You are on page 1of 28

PROPOSAL PENYULUHAN

NAPZA

Oleh :

Kelompok V

Disusun Oleh :

1. Rumi Gunawan (Kp.13.00979)


2. Siti Alifah Yuliana (Kp.13.00983)
3. Wayan Melly F (Kp.13.00984)
4. Bambang Prayogo (Kp.13.00931)
5. Samuel Dapa Tadi (Kp.13.00980)
6. Maria Venesia Seran (Kp.13.00956)
7. Merlinanda Mirawati Sai (Kp.13.00963)
8. Yulita Abuk Selan (Kp.13.00988)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/2016


KATA PENGANTAR

Penulismemanjatkan puji dan syukuratas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas Rahmat dan Karunia-Nya lah sehingga proposal pendidikan kesehatan yang membahas
tentang “NAPZA” dapat selesai tepat pada waktunya sebagai salah satu tugas dari mata
kuliah KEPERAWATAN KOMUNITAS III.
Penulis menyadari laporan kunjungan keperawatan komunitas II ini masih jauh dari
harapan pembaca yang mana di dalamnya masih terdapat berbagai kesalahan baik dari sistem
penulisan maupun isi.Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun sehingga dalam laporan kegiatan kunjungan berikutnya dapat diperbaiki serta
ditingkatkan kualitasnya.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan kunjungan keperawatan komunitas III
ini.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 17 Mei 2016

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahaya narkoba sudah merasuk dalam kehidupan kita, bahkan telah membahayakan
bangsa. Ini memang bukan persoalan ringan karena perdagangan narkoba telah memiliki
jaringan internasional. Sampai tahun 2000, di Indonesia tercatat 2 juta orang korban dari
berbagai usia dan latar belakang. Untuk mencegah bukanlah hal yang mudah karena harus
berhadapan dengan jaringan internasional. Dari data yang terkumpul, transaksi narkoba di
seluruh dunia diperkirakan mencapai 390 miliar rupiah per hari. Jejak narkoba ada dimana-
mana, meskipun bersamaan dengan itu kita juga menemukan spanduk berslogankan “bebas
narkoba”. Di belakang spanduk-spanduk itu masih berjalan transaksi narkoba. Pemakaiannya
berasal dari berbagai tingkat usia dengan berbagai latar belakang dan profesi.
Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya (NAPZA)
atau istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA (Narkotika dan Bahan/
Obat berbahanya) merupakan masalah yang sangat kompleks, yang memerlukan upaya
penanggulangan secara komprehensif dengan melibatkan kerja sama multidispliner,
multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, konsekuen dan konsisten. Meskipun dalam Kedokteran, sebagian besar
golongan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) masih bermanfaat bagi
pengobatan, namun bila disalahgunakan atau digunakan tidak menurut indikasi medis atau
standar pengobatan terlebih lagi bila disertai peredaran dijalur ilegal, akan berakibat sangat
merugikan bagi individu maupun masyarakat luas khususnya generasi muda. Maraknya
penyalahgunaan NAPZA tidak hanya dikota-kota besar saja, tapi sudah sampai ke kota-kota
kecil diseluruh wilayah Republik Indonesia, mulai dari tingkat sosial ekonomi menengah
bawah sampai tingkat sosial ekonomi atas. Dari data yang ada, penyalahgunaan NAPZA
paling banyak berumur antara 15–24 tahun. Tampaknya generasi muda adalah sasaran
strategis perdagangan gelap NAPZA. Oleh karena itu kita semua perlu mewaspadai bahaya
dan pengaruhnya terhadap ancaman kelangsungan pembinaan generasi muda. Sektor
kesehatan memegang peranan penting dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan
NAPZA.
Narkoba berperan besar dalam proses penghancuran sebuah negara. Efeknya sangatlah
dahsyat sehingga pecandu narkoba sering disebut sebagai lost generation. Biasanya mereka
yang sudah mengkonsumsi narkoba, sangat sedikit yang bisa melepaskan diri dari narkoba
alias sangat tergantung pada barang haram tersebut. Pada saat krisis seperti sekarang ini
narkoba menjadi obat penenang sehingga bisa meninabobokan orang. Barang terlarang itu
sering muncul dalam obat yang mengandung zat adiktif.
Dalam angka memerangi narkoba itu keluarga mempunyai peran yang sangat besar.
Paling tidak melalui keluarga diharapkan dapat dilakukan pencegahan secara dini. Lewat
keluarga diharapkan dapat kembali menjadi tempat sebagai suka dan duka, berbeda pendapat,
saling menghargai dan mencintai sehingga anggota keluarga dapat terhindar dari bahaya ini.
Karena itu keluarga harus dibekali dengan berbagai pengertian tentang bahaya narkoba.
Namun demikian krisis yang melanda bangsa dan negara telah merebak ke dalam
kehidupan keluarga. Krisis itu tidak hanya menyangkut moneter dan ekonomi, tetapi juga
krisis kepercayaan, krisis relasi antara manusia, bahkan krisis kemanusiaan. Masa krisis itu
ditandai dengan bencana yang sangat besar akibat globalisasi, yaitu bahwa kaum muda
terancam oleh narkoba, dimana hal ini berarti penghancuran bagi masa depan bangsa.
Peran penting sektor kesehatan sering tidak disadari oleh petugas kesehatan itu
sendiri, bahkan para pengambil keputusan, kecuali mereka yang berminat dibidang kesehatan
jiwa, khususnya penyalahgunaan NAPZA. Bidang ini perlu dikembangkan secara lebih
profesional, sehingga menjadi salah satu pilar yang kokoh dari upaya penanggulangan
penyalahgunaan NAPZA. Kondisi diatas mengharuskan pula Puskesmas sebagai ujung
tombak pelayanan kesehatan dapat berperan lebih proaktif dalam upaya penanggulangan
penyalahgunaan NAPZA di masyarakat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, diharapkan klien dapat memahami bahaya
napza.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pemuda-pemudi dusun Kayunan dapat :
a. Mengetahui pengertian dan jenis-jenis napza.
b. Mengetahui penyebab penggunaan napza dan gejala klinis penyalahgunaan
napza.
c. Mengetahui dampak pecandu napza.
d. Memahami pencegahan penggunaan napza di kalangan remaja.
e. Memahami undang-undang penyalahgunaan Napza.

