Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
1. Andi irawan
2. Intan pratiefi
3. Lisa
4. M.abdul kodir
5. Mesa prayoga
6. Miranti s nasution
7. Megawati
8. Nadya nusafarmi
9. Putri nurul aisha
10. Nurul afifah
TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT atas segala taufik dan hidayah-
Nya yang senantiasa tercurah sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah “Paradigma
Keperawatan”sesuai dengan apa yang diharapkan.
Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menjadi
gambaran bagi pembaca mengenai ilmu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan
keperawatan.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak menemui hambatan dan juga
kesulitan. Namun, berkat bimbingan, arahan serta bantuan dari banyak pihak, akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar dan tanpa melampaui batas waktu yang telah
ditentukan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi lebih sempurnanya makalah ini.
Akhir kata, penulis hanya berharap agar hasil makalah ini dapat berguna bagi semua pihak
serta menjadi sesuatu yang berarti dari usaha penulis selama ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar......................................................................................................... i
Daftar pustaka.......................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAAN
a. Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan biopsikososial dan spiritual yang
unik kebutuhan ini harus selalu dipertimbangkan dalam setiap pemberian asuhan
keperawatan
b. Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan secara optimal kepada semua yang membutuhkan dengan tidak
membedakan bangsa,suku,agama,kepercayaan dan statusnya,disetiap tempat
pelayanan kesehatan
c. Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari semua anggota
tim kesehatan dan pasien atau keluarga.
d. Dalam memberikan asuhan keperawatan menggunakan proses keperawatan dengan
lima tahapan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pasien atau keluarga.
e. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat,memiliki wewenang melakukan
sasuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan keperawatan.
f. Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara terus menerus untuk
pertumbuhan dan perkembangan sifat dalam pelayanan keperawatan.
Standar 2: tujuan asuhan keperawatan
a. Memberi bantuan yang paripurna dan efektif kepada semua orang yang memerlukan
pelayanan kesehatan,sesuai dengan sistem kesehatan nasional.
b. Menjamin bahwa semua bantuan diarahkan unutk memenuhi kebutuhan pasien
mengurangi atau menghilangkan kesenjangan.
c. Mengembangkan standar asuhan keperawatan yang ada.
d. Memberi kesempatan kepada semua tenaga keperawatan untuk mengembangkan
tingkat kemampuan
e. Memelihara hubungkan kerja yang efektif dengan semua anggota tim kesehatan.
Standar 3: pengkajian keperawatan
2
Standar 4: intervensi keperawatan
3
4) Mencegah kecelakaan alat listrik dengan kriteria kelengkapan alat,memeriksa
voltage listrik setempat,menggunakan alat secara tepat dan benar dan obervasi
pasien.
5) Mencegah kesehatan kecelakaan pada penggunaan alat yang mudah meledak
dengan kriteria kelengkapan kondisi alat,menggunakan alat secara tepat dan
benar,memahami petunjuk penggunan alat,menyimpan alat ditempat yang aman.
e. Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik:
1) Memandikan pasien dengan kriteria kelengkapan alat,menyiapkan
lingkungan,menyiapkan pasien,menmandikan pasien secara sistematis,melakukan
observasi.
2) Mengganti pakaian pasien dengan kriteria kelengkapan pakaian,mengganti pakaian
sesuai dengan kondisi dengan membuka pakaian dimulai dari bagian tangan,kaki
yang sehat,mengenakkan pakaian dimulai dari bagian tangan , kaki yang sakit dan
melakukan observasi.
3) Memelihara kebersihan mulut dengan menyikat gigi,membersihkan mulut dan
memelihara gigi palsu.
4) Mengganti alat tenun tempat tidur tanpa membedakan pasien dengan kriteria
kelengkapan alat,mengganti alat tenun sesuai dengan kondisi dan observasi respon
pasien.
5) Mencuci rambut dengan kriteria kelengkapan alat,menyiapkan lingkungan,menutup
telinga dan mata pasien,mengeringkan dan menyisir rambut dan melakukan
observasi pasien.
Peran sebagai pemeberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat
ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan
yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluas
tingka perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang
sedeharna dengan kompleks.
6
2.2Hubungan Paradigma Keperawatan dengan Pendidikan Keperawatan
Pendidikan merupakan unsur pertma yang harus dilakukan penataan karna melalui
pendidikan perkembangn profesi keperawatan akan terarah dan berkembang sesuai
dengan kemajuan ilmu dan teknologi sehingga tenaga keperawatan yang dihasilkannya
dapat berkualitas.
Dalam penataan pendidikan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Percepatan pertumbuhan pendidikan keperawatan mulai dari jenjang pendidikan
diploma,sarjana,dan profesi.
2. Pengendalian dan pembinaan pelaksanaan pendidikan pada pusat-pusat
pendidikan.pelaksanaan pengendalian tersebut dilakukan dengan mengadakan
akreditasi pendidikan serta penyesuaian setandar pendidikan sesuai dengan
pendidikan profesi keperawatan.dengan standarisasi kualitas melalui akreditasi
diharapkan pendidikan keperawatan akan semakin terarah dalam pendidikan
profesi,disamping itu pusat pendidikan dan latihan dalam profesi keperawatan perlu
dikembangkan sesuai dengan arah dan kebijakan profesi keperawatan.
3. Pengembangan lahan praktik keperawatan dilakukan dengan membentuk komunitas
profesional.pengembangan ini dilakukan untuk pencapaian kompetensi yang ada
dengan menerapkan pengalaman belajar klinik dan lapngan bagi calon-calon
perawat.upaya tersebut dapat dilakukan dengan membentuk komunitas keperawatan
seperti pembagian komunitas perawat menjadi divisi-divisi,seperti komunitas
perawat divisi medikal bedah,divisi maternitas,divisi anak,divisi jiwa,divisi gawat
darurat,divisi keperawatan keluarga dan kounitas,divisi gerontik dan lain-
lain,sehingga keperawatan sebagai pendidikan profesi akan lebih terarah.
4. Pengembangan dan pembinaan staf akademis menuju terbentuknya masyarakat
akademis profesional.hal tersebut dilakukan dengan melalui berbagai pengembangan
bagi staf untuk mengadakn penelitian sehingga akan dihasilkan berbagai karya untuk
kepentingan profesi keperawatan dan pengabdian bagi masyarakat dalam rangka
bentuk aplikasi dimasyarakat bagi profesi keperawatan.
7
2.3 Hubungan Paradigma Keperawatan dengan Penelitian(research)
Keperawatan
A. Pengertian
Penelitian (research) merupakan suatu rangkaian kegiatan guna memperoleh suatu
pemecahan masalah. Penelitian sendiri berfungsi untuk mencari penjelasan dan jawaban
terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan untuk pemecahan
suatu masalah. Penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan tersebut dapat bersifat
abstrak dan umum serta dapat pula bersifat konkrit dan spesifik.
Menurut Whitney (1960) ilmu dan penelitian adalah sama-sama suatu proses, sedangkan hasil
dari proses tersebut adalah “kebenaran” (truth). Pendapat tersebut beralasan karena
memang ilmu itu tidak statis, tetapi berkembang dan dalam perkembangan ilmu itu selalu
melalui suatu proses, dan proses itu adalah penelitian. Pada prinsipnya penelitian adalah
metode yang digunakan oleh ilmu untuk memperoleh kebenaran empiris. Oleh sebab itu
penelitian pada prinsipnya adalah metode ilmu pengetahuan (scientific method)
(Notoatmodjo, 2010).
B. Jenis penelitian
Jenis-jenis penelitian dalam keperawatan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
1. Menurut penggunaanya
1. Penelitian dasar atau penelitian murni (pure research) tujuannya untuk meningkatkan
pengetahuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan
praktis tertentu.
2. Penelitian terapan (applied research) Setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Misalnya penelitian untuk menunjang
kegiatan pembangunan yang sedang berjalan, penelitian untuk melandasi kebijakan
pengambilan keputusan atau administrator.
2. Menurut metodenya
1. Penelitian historis Penelitian ini ditujukan untuk rekonstruksi masa lampau dengan
data-data yang dikumpulkan biasanya hasil pengamatan orang lain, seperti surat-surat
8
arsip atau dokumen-dokumen masa lalu.
1. Penelitian historis
2. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta actual
dan sifat populasi tertentu.
