You are on page 1of 9

1.

Cara menulis kutipa


Ada dua cara untuk mengutip, yaitu mengutip langsung dan mengutip tidak
langsung.
a. Kutipan Tidak Langsung.
Merupakan salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa penambahan 1
Cara menggunakannya adalah sebagai berikut:
1) Menggunakan redaksi dari penulis sendiri (parafrasa).
2) Mencamtumkan sumber (nama penulis, tahun, dan halaman).

Contoh: Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan kekuasaan kerajaan


Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang berlangsung melalui penyerahan mahkota
emas raja Kerajaan Sunda Pajajaran kep[da Prabu Geusan Ulun. Penyerahan mahkota
secarasibolisbereti bahwa Sumedanglarang menjadi penerus Kerajaan Sunda
(Suryaningrat, 1983: 20—21 dan 30).

b. Kutipan Langsung.
Mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau
bahasa sendiri . 2Cara menggunakannya adalah sebagai berikut:
1) Dikutip apa adanya.
2) Diintegrasikan ke dalam teks paparan penulis.
3) Jarak baris kutipan dua spasi (sesuai dengan jarak spasi paparan).
4) Dibubuhi tanda kutip (“….”).
5) Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir kutipan, yakni nama penulis, tahun
terbit, dan halaman sumber (PTH atau Author, Date, Page (ADP), misalnya
(Penulis, 2012:100).
6) Jika berbahasa lain (asing atau daerah), kutipan ditulis dimiringkan (kursif).
7) Jika ada kesalahan tik pada kutipan, tambahkan kata sic dalam kurung (sic) di
kanan kata yang salah tadi.
8) Jika ada bagian kalimat yang dihilangkan, ganti bagian itu dengan tanda titik
sebanyak tiga biah jika yang dihilangakan itu ada di awal atau di tengah kutipan,
dan empat titik jika di bagian akhir kalimat.

1
Widjono. 2005. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia hal 63
2
Widjono. 2005. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Hal 64
9) Jika ada penambahan komentar, tulis komentar tersebut di antara tandakurung,
nislnya, (penggarisbawahan oleh penulis).
Contoh: Ada beberapa pendapat mengenai hal itu. Suryaningrat (1983: 20—21 dan
30) mengatakan, “Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan
kekuasaan kerajaan Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang berlangsung
melalui penyerahan mahkota emas raja Kerajaan Sunda Pajajaran kep[da Prabu
Geusan Ulun. Penyerahan mahkota secara simbolis berarti bahwa Sumedanglarang
menjadi penerus Kerajaan Sunda.”

2. Cara BHSP
Tahap Prainteraksi
Kegiatan sebelum bertemu dengan pasien:
• Kaji data yang tersedia, termasuk catatan medis dan catatan keperawatan
• Berbicara dengan caregiver yang mempunyai informasi tentang klien
• Antipasi masalah kesehatan yang timbul
• Rencanakan waktu yang cukup untuk interaksi awal

Tahap Orientasi
Kegiatan ketika perawat bertemu pasien dan mengenal satu sama lain:
• Berikan salam dan senyuman, atur nada bicara yang lembut, empati, menunjukkan
kepedulian untuk membangun hubungan saling percaya
• Sadari bahwa pertemuan awal dengan klien merupakan pertemuan yang belum
mendalam
• Menduga bahwa klien akan menguji kompetensi dan komitmen kita sebagai perawat
• Amati dan perhatikan klien serta pastikan klien memperhatikan perawat dengan
seksama
• Mulai membuat kesimpulan dan bentuk penilaian tentang hal yang disampaikan dan
perilaku klien
• Kaji status kesehatan klien
• Prioritaskan masalah klien dan identifikasi sasaran atau pencapaian yang diinginkan
klien
• Jelaskan peran klien dan peran anda sebagai perawat
• Informasikan kontrak kepada klien siapa yang akan merawatnya
• Sampaikan kontrak waktu kegiatan yang akan dilakukan
Tahap Kerja
Kegiatan ketika perawat dan klien bekerja sama untuk memecahkan masalah dan
mencapai tujuan:
• Dorong dan membantu klien mengungkapkan perasaan tentang kesehatannya
• Berikan kesempatan klien untuk bertanya
• Berikan informasi yang dibutuhkan klien agar klien mampu memahami dan
mengubah perilaku
• Dorong dan bantu klien untuk menetapkan tujuan
• Lakukan tindakan untuk memenuhi tujuan yang ditetapkan bersama klien
• Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk memfasilitasi keberhasilan interaksi

Tahap Terminasi
• Sampaikan atau ingatkan klien bahwa pertemuan akan berakhir
• Simpulkan hasil kegiatan: evaluasi proses dan evaluasi pencapaian klien
• Berikan reinforcement positif
• Rencanakan tindak lanjut dengan klien/keluarga klien
Catatan:
Perhatikan pula dimensi respon (respon nonverbal) selama berinteraksi dengan klien,
seperti sikap berhadapan, tersenyum pada saat yang tepat, mempertahankan sikap
terbuka.3
3. CARA MENGKAJI PASIEN GANGGUAN JIWA
Teknik komunikasi terapeutik sendiri mempunyai empat teknik utama dalam
serangkaian teknik terapi penyembuhan, yang pertama ada teknik mendengarkan, teknik
bertanya, teknik menyimpulkan dan teknik mengubah cara pandang. Berikut ini adalah
teknik-teknik yang dipakai dalam terapi penyembuhan teknik komunikasi terapeutik
kepada pasien gangguan jiwa:4
a. Teknik mendengarkan
Teknik mendengarkan merupakan teknik awal dan dasar komunikasi terapeutik.
Mendengarkan adalah proses aktif dan penerimaan informasi serta penelaahan reaksi

3
Devaviya. 2017. Tahapan Membangun Hubungan Saling Percaya Dengan Klien. Scrib
4
Damaiayanti, Mukhripah 2010. Komunikasi Terapeutik Dalam praktik Keperawatan Bandung : PT
Refika Aditama.
seseorang terhadap pesan yang diterima, dalam hal ini perawat harus menjadi
pendengar yang aktif untuk bisa menjadi penelaah, menganalisis apa yang terjadi pada
pasien. Selama mendengarkan, perawat harus mengikuti dengan mendengarkan apa
yang dibicarakan pasien dengan penuh perhatian baik itu tentang perasaannya,
pikirannya, atau persepsi pasien sendiri. Perawat memberikan tanggapan dengan tepat
dan tidak memotong pembicaraan pasien, menunjukan perhatian yang penuh sehingga
mempunyai waktu untuk mendengarkan.
b. Teknik Bertanya
Bertanya merupakan salah satu teknik yang dapat mendorong dan memancing pasien
untuk mengungkapkan perasaan dipikirannya. Tujuannya untuk mendapatkan informasi
yang lebih spesifik dan lengkap mengenai apa yang disampaikan pasien. Bertanya
merupakan teknik dasar yang dilakukan oleh perawat dalam mencari informasi yang
belum didapat apa yang telah disampaikan pasien.
c. Menyimpulkan
Dapat disimpulkan dalam teknik ini, perawat mendapatkan poin utama atau
kesimpulan yang menjadi acuan untuk mengatasi masalah pokok yang dialami pasien
sehingga perawat dapat mencarikan solusi dengan membuat perencanaan dalam teknik
selanjutnya. Hal penting dari menyimpulkan adalah peninjauan kembali komunikasi
yang telah dilakukan antara perawat dan pasien. Apabila belum dapat disimpulkan
poin utama yang dialami pada pasien maka perawat harus kembali dan mengulang
terus teknik-teknik yang dilakukan sebelumnya sampai mendapatkan pokok masalah
yang ada pada pasien halusinasi sendiri, sehingga dengan demikian dapat masuk ke
teknik selanjutnya dan dapat melakukan perencanaan cara mengatasi dan solusi dari
pemecahan masalah yang dialami pasien.
d. Mengubah cara pandang
Teknik yang paling utama dan paling akhir dalam teknik komunikasi terapeutik, teknik
mengubah cara pandang merupakan inti semuanya dari teknik komunikasi terapeutik.
Seorang perawat harus dapat memberikan cara pandang lain agar pasien tidak melihat
sesuatu masalah dari aspek negatifnya saja, dalam teknik ini perawat harus mampu
mengubah cara pandang dan melatih pasien agar dapat keluar dari masalah yang
dialaminya. Dalam teknik ini perawat melakukan stategi perencanaan dalam mengatasi
masalah yang dialami pasien halusinasi tersebut, setelah itu lalu diajarkan cara
pelatihannya yang terus-menerus dilakukan misalnya dengan cara menghardik atau
mengalihkan pikiran dan perasaan pasien kearah yang lebih positif, makanya teknik ini
prosesnya memerlukan waktu yang lama supaya pasien paham terhadap masalah yang
dialaminya dan tahu bagaimana cara mengatasi masalah yang terjadi dalam dirinya.