C. Manfaat
Promosi atau Pendidikan Kesehatan di Sekolah apabila dilakukan secara kontinyu dan
berkesinambungan akan sangat bermanfaat dalam rangka merubah perilaku dari yang
kurang baik kepada yang lebih baik. Satu hal lagi anak sekolah adalah sebagai agent of
change (agen perubahan) yang diharapkan dapat memberikan motivasi terhadap para
orang tua serta anggota keluarga yang lainnya, cepat atau lambat maka program
kesehatan ini akan dapat dipahami oleh masyarakat luas. Sebagaimana tujuan Promosi
Kesehatan adalah “Knowledge, Attitude, Practice” agar Tahu, Mau dan Mampu
melaksanakan program kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini
jajaran/praktisi kesehatan dituntut untuk tidak bosan-bosannya melakukan Promosi
Kesehatan kepada siapapun, dimanapun dan kapanpun.
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Napza
Napza adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi
seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat menimbulkan ketergantungan
fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA adalah : Narkotika, Psikotropika dan
Zat Adiktif lainnya.
2.2 Narkotika :
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika
terdiri dari 3 golongan :
a. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.
b. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, Petidin.
c. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein.
2.3 Psikotropika :
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
perilaku.
Psikotropika terdiri dari 4 golongan :
a. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.
b. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan
terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
c. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.
d. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan
dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam (
BK, DUM ).
2.4 Zat Adiktif Lainnya :
Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh
psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
a. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan
susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari –
hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau
Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3
golongan minuman beralkohol :
1) Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).
2) Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman anggur )
3) Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca, Manson House, Johny
Walker ).
b. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem,
Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
c. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat. Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian
rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya
pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk
penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.
2.5 Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA dapat
digolongkan menjadi 3 golongan :
a. Golongan Depresan ( Downer ). Adalah jenis NAPZA yang berfungsi
mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakainya menjadi
tenang dan bahkan membuat tertidur bahkan tak sadarkan diri. Contohnya: Opioda
( Morfin, Heroin, Codein ), sedative ( penenang ), Hipnotik (obat tidur) dan
Tranquilizer (anti cemas ).
b. Golongan Stimulan ( Upper ). Adalah jenis NAPZA yang merangsang fungsi
tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini menbuat pemakainnya menjadi
aktif, segar dan bersemangat. Contoh: Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.
c. Golongan Halusinogen. Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek
halusinasi yang bersifat merubah perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan
daya pandang yang berbeda sehingga seluruh persaan dapat terganggu. Contoh:
Kanabis ( ganja ).

