Professional Documents
Culture Documents
Sdr. JK (19 tahun) datang ke IGD Rumah Sakit dikarenakan kecelakaan lalu
lintas, pasien mengeluh nyeri di bagian kakinya, pusing. Pasien berteriak-teriak
karena menahan sakit, dari pemeriksaan di dapatkan, tampak jejas dikaki, dan
lacerasi di bagian punggung, siku dan paha kirinya bengkak, di kaki kanan
tulang terlihat keluar, perdarahan mengalir, dari lukanya. Riwayat penyakit :
tidak mempunyai riwayat alergi, penyakit keturunan. Hasil pemeriksaan Lab Hb
: 8 mg%, Al 15.000 ml/dl. VS : TD : 90/70 mmHg, S : 37°C, RR : 18 X/menit,
N : 80 X/mnt. Hasil RO fraktur cruris complet 1/3 distal dextra terbuka. Di IGD
pasien mendapatkan heating situasi. Pasien terpasang bidai, terpasang infuse RL,
dan mendapatkan injeksi ketorolak 30 mg, inj Ceftriaxon 1mg dan inj ATS.
Gambaran radiologinya :
LAPORAN KASUS MODUL I SISTEM MUSKULOSKELETAL
Hambatan
mobilitas fisik
Diagnosa keperawatan :
Intervensi keperawatan :
Intervensi:
a. Kaji ulang lokasi, intensitas dan tipe nyeri.
b. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring.
c. Berikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk melakukan
aktivitas hiburan.
d. Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransi.
e. Jelaskan prosedur sebelum memulai.
f. Lakukan dan awasi latihan rentang gerak pasif atau aktif.
g. Dorong menggunakan teknik manajemen stress.
Contoh : relasksasi, latihan nafas dalam, imajinasi visualisasi, sentuhan.
h. Observasi tanda-tanda vital.
i. Kolaborasi : pemberian analgetik.
Intervensi:
7. Pembahasan
Pada pembahasan ini penyusun akan membahas mengenai tindakan
keperawatan yang telah diuraikan pada pembuatan laporan kasus dengan
gangguan sistem muskuloskeletal : Fraktur cruris complet 1/3 distal terbuka, dan
akan diuraikan kesenjangan antara tindakan keperawatn terbaru dengan
pelaksanaan secara nyata sesuai dengan perencanaan keperawatan.
Dalam tahap pelaksanaan secara garis besar tindakan yang dilakukan dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan rencana, karena adanya kerjasama yang baik
antara perawat, tenaga kesehatan lainnya dan keluarga, namun penyusun masih
sedikit mengalami hambatan dalam melakukan tindakan keperawatan
dikarenakan pada saat mengajarkan tehnik manajemen stress misalnya distraksi
relaksasi, latihan nafas dalam tidak bisa dilakukan secara maksimal dikarenakan
kondisi pasien saat itu secara emosional belum memungkinkan, sehingga
memerlukan kolaborasi dengan medis untuk pemberian analgetik. Dalam
melaksanakan tindakan keperawatan, penyusun bekerja sama dengan keluarga
untuk memantau perkembangan pasien karena individu yang mengalami nyeri
seringkali bergantung kepada anggota untuk memperoleh dukungan, bantuan
atau perlindungan. Walaupun nyeri tetap klien rasakan, kehadiran keluarga akan
meminimalkan kesepian dan ketakutan. Apabila tidak ada keluarga seringkali
pengalaman nyeri membuat klien semakin tertekan.
DAFTAR PUSTAKA
Tucker, Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3. Jakarta.
EGC
Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart.
Edisi 8. Vol 3. Jakarta. EGC