan merayakan 25 Desember
sebagai kelahiran Kristus, gereja ingin menyatakan bahwa Terang yang baru,
Matahari Kebenaran (Sol Institae), yang dinubuatkan nabi Maleakhi (Mal.4:2)
adalah Kristus, Juru Selamat dunia yang datang dari Allah.
Warna liturgi untuk masa Natal: putih
symbol : palungan dan pelangi
Warna dasar : putih
Warna pelangi : merah, kuning, hijau
Warna palungan : kuning
Arti:
Pelangi merupakan symbol kesetiaan dan cinta kasih Allah kepada dunia; Allah
tidak akan menghancurkan bumi lagi (ingat air bah pada jaman Nuh). Pelangi
juga mengingatkan kita tentang kesungguhan Allah untuk memenuhi janjiNya.
Palungan memberi arti lawatan Allah kepada manusia yang nyata dalam diri
anak-Nya yang tunggal Yesus Kristus sebagai Juru Selamat manusia. Pelangi dan
palungan mengungkapkan kasih dan kesetiaan Allah terhadap dunia.

3. EPIFANIA

Epifania berarti “membuat nyata/jelas”. Masa Epifania dimulai pada tanggal 6


Januari, lamanya bervariasi tergantung penetapan Paskah. Selambat-lambatnya
masa Epifania berlangsung sampai Minggu Septuagesima, 64 hari sebelum
Paskah. Gereja protestan merayakan Epifania sebagai hari penampakan Yesus
setelah dibaptis atau hari perjamuan kudus yang pertama. Ibadah-ibadah
ditekankan pada pernyataan Yesus sebagai “Terang bagi bangsa-bangsa kafir”.
Warna liturgy untuk masa Epifania : Putih
Simbol : Bintang besegi lima didalam lingkaran
Warna dasar : hijau
Warna bintang : putih
Warna lingkaran : kuning
Arti:
Bintang adalah lambang cahaya dalam kegelapan. Bintang bersegi lima ini lebih
dikenal dengan bintang Yakub yang menunjuk pada terbitnya bintang dari
keturunan Yakub (bil. 24:17). Terbitnya bintang ini kemudian dinyatakan melalui
kelahiran Yesus yang ditandai pula dengan munculnya bintang di timur (Mat. 2:1-
2). Kristus disebut sebagai “Bintang Kejora”, “Bintang Timur” (Why. 22:16) yang
gilang gemilang, yang menjadi cahaya dalam kehidupan kita.

4. MINGGU PRA-PASKAH

Masa Pra-Paskah dirayakan tujuh (7) minggu sebelum Paskah. Selama masa Pra-
Paskah jemaat melakukan puasa. Di beberapa gereja masa ini diisi dengan puasa
solidaritas untuk diakonia. Minggu Pra-Paskah merupakan masa untuk mawas
diri dan bertobat dengan mengenang pengorbanan Kristus di kayu salib; masa
untuk merenungkann ulang undangan hidup baru di dalam Kristus.
Warna liturgy untuk masa pra-Paskah adalah ungu atau hijau, dan pada hari Jumat
Agung diganti warna hitam.
Symbol : Ikan (Ichtus)
Warna : Ungu tua
Warna tepi ikan dan huruf : kuning
Tulisan di bawah ikan : Yesus Kristus, Anak Allah, Juru Selamat.
Arti:
Ichtus adalah suatu sandi rahasia di kalangan orang Kristen mula-mula (terdapat
dalam katakombe) yang mengalami penganiayaan. Dalam bahasa Yunani kata
Ichtus berarti ikan dan merupakan huruf-huruf awal dari nama-nama Yunani bagi
Kristus: Iesous Christos Theou Uios Soter yang artinya Yesus Kristus, Anak
Allah, Juru Selamat.
5. JUMAT AGUNG

Jumat Agung di rayakan untuk memperingati kesengsaraan dan kematian Yesus di


kayu salib di Golgota untuk menyelamatkan manusia. Jumat Agung adalah hari
yang muram, hari untuk berefleksi diri atas segala dosa yang telah dilakukan dan
kesediaan untuk bertobat.
Warna liturgi Jumat Agung : hitam.
Symbol : salib dan mahkota duri
Warna dasar : hitam
Warna salib : putih
Wana mahkota : kuning
Arti:
Salib merupakan lambang yang sudah sangat dikenal untuk menunjuk pada
penderitaan Kristus.hukuman salib adalah hukuman mati yang sangat hina pada
jaman kuno di Timur Tengah, kemudian digunakan juga oleh bangsa Romawi.
Salib dan mahkota duri menunjukkan penghinaan dan kekejaman manusia
terhadap Yesus sampai pada kematian-Nya di kayu salib.
6. PASKAH

