You are on page 1of 18

Makalah Dan Skenario

Imuinisasi Campak

Disusun Oleh :
 Abdul Rauf
 Erin Saputra
 Falqurriati Ainun
 Iddatul Laeli
 Muhammad Rizal
 Zukron Aula

Kelompok 2

Semester V Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

STIKES MATARAM

Tahun Ajaran 2018/2019


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pentingnya imunisasi adalah karena adanya data bahwa setiap tahun, 1,7 juta anak
meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin yang sudah tersedia. Imunisasi
diberikan pada anak untuk melindunginya dari penyakit-penyakit berbahaya, yang sering kali
dapat mengakibatkan cacat atau kematian.Pemberian imunisasi adalah untuk pencegahan
terhadap penyakit. Setiap anak, baik laki-laki maupun perempuan, harus dan berhak untuk
mendapatkan imunisasi secara lengkap dan tepat waktu. Wanita hamil harus diberikan
imunisasi untuk melindungi mereka dan janin misalnya vaksinasi terhadap tetanus, MMR
(Measles=campak, Mumps=gondongan dan Rubella=campak jerman), dan cacar air bila ibu
belum pernah menderita penyakit tersebut.
Pemberian imunisasi harus dilakukan secara tepat. Orang tua harus mengetahui
mengapa, kapan, dimana dan berapa kali anaknya mendapatkan imunisasi. Orang tua juga
harus mengetahui bahwa pemberian imunisasi aman bagi anak, bahkan saat anak sedang sakit
ringan, mempunyai cacat fisik/mental atau mengalami malnutrisi ( Kekurangan Gizi ).
Imunisasi campak, sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya.
Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh
antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalagi penyakit campak mudah
menular, dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang penyakit
yang disebabkan virus Morbili ini. Untungnya campak hanya diderita sekali seumur hidup.
Jadi, sekali terkena campak, setelah itu biasanya tak akan terkena lagi. Jika tak ditangani
dengan baik campak bisa sangat berbahaya. Bisa terjadi komplikasi, terutama pada campak
yang berat. Ciri-ciri campak berat, selain bercaknya di sekujur tubuh, gejalanya tidak
membaik setelah diobati 1-2 hari. Komplikasi yang terjadi biasanya berupa radang paru-paru
dan radang otak. Komplikasi ini yang umumnya paling sering menimbulkan kematian pada
anak.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa itu imunisasi ?
b. Apa pentingnya imunisasi ?
c. Apa itu Campak ?
d. Bagaimana riwayat alamiah dari penyakit campak?
e. Bagaimana etiologi,dan patofisiologi penyakit campak?
f. Bagaimana masa inkubasi dan diagnosis penyakit campak?
g. Bagaimana cara penularan dan pencegahan penyakit campak?
h. Bagaimana penanggulangan serta pengobatan penyakit campak?

C. TUJUAN PENULISAN
a. Pembaca dapat mengetahui definisi dari imunisasi
b. Pembaca dapat engetahui pentingnya imunisasi
c. Untuk mengetahui pengertian campak.
d. Untuk mengetahui riwayat alamiah dari penyakit campak.
e. Untuk mengetahui etiologi, dan patofisiologi penyakit campak.
f. Untuk mengetahui masa inkubasi dan diagnosis penyakit campak.
g. Agar kita mengetahui cara penularan dan pencegahan penyakit campak.
h. Agar kita mengetahui penanggulangan serta pengobatan penyakit campak.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. DEFINISI IMUNISASI

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap
penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai
untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui
suntikan (misalnya BCG, DPT, dan campak) dan melalui mulut (misalnya vaksin polio).

Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit
sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi
kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

B. PENTINGNYA IMUNISASI

Bayi yang kelihatannya sehat belum tentu kebal terhadap serangan penyakit
berbahaya. Membawa bayi kita ke Posyandu atau tempat pelayanan kesehatan lainnya
untuk mendapatkan imunisasi lengkap sesuai jadual adalah wujud kasih sayang dan
tanggung jawab melindungi buah hati tercinta.

