You are on page 1of 31

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1. UMUM
Bab ini menjelaskan garis besar metode pelaksanaan yang direkomendasikan untuk
pekerjaan utama sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dan spesifikasi. Selain itu
juga disebutkan pekerjaan persiapan dan segala fasilitas yang menunjang
pelaksanaan pekerjaan pembangunan Bendungan Bulango Ulu.
Metode pelaksanaan dan urutan pekerjaan direncanakan berdasarkan jenis
pekerjaan dan waktu yang telah ditentukan untuk pelaksanaannya, dengan
pertimbangan bahwa pekerjaan dilaksanakan dengan maksimal, sesuai dengan
keadaan cuaca dan kondisi geologi yang ada, kondisi topografi di lapangan dan
metode yang umum dipergunakan.

3.2. KONDISI DASAR


Untuk menganalisa metode pelaksanaan dan urutan pekerjaan, telah
dipertimbangkan kondisi dasar, data dan asumsi yang diambil sebagaimana item
sebagai berikut.
3.2.1. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pelelangan, termasuk prakualifikasi untuk pekerjaan ini yang dilaksanakan
sebelum pelaksanaan pekerjaan, yaitu setelah selesainya pengaturan keuangan
(biaya pekerjaan).
2. Pelaksanaan pekerjaan, termasuk pekerjaan persiapan, yang diselesaikan
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.
3.2.2. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan
Tahap pelaksanaan pekerjaan Bendungan Bulango Ulu dibagi dalam 4 (empat)
tahapan, yang nantinya disesuaikan dengan metode pengelakan air sungai.
Tahap pertama, diprioritaskan pada pekerjaan persiapan dalam pelaksanaan
pekerjaan, yang meliputi pembebasan tanah, penyiapan kantor lapangan, barak
kerja, penyediaan air bersih dan sanitasi, penyediