You are on page 1of 21

Nilai:

Tanda tangan:

REFERAT

Siliconoma Penis

Pembimbing :

dr. Chandra Svaras. Sp.B

Penyusun :

Clara Elitha

03012060

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH

RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA DR.ESNAWAN ANTARIKSA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

PERIODE 01 OKTOBER-08 DESEMBER 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul “Siliconoma Penis” tepat pada
waktunya. Penyusunan referat ini ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan
dalam menempuh kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Bedah. Penulis mengucapkan terima kasih
sebesar besarnya kepada:

1. dr. Chandra Svaras. Sp.B

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, hal tersebut tidak lepas dari
segala keterbatasan kemampuan yang peneliti miliki. Oleh karena itu bimbingan dan kritik yang
membangun dari semua pihak sangatlah diharapkan

Jakarta, 12 November 2018

Penulis

2
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

LEMBAR PENILAIAN

Nama Clara Elitha

NIM 03012060

Tanggal 12 November 2018

Judul kasus Siliconoma Penis

Skor
Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

Kemampuan Analisis

Penguasaan Teori

Referensi

Bentuk Referat Tertulis

Cara Penyajian

Total

Nilai %= (Total/25)x100%

Keterangan : 1 = sangat kurang (20%), 2 = kurang (40%), 3 = sedang (60%), 4 = baik (80%),
dan 5 =sangat baik (100%)

Komentar penilai

Nama Penilai Paraf/Stempel

dr. Chandra Svaras.Sp.B


3
LEMBAR PENGESAHAN

REFERAT DENGAN JUDUL

“Siliconoma Penis”

Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing, sebagai syarat untuk menyelesaikan
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH

RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA DR.ESNAWAN ANTARIKSA

Jakarta, 12 November 2018

4
DAFTAR ISI
BAB I .............................................................................................................................................. 6
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 6
1.1 Latarbelakang ..................................................................................................................... 6
BAB II ............................................................................................................................................ 7
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................. 7
2.1 Anatomi................................................................................................................................. 7
2.2 Definisi ................................................................................................................................ 10
2.3 Epidemiologi ....................................................................................................................... 10
2.4 Material Injeksi ................................................................................................................... 11
2.4.1 Silikon .......................................................................................................................... 12
2.4.2 Kegunaan Injeksi Silikon ............................................................................................. 13
2.5 Patofisiologi ........................................................................................................................ 14
2.6 Histopatologi ....................................................................................................................... 15
2.7 Diagnosis............................................................................................................................. 16
2.8 Komplikasi .......................................................................................................................... 17
2.9 Pilihan pengobatan .............................................................................................................. 17
BAB III ......................................................................................................................................... 20
KESIMPULAN ............................................................................................................................. 20
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 21

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Injeksi bahan asing dan bahan kimia untuk menambah penis untuk kepuasan seksual
adalah fenomena trendi di negara-negara tertentu. Akan tetapi, komplikasi itu sangat berbahaya
dan operasi korektif bisa menjadi tantangan.1

Obsesi untuk penis yang lebih besar dan hubungannya yang erat dengan ego seseorang
dan perhatian terhadap citra diri mempengaruhi banyak pria di seluruh dunia. Dalam masyarakat
modern, banyak metode augmentasi penis tambahan tersedia di pusat-pusat medis oleh para
profesional medis yang terlatih. Namun ini melibatkan skrining, pemeriksaan yang diikuti oleh
konseling sehingga pasien dengan ukuran dan fungsi penis yang normal tidak disarankan untuk
menjalani prosedur tersebut mengingat komplikasi potensial. Hal ini menyebabkan banyak
mencari perawatan alternatif dari praktik yang tidak diatur sering oleh praktisi non-medis yang
melakukan prosedur di lingkungan yang tidak steril dengan menyuntikkan zat asing ke dalam
kulit penis untuk meningkatkan ukurannya. Bahan seperti Parafin, silikon, minyak mineral,
kolagen sedang banyak digunakan untuk membantu meningkatkan ukuran penis namun banyak
yang akhirnya mengembangkan reaksi serius terhadap zat-zat ini dan komplikasinya. 1

