Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
C. Tujuan
Tujuan Utama Sistem Rujukan Terpadu (SRT) menurut Schmitt, et al. (2014):
a. Meningkatkan jangkauan bagi penerima manfaat
Program-program perlindungan sosial di Indonesia secara umum belum mampu
menjangkau mereka yang membutuhkan karena berbagai alasan:
Sistem Rujukan Terpadu (SRT) menyediakan satu titik pelayanan terpadu bagi
seluruh warganegara untuk mengakses informasi dan mendaftar pada program
perlindungan sosial serta layanan ketenagakerjaan.
Sementara menurut Pohan (2006), sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang
diselenggarakan oleh puskesmas, ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit. Apabila
suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit tertentu, maka
puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih
mampu (baik hotizontal maupun vertical). Sebaliknya pasien pasca rawat inap yang
hanya memerlukan rawat jalan sederhana, bisa dirujuk kembali ke puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam :
1) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik (misal
operasi) dan lain lain.
2) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang
lebih lengkap.
3) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten
atau melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau menyelenggarakan
pelayanan medik spesialis di puskesmas.
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan
masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana. Rujukan
pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmas tidak mampu
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan, padahal
upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu
puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah kesehatan masyarakat dan atau tidak
mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka puskesmas wajib
merujuknya ke dinas kesehatan kabupaten atau kota.
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam (Widoyono, 2013):
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging, peminjaman
alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, dan
bahan bahan habis pakai dan bahan makanan.
2) Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenanga ahli untuk penyidikan kejadian luar
biasa, bantuan penyelesaian masalah hokum kesehatan, penanggulangan gangguan
kesehatan karena bencana alam
3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan
tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat (antara lain usaha
kesehatan sekolah, usaha kesehatan kerja, usaha kesehatan jiwa, pemeriksaan contoh
air bersih) kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional
diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.
F. Bahan Rujukan
Bahan rujukan terdiri dari 4 M, yaitu:
1. Man (pasien)
2. Material (sampel/spesimen darah, sputum, urine, tinja dll.)
3. Methode (protokol pengobatan, Standart Operating Procedure (SOP), Standart
Operating Manual (SOM)).
4. Machine (alat-alat medis).
H. Alur Rujukan
Untuk memahami tentang alur rujukan dan ketentuannya, perlu diketahui tentang
tahapan pelayanan kesehatan. Ada tiga tahapan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan, yaitu
sebagai berikut :
Posyandu Posyandu
Polindes Masyarakat Masyarakat sakabhakti
Yankes
Gambar 3. Tahapan Rujukan Sakabhakti
Individu Individu Individu
6. Fund raising
Penggalangan dana sebagai proses memengaruhi masyarakat baik perseorangan
sebagai individu atau perwakilan masyarakat maupun lembaga agar menyalurkan
dananya bagi sebuah organisasi
B. Sistem Rujukan
1. Insurance MOU
2. Company including hotel MOU
C. Jenis-Jenis Asuransi
1. Allianz
2. CIGNA/BUPA
3. AXA
6. Cost containment
D. Medical Evacuation
1. Medical repatriation
E. Escort Nurse
1. Passport
F. Consent Form
1. Indonesia:
a. 21 tahun
b. 18 tahun
3. Schoolies (?)
5. Scan and e-mail the consent form ask to fill in, sign, and e-mail back
Anas, Mufti (2009). Analisis Kinerja dan Pengelolaan Anggaran Pembiyaan Dinas Kesehatan
Kota Surakarta Dalam Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta
(PKMS) Tahun 2008. Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret. Skripsi
Departemen Pendidikan Nasional (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3. Balai
Pustaka, Jakarta. Gramedia.
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2011. Petunjuk Teknis Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
https://servicedeliveryighealth.files.wordpress.com/2011/12/buku_rujukanbinder.pdf
Hatmoko. 2006. Sistem pelayanan kesehatan dasar Puskesmas. Samarinda, Universitas
Mulawarman.
Idris, Fachmi (2014). Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan. Jakarta: BPJS Kesehatan.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2014). Sistem Rujukan Terstruktur dan Berjenjang
dalam Rangka Menyongsong Jaminan Kesehatan Nasional (Regionalisasi Sistem
Rujukan). Jakarta.
Permenkes. 2012a. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 001 tahun 2012
tentang sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan.
http://www.rsstroke.com/files/peraturan/BUK/2012/PMK_No_001_Ttg_Sistem_Rujuka
n_Pelayanan_Kesehatan_Perorangan.pdf - diunduh 18 Maret 2019
Pohan Imbalo (2006). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan, Dasar –Dasar, Pengertian, dan
Penerapan. Jakarta : EGC; 2006. p.13-27
Pranoko & Dhanabhalan (2012). Sistem Rujukan Puskesmas Batealit Jepara. Semarang.
Schmitt, et al. (2014). Rancangan Sistem Rujukan Terpadu Untuk Perluasan Program
Perlindungan Sosial di Indonesia. Jakarta: ILO.
Tim penyusun bahan sosialisasi dan advokasi JKN (2014). Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta.
Widoyono (2013). Kesehatan Kota Semarang 2012. Semarang : Dinas Kesehatan Kota Semarang