Komunikasi dengan penderita gangguan jiwa membutuhkan sebuah dasar pengetahuan


tentang ilmu komunikasi yang benar, ide yang mereka lontarkan terkadang melompat,
fokus terhadap topik bisa saja rendah, kemampuan menciptakan dan mengolah kata – kata
bisa saja kacau balau.

Ada beberapa trik ketika harus berkomunikasi dengan penderita gangguan jiwa :5
a. Pada pasien halusinasi
Perbanyak aktivitas komunikasi, baik meminta klien berkomunikasi dengan klien lain
maupun dengan perawat, pasien halusinasi terkadang menikmati dunianya dan harus
sering harus dialihkan dengan aktivitas fisik.
b. Pada pasien harga diri rendah
Harus banyak diberikan reinforcement
c. Pada pasien menarik diri
Libatkan dalam aktivitas atau kegiatan yang bersama – sama, ajari dan contohkan cara
berkenalan dan berbincang dengan klien lain, beri penjelasan manfaat berhubungan
dengan orang lain dan akibatnya jika dia tidak mau berhubungan dll.
d. Pasien perilaku kekerasan.
e. Khusus pada pasien perilaku kekerasan maka harus direduksi atau ditenangkan dengan
obat – obatan terlebih dahulu sebelum kita support dengan terapi – terapi lain

4. Perbedaan plagiat dan mengutip


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) disebutkan “Plagiat adalah
pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-
olah karangan (pendapat) sendiri”.6
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010 dikatakan:
“Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba
memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau

5
Machfoedz, Machmud. (2009). Komunikasi Keperawatan (Komunikasi Terapeutik). Yogjakarta:
Ganbika
6
Departemen Pendidikan Indonesia (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
FKIP Unpas (2015)
seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa
menyatakan sumber secara tepat dan memadai”
Ruang Lingkup Plagiarisme Berdasarkan beberapa definisi plagiarisme di atas,
berikut ini diuraikan ruang lingkup plagiarisme:

a. Mengutip kata-kata atau kalimat orang lain tanpa menggunakan tanda kutip dan tanpa
menyebutkan identitas sumbernya.
b. Menggunakan gagasan, pandangan atau teori orang lain tanpa menyebutkan identitas
sumbernya.
c. Menggunakan fakta (data, informasi) milik orang lain tanpa menyebutkan identitas
sumbernya.
d. Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri.
e. Melakukan parafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam susunan kalimat sendiri
tanpa mengubah idenya) tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
f. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan /atau telah dipublikasikan oleh
pihak lain seolah-olah sebagai karya sendiri.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengutip adalah mengambil perkataan


atau kalimat dari buku dan sebagainya. Namun dalam mengutip harus dicantumkan
sumber kutipannya. Kutipan dibuat untuk memperkuat suatu argumentasi dalam sebuah
karya tulis sehingga nilai argumentasinya bisa dipertanggungjawabkan. Sedangkan plagiat
dapat dikatakan suatu tindakan mengutip satu pendapat dari orang lain sampai satu kalimat
persis bahkan satu paragraf dan satu artikel sekalipun dan menuliskannya serta
mempublikasikannya kepada orang lain bahwa karya tersebut adalah hasil karyanya.
Dengan demikian perbedaan antara mengutip dengan plagiat terletak pada ada atau
tidaknya sikap untuk menghargai suatu karya ciptaan orang lain yang dapat dilakukan
dengan cara menyebutkan sumber atau pemilik karya ciptaan tersebut.7