C. PENGERTIAN CAMPAK

Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang
sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput
ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus
campak golongan Paramyxovirus.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak.
Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit
dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3
tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang
pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
Ada beberapa pengertian tentang campak menurut beberapa ahli, yaitu :
a. Campak atau morbili adalah penyakit virus akut , menular yang di tandai dengan 3
stadium yaitu stadium prodromal (kataral), stadium erupsi dan stadium konvalisensi,
yang di manifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik (Ilmu
Kesehatan Anak Edisi 2, th 1991. FKUI ).
b. Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-
gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet,
pembesaran serta nyeri limpa nadi (Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000).
c. Campak adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara dari seseorang
yang terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner & Suddart, vol 3, 2001).

D. ETIOLOGI
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk golongan
paramyxovirus genus morbilivirus merupakan salah satu virus RNA. Virus ini terdapat
dalam darah dan secret (cairan)nasofaring (jaringan antara tenggorokan dan hidung) pada
masa gejala awal (prodromal) hingga 24 jam setelah timbulnya bercak merah di kulit dan
selaput lendir.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan
pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun).
Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun -
bayi yang tidak mendapatkan imunisasi - remaja dan dewasa muda yang belum
mendapatkan imunisasi kedua.

E. PATOFISIOLOGI

Penyebab penyakit campak adalah virus campak atau morbili. Pada awalnya, gejala
campak agak sulit dideteksi. Namun, secara garis besar penyakit campak bisa dibagi
menjadi 3 fase.
1. Fase pertama disebut masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari. Pada fase ini,
anak sudah mulai terkena infeksi tapi pada dirinya belum tampak gejala apa pun.
Bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas campak belum keluar.
2. Pada fase kedua (fase prodormal) barulah timbul gejala yang mirip penyakit flu,
seperti batuk, pilek, dan demam. Mata tampak kemerah-merahan dan berair. Bila
melihat sesuatu, mata akan silau (photo phobia). Di sebelah dalam mulut muncul
bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Terkadang anak juga mengalami diare.
Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38-40,5 derajat
Celcius.
3. Fase ketiga ditandai dengan keluarnya bercak merah seiring dengan demam tinggi
yang terjadi. Namun, bercak tak langsung muncul di seluruh tubuh, melainkan
bertahap dan merambat. Bermula dari belakang kuping, leher, dada, muka, tangan dan
kaki. Warnanya pun khas; merah dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi juga
tidak terlalu kecil.

Bercak-bercak merah ini dalam bahasa kedokterannya disebut makulopapuler.


Biasanya bercak memenuhi seluruh tubuh dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, ini
pun tergantung padadaya tahan tubuh masing-masing anak. Bila daya tahan tubuhnya baik
maka bercak merahnya tak terlalu menyebar dan tak terlalu penuh. Umumnya jika bercak
merahnya sudah keluar, demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah pun makin
lama menjadi kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi), lalu rontok atau sembuh dengan
sendirinya. Periode ini merupakan masa penyembuhan yang butuh waktu sampai 2
minggu.

F. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CAMPAK


Riwayat alamiah penyakit campak melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1. Tahap prepatogenesis
Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/ sehat tetapi mereka Pada
dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen Penyakit (stage
of susceptibility). Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi
interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar
tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada diluar tubuh pejamu dimana para kuman
mengembangkan potensi infektifitas, siap menyerang pejamu. Pada tahap ini belum
ada tanda-tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh pejamu masih kuat. Namun
begitu pejamunya ‘lengah’ ataupun memang bibit penyakit menjadi lebih ganas
ditambah dengan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan pejamu, maka
keadaan segera dapat berubah. Penyakit akan melanjutkan perjalanannya memasuki
fase berikutnya, tahap pathogenesis.
2. Tahap pathogenesis
Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu :
a. Tahap Inkubasi
Masa inkubasi dari penyakit campak adalah 10-20 hari. Pada tahap Ini
individu masih belum merasakan bahwa dirinya sakit.

