You are on page 1of 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELLITUS TENTANG

PENYAKIT DAN DIET DENGAN KEPATUHAN DALAM MENJALANKAN DIET


DIABETES MELLITUS

Riza Triana1, Darwin Karim2, Jumaini3

Mahasiswa/Perawat RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru1


Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau2,3
Email:Rizatriana@ymail.com

.
Abstract

The purpose of this study was to determine The Correlation level of knowledge about disease DM patient and diet with
dietary adherence in DM run. This study used a descriptive study with cross-sectional design. The study was conducted
at the Petala Bumi hospital with 33 respondents. The sampling method used is accidental sampling. Measuring
instruments used in this study is a questionnaire that has been tested for validity and reliability. Analysis that was used
is univariate and bivariate analysis with chi-square test. Result of this research has shown that from 15 respondent
(45,5% of total sampel) with low level of knowledge and has not obedient are 10 respondents (71,4%), while from 18
respondents with hight level of knowledge with degrees of significance 0,05 obtained the pv (0,027) < α (0,05) and OR
point 7,000. It means that there is correlation between patients level of knowledge about the disease and meal planning
with diabetes mellitus diet adherence with 7,000 greater obedient from hight level of knowledge. The results of this
study can recommend the nurse to be active in providing health education programs (health education) related increase
patients' knowledge about the disease and diet compliance in carrying diet Diabetes Mellitus.