Sclerosing Lipogranuloma adalah kondisi yang tidak umum dari genitalia pria yang
muncul sebagai massa subkutan yang kuat dan lunak yang dibentuk oleh keberadaan substansi
lipomatous eksogen atau endogen di sekitarnya. Degenerasi lipid eksogen umum disebabkan
oleh injeksi bahan asing ke jaringan subkutan yang terlihat pada augmentasi penis yang
menyebabkan granuloma inflamasi terbentuk yang hadir sebagai massa subkutan yang keras. 1

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi

Gambar 2.1 Anatomi Penis. 2

Struktur internal penis terdiri dari 2 ruangan berbentuk jaringan (corpora cavernosa) yang
berjalan di sepanjang penis, uretra, jaringna erektil yang mengelilingi uretra, 2 arteri utama dan
beberapa pembuluh darah dan saraf. Secara umum, penis terdiri dari 2 bagian utama, yaitu: 2

1. Dua buah corpora cavernosa yang berada di sebelah kiri dan sebelah kanan dari penis.
Kedua corpus cavernosa ini diliputi oleh jaringan ikat yang disebut tunica albuginea, satu
lapisan jaringna kolagen yang padat dan diluarnya ada jaringan ikat yang tidak terlalu
padat. Jaringan tersebut adalah fascia buck. 2
2. Korpus spongiosum, yang berada dibawah dua corpora cavernosa dan mengelilingi
uretra. 2

7
Corpus Cavernosa

Corpora cavernosa adalah dua ruangan yang mengisis sebagian besar penis. Ruang – ruang ini
terisi jaringan spons yang mencakup otot, ruang terbuka, pembuluh darah dan arteri. Ereksi
terjadi ketika corpora cavernosa terisi dengan darah dan berkembang. 2

Selaput Albugenia

Selaput albugenia merupakan sebuah membran yang mengelilingi corpora cavernosa . membran
ini berfungsi untuk menjaga darah tetap berada didalam penis selama ereksi terjadi. 2

Uretra

Uretra merupakan saluran tempat urin keluar. Proses ejakulasi juga melalui uretra. Letaknya
menyusuri batang penis dibawah corpora cavernosa dan melebar pada ujung uretra yang disebut
meatus. Meatus terletak pada gland penis. 2

Corpus spongiosum

Corpus spongiosum merupakan ruangan di penis yang mengelilingi uretra, berfungsi sebagai
ruang penampunngan darah ketika ereksi terjadi. 2

Gland penis

Gland penis merupakan daerah penis yang paling ujung dan berbentuk kerucut. Gland penis
sangat tertutup dan ditutupi oleh preputium. 2

Scrotum

Merupakan bagian eksternal dari anatomi penis. Scrotum merupakan menjadi tempat
mengandungnya testis fungsi dari scrotum merupakan menjaga suhu testis teta sekita 340C. 2

Testis

Testis merupakan kelenjar seksual laki – laki. Terdapat 2 testis dalam scrotum yang berfungsi
menghasilkan sperma dan hormon testosteron . Setiap testis menghasilkan hampir 150 juta
sperma setiap 24 jam. 2

8
Persarafan

Penis dipersarafi oleh sistem persarafan otonom (parasimpatik dan simpatik) serta persarafan
somatik (sensoris dan motoris). Serabut saraf parasimpatik yang menuju ke penis berasal dari
neuron pada kolumna intermediolateral segmen kolumna vertebralis S2-S4. Saraf simpatik
berasal dari kolumna vertebralis segmen T4–L2 dan turun melalui pleksus preaortik ke pleksus
hipogastrik, dan bergabung dengan cabang saraf parasimpatik membentuk nervus kavernosus,
selanjutnya memasuki penis pada pangkalnya dan mempersarafi otot-otot polos trabekel. Saraf
sensoris pada penis yang berasal dari reseptor sensoris pada kulit dan glans penis bersatu
membentuk nervus dorsalis penis yang bergabung dengan saraf perineal lain membentuk nervus
pudendus. Kedua sistem persarafan ini (sentral/psikogenik dan periferal/ refleksogenik) secara
tersendiri maupun secara bersama-sama dapat menimbulkan ereksi. 2

Pendarahan

Gambar 2.2 Pendarahan Penis. 2

Sumber pendarahan ke penis berasal dari arteri pudenda interna yang kemudian menjadi arteri
penis komunis dan kemudian bercabang tiga menjadi arteri kavernosa (arteri penis profundus),
arteri dorsalis penis dan arteri bulbouretralis.2

9
2.2 Definisi

Sclerosing Lipogranuloma atau siliconoma penis adalah kondisi yang tidak umum dari
genitalia pria yang muncul sebagai massa subkutan yang kuat dan lunak yang dibentuk oleh
keberadaan substansi lipomatous eksogen atau endogen di sekitarnya. Degenerasi lipid eksogen
umum disebabkan oleh injeksi bahan asing ke jaringan subkutan yang terlihat pada augmentasi
penis yang menyebabkan granuloma inflamasi terbentuk yang hadir sebagai massa subkutan
yang keras. 1

2.3 Epidemiologi

Augmentasi penis dengan menyuntikkan zat seperti parafin atau vaseline di jaringan
penis subkutan sangat populer di tahun 1900-an di Eropa Timur dan Korea, terutama karena
konsep palsu kepuasan seksual. Sedangkan efek samping dari tindakan ini seperti rasa sakit pada
penis, selulit kronis, pembentukan nodul atau granuloma, reaksi benda asing dan kemungkinan
kandungan migrasi zat dilaporkan terjadi dari 3 minggu hingga 23 tahun setelah injeksi. Lee et al
melaporkan terjadinya 26 kasus lipogranuloma sclerosing rata-rata 18,5 bulan setelah injeksi
parafin atau vaselin. Di Thailand juga dilaporkan efek samping dari nyeri penis pada 8 kasus
yang terjadi setelah 2-48 bulan setelah injeksi dengan vaselin atau minyak zaitun.3

Di Indonesia, ada laporan ilmiah tentang pembentukan penis dengan kandungan zat
seperti silikon, vaselin atau zat lainnya. Efek samping yang terjadi setelah injeksi masih terbatas.
Data yang terbatas mungkin karena tindakan injeksi sebagian besar dilakukan oleh personel non
medis. Namun, Lake (2002) telah membuat penelitian tentang motivasi dan produksi tindakan
menanamkan penis menggunakan ësiliconí atau minyak untuk memperbesar dan memperpanjang
pengukuran penis di sekitar Pulau Timur.3

10
2.4 Material Injeksi

Penggunaan pengisi jaringan lunak merupakan bagian integral dari bedah dermatologi
kosmetik. Banyak jenis zat pengisi temporer dan permanen yang berbeda telah digunakan dalam
augmentasi jaringan lunak. Bahan-bahan yang termasuk sebagai pengisi implantable adalah
polytetrafluoroethylene diperluas (e-PTFE), cangkok dermal acellular (AlloDerm, LifeCell),
vicryl mesh (Polyglactin 910), silikon padat dan cangkok kartilago. Pengisi lainnya adalah zat
yang dapat disuntikkan seperti kolagen manusia atau bovine, cosmoplast, Zyderm I / II, zyplast,
microcized acellular dermal graft (Cymetra), parafin, vaselin dan silikon suntik cair. Zat pengisi
permanen disetujui untuk digunakan di Amerika Serikat terbatas pada polytetrafluoroethylene
ekstrusi dan silastik (silikon padat) implan. Silikon cair telah digunakan untuk augmentasi
jaringan lunak permanen di masa lalu, tetapi jenis silikon cair yang tersedia tidak disetujui oleh
FDA untuk keperluan medis di Amerika Serikat. Penggunaan silikon juga tidak disukai selama
moratorium yang ditempatkan pada implan payudara berisi cairan silikon pada 1990-an.3

Biomaterial suntik telah digunakan untuk waktu yang lama dalam prosedur pembentukan
jaringan lunak di banyak bagian tubuh manusia. Di antaranya, yang paling umum digunakan
adalah parafin, silikon dan kolagen. Literatur sebelumnya telah menunjukkan suntikan parafin
untuk menyebabkan reaksi parah dan tidak lagi digunakan secara klinis pada kenyataannya
dilarang di banyak negara. Hasil dari penggunaan silikon sangat tergantung pada tingkat
kemurnian zat maka silikon medis kelas tinggi telah menunjukkan keberhasilan yang baik
sedangkan bahan silikon industri kelas yang lebih rendah menyebabkan komplikasi yang lebih
tinggi. Kolagen kelas medis banyak digunakan saat ini dalam bedah rekonstruksi dan kosmetik
sebagai pengisi dengan beberapa komplikasi yang diketahui dilaporkan. Namun, ketersediaan zat
kelas medis ini mahal dan terbatas. Ini telah menyebabkan penggunaan luas substansi yang
meragukan oleh praktisi nonmedis yang sering mengakibatkan jaringan parut, deformitas dan
ulserasi. 1

11
Gambar 2.3 Menunjukkan tempat suntikan silikon, jaringan fibrotik menebal keras membentuk
band seperti siliconoma, menyempitkan korona penis dan mencegah ereksi dan menyebabkan
rasa sakit. 1

2.4.1 Silikon

Silikon adalah nama kimia dan komersial untuk polydimethylsiloxane, senyawa organik
yang terdiri dari rantai atom silikon dan oksigen bergantian yang terikat pada kelompok organik
lainnya. Keadaan gel, cair, atau padat ditentukan oleh jumlah tautan silang dalam molekul. Telah
lama dianggap sebagai senyawa inert dengan stabilitas termal yang baik, mendukung
penggunaannya di berbagai perangkat implan. Dalam bentuknya yang murni, silikon telah
digunakan dalam prosedur kosmetik dan estetik selama 5 dekade terakhir, dan diketahui
menghasilkan reaksi jaringan minimal dan tidak ada respon imun yang signifikan, meskipun, di
banyak negara, telah disetujui hanya untuk digunakan dalam pembesaran payudara. perangkat
dan dilarang sebagai cairan suntik.4

Suntik silikon cair secara kimia stabil dan dapat menahan perubahan termal tubuh dan
mengulang autoclaving uap tanpa mengubah struktur kimianya. Selain itu, silikon bukanlah
media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Struktur dasar silikon atau ësiloxaneí

12
terdiri dari rantai kimia atom silikon dan oksigen yang terikat dengan gugus hidrokarbon, seperti
metana. Unsur silikon secara alami ditemukan dalam tubuh manusia sebagai komponen
mucopolysaccharides. Viskositas silikon tergantung langsung pada tingkat polimerisasi atau
panjang rantai polimer. Dimethylsiloxanes adalah molekul besar yang dapat memiliki panjang
rantai di mana saja dari 0 hingga 2.000 unit polimer. Viskositas silikon diukur dalam centistokes
(cs). Seratus cs memiliki viskositas air. Silikon cair injeksi medis kelas awal 1960-an adalah
polydimethylsiloxane mengandung 130 unit polimer yang memiliki viskositas minyak mineral
pada 350 cs.3

2.4.2 Kegunaan Injeksi Silikon

Suntikan silikon medis adalah pengisi jaringan lunak unik yang dapat digunakan untuk
atrofi kulit dan subkutan di kulit plastik dan indikasi dermatologi. Suntik silikon digunakan
untuk koreksi bekas luka, penipisan kulit, dan kontur bibir dan wajah kontur. Ini juga digunakan
untuk augmentasi penis. Yacov dan rekannya menggambarkan pengalaman mereka dengan
pembesaran ketebalan penis menggunakan suntik silikon medis suntik pada 324 pria. Mereka
melaporkan hasil jangka pendek yang sangat memuaskan tanpa komplikasi segera atau jangka
pendek. Namun, injeksi silikon industri untuk tujuan medis dapat memprovokasi infeksi
subkutan dan nekrosis yang berhubungan dengan kotoran atau pemalsuan silikon industri. Injeksi
silikon industri di penis sangat jarang. Penile injection dengan silikon industri adalah yang
pertama dan hanya dilaporkan oleh Shamsodini dan rekan. Dalam laporan mereka, pasien dengan
cincin silikon industri disajikan dengan beberapa sinus kulit penis dan abses dan debit nanah dari
situs cincin implan. Reaksi terhadap silikon terjadi 1 hingga 2 tahun setelah injeksi. Tidak seperti
laporan mereka, pada pasien kami, nekrosis lengkap dari bagian dorsal batang penis terjadi
dalam waktu yang sangat singkat. Menurut pendapat kami, diabetes mellitus adalah penyebab
utama peradangan parah, yang disebabkan oleh injeksi silikon.4

Penggunaan pengisi jaringan lunak merupakan bagian integral dari bedah dermatologi
kosmetik. Banyak jenis zat pengisi temporer dan permanen yang berbeda telah digunakan dalam
augmentasi jaringan lunak termasuk berbagai bahan. Silikon adalah polimer dari keluarga
senyawa organo-silikon yang terkait secara kimia yang mungkin ada di setiap negara dari cairan

13
ke padat. Senyawa polydimethyl-siloxane adalah silikon yang paling banyak digunakan sebagai
implan medis. Silikon dalam bentuk elastomer (padat) banyak digunakan dalam kedokteran,
misalnya pada perangkat prostetik yang ditanam dan tabung cairan intravena; gel silikon
terutama digunakan untuk rekonstruksi payudara dan pembesaran payudara. Suntik silikon cair
telah digunakan untuk berbagai perawatan kosmetik, terutama untuk pembesaran jaringan lunak,
misalnya bibir, pipi, payudara, pantat, dan penis; dan koreksi keriput terkait usia wajah dan bekas
jerawat.3

2.5 Patofisiologi

Ketika disuntikkan intradermally dan subkutan pada hewan atau manusia, silikon cair
mengembangkan reaksi tubuh asing yang dapat diprediksi, self-terbatas, nonirritant, dan hampir
noninflamasi yang terlihat di bawah mikroskop sebagai vacuolization terdispersi atau
ìpseudocystsî yang dienkapsulasi oleh deposisi kolagen dan fibrosis. Kadang-kadang, fagosit dan
reaksi sel raksasa juga dapat dilihat di sekitar tetesan silikon. Deposisi kolagen dan fibrosis
adalah alasan untuk pembesaran jaringan yang terjadi ketika silikon disuntikkan.3

Meskipun awalnya dianggap sebagai bahan inert kimia, silikon cair telah terlibat dalam
berbagai reaksi peradangan yang merugikan, kadang-kadang mengakibatkan kerusakan jaringan.
Biasanya mereka tidak dapat diprediksi dan kadang-kadang tidak dapat diperbaiki. Sebagai
konsekuensinya, saat ini penggunaannya harus dibatasi pada sedikit sekali protokol pengobatan
investigasi yang sangat terbatas.3

Patogenesis granuloma yang disebabkan oleh benda asing belum diketahui secara pasti.
Itu hanya dijelaskan sebagai respons tubuh alami terhadap benda asing. Untuk granuloma yang
disebabkan oleh silikon, diasumsikan bahwa ada keterlibatan aktif sel T, dengan peningkatan
tingkat faktor nekrosis tumor (TNF-a), faktor peradangan sitokin yang memiliki peran penting
dalam pembentukan granuloma pada beberapa penyakit. seperti sarcoidosis dan penyakit Chron.
Apakah patogenesis terjadinya granuloma yang disebabkan oleh minyak suntik mirip dengan
patogenesis granuloma silikon belum diketahui pasti.3

14
2.6 Histopatologi

Hasil histopatologi menunjukkan jaringan kulit penis dengan bentuk pseudotuberkel


granulomatosa membengkak yang dikelilingi oleh ruang kosong seperti sel plasma bernama
lemak, banyak, besar, vakuola jelas dari berbagai ukuran, eosinofil leukosit, dan beberapa benda
asing sel raksasa, terutama pada perivaskularnya, sebagian besar fibrosis dengan tempat-tempat
dengan hyalinisasi. Tidak ada tanda-tanda yang parah. Kesimpulan dibuat dengan keberadaan
gambar benda asing granuloma seperti silikon tetapi dengan penyebaran lesi granulomatosa dan
fibrosis.3

Gambar 2.4 Gambaran Histopatologi.3

15
2.7 Diagnosis

Pada pemeriksaan fisik, ditemukan kulit di bagian distal penis diperbesar dengan
diameter sekitar beberapa cm, ekspresi konsisten massa padat melingkar dirasakan, melihat
warna seperti warna kulit. di sekitarnya, tidak ada rasa sakit yang ditekan, dan tanda-tanda
peradangan pada penis dan organ di sekitarnya (gambar 2.#). Menurut anamnesis dan
pemeriksaan fisik diagnosis yang diajukan adalah granuloma pada penis yang disebabkan oleh
injeksi silikon cair.3