b. Tahap Dini
Mulai timbulnya gejala dalam waktu 7-14 hari setelah infeksi, yaitu Berupa :
 Panas badan
 Nyeri tenggorokan
 Hidung meler (coryza)
 Batuk (cough)
 Bercak koplik
 Nyeri otot
 Mata merah (conjunctivitis)

c. Tahap Lanjut
Munculnya ruam-ruam kulit yang berwarna merah bata dari mulai Kecil-kecil
dan jarang kemudian menjadi banyak dan menyatu Seperti pulau-pulau. Ruam
umumnya muncul pertama dari daerah wajah dan tengkuk, dan segera menjalar
menuju dada, punggung, perut serta terakhir kaki-tangan. Pada saat ruam ini
muncul, panas si anak mencapai puncaknya (bisa mencapai 40C), ingus semakin
banyak, hidung semakin mampat, tenggorokan semakin sakit dan batuk-batuk
kering dan juga disertai mata merah.

d. Tahap akhir/ pasca pathogenesis

Berakhirnya perjalanan penyakit campak. Dapat berada dalam lima pilihan


keadaan, yaitu :
 Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi pulih,
sehat kembali.
 Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak
ada, tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan yang
permanen berupa cacat.
 Carrier, dimana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masih tetap ada
dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.
 Penyakit tetap berlangsung kronik.
 Berakhir dengan kematian.

G. MASA INKUBASI DAN DIAGNOSIS PENYAKIT CAMPAK


Masa tunas/ inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih 10 – 20 hari dan kemudian
timbul gejala-gejala yang di bagi dalam 3 stadium, yaitu :
1. Stadium Kataral atau Prodromal
Biasanya berlangsung 4-5 hari, ditandai dengan panas, lesu, batuk-batuk dan mata
merah. Pada akhir stadium, kadang-kadang timbul bercak Koplik`s (Koplik spot) pada
mukosa pipi/daerah mulut, tetapi gejala khas ini tidak selalu dijumpai. Bercak Koplik
ini berupa bercak putih kelabu, besarnya seujung jarum pentul yang dikelilingi daerah
kemerahan. Koplik spot ini menentukan suatu diagnose pasti terhadap penyakit campak.

2. Stadium Erupsi
Batuk pilek bertambah, suhu badan meningkat oleh karena panas tinggi, kadan-kadang
anak kejang-kejang, disusul timbulnya rash (bercak merah yang spesifik), timbul
setelah 3 – 7 hari demam. Rash timbul secara khusus yaitu mulai timbul di daerah
belakang telinga, tengkuk, kemudian pipi, menjalar keseluruh muka, dan akhirnya ke
badan. Timbul rasa gatal dan muka bengkak

3. Stadium Konvalensi atau penyembuhan


Erupsi (bercak-bercak) berkurang, meninggalkan bekas kecoklatan yang disebut
hiperpigmentation, tetapi lama-lama akan hilang sendiri. panas badan menurun sampai
normal bila tidak terjadi komplikasi.
H. KOMPLIKASI PENYAKIT CAMPAK
Adapun komplikasi yang terjadi disebabkan oleh adanya penurunan daya tahan tubuh
secara umum sehingga mudah terjadi infeksi tumpangan. Hal yang tidak diinginkan.
adalah terjadinya komplikasi karena dapat mengakibatkan kematian pada balita, keadaan
inilah yang menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi sekunder seperti : Otitis media
akut, Ensefalitis, Bronchopneumonia, dan Enteritis

1. Bronchopneumonia
Bronchopneumonia dapat terjadi apabila virus Campak menyerang epitel saluran
pernafasan sehingga terjadi peradangan disebut radang paru-paru atau Pneumonia.
Bronchopneumonia dapat disebabkan virus Campak sendiri atau oleh Pneumococcus,
Streptococcus, dan Staphylococcus yang menyerang epitel pada saluran pernafasan
maka Bronchopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi yang masih muda,
anak dengan kurang kalori protein.