2.6 JENIS NAPZA YANG SERING DI SALAHGUNAKAN


Di dalam masyarakat NAPZA / NARKOBA yang sering disalahgunakan adalah :
a. Opiada, terdapat 3 golonagan besar :
1) Opioda alamiah ( Opiat ) : Morfin, Opium, Codein.
2) Opioda semisintetik : Heroin / putauw, Hidromorfin.
3) Opioda sintetik : Metadon.
Nama jalanan dari Putauw : ptw, black heroin, brown sugar.Heroin yang murni
berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak murni berwarna putih
keabuan.Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin dengan proses
tertentu dihasilkan putauw, yang kekuatannya 10 kali melebihi morfin.Sedangkan
opioda sintetik mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin. Morfin,
Codein, Methadon adalah zat yang digunakan oleh dokter sebagai penghilang sakit
yang sangat kuat, misalnya pada opreasi, penderita cancer.Reaksi dari pemakaian
ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan perasaan ingin menyendiri untuk
menikmati efek rasanya dan pada taraf kecanduan pemakai akan kehilangan
percaya diri hingga tak mempunyai keinginan untuk bersosialisasi. Pemakai akan
membentuk dunianya sendiri, mereka merasa bahwa lingkungannya menjadi
musuh.
b. KOKAIN :
Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut Nama
jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow / salju. Cara pemakainnya :
membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus diatas
permukaan kaca atau alas yang permukaannya datar kemudian dihirup dengan
menggunakan penyedot seperti sedotan atau dengan cara dibakar bersama dengan
tembakau. Penggunaan dengan cara dihirup akan beresiko kering dan luka pada
sekitar lubang hidung bagian dalam.
Efek pemakain kokain : pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu makan,
menambah percaya diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah.
c. KANABIS :
Nama jalanan : cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass,
bhang. Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica.
Cara penggunaan : dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan
menggunakan pipa rokok.
Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai cenderung merasa lebih santai,
rasa gembira berlebihan ( euphoria ), sering berfantasi / menghayal, aktif
berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitive, kering pada mulut dan tenggorokan.
d. AMPHETAMINE :
Nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz.
Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan juga
tablet.
Cara penggunaan : dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet diminum
dengan air.
Ada 2 jenis Amphetamine :
1) MDMA (methylene dioxy methamphetamine)
Nama jalanan: Inex, xtc.
Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.
2) Metamphetamine ice
Nama jalanan : SHABU, SS, ice.
Cara pengunaan dibakar dengan mengunakan alumunium foil dan asapnya
dihisap atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus (
boong ).
e. LSD ( Lysergic Acid ).
Termasuk dalam golongan halusinogen. Nama jalanan : acid, trips, tabs,
kertas.Bentuk : biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil
sebesar seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar.
Ada juga yang berbentuk pil dan kapsul.Cara penggunaan : meletakan LSD
pada permukaan lidah, dan bereaksi setelah 30 – 60 menit kemudian, menghilang
setelah 8 – 12 jam. Efek rasa : terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu sehingga
timbul obsesi yang sangat indah dan bahkan menyeramkan dan lama- lama
menjadikan penggunaanya paranoid.
f. SEDATIF – HIPNOTIK ( BENZODIAZEPIN ) :
Termasuk golongan zat sedative ( obat penenang ) dan hipnotika ( obat tidur ).
Nama jalanan : Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp. Cara pemakaian :
dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus. Digunakan di bidang
medis untuk pengobatan pada pasien yang mengalami kecemasan, kejang, stress,
serta sebagai obat tidur.
g. SOLVENT / INHALASI :
Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya : Aerosol,
Lem, Isi korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap bensin.Biasanya
digunakan dengan cara coba – coba oleh anak di bawah umur, pada golongan yang
kurang mampu.
Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala berputar, halusinasi ringan, mual,
muntah gangguan fungsi paru, jantung dan hati.
h. ALKOHOL :
Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia Diperoleh dari
proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi – umbian yang mengahasilkan
kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu dilakukan proses penyulingan
sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan 100 %.
Nama jalanan: booze,drink.
Efek yang ditimbulkan : euphoria, bahkan penurunan kesadaran

2.7 PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN


Penyalahguanaan adalah : penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA
secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan
kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.
Ketergatungan adalah : keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan
psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah ( toleransi),
apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus obat
( withdrawal symptom ).