5. Sanksi plagiatisme
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 mengatur sanksi bagi orang yang melakukan
plagiat, khususnya yang terjadi dilingkungan akademik. Sanksi tersebut adalah sebagai
berikut (Pasal 70): Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan
gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Ayat (2)

7
Departemen Pendidikan Indonesia (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
FKIP Unpas (2015)
terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).8
Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2010 telah mengatur sanksi bagi mahasiswa
yang melakukan tindakan plagiat. Jika terbukti melakukan plagiasi maka seorang
mahasiswa akan memperoleh sanksi sebagai berikut:9
a. Teguran
b. Peringatan tertulis
c. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa
d. Pembatalan nilai
e. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
f. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
g. Pembatalan ijazah apabila telah lulus dari proses pendidikan.
6. CONTOH PLAGIATISME
a. James A. Mackay, seorang ahli sejarah Skotlandia, dipaksa menarik kembali semua
buku biografi Alexander Graham Bell yang ditulisnya pada 1998 karena ia menyalin
dari sebuah buku dari tahun 1973. Ia juga dituduh memplagiat biografi Mary Queen of
Scots, Andrew Carnegie, dan Sir William Wallace. Pada 1999 ia harus menarik biografi
John Paul Jones tulisannya dengan alasan yang sama10
b. Ahli sejarah Stephen Ambrose dikritik karena mengambil banyak kalimat dari karya
penulis-penulis lain. Ia pertama dituduh pada 2002 oleh dua penulis karena menyalin
sebagian tulisan mengenai pilot-pilot pesawat pembom dalam Perang Dunia II dari
buku karya Thomas Childers The Wings of Morning dalam bukunya The Wild
Blue.[12] Setelah ia mengakui plagiarisme ini, New York Times menemukan kasus-
kasus plagiarisme lain.11
c. Penulis Doris Kearns Goodwin mewawancarai penulis Lynne McTaggart dalam
bukunya dari tahun 1987, The Fitzgeralds and the Kennedys, dan ia menggunakan
beberapa kalimat dari buku McTaggart mengenai Kathleen Kennedy. Pada 2002, ketika

8
Undang-Undang No. 20 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
9
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi

10
David D. Kirkpatrick (January 11). "As Historian's Fame Grows, So Do Questions on
Methods". The New York Times.

11
Doris Kearns Goodwin, Liar. First she plagiarized. Then she claimed it wasn't plagiarism. By
Timothy Noah
kemiripan ini ditemukan, Goodwin mengatakan bahwa ia mengira bahwa rujukan tidak
perlu kutipan, dan bahwa ia telah memberikan catatan kaki. Banyak orang
meragukannya, dan ia dipaksa mengundurkan diri dari Pulitzer Prize board12

DAFTAR PUSTAKA

12
1. How the Goodwin Story Developed en:George Mason University's History News Network
Widjono. 2005. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia hal 6

Devaviya. 2017. Tahapan Membangun Hubungan Saling Percaya Dengan Klien. Scrib

Damaiayanti, Mukhripah 2010. Komunikasi Terapeutik Dalam praktik


Keperawatan Bandung : PT Refika Aditama

Machfoedz, Machmud. (2009). Komunikasi Keperawatan (Komunikasi Terapeutik).


Yogjakarta: Ganbika

Departemen Pendidikan Indonesia (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:


Balai Pustaka. FKIP Unpas (2015)

Undang-Undang No. 20 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi

David D. Kirkpatrick (January 11). "As Historian's Fame Grows, So Do Questions on


Methods". The New York Times.

Doris Kearns Goodwin, Liar. First she plagiarized. Then she claimed it wasn't plagiarism. By
Timothy Noah Jan. 22, 2002

How the Goodwin Story Developed en:George Mason University's History News Network

You might also like