2. Otitis Media Akut


Otitis media akut dapat disebabkan invasi virus Campak ke dalam telinga tengah.
Gendang telinga biasanya hyperemia pada fase prodormal dan stadium erupsi. Jika
terjadi invasi bakteri pada lap isan sel mukosa yang rusak karena invasi virus terjadi
otitis media purulenta.

3. Ensefalitis
Ensefalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikroorganisme
(Hassan, 1997). Pada encephalitis terjadi peradangan jaringan otak yang dapat
mengenai selaput pembungkus otak dan medula spinalis.
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang
disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang nonpurulen.

4. Enteritis
Enteritis terdapat pada beberapa anak yang menderita Campak, penderita
mengalami muntah mencret pada fase prodormal. Keadaan ini akibat invasi virus ke
dalam sel mukosa usus.
I. CARA PENULARAN
Cara penularan penyakit ini adalah melalui droplet dan kontak, yakni karena menghirup
Percikan ludah (droplet) dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita morbili atau
campak. Artinya seseorang dapat tertular campak bila menghirup virus morbili, bisa di
tempat umum, di kendaraan atau dimana saja. Penderita bisa menularkan infeksi ini
dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Masa
inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3
tahun, terutama pada anak usia pra- sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah
menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif
pada seorang bayi yang lahirdari ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun).
Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah :
1. Bayi berumur lebih dari 1 tahun
2. Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
3. Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.

J. Cara Pencegahan Penyakit Campak


1. Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial dilakukan dalam mencegah munculnya factor predisposisi/
resiko terhadap penyakit Campak. Sasaran dari pencegahan primordial adalah anak-
anak yang masih sehat dan belum memiliki resiko yang tinggi agar tidak memiliki
faktor resiko yang tinggi untuk penyakit Campak. Edukasi kepada orang tua anak
sangat penting peranannya dalam upaya pencegahan primordial. Tindakan yang perlu
dilakukan seperti penyuluhan mengenai pendidikan kesehatan, konselling nutrisi dan
penataan rumah yang baik.
2. Pencegahan Primer
Sasaran dari pencegahan primer adalah orang-orang yang termasuk kelompok
beresiko, yakni anak yang belum terkena Campak, tetapi berpotensi untuk terkena
penyakit Campak. Pada pencegahan primer ini harus mengenal faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya Campak dan upaya untuk mengeliminasi faktor-
faktor tersebut.
a. Penyuluhan
Edukasi Campak adalah pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan
mengenai Campak. Disamping kepada penderita Campak, edukasi juga diberikan
kepada anggota keluarganya, kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak-
pihak perencana kebijakan kesehatan. Berbagai materi yang perlu diberikan
kepada pasien campak adalah definisi penyakit Campak, faktor-faktor yang
berpengaruh pada timbulnya campak dan upaya-upaya menekan campak,
pengelolaan Campak secara umum, pencegahan dan pengenalan komplikasi
Campak
b. Imunisasi
Di Indonesia sampai saat ini pencegahan penyakit campak dilakukan dengan
vaksinasi Campak secara rutin yaitu diberikan pada bayi berumur 9 – 15 bulan.
Vaksin yang digunakan adalah Schwarz vaccine yaitu vaksin hidup yang dioleh
menjadi lemah. Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml. vaksin
campak tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan TBC yang tidak
diobati, penderita leukemia. Vaksin Campak dapat diberikan sebagai vaksin
monovalen atau polivalen yaitu vaksin measles-mumps-rubella (MMR). vaksin
monovalen diberikan pada bayi usia 9 bulan, sedangkan vaksin polivalen
diberikan pada anak usia 15 bulan. Penting diperhatikan penyimpanan dan
transportasi vaksin harus pada temperature antara 2ºC - 8ºC atau ± 4ºC, vaksin
tersebut harus dihindarkan dari sinar matahari. Mudah rusak oleh zat pengawet
atau bahan kimia dan setelah dibuka hanya tahan 4 jam.
Dimana imunisasi ini terbagi atas 2 yaitu :

 Imunisasi aktif
Pencegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif pada bayi
berumur 9 bulan atau lebih. Pada tahun 1963 telah dibuat dua macam vaksin
campak, yaitu (1) vaksin yang berasal dari virus campak hidup yang dilemahkan
(tipe Edmonstone B), dan (2) vaksin yang berasal dari virus campak yang
dimatikan (dalam larutan formalin dicampur dengan garam alumunium). Namun
sejak tahun 1967, vaksin yang berasal dari virus campak yang telah dimatikan
tidak digunakan lagi, oleh karena efek proteksinya hanya bersifat sementara dan
dapat menimbulkan gejala atypical measles yang hebat. Vaksin yang berasal dari
virus campak yang dilemahkan berkembang dari Edmonstone strain menjadi strain
Schwarz (1965) dan kemudian menjadi strais Moraten (1968). Dosis baku minimal
pemberian vaksin campak yang dilemahkan adalah 0,5 ml, secara subkutan,namun
dilaporkan bahwa pemberian secara intramuskular mempunyai efektivitas yang sama.
Vaksin ini biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi denganondongan dan campak
Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau
lengan atas. Jika hanya mengandung campak vaksin diberikan pada umur 9 bulan.
Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua
diberikan pada usia 4-6 tahun.

Vaksin campak sering dipakai bersama-sama dengan vaksin rubela dan parotitis
epidemika yang dilemahkan, vaksin polio oral, difteri-tetanus-polio vaksin dan lain-
lain. Laporan beberapa peneliti menyatakan bahwa kombinasi tersebut pada umumnya
aman dan tetap efektif.

 Imunisasi pasif
Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum
konvalesens, globulin plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah efektif
untuk pencegahan dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah dengan Immune
serum globulin (gamma globulin) dengan dosis 0,25 ml/kgBB intramuskuler, maksimal
15 ml dalam waktu 5 hari sesudah terpapar, atau sesegera mungkin. Perlindungan yang
sempurna diindikasikan untuk bayi, anak-anak dengan penyakit kronis, dan para kontak
di bangsal rumah sakit serta institusi penampungan anak. Setelah hari ke 7-8 dari masa
inkubasi, maka jumlah antibodi yang diberikan harus ditingkatkan untuk mendapatkan
derajat perlindungan yang diharapkan.Kontraindikasi vaksin : reaksi anafilaksis
terhadap neomisin atau gelatin, kehamilan imunodefisiensi (keganasan hematologi atau
tumor padat, imunodefisiensi kongenital, terapi imunosupresan jangka panjang, infeksi
HIV dengan imunosupresi berat.

c. Isolasi
Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena penyakit
campak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak
untuk diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari penularan lingkungan sekitar.
3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat
timbulnya komplikasi dengan tindakan-tindakan seperti tes penyaringan yang
ditujukan untuk pendeteksian dini campak serta penanganan segera dan efektif.
Tujuan utama kegiatan-kegiatan pencegahan sekunder adalah untuk
mengidentifikasi orang-orang tanpa gejala yang telah sakit atau penderita yang
beresiko tinggi untuk mengembangkan atau memperparah penyakit. Memberikan
pengobatan penyakit sejak awal sedapat mungkin dilakukan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya komplikasi. Edukasi dan pengelolaan campak memegang
peran penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien berobat.

4. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah kecacatan akibat
komplikasi. Kegiatan yang dilakukan antara lain mencegah perubahan dari
komplikasi menjadi kecatatan tubuh dan melakukan rehabilitasi sedini mungkin bagi
penderita yang mengalami kecacatan. Dalam upaya ini diperlukan kerjasama yang
baik antara pasien-pasien dengan dokter maupun antara dokter-dokter yang terkait
dengan komplikasinya. Penyuluhan juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
motivasi pasien untuk mengendalikan penyakit campak. Dalam penyuluhan ini hal
yang dilakukan adalah :
 Maksud, tujuan, dan cara pengobatan komplikasi kronik
 Upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan
 Kesabaran dan ketakwaan untuk dapat menerima dan memanfaatkan keadaan
hidup dengan komplikasi kronik.
Pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi antar disiplin terkait juga sangat
diperlukan, terutama di rumah sakit rujukan, baik dengan para ahli sesama ilmu.

K. PENANGANAN YANG BENAR


1. Bila campaknya ringan, anak cukup dirawat di rumah. Kalau campaknya berat atau
sampai terjadi komplikasi maka harus dirawat di rumah sakit.
2. Anak campak perlu dirawat di tempat tersendiri agar tidak menularkan penyakitnya
kepada yang lain. Apalagi bila ada bayi di rumah yang belum mendapat imunisasi
campak.
3. Beri penderita asupan makanan bergizi seimbang dan cukup untuk meningkatkan
daya tahan tubuhnya. Makanannya harus mudah dicerna, karena anak campak rentan
terjangkit infeksi lain, seperti radang tenggorokan, flu, atau lainnya. Masa rentan ini
masih berlangsung sebulan setelah sembuh karena daya tahan tubuh penderita yang
masih lemah.
4. Lakukan pengobatan yang tepat dengan berkonsultasi pada dokter.
5. Jaga kebersihan tubuh anak dengan tetap memandikannya.
6. Anak perlu beristirahat yang cukup.

L. PENGOBATAN PENYAKIT CAMPAK


Penderita Campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan.Sehingga pengobatannya
bersifat symptomatic, yaitu memperbaiki keadaan umum atau untuk mengurangi
gejalanya saja dalam hal ini :
1. anak memerlukan istirahat di tempat tidur
2. kompres dengan air hangat bila demam tinggi namun dapat diberikan antipiretik bila
suhu tinggi parasetamol 7,5-10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam
3. ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50-100 mg tiap 2-6 jam, dosis
maksimum 600 mg/hari.
4. Antitusif perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu
5. narcotic antitussive (codein) tidak boleh digunakan.
6. Mukolitik bila perlu.vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium
kataral sangat bermanfaat. Pemberian vitamin A 100.000 IU per oral satu kali.
Vitamin A dosis tinggi ( menurut rekomendasi WHO dan UNICEF)
Usia 6 bln-1 thn :100.000 unit dosis tunggal p.o
Umur > 1 thn : 200.000 unit dosis tunggal p.o
Dosis tersebut diulangi pada hari ke-2 dan 4 minggu kemudian bila telah didapat
tanda defisiensi vitamin A. Apabila terdapat malnutrisi maka pemberian vitamin A
ditambah dengan 1500 IU tiap hari.
7. Mempertahankan status nutrisi dan hidrasi (cukup cairan dan kalori)

Dan bila terdapat komplikasi, maka dilakukan pengobatan untuk mengatasi komplikasi
yang timbul seperti :
1. Otitis media akut, sering kali disebabkan oleh karena infeksi sekunder, maka perlu
mendapat antibiotik kotrimoksazol-sulfametokzasol.
2. Ensefalitis, perlu direduksi jumlah pemberian cairan ¾ kebutuhan untuk mengurangi
edema otak, di samping pemberian kortikosteroid dosis tinggi yaitu :
 Hidrokostison 100 – 200 mg/hari selama 3 – 4 hari.
 Prednison 2 mg/kgBB/hari untuk jangka waktu 1 minggu., perlu dilakukan koreksi
elektrolit dan ganguan gas darah.
3. Bronchopneumonia, diberikan antibiotik ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis,
sampai gejala sesak berkurang dan pasien dapat minum obat per oral. Antibiotik
diberikan sampai tiga hari demam reda.
4. Enteritis, pada keadaan berat anak mudah dehidrasi. Pemberian cairan intravena dapat
dipertimbangkan apabila terdapat enteritis dengan dehidrasi

M. IMUNISASI CAMPAK
Imunisasi campak, sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari
ibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun
sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalagi penyakit
campak mudah menular, dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali
terserang penyakit yang disebabkan virus Morbili ini. Untungnya campak hanya diderita
sekali seumur hidup. Jadi, sekali terkena campak, setelah itu biasanya tak akan terkena
lagi.
Penularan campak terjadi lewat udara atau butiran halus air ludah (droplet) penderita
yang terhirup melalui hidung atau mulut. Pada masa inkubasi yang berlangsung sekitar
10-12 hari, gejalanya sulit dideteksi. Setelah itu barulah muncul gejala flu (batuk, pilek,
demam), mata kemerahabn dan berair, si kecilpun merasa silau saat melihat cahaya.
Kemudian, disebelah dalam mulut muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4
hari. Beberapa anak juga mengalami diare. satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi
yang turun naik, berkisar 38-40,5 derajat celcius. Seiring dengan itu barulah muncul
bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas penyakit ini. Ukurannya tidak terlalu
besar, tapi juga tidak terlalu kecil. Awalnya haya muncul di beberapa bagian tubuh saja
seperti kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Dalam waktu 1 minggu, bercak-
bercak merah ini hanya di beberapa bagian tibih saja dan tidak banyak.
Jika bercak merah sudah keluar, umumnya demam akan turun dengan sendirinya. Bercak
merah pun akan berubah menjadi kehitaman dan bersisik, disebut hiperpigmentasi. Pada
akhirnya bercak akan mengelupas atau rontok atau sembuh dengan sendirinya. Umumnya
dibutuhkan waktu hingga 2 minggu sampai anak sembuh benar dari sisa-sisa campak.
Dalam kondisi ini tetaplah meminum obat yang sudah diberikan dokter. Jaga stamina dan
konsumsi makanan bergizi. Pengobatannya bersifat simptomatis, yaitu mengobati
berdasarkan gejala yang muncul. Hingga saat ini, belum ditemukan obat yang efektif
mengatasi virus campak. Jika tak ditangani dengan baik campak bisa sangat berbahaya.
Bisa terjadi komplikasi, terutama pada campak yang berat. Ciri-ciri campak berat, selain
bercaknya di sekujur tubuh, gejalanya tidak membaik setelah diobati 1-2 hari. Komplikasi
yang terjadi biasanya berupa radang paru-paru dan radang otak. Komplikasi ini yang
umumnya paing sering menimbulkan kematian pada anak.

N. USIA DAN JUMLAH PEMBERIAN


Sebanyak 1 kali, Pada usia 9 bulan. Dianjurkan, pemberian campak sesuai jadwal.
Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9 bulan, penyakit campak
umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum mendapatkan
imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles Mump
Rubella).

O. EFEK SAMPING
Umumnya tidak ada. Pada beberapa anak, bisa menyebabkan demam dan diare,
namun kasusnya sangat kecil. Biasanya demam berlangsung seminggu. Kadang juga
terdapat efek kemerahan mirip campak selama 3 hari.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.
Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit.
Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Imunisasi campak, sebenarnya
bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya
usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat
pemberian vaksin campak.

B. SARAN
Pemberian imunisasi harus dilakukan secara tepat. Orang tua harus mengetahui
mengapa, kapan, dimana dan berapa kali anaknya mendapatkan imunisasi. Orang tua juga
harus mengetahui bahwa pemberian imunisasi aman bagi anak, bahkan saat anak sedang
sakit ringan, mempunyai cacat fisik/mental atau mengalami malnutrisi (kekurangan
gizi),sehingga dapat mengurangi jumlah kematian pada anak tiap tahunnya.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2001. Keperawatan medikal Bedah. EGC : Jakarta


Donna L. Wong. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta
Kapita selekta Kedokteran Jilid 2, Jakarta: Media Aesculapius.
Nelson. 1999. Ilmu Keperawatan Anak
Nelson, 2000. Ilmu Kesehatan Anak Vol 2. Jakarta. EGC
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Rampengan, T. H. 1993. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta: EGC.
Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Buku Kuliah 2 Ilmu KEsehatan Anak FKUI.
Jakarta
http://askep-akper.blogspot.com/2009/11/campak-measles-rubeola.html
http://nurse87.wordpress.com/2011/10/25/askep-morbilicampak-pada-anak/
http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/11/askep-morbili/
http://www.akperppni.ac.id/askep-anak/campak-measles-rubeola

You might also like