Keywords: diet, DM, knowledge, obedience

PENDAHULUAN Badan perserikatan diabetes


memperkirakan pada tahun 2030 akan ada
Diabetes Mellitus (DM) merupakan 21,3 juta jiwa penduduk Indonesia yang
kelainan heterogen yang ditandai kenaikan menderita diabetes. Data yang diperoleh dari
kadar glukosa dalam darah. gejala DM adalah Dinas Kesehatan Provinsi Riau (2012)
rasa haus (polidipsi), peningkatan selera menunjukkan bahwa angka kejadian penderita
makan (polifagi) dan peningkatan berkemih DM di Pekanbaru berubah dan cenderung
(poliuri). Penderita DM berisiko terhadap meningkat. Pasien DM pada tahun 2011
penyakit lain, yakni penyakit jantung, terdapat 2.724 pasien dan 2012 terdapat 2829
kebutaan, gagal ginjal, gangren dan gangguan pasien. Khusus RSUD Arifin Ahmad Provinsi
pembuluh darah di otak, gangguan secara Riau pada tahun 2013 terdapat mencapai 576
psikologis akibat rendahnya penerimaan orang penderita DM yang dirawat inap dan
penderita di masyarakat (Armstrong, & rawat jalan (Medikal Record RSUD Arifin
Lawrence, 2007). Achmad Pekanbaru, 2013) sedangkan DM
Berdasarkan estimasi data International pada tahun 2013 khusus RSUD Petala Bumi
Diabetes Federation (IDF), kasus DM di Pekanbaru terdapat 98 pasien rawat inap dan
Indonesia pada tahun 2010 menempati urutan 157 pasien rawat jalan (Medikal Record
ke empat tertinggi di dunia setelah Cina, India RSUD Petala Bumi Pekanbaru, 2014).
dan Amerika, yaitu 10,4 juta jiwa dan Menurut Bustan (2007), faktor risiko
diperkirakan jumlahnya melebihi 21 juta jiwa secara umum terhadap kejadian DM adalah
pada tahun 2025 mendatang. Profil Kesehatan faktor risiko yang tidak bisa dirubah
Indonesia pada tahun 2012 menunjukkan (unchangeable risk factor) dan faktor risiko
bahwa DM berada pada urutan ke 6 dari 10 yang bisa dirubah (changeable risk factor).
penyakit utama pada pasien rawat jalan di Unchangeable risk factor yang meliputi
rumah sakit di Indonesia (Kemenkes RI, umur, jenis kelamin dan genetik, dan
2013). changeable risk factor yang meliputi
606
kebiasaan atau pola makan, dan kebiasaan ingin mengetahui “Apakah ada hubungan
merokok. Penatalaksanaan DM dikenal tingkat pengetahuan pasien Diabetes Mellitus
dengan tiga pilar utama pengelolaan, yaitu tentang penyakit dan diet dengan kepatuhan
perencanaan makan, latihan jasmani, dalam menjalankan diet Diabetes Mellitus di
farmakologi. Kepatuhan pasien terhadap Poliklinik Penyakit Dalam UPT RSU Petala
perencanaan makan merupakan salah satu Bumi Pekanbaru?”
kendala yang dialami pada pasien DM.
Penderita DM banyak yang merasa “tersiksa” TUJUAN
sehubungan dengan jenis dan jumlah Untuk mengetahui hubungan tingkat
makanan yang dianjurkan (Smeltzer & Bare, pengetahuan pasien DM tentang penyakit dan
2009). Penelitian Setyani (2007) gambaran diet dengan kepatuhan dalam menjalankan
tingkat ketaatan diet bagi pasien DM. Hasil diet DM.
penelitiannya menunjukkan bahwa hanya
43% pasien yang patuh menjalankan diet DM. MANFAAT
Sebanyak 57% pasien tidak patuh Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjalankan diet yang dianjurkan. Pola diet mengidentifikasi variable pengetahuan yang
yang dianjurkan bagi pasien DM adalah akan mempengaruhi diet DM serta menjadi
makanan yang berserat tinggi. Makanan dasar untuk mengembangkan teori yang sudah
berserat tinggi dapat membantu menurunkan ada. Menjadi masukan bagi RSU petala bumi
kebutuhan akan insulin karena mempunyai khususnya poli penyakit dalam, untuk
kandungan karbohidrat yang rendah namun memberikan program pendidikan kesehatan
tetap mengenyangkan. Cara penyerapan yang sesuai dengan tingkat pengetahuan
glukosa sedikit sehingga kebutuhan insulin pasien. Memberikan informasi kepada pasien
normal dan kadar gula darah klien dengan dan keluarga mempunyai pengetahuan dan
DM tetap terkontrol. sikap yang lebih baik. Peneliti lebih tahu
Pasien yang patuh pada diet akan mamfaat dari diet dan dapat meng
mempunyai kontrol kadar gula darah aplikasikannya dilingkungan kerja dan
(glikemik) yang lebih baik, dengan kontrol masyarakat.
glikemik yang baik dan terus menerus akan
dapat mencegah komplikasi akut dan METODE
mengurangi resiko komplikasi jangka Desain; Penelitian ini merupakan
panjang. Perbaikan kontrol glikemik penelitian kuantitatif dengan desain penelitian
berhubungan dengan penurunan kejadian deskriptif korelatif dengan rancangan cross
kerusakan retina mata (retinopati), kerusakan sectional
pada ginjal (nefropati) dan kerusakan pada sel Sampel ; metode pengambilan sampel
saraf (neuropati), sebaliknya bagi pasien yang yang digunakan adalah accidental sampling
tidak patuh akan mempengaruhi kontrol dengan jumlah sampel 33 orang.
glikemiknya menjadi kurang baik bahkan Instrumen; Alat pengumpulan data
tidak terkontrol, Hal ini yang akan yang digunakan berupa lembar kuesioner.
mengakibatkan komplikasi yang mungkin Kuesioner terdiri dari beberapa bagian.
timbul tidak dapat dicegah (Suyono, 2007). Bagian pertama berisi data demografi. Bagian
Berdasarkan hasil penelitian Munawar (2011), kedua berisi pertanyaan tentang pengetahuan
ditemukan data bahwa kepatuhan diit pasien dan pertanyaan tentang kepatuhan.
DM Indonesia pada saat ini masih kurang, Analisa data ; analisa data yang
padahal pengaturan diit pada pasien DM digunakan adalah analisa univariat dan
sangatlah penting untuk mencegah bivariat.
peningkatan kadar glukosa darah dan
menurunkan kejadian komplikasi DM pada HASIL PENELITIAN
pasien DM tersebut. Berdasarkan latar Berdasarkan penelitian didapatkan
belakang permasalahan diatas maka peneliti hasil sebagai berikut:
607
Tabel 5 Total 33 100
Distribusi frekuensi karakteristik responden
(n=33) 6. Pengetahun
Karakteristik a. Rendah 15 45,5
respoden Jumlah Persentase b. Tinggi 18 54,5
n %
1. Usia
Dewasa Awal 7 21,2 Tabel 7
(21 - 40) Hubungan tingkat pengetahuan pasien
Dewasa Akhir 12 36,4 tentang penyakit dan diet dengan kepatuhan
(41 - 60) menjalankan diet Diabetes Mellitus
Tidak p
Pengeta Patuh Total OR
Lansia ( > 60) 14 42,4 Patuh value
Total 33 100 huan N % N % N %
2. Jenis Kelamin Rendah 10 66,7 5 33,3 15 45,5 7
Laki-Laki 15 45,5 Tinggi 4 22,2 14 72,8 18 55,5 1,49
Perempuan 18 54,5 0,027
Total 14 100 19 100 33 100 3–
Total 33 100 32,8
3. Pendidikan 8
Sekolah Dasar 7 21,2
(SD) PEMBAHASAN