2.8 PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA


Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :
a. Faktor individual :
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami
perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri – ciri remaja yang
mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :
1) Cenderung memberontak
2) Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
3) Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
4) Kurang percaya diri
5) Mudah kecewa, agresif dan destruktif
6) Murung, pemalu, pendiam
7) Merasa bosan dan jenuh
8) Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan
9) Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode
10) Identitas diri kabur
11) Kemampuan komunikasi yang rendah
12) Putus sekolah
13) Kurang menghayati iman dan kepercayaan.
b. Faktor Lingkungan :
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik
sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
c. Lingkungan Keluarga :
1) Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
2) Hubungan kurang harmonis
3) Orang tua yang bercerai, kawin lagi
4) Orang tua terlampau sibuk, acuh
5) Orang tua otoriter
6) Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
7) Kurangnya kehidupan beragama.
d. Lingkungan Sekolah :
1) Sekolah yang kurang disiplin
2) Sekolah terletak dekat tempat hiburan
3) Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan diri secara kreatif dan positif.
4) Adanya murid pengguna NAPZA.
e. Lingkungan Teman Sebaya :
1) Berteman dengan penyalahguna
2) Tekanan atau ancaman dari teman.
f. Lingkungan Masyarakat / Sosial :
1) Lemahnya penegak hukum
2) Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.
Faktor – faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat seseorang kelak
menjadi penyalahguna NAPZA. Akan tetapi makin banyak faktor – faktor
diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna
NAPZA.
2.9 GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA :
a. Perubahan Fisik :
1) Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo ( cadel ),
apatis ( acuh tak acuh ), mengantuk, agresif.
2) Bila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak, denyut jantung dan
nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.
3) Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung berair, menguap terus,
diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.
4) Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap
kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.
b. Perubahan sikap dan perilaku :
1) Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering
membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.
2) Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas
atau tempat kerja.
3) Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin.
4) Sering mengurung diri, berlama – lama di kamar mandi, menghidar bertemu
dengan anggota keluarga yang lain.
5) Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota
keluarga yang lain.
6) Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak jelas
penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau
keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi.
7) Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan
pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.

2.10 PENGARUH PENYALAHGUNAAN NAPZA


NAPZA berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungannya :
a. Komplikasi Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan cukup
lama. Pengaruhnya pada.
1) Otak dan susunan saraf pusat :

Gangguan daya ingat

Gangguan perhatian/konsentrasi

Gangguan bertindak rasional

Gagguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi

Gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja

Gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik / buruk.

2) Pada saluran napas : dapat terjadi radang paru ( Bronchopnemonia ).


Pembengkakan paru-paru.
3) Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah jantung.
4) Hati : terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik, hubungan
seksual.
5) Penyakit Menular Seksual ( PMS ) dan HIV / AIDS.
Para pengguna NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi,
mereka mau melakukan hubungan seksual demi mendapatkan zat atau uang
untuk membeli zat. Penyakit Menular Seksual yang terjadi adalah : kencing
nanah ( GO ), raja singa ( Siphilis ) dll. Dan juga pengguna NAPZA yang
mengunakan jarum suntik secara bersama – sama membuat angka penularan
HIV / AIDS semakin meningkat. Penyakit HIV / AIDS menular melalui jarum
suntik dan hubungan seksual, selain melalui tranfusi darah dan penularan dari
ibu ke janin.
6) Sistem Reproduksi : sering terjadi kemandulan.
7) Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum suntik,
sehingga mereka sering menggunakan baju lengan panjang.
8) Komplikasi pada kehamilan :
Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS
Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati

Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi
rendah. b. Dampak Sosial :
1) Di Lingkungan Keluarga :

Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering terjadi
pertengkaran, mudah tersinggung.

Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.

Perilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak tertib,
hidup bebas) dan menjadi aib keluarga.

Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau
pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan keuangan.

Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk
biaya pengobatan dan rehabilitasi.
2) Di Lingkungan Sekolah :

Merusak disiplin dan motivasi belajar.

Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.


Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman
sebaya.
3) Di Lingkungan Masyarakat :

Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari pengguna /
mangsanya.

Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang telah
menjadi ketergantungan.

Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan, pencurian,
pembunuhan sehingga masyarkat menjadi resah.

Meningkatnya kecelakaan.
2.11 UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA :
Upaya pencegahan meliputi 3 hal :
a. Pencegahan primer : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA
dan melakukan intervensi.Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali remaja
yang mempunyai resiko tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA, setelah itu
melakukan intervensi terhadap mereka agar tidak menggunakan NAPZA Upaya
pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat
menghabat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik.
b. Pencegahan Sekunder : mengobati dan intervensi agar tidak lagi menggunakan
NAPZA.
c. Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA.