Gambar 2.5 Silikonoma Penis (kondisi sebelum operasi).3

16
2.8 Komplikasi

Bahan asing, seperti minyak parafin, parafin balm, minyak mineral, dan silikon, telah
digunakan untuk memperbaiki kontur dan dimensi penis. Reaksi kulit granulomatosa terhadap
minyak parafin, parafin balm, minyak mineral, dan silikon cenderung terjadi 1 hingga 2 tahun
setelah injeksi.34

Perbandingan dengan laporan terbaru pasien lain yang mengalami komplikasi serupa
setelah injeksi zat asing / silikon ke dalam kulit penis di Malaysia menunjukkan bahwa ada
periode laten sekitar 4-5 tahun setelah injeksi sebelum massa subkutan mulai menunjukkan
menyebabkan penebalan kulit. dengan komplikasi fibrosis. 1

Baru-baru ini komplikasi berat dari silikon cair yang ditanamkan telah dilaporkan. Reaksi
tempat perawatan termasuk nyeri, eritema, ekimosis, pigmentasi, indurasi jaringan, peningkatan
jaringan berlebihan dan migrasi material yang disuntikkan ke lokasi yang jauh menyebabkan
kelainan bentuk wajah umum terjadi. Komplikasi yang lebih parah seperti reaksi granulomatosa
yang secara klinis berupa selulitis rekuren dengan pembentukan nodul, ulserasi, indurasi kulit,
dan pembesaran kelenjar getah bening lokal juga telah dilaporkan. Reaksi berat lainnya dengan
kerusakan jaringan dan jaringan parut serta kasus emboli setelah injeksi tak disengaja silikon
dalam sistem vaskular juga telah dijelaskan. Komplikasi sistemik yang mengancam jiwa yang
lebih parah (pneumonitis akut, hepatitis granulomatosa) telah dilaporkan setelah injeksi sejumlah
besar silikon cair.3

2.9 Pilihan pengobatan

Tujuan utama pengobatan adalah mengembalikan fungsi penis, sebagai saluran untuk
cairan tubuh dan sebagai organ seksual; dengan penampilan kosmetik yang bisa diterima.
Perawatan medis sclerosing lipogranuloma melibatkan penggunaan antibiotik dan steroid topikal
dan / atau sistemik. Terapi kortikosteroid efektif dalam mengobati lipogranuloma sklerosa
primer. Namun, untuk lipogranuloma yang diinduksi oleh tubuh asing, tidak ada kasus yang
diobati dengan kortikosteroid yang telah dilaporkan.5

17
Pilihan untuk pengobatan tergantung pada tingkat keparahan dan rentang dari suntikan
kortikosteroid, antibiotik hingga eksisi bedah. Eksisi bedah jaringan parut termasuk disuntikkan
bahan asing diikuti oleh resurfacing penis memberikan hasil terbaik dengan kekambuhan
minimal. Teknik bedah yang berbeda untuk melapisi kembali poros dengan menggunakan Flaps,
cangkok kulit split atau full thickness semuanya telah dilaporkan dengan hasil yang memuaskan.
Dengan mempertimbangkan penampilan kosmetik, jaringan massal, dan risiko kontraktur
cangkokan, cangkok kulit dengan ketebalan penuh bisa menjadi pilihan terbaik untuk pasien saat
ini. 1

Teknik menggunakan satu lembar cangkok kulit dengan ketebalan penuh dan berputar di
sekitar batang penie telah dilaporkan dengan hasil yang baik dan kurang jaringan parut.
Disebutkan secara teknis lebih mudah untuk dilakukan dengan satu-satunya kelemahan menjadi
risiko garis bekas luka hipertrofik di sekitar tubuh penis. Eksisi bedah yang tepat dari jaringan
parut dengan pencangkokan kulit tebal penuh memiliki kekambuhan yang rendah dan hasil
terbaik. Pasien dari laporan kasus kami tidak memiliki komplikasi kandung kemih pasca operasi
dan mampu mencapai panjang penis penuh pada ereksi penuh dan kembali melanjutkan
hubungan seksual normal. 1

Nekrosis penis dan lipogranuloma paling baik ditangani dengan pembedahan. Kulit
granulomatosa harus benar-benar dipotong. Penutupan primer menawarkan hasil kosmetik dan
fungsional terbaik.4