Paskah dirayakan sebagai hari kebangkitan Kristus yang merupakan dasar


kekristenan. Masa Paskah dimulai pada Minggu Paskah dan dilanjutkan selama 50
hari sampai Pentakosta. Paskah dari kata Ibrani “pesah” yang berarti “melewati”
atau “berlalu”, bagi orang percaya berarti berlalunya kuasa dosa dalam hidupnya.
Warna liturgy untuk Paskah : putih
Symbol : bunga lily (putih)
Warna dasar : putih
Arti:
Bunga lily merupakan symbol kekekalan. Untuk tumbuh menjadi pohon, umbi
bunga lily harus ditanam dan mati di dalam tanah, sesudah itu baru tumbuh
kehidupan baru. Lewat Paskah orang percaya telah menerima kehidupan baru
yang kekal karena penderitaan dan kematian serta kebangkitan Kristus.
7. KENAIKAN

Dengan kenaikan-Nya ke sorga, Kristus diakui sebagai Raja di atas segala raja dan
Tuhan di atas segala tuhan. Yesus yang mati dan bangkit telah ditinggikan Allah,
sehingga mengambil bagian dalam kemuliaan, kekuasaan, dan pemrintahan Allah
secara penuh.
Warna liturgy untuk kenaikan: putih
Symbol : salib dan mahkota kemuliaan
Warna dasar : putih
Warna mahkota dan salib : kuning
Arti:
Melalui penderitaan dan kematian Kristus, mahkota duri yang diletakkan di
kepala-Nya diganti dengan mahkota kemuliaan yang dinyatakan melalui
kenaikan-Nya. Setiap orang yang percaya kepada-Nya akan memperoleh mahkota
kehidupan (Why. 2:10).
8. PENTAKOSTA

Pentakosta artinya hari kelima puluh (sesudah paskah). Pentakosta dirayakan


sebagai hari turunnya Roh Kudus dan hari kelahiran gereja.
Warna liturgy untuk hari Pentakosta: hijau.
Symbol : burung merpati (7ekor), atau lidah api (7buah) dan seekor burung
merpati yang menukik.
Warna dasar : merah
Warna merpati : perak
Warna lidah api : kuning pada tepinya
Arti:
Ketujuh ekor burung merpati atau ketujuh lidah api melambangkan ke tujuh Roh
Allah (Why. 4:5) membentuk lingkaran yang menghadirkan kekekalan. Kewtujuh
ekor burung merpati atau ketujuh lidah api itu juga melambangkan tujuh buah
karunia Roh Kudus (Why. 5:12 atau Yes. 12:2-3). Merpati yang menukik dan
lidah api menunjuk pada peristiwa pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta.
9. MINGGU PENTAKOSTA / MINGGU TRINITAS KE-1

Minggu Pentakosta diikuti oleh masa Trinitas, yang dimulai dengan Minggu
Trinitas seminggu kemudian. Hari Minggu Trinitas dirayakan satu minggu
sesudah hari Pentakosta (minggu I sesudah Pentakosta) untuk menyaksikan Allah
yang esa. Dalam hari raya ini pernyataan Allah dan kekudusan keesaan-Nya
menjadi pusat ibadah jemaat.
Warna liturgy Minggu Pentakosta / Minggu Trinitas ke-1: putih
Symbol : lingkaran segitiga / triquetra
Warna dasar : putih
Warna lambang : merah
Arti:
Lambang lingkaran segitiga merupakan lambang ketritunggalan yang mula-mula.
Tiga buah lekukan yang tidak terputus, saling bersambung, menyatakan kekekalan
dari ketritunggalan tersebut. Pada pusat ketiga lekukan tersebut terbentuk segi tiga
yang merupakan symbol Tri tunggal.

10. MINGGU SESUDAH MINGGU PENTAKOSTA / MINGGU TRINITAS

Minggu sesudah Pentakosta dirayakan selama 25 minggu. Masa ini disebut Masa
Gereja Berjuang. Minggu sesudah Pentakosta untuk mengingatkan kita akan
perjuangan hidup gereja sepanjang masa. Dalam perjuangan itu Allah menyertai
gereja-Nya.
Simbol, burung merpati dengan ranting zaitun diparuhnya, perahu layar, dan
pelangi.
Warna dasar : hijau
Warna pelangi : merah, kuning, hijau
Warna burung : putih
Warna ranting : pinggir putih
Warna tiang dan layar : putih (penuh)
Warna salib : hijau
Warna ombak : putih
Warna perahu : bergaris putih
Arti:
Perahu merupakan symbol gereja. Ide ini sangat berarti bagi orang Kristen mula-
mula yang mengalami penganiayaan dan pergumulan. Mereka percaya bahwa
Tuhan menjadi penolong dalam penganiayaan dan pergumulan itu. Hal tersebut
ternyata dari perpaduan antara pelangi dan perahu. Dalam symbol ini janji Allah
untuk memelihara gereja dan dunia mendapat tekanan yang kuat. Burung merpati
dengan ranting zaitun di paruhnya mengungkapkan tentang janji keselamatan dan
kehidupan dari Allah yang akan terus menyertai gereja sampai di tujuan.

You might also like