Yang dapat dilakukan di lingkungan keluarga untuk mencegah penyalahgunaan


NAPZA :
a. Mengasuh anak dengan baik.

Penuh kasih sayang

Penanaman disiplin yang baik

Ajarkan membedakan yang baik dan buruk

Mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab\

Mengembangkan harga diri anak, menghargai jika berbuat baik atau
mencapai prestasi tertentu.
b. Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat, hal ini membuat anak rindu untuk
pulang ke rumah.
c. Meluangkan waktu untuk kebersamaan.
d. Orang tua menjadi contoh yang baik.
Orang tua yang merokok akan menjadi contoh yang tidak baik bagi anak.
d. Kembangkan komunikasi yang baik Komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan
jujur, mendengarkan dan menghormati pendapat anak.
e. Memperkuat kehidupan beragama.Yang diutamakan bukan hanya
ritual keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam
agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari–hari.
f. Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat berdiskusi
dengan anak
Yang dilakukan di lingkungan sekolah untuk pencegahan penyalahgunaan
NAPZA:
a. Upaya terhadap siswa :

Memberikan pendidikan kepada siswa tentang bahaya dan akibat
penyalahgunaan NAPZA.

Melibatkan siswa dalam perencanaan pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan NAPZA di sekolah.

Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan ketrampilan yang
positif untuk tetap menghidari dari pemakaian NAPZA dan merokok.

2
1

Menyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi siswa ( ekstrakurikuler ).

Meningkatkan kegiatan bimbingan konseling.Membantu siswa yang telah
menyalahgunakan NAPZA untuk bisa menghentikannya.

Penerapan kehidupan beragama dalam kegiatan sehari – hari.
b. Upaya untuk mencegah peredaran NAPZA di sekolah :

Razia dengan cara sidak

Melarang orang yang tidak berkepentingan untuk masuk lingkungan sekolah

Melarang siswa ke luar sekolah pada jam pelajaran tanpa ijin guru

Membina kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.

Meningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai dengan pulang
sekolah.
c. Upaya untuk membina lingkungan sekolah :

Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang sehat dengan membina
huibungan yang harmonis antara pendidik dan anak didik.

Mengupayakan kehadiran guru secara teratur di sekolah

Sikap keteladanan guru amat penting

Meningkatkan pengawasan anak sejak masuk sampai pulang sekolah.

Yang dilakukan di lingkungan masyarakat untuk mencegah penyalahguanaan


NAPZA:
a. Menumbuhkan perasaan kebersamaan di daerah tempat tinggal, sehingga masalah
yang terjadi di lingkungan dapat diselesaikan secara bersama- sama.
b. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyalahguanaan NAPZA
sehingga masyarakat dapat menyadarinya.
c. Memberikan penyuluhan tentang hukum yang berkaitan dengan NAPZA.
d. Melibatkan semua unsur dalam masyarakat dalam melaksanakan pencegahan dan
penanggulangan penyalahguanaan NAPZA.
BAB III

PERENCANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN

3.1 SATUAN ACARA PENYULUHAN

POKOK BAHASAN : Bahaya Napza pada Remaja.

SUB POKOK BAHASAN : Pengertian dan jenis-jenis napza, penyebab penggunaan napza

dan gejala klinis penyalahgunaan napza, dampak pecandu napza

dan pencegahan penggunaan napza di kalangan remaja.

SASARAN : Siswa SMA N 1 Ngaglik kelas XI S2.

TEMPAT : SMA N 1 Ngaglik.

WAKTU : Selasa, 17 Mei 2016 jam 11.15 - 12.00 WIB.

I. Latar Belakang

Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya


(NAPZA) atau istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA
(Narkotika dan Bahan/ Obat berbahanya) merupakan masalah yang sangat kompleks,
yang memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif dengan melibatkan
kerja sama multidispliner, multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang
dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen dan konsisten. Meskipun dalam
Kedokteran, sebagian besar golongan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA) masih bermanfaat bagi pengobatan, namun bila disalahgunakan atau
digunakan tidak menurut indikasi medis atau standar pengobatan terlebih lagi bila
disertai peredaran dijalur ilegal, akan berakibat sangat merugikan bagi individu
maupun masyarakat luas khususnya generasi muda. Maraknya penyalahgunaan
NAPZA tidak hanya dikota-kota besar saja, tapi sudah sampai ke kota-kota kecil
diseluruh wilayah Republik Indonesia, mulai dari tingkat sosial ekonomi menengah
bawah sampai tingkat sosial ekonomi atas. Dari data yang ada, penyalahgunaan
NAPZA paling banyak berumur antara 15–24 tahun. Tampaknya generasi muda
adalah sasaran strategis perdagangan gelap NAPZA. Oleh karena itu kita semua perlu
mewaspadai bahaya dan pengaruhnya terhadap ancaman kelangsungan pembinaan
generasi muda. Sektor kesehatan memegang peranan penting dalam upaya
penanggulangan penyalahgunaan NAPZA.