Sekolah Analisa Univariat


Menengah 9 27,3
Pertama (SMP) Usia
Penyakit Diabetes Mellitus (DM)
Sekolah terbagi menjadi dua kelompok yakni DM tipe
Menengah Atas 13 39,4
I dan DM tipe II. DM tipe I terjadi pada
(SMA)
seseorang yang usianya dibawah 45 tahun
Perguruan karena kerusakan sekresi produksi insulin sel-
Tinggi 4 12,1 sel beta pankreas, sehingga penurunan insulin
(D2/D3/S1) sangat cepat sampai akhirnya tidak adalagi
Total 33 100 yang disekresi, sedangkan DM tipe II
4. Pekerjaan merupakan DM turunan dari orang tua yang
Ibu Rumah 5 18,2 resikonya akan semakin tinggi jika kelebihan
Tangga (IRT) 19 57,6 berat badan dan kurangnya aktivitas. DM tipe
Wiraswasta 6 9,1 II dikategorikan dalam DM yang tidak
Swasta 3 15,2 tergantung insulin (Arisman, 2010).
PNS Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Total 33 100 dilakukan didapatkan data bahwa sebagian
besar responden berada pada rentang usia
Tabel 6 lanjut yakni sebanyak14 responden (42,4%).
Distribusi frekuensi Tingkat Pengetahuan dan Orang dengan usia dewasa lebih memiliki
Kepatuhan (n=33) harapan yang positif dengan penggunaan
Karakteristik Jumlah Persentase insulin sehingga orang dengan usia dewasa
lebih bias menerima insulin dibandingkan
responden N % usia lanjut.

5. Kepatuhan Jenis Kelamin


a. Tidak 14 42,4 Jenis kelamin merupakan identitas
Patuh responden yang dapat digunakan untuk
b. Patuh 19 57,6 membedakan pasien laki-laki atau perempuan
608
(Notoadmojo, 2010). Hasil penelitian
menunjukan bahwa responden dengan jenis Kepatuhan Diet Pasien
kelamin perempuan lebih banyak dari pada Berdasarkan hasil penelitian yang
responden laki-laki yaitu sebanyak 18 orang telah dilakukan didapatkan data bahwa
(54,5%) sedangkan laki-laki hanya 15 orang sebagian besar pasien patuh akan diit yakni
(45,5%). Hal ini sejalan dengan pernyataan sebanyak 19 responden (57,6%) dan yang
Irawan (2010), perempuan lebih mudah tidak patuh akan diet ada sebanyak 14
terkena DM dibandingkan dengan laki – laki responden (42,4%). Terapi gizi merupakan
karena perempuan lebih banyak memiliki komponen utama keberhasilan
LDL atau kolesterol jahat tingkat trigliserida penatalaksanaan DM. Kepatuhan pasien
dibandingkan dengan laki – laki. Hasil terhadap prinsip gizi dan perencanaan makan
penelitian ini sesuai dengan penelitian Awad, merupakan salah satu kendala pada pasien
Langi dan Pandelaki (2011) yang menemukan DM. Pasien DM banyak yang merasa tersiksa
bahwa sebanyak 138 pasien di Poliklinik sehubungan dengan jenis dan jumlah
Endokrin RSU Prof.Dr.R.D. Kandou Manado makanan yang dianjurkan (Smeltzer & Bare
dimana 78 pasien (57%) adalah wanita dan 60 dalam Maulana, 2009).
pasien (43%) adalah pria.
Pengetahuan
Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Tingkat pendidikan merupakan salah dilakukan didapatkan data bahwa sebagian
satu faktor yang mempengaruhi persepsi besar pengetahuan responden akan penyakit
seseorang untuk lebih mudah menerima ide- dan diet DM adalah baik yakni sebanyak 18
ide dan teknologi yang baru (Notoatmodjo, orang (54,5%). Beberapa penelitian
2010). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan
rata-rata pendidikan responden sebagian besar tentang DM menyebabkan pasien cenderung
berpendidikan SMA yaitu 13 orang (39,4%) untuk tidak mematuhi pengobatan, diet dan
yang menunjukkan bahwa mayoritas insulin (Kong, Yein & Jenn, 2012).
responden memiliki pendidikan menengah. Pengetahuan tingkat awal yang harus
Tingkat pendidikan memiliki pengaruh diperkenalkan pada pasien DM adalah
terhadap kejadian penyakit DM. Orang yang perjalanan penyakit DM, pengendalian dan
tingkat pendidikannya tinggi biasanya akan pemantauan DM, penyulit DM, terapi
memiliki banyak pengetahuan tentang farmakologi dan non farmakologis, interaksi
kesehatan. Dengan adanya pengetahuan antara asupan makanan dengan aktifitas fisik
tersebut orang akan memiliki kesadaran serta olahraga, cara pemantauan glukosa
dalam menjaga kesehatannya (Irawan, 2010). darah mandiri, mengatasi hipoglikemia,
pentingnya olahraga, perawatan kaki dan
Pekerjaan menggunakan fasiliitas kesehatan yang ada
Hasil penelitian menunjukan bahwa (PERKENI, 2011).
sebagian besar pekerjaan responden adalah
wiraswasta yaitu sebanyak 19 orang (57,6%). Analisa Bivariat
Hasil penelitian Tandra (2007), DM pada
penduduk yang tidak bekerja sebesar 5,7% Berdasarkan hasil analisis didapatkan
sedangkan pada penduduk yang bekerja data bahwa terdapat 33 responden yang terdiri
sebesar 4,4%. Dari hasil uji statistik dari 15 responden berpengetahuan kurang dan
didapatkan nilai probabilitasnya sebesar 0,009 18 responden berpengetahuan tinggi. Dari 15
artinya ada hubungan signifikan antara responden dengan tingkat pengetahuan
pekerjaan dengan penyakit DM, orang yang kurang terdapat 10 responden diantaranya
tidak bekerja memiliki kecenderungan 1,39 (66,6 %) tidak patuh menjalankan diet DM,
kali untuk mengalami kejadian diabetes sedangkan dari 18 responden dengan tingkat
mellitus dibanding orang yang bekerja
609
pengetahuan baik hanya 4 responden (22,2%) penguji serta semua pihak dan seluruh
yang tidak patuh menjalankan diet DM. responden dalam penelitian ini
1
Berdasarkan hasil uji statistik Riza Triana: Mahasiswa Program Studi Ilmu
didapatkan nilai p value = 0,027 (p<0,05) Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
2
maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ns.Darwin Karim, M. Biomed: Dosen
terdapat hubungan tingkat pengetahuan pasien Bidang Keilmuan Keperawatan Medikal
tentang penyakit dan diet dengan kepatuhan Bedah Program Studi Ilmu Keperawatan
menjalankan diet DM. Berdasarkan uji Universitas Riau, Indonesia
3
statistik didapatkan odd ratio (OR) yaitu Ns.Jumaini, M. Kep, SP, Kep.J: Dosen