Terapi granuloma dapat dilakukan dengan berbagai modalitas seperti penggunaan


kortikosteroid sistemik, atau intralesi, antibiotik seperti monosiklik, inhibitor TNF-seperti
infliximab dan etanercept, atau prosedur pembedahan seperti sedot lemak, laser dan reseksi
lokal. Terapi operatif sebagai pilihan adalah eksisi radikal untuk mengangkat benda asing.
Teknik lain adalah dengan eksisi dengan mesh graft atau flap kulit skrotum bilateral. Dalam hal
ini melaporkan operasi dilakukan yaitu eksisi radikal granuloma. Eksisi ini dilakukan hampir
melingkari ujung penis kecuali bagian uretra. Luka operasi terutama dijahit. Perawatan
pascaoperasi hasil operasi yang baik terlihat dan tidak ada komplikasi di lokasi operasi atau pada
organ di sekitarnya.3

18
Karena konsekuensi estetika dan psikologik yang serius yang disebabkan oleh kurangnya
respon terhadap pengobatan ketika reaksi granulomatosa terjadi, kami menyarankan bahwa
injeksi silikon dilakukan hanya oleh dokter terlatih menggunakan silikon kelas medis.3

Penile lipogranuloma paling baik ditangani dengan pembedahan. Kulit granulomatosa


harus benar-benar dipotong. Penutupan primer menawarkan hasil kosmetik dan fungsional
terbaik, tetapi biasanya tidak mungkin, karena ukuran cacat yang besar. Penutupan luka
menggunakan ap kulit skrotum, operasi inlay Cecil, dan Split Thick Skin Graft (SSG), adalah
pilihan yang lebih umum digunakan. Cangkokan kulit ketebalan split penis menunjukkan
ketahanan cangkokan yang baik dan tetap teknik manajemen yang paling sukses untuk penis
yang gundul. Seri kami menunjukkan hasil rekonstruksi yang sangat baik menggunakan SSG.
Lee et al menjelaskan menggunakan flap kulit skrotum yang disediakan oleh cabang posterior
arteri pudendal interna untuk penutupan luka dalam rangkaian 19 pasien mereka; di mana 17
pasien berhasil diobati. Jika granuloma tidak luas, massa granuloma dapat dieksisi melalui insisi
subkordonal sirkumferensial dengan pengawetan kulit; yang ditunjukkan oleh Shaeer et al.,.
Teknik ini tidak mungkin untuk pasien kami, karena granuloma memanjang ke kulit penis secara
melingkar. Kulit yang tersisa (setelah degloving) akan beresiko tinggi mengalami gangguan
pembuluh darah; menyebabkan nekrosis akhirnya.5

19
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Ukuran penis telah menjadi sumber kecemasan bagi pria melalui sejarah, dan bahkan hari
ini, pria sering merasa perlu memperbesar penis mereka untuk meningkatkan harga diri mereka
atau untuk memuaskan pasangan mereka. Augmentasi penis oleh dokter medis adalah biaya
mahal untuk beberapa, sehingga mereka pergi ke orang non-medis untuk suntikan benda asing
yang lebih murah. Kita harus meningkatkan kesadaran publik tentang efek merugikan dari
suntikan semacam itu. Suntikan silikon industri ke penis bisa sangat merugikan kesehatan
pasien.4

Menyuntikkan benda asing untuk mempraktikan augmentasi penis dan menyuntikkan


dalam kondisi steril adalah praktik yang berbahaya. Publik dan individu yang mempromosikan
dan melakukan prosedur ini harus diperingatkan terhadap dampaknya yang berbahaya. 1

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Hamzah A, Bathusha M, Rahman M, Khan A. Penile Siliconoma: Complication of


Unregulated Penile Augmentation with Foreign Material. International Journal of
Surgical Research. 2015;4(1):1-3
2. Dahril. Disfungsi ereksi; anatomi penis. National symposium & workshop “Aceh
Surgery Update 2”. 2014;1:64-8
3. Dachlan I. Penile granuloma caused by liquid silicone injection. Berkala Ilmu
Kedokteran. 2007;39(1):
4. Shin Y, You J, Choi H, Zhang L, Zhao C, Choi I, et al. An unusual course after injection
of industrial silicone for penile augmentation. Can Urol Assoc J. 2015;9(3-4):145-7
5. Inn F, Imran F, Ali M, Rizuana, Zulkifli. Penile Augmentation with Resultant Foreign
Material Granuloma and Sequelae. Malays J Med Sci. 2012;19(4):83

21

You might also like