Peran penting sektor kesehatan sering tidak disadari oleh petugas kesehatan itu
sendiri, bahkan para pengambil keputusan, kecuali mereka yang berminat dibidang
kesehatan jiwa, khususnya penyalahgunaan NAPZA. Bidang ini perlu dikembangkan
secara lebih profesional, sehingga menjadi salah satu pilar yang kokoh dari upaya
penanggulangan penyalahgunaan NAPZA. Kondisi diatas mengharuskan pula
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dapat berperan lebih proaktif
dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan NAPZA di masyarakat.

II. Tujuan Instruksional Umum

Setelah selesai mengikuti penyuluhan selama 1x45 menit diharapkan siswa SMA N 1
Ngaglik kelas XI S2 mengetahui bahaya napza.

III. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pemuda-pemudi dusun Kayunan dapat :

a) Mengetahui pengertian dan jenis-jenis napza.


b) Mengetahui penyebab penggunaan napza dan gejala klinis penyalahgunaan
napza.
c) Mengetahui dampak pecandu napza.
d) Memahami pencegahan penggunaan napza di kalangan remaja.
e) Memahami undang-undang penyalahgunaan Napza.

IV. Metode

a. Ceramah

b. Diskusi

c. Tanya jawab

V.Media

a. Leafleat
b. Power Point

VI. Jumlah Peserta : 26 orang

VII. Rencana Pembelajaran

No Kegiatan Penyuluh Waktu Kegiatan Sasaran

1 Pembukaan 5 menit  Menjawab salam.

 Memberi salam.  Mendengarkan.

 Perkenalan.  Mendengarkan.

 Menjelaskan tujuan.  Memberikan


persetujuan.
 Kontrak waktu.
 Menjawab
 Apersepsi.
pertanyaan.

2 Pelaksanaan 25 menit  Mendengarkan dan


mencatat.
 Menjelaskan pengertian
dan jenis-jenis Napza.  Menanyakan hal-hal
yang belum jelas.
 Menjelaskan penyebab
penggunaan napza dan  Memperhatikan
gejala klinis jawaban dari
penyalahgunaan napza. penyuluh.

 Menjelaskan dampak
pecandu napza.

 Menjelaskan pencegahan
penggunaan napza di
kalangan remaja.

 Menjelaskan undang-
undang, penyalahgunaan
napza.

3 Penutup 15 menit  Memperhatiakan


keterangan
 Menyimpulkan materi
kesimpulan dari
yang telah disampaikan.
materi penyuluhan
 Melakukan evaluasi yang telah
penyuluhan dengan tanya disampaikan.
jawab.
 Menanyakan
 Mengakhiri kegiatan pernyataan yang
penyuluhan. belum jelas.

 Menjawab salam.

VIII. Materi

1. Pengertian Napza

NARKOBA atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi


kondisi kejiwaan / psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat
menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA,
yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.