7,000 yang artinya adalah responden dengan Bidang Keilmuan Keperawatan Jiwa Program
tingkat pengetahuan tinggi memiliki peluang Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
untuk 7 kali lebih patuh dalam menjalankan Indonesia
diet DM dibandingkan responden yang
memiliki tingkat pengetahuan rendah . DAFTAR PUSTAKA
ADA. (2012). American Diabetes
Association: Standart of medical care
in diabetes 2012, diabetes care.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji statistik January 2012.
didapatkan nilai p value = 0,027 (p<0,05)
Anwar, S.
maka dapat diambil kesimpulan bahwa
(2008).SikapManusiaTeoridanPenguku
terdapat hubungan tingkat pengetahuan pasien
rannya (Edisike 2). Yogyakarta:
tentang penyakit dan diet dengan kepatuhan
PustakaPelajar.
menjalankan diet DM. Berdasarkan uji
statistik didapatkan odd ratio (OR) yaitu
Arisman. (2010). Obesitas, diabetes mellitus
7,000 yang artinya adalah responden dengan
& dislipidemia. Jakarta: EGC.
tingkat pengetahuan tinggi memiliki peluang
untuk 7 kali lebih patuh dalam menjalankan
Armstrong, D & Lawrence, A. (2007).
diet DM dibandingkan responden yang
Diabetic Foot Ulcer Prevention
memiliki tingkat pengetahuan rendah.
Diagnosis and Classification. Jakarta:
EGC.
SARAN
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan masukan untuk rumah sakit
Burn, N., & Grove, S.K. (2005). The practice
dalam rangka meningkatkan mutu rumah sakit
of nursing research: conduct, crique,
dan dapat menentukan kebijakan terkait
and utilization. (5 th ed). Missouri:
identifikasi dan analisis hubungan tingkat
Elsevier Sounders.
pengetahuan pasien tentang penyakit dan diet
dengan kepatuhan dalam menjalankan diet
Bustan, M.N. (2007). Epidemiologi Penyakit
DM dirumah sakit saat ini. Perawat
Tidak Menular. Cetakan 2 Rineka
disarankan aktif dalam memberikan program
Cipta, . Jakarta.
pendidikan kesehatan (penyuluhan kesehatan)
terkait peningkatan pengetahuan pasien
tentang penyakit dan diet dengan kepatuhan
Dahlan, S. (2008) Statistik Untuk Kedokteran
dalam menjalankan diet DM.
dan kesehatan. Jakarta: Penerbit
Salemba Media.
UCAPAN TERIMA KASIH
.
Ucapan terima kasih kepada semua
Darmono. (2007). NaskahLengkap: Diabetes
pihak yang telah membantu dalam penelitian
Mellitus Ditinjau dari Berbagai Aspek
ini terutama untuk pembimbing I, II dan
610
Penyakit Dalam. Semarang : CV. Medikal Record RSUD Arifin Ahmad
Agung Semarang. Pekanbaru. (2013). Data Diabetes
Mellitus tahun 2012 sampai dengan
Dinas Kesehatan Provinsi Riau (2012). Profil 2013. Pekanbaru: RSUD Arifin Ahmad
kesehatan provinsi Riau Tahun 2011. Pekanbaru.
Pekanbaru: Dinas Kesehatan Provinsi
Riau. Munawar (2007).Faktor-Faktor Risiko Ulkus
Diabetika Pada Penderita
DiabetesMellitus. Tesis Mahasiswa
International Diabetes Federation.(2008). Magister Epidemiologi Universitas
IDF clinical guidelines task force. Diponegoro.
brussels: global guideline for type 2
diabetes. Notoatmodjo (2010). Metodologi penelitian
kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Irawan, I. (2010). Makrovaskuler dan
mikrovaskuler reduction type diabetes
PERKENI. (2011). Konsesus pengelolaan
mellitus. Diperoleh pada tanggal 01
dan pencegahan diabetes mellitus tipe
Januari 2015 dari http:// penelitian.
2 di indonesia 2011. Jakarta:
Unair. ac.id / artikel dosen_3415_2066
PERKENI.
Juleka (2005). Hubungan Pola Makan dengan
Pengendalian Kadar Glukosa Darah
Smeltzer & Bare. (2010). Textbook of medical
Pengidap Diabetes Mellitus Type-2
surgical nursing. Philadelphia:
RawatJalan Di RSU Gunung Jati
Linppincott.
Cirebon. Naskah Publikasi Tesis Minat
Gizi dan Kesehatan Program Studi
Suyono, A. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta:
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Interna Publishing.
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Jumlah
Tandra. (2007) Segala sesuatu yang harus
penderita diabetes indonesia rangking
diketahui tentang Diabetes. Jakarta: PT
ke-4 di dunia. Jakarta: Kemenkes RI.
Gramedia Pustaka Utama.
Kusuma. (2006).Pedoman Diet Diabetes
Waspadji, S. (2006). Komplikasi Kronik
Mellitus. FK-UI, Depok.
Diabetes: Mekanisme Terjadinya,
Diagnosis, dan Strategi Pengelolaan.
Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Medikal Record UPT RSU Petala Bumi
Dalam. Edisi IV. Jakarta: Fakultas
Pekanbaru. (2014). Data Diabetes
Kedokteran Universitas Indonesia,
Mellitus tahun 2012 sampai dengan
1886-1888
2014. Pekanbaru: UPT RSU Petala
Bumi Pekanbaru.

611

You might also like