3. Penelitian perkembangan
Menyelidiki pola dan proses pertumbuhan atau perubahan sebagai fungsi dari waktu (meneliti
pola-pola pertumbuhan, laju, arah, dan urutan perkembangan dalam beberapa fase)
4. Penelitian kasus dan penelitian lapangan
Memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci mengenai latar
belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan
5. Penelitian korelasi
6. Penelitian kausal-komparatif
Penelitian untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat antara faktor tertentu yang
mungkin menjadi penyebab gejala yang diteliti
7. Penelitian ekspremental
8. Penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok ekspremen.
Kepada tiap kelompok ekspremen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan
kondisi-kondisi yang dapat dikontrol
9. Penelitian tindakan
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk mengatasi
kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Misalnya meneliti keterampilan
kerja yang sesuai bagi siswa putus sekolah di suatu daerah
9
2. Penelitian rekayasa
Penelitian yang menerapkan ilmu pengetahuan menjadi suatu rancangan guna mendapatkan
kinerja sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
C. Langkah-langkah penelitian
1. Mengidentifikasi, memilih dan merumuskan masalah
a. Mengidentifikasi masalah
mencari masalah yang paling relevan dan menarik untuk diteliti, masalah dapat dicari melalui
“pancaindra”. Permasalahan ada kalau ada kesenjangan (gap) antara das sollen dan das
sein, yaitu ada perbedaan antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada dalam
kenyataan, antara harapan dan kenyataan dll. Masalah dapat diperoleh dari sumber-
sumber sebagai berikut:
bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan penelitian
seminar, diskusi
media massa, pengalaman dan lain-lain
Kerangka pemikiran adalah susunan berfikir yang bersifat logis dengan argument yang
konsisten dengan pengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun. Cara menyusun
kerangka teori yaitu:
a. Cari referensi-referensi yang relevan misalnya dari teori-teori, konsep-konsep (buku,
ensiklopedi, monograph, dll), generalisasi yaitu dari hasil penelitian sebelumnya
b. Dari teori-teori dan konsep-konsep lakukan penalaran deduktif. Sedangkan dari
generalisasi melalui penalaran induktif. Semua proses tersebut dilakukan secara iterative,
sehingga dihasilkan jawaban yang paling mungkin terhadap masalah. Jawaban inilah yang
dijadikan hipotesis penelitian.
10
3. Perumusan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu masalah penelitian, yang jawabannya harus
diuji, hipotesis dirangkum berdasarkan kerangka pemikiran. Ada 2 jenis hipotesis, yaitu:
a. Hipotesis deskriptif, yaiyu hipotesis yang menunjukkan pemaknaan suatu konsep
dari suatu teori
b. Hipotesis verivikatif, yaitu hipotesis yang menghubungkan 2 variabel atau lebih
untuk diuji.
c. Menguji hipotesis secara empiric
1. Menguji dengan alat statistic inverensial dan statistic deskriptif, untuk membuktikan
apakah teori-teori tersebut teruji secara meyakinkan atau tidak berdasarkan hasil uji fakta-
fakta secara empiric (penelitian kuantitatif)
2. Menguji dengan tanpa statistic untuk mencari pemaknaan (penelitian kuantitatif)
3. Melakukan pembahasan
Dalam melakukan pembahasan hal yang dilakukan yaitu membahas kesenjangan antara
tinjauan pustaka atau teori yang ada dengan hasil penelitian.
4. Menarik kesimpulan
D. Persyaratan Penelitian
Tanpa adanya penelitian, maka pengetahuan tidak akan berkembang, padahal ilmu
pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha. Jadi, penelitian harus dilakukan
sebagai dasar untuk meningkatkan pengetahuan.
Ada tiga syarat penting yang harus dipenuhi dalam mengadakan suatu penelitian, yaitu:
1. Sistematis : Artinya dilaksanakan menurut pola tertentu, dari yang sederhana sampai
kepada hal yang kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien.
2. Berencana : Dilaksanakan dengan perencanaan yang matang tentang langkah-langkah
pelaksanaannya.
3. Ilmiah : mulai awal sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti cara-cara yang
ditentukan yaitu prinsip yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13