2. Jenis-jenis Napza
a. Narkotika
yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintesis maupun semi yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, menghilangkan rasa nyeri menurut undang – undang nomor 22 tahun
1997 narkoba di bagi menurut potensi yang menyebabkan ketergantungan.
1) Narkotika golongan I
Contoh : heroin, kokain dan ganja
2) Narkotika golongan II
Contoh : morfin, penitin dan metadon
3) Narkotika golongan III
Contoh : kodein
b. Psikotropika
Yaitu zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf dan
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Menurut potensi yang dapat menyebabkan ketergantungan psikotropika di
bagi menjadi :
1) Psikotropika golongan I
Contoh : MDMA (ekstasi ), LSD dan STP
2) Psikotropika golongan II
Contoh : amfetamin, metam fetamin (sabu), fensikidin dan
ritalin 3) Psikotropika golongan III
Contoh : pentobarbitar dan flunitrazepam
4) Psikotropika golongan IV
Contoh : diazepam, klobazam, fenobarbitas, barbital, klorazepam, klodia
zeposide dl.
c. Zat Psiko-aktif lain
Yaitu zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang
berpengaruh pada kerja otak.
Yang sering disalah gunakan adalah :
1) Alkohol terdapat dalam minuman keras
2) Inhalansia atau solven yaitu gas atau zat yang mudah menguap yang
terdapat pada berbagai keperluan pabrik, kantor dan rumah tangga
3) Nikotin terdapat pada tembakau
4) Kafein pada kopi, minuman penambah energi dan obat sakit kepala
tertentu.
Penggolongan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain menurut
organisasi kesehatan atau WHO adalah :
1) Ganja
Opiodia : Mengurangi rasa nyeri, turunnya kesadaran opium marfin,
hendin. Ganja menyebabkan perasaan riang dan meningkatkan daya
khayal.
2) Kokain dan daun koka tergolong stimulansia .
3) Golongan amfetamin (stimulansia) amfetamin ektasi, sabu.
4) Alkohol terdapat pada minuman keras.
5) Halusinogen memberikan halusinasi (khayal) LSD
6) Setadira dan hipnotika
7) PCP (fensiklidin)
8) Solven dan inhalasi gas atau uap yang di hirup
9) Nikotin terdapat pada tembakau
10) Kafein terdapat dalam kopi, berbagai jenis obat penghilang rasa sakit atau
nyeri dan minuman kola.
3. Penyebab
a. Faktor individual
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang
mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri-ciri
remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA, seperti
kurang percaya diri, mudah kecewa, agresif, murung, pemalu, pendiam dan
sebagainya.
b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan
kurang baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat,
seperti komunikasi orang tua dan anak kurang baik, orang tua yang bercerai,
kawin lagi, orang tua terlampau sibuk, acuh, orang tua otoriter dan sebagainya.

4. Gejala Klinis Penyalahgunaan Napza


a. Perubahan Fisik
Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel),
apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif. Bila terjadi kelebihan dosis
(Overdosis) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin
bahkan meninggal. Saat sedang ketagihan (Sakau) : mata merah, hidung berair,
menguap terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran
menurun. Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli
terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.
b. Perubahan sikap dan perilaku
Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering
membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab. Pola tidur berubah, bergadang,
sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas atau tempat kerja. Sering
berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin. Sering
mengurung diri, berlama-lama di kamar mandi, menghidar bertemu dengan
anggota keluarga yang lain.
Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota
keluarga yang lain. Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai
alasan, tapi tidak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga
milik sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan
dengan polisi. Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar,
bermusuhan, pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.
5. Dampak Pecandu Napza
Banyak sekali akibat yang ditimbulkan mengkonsumsi narkoba antara lain :
1. Sistim saraf apabila mengkonsumsi narkoba lama-kelamaan akan rusak
2. Tubuh akan kelihatan kurus
3. Ketergantungan
4. Prestasi disekolah menurun
5. Kematian
6. Pencegahan penggunaan Napza di Kalangan Remaja
Upaya pencegahan meliputi 3 hal : mengenali remaja resiko tinggi
penyalahgunaan NAPZA dan melakukan intervensi. Upaya ini terutama
dilakukan untuk mengenali remaja yang mempunyai resiko tinggi untuk
menyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan intervensi terhadap mereka
agar tidak menggunakan NAPZA. Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak
berusia dini, agar faktor yang dapat menghabat proses tumbuh kembang anak
dapat diatasi dengan baik.
Komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan jujur, mendengarkan dan
menghormati pendapat anak. Memperkuat kehidupan beragama. Yang
diutamakan bukan hanya ritual keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral
yang terkandung dalam agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat berdiskusi
dengan anak.
7. Undang-undang penyalahgunaan
Napza a. Pasal 111
Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam,
memelihara, memiliki, menyimpan,mengusai,menyediakan narkotika
golongan I dalam bentuk tanaman, dipidana dengan pidana penajara paling
singkat 4 (empat) tahundan paling lama 12 tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp 8.000.000,00 ( delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp
8000.000.000,00 (delapan miliar rupiah)
b. Pasal 118
Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi,
mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan narkotika golongan II di pidana
dengan pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 12 tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp 800.000.000,00 ( delapan ratus juta rupiah) dan
paling banyak Rp 8000.000.000,00 (delapan miliar rupiah)
c. pasal 123
setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi
,mengekspor,mengimpor atau menyalurkan narkotika golongan III, dipidana
dengan penjara paling singkat 2 tahun dan paling lama 7 tahun dan pidana
denda R 400.000.000,00 ( empat ratus juta rupiah) dan paling banyak
3.000.000.000,00 ( tiga miliar rupiah).
d. Pasal 128
Orang tua atau wali dari pecandu yang belum cukup umur
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat 1 yang sengaja tidak melapor,
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 bulan atau pidana denda
paling banyak Rp 1.000.000,00 ( satu juta rupiah).
e. Pasal 134
Pecandu narkotika yang sudah cukup umur dan dengan sengaja sebagai
mana yang dimaksud dalam pasal 55 ayat 2 dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 6 bulan atau pidana denda Rp 2.000.000,00 ( dua juta rupiah).
IX. Evaluasi
1. Jenis-jenis Napza ?
2. Bagaimana tindakan lanjut kepada seorang pecandu yang telah direhabilitasi
namun tidak sembuh ?
3. Apakah seseorang yang sering minum-minuman keras ususnya bisa terkena
gangguan kesehatan ?

Pertanyaan dari Penyuluh :


1. Bagaimana sikap anda dalam menyikapi ajakan teman anda untuk menggunakan
napza ?
2. Sebutkan jenis-jenis napza ?
3. Sebutkan tanda dan gejala pecandu napza ?

X. Daftar Pustaka
Simuh, dkk., Tasawuf dan Krisis, Semarang, Pustaka Pelajar, 2001.

Nugroho, Taufan. 2010. Kamus Pintar Kesehatan : Kedokteran, Keperawatan dan

Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.

B. SETTING TEMPAT KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN

PAPAN TULIS

Keterangan :
: Penyaji terdiri dari 1 orang

: 1 Moderator & 1 notulen


: 1 Dokumentasi & 1 observer
: Peserta (Murid SD Kelas V) terdiri dari 26 siswa
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti
perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik
dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan sebagainya. Orangtua
bisa berperan sebagai pemberi informasi yang benar tentang narkoba pada anaknya,
sebagai pengawas, sebagai pembimbing, mengenal teman anak-anak dan bekerja
dengan orang tua lain dan guru.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan remaja melakukan penyalahgunaan
narkoba adalah dari ajakan, bujukan dan iming-iming teman atau anggota kelompok
sebaya, ketidaktahuan akan bahaya narkoba atau tidak memikirkan akan bahaya
narkoba dan adanya orang tua yang tidak acuh dan tidak mengadakan pengawasan
terhadap anaknya.
Cara melakukan pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba pada remaja yaitu
dengan menciptakan lingkungan keluarga yang sehat, harmonis, komunikatif, terbuka,
penuh perhatian dan kasih sayang diantara anggotanya, merupakan bagian penting dari
upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba.

4.2 Saran
a. Mahasiswa ataupun remaja perlu mengadakan pertahanan diri dari bahaya narkoba
yang selalu mengancam.
b. Agar mahasiswa ataupun remaja yang terlibat dalam narkoba harus selalu jujur
dan giat belajar, agar ada yang membantu supaya siswa yang terkena narkoba
jangan lagi bergaul dengan preman/pecandu.
DAFTAR PUSTAKA

ArdhiN, Sunu. 2011. Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja.


http://duaribuan.wordpress.com/2011/04/11/bahaya-penyalahgunaan-narkoba-pada-
remaja/. Diakses tanggal 16 Desember 2012
Hardiansyah Mashar, Mohammad. 2011. Makalah : Narkoba.
http://siswasekolah.wordpress.com/2011/03/23/makalah-narkoba/. Diakses tanggal 15
Desember 2012
Joewana, Satya. Lusi Margiyani, dkk. 2001. NARKOBA Petunjuk Praktis Bagi Keluarga
Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba. Yogyakarta : Media Pressindo.
Marhenyantoz. 2012. 7 Langkah Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba.
http://marhenyantoz.wordpress.com/2012/02/28/7-langkah-pencegahan-
penyalahgunaan-narkoba/.
Diakses tanggal 16 Desember 2012
Ramadhani, Diah. 2012. Pengertian NAPZA.
http://www.scribd.com/doc/93197255/Pengertian-NAPZA.Diaksestanggal15
Desember 2012
Rauf, Abdul. 2012. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba.
http://blogforilmu.blogspot.com/2012/07/faktor-penyebab-penyalahgunaan-
narkoba.html. Diakses tanggal 16 Desember 2012
Sudarianto. 2012. Penyalahgunaan Narkoba. http://bnnpsulsel.com/penyalahguna-
narkoba/akibatdampak-langsung-dan-tidak-langsung-penyalahgunaan-narkoba-pada-
kehidupan-kesehatan-manusia/. Diakses tanggal 16 Desember 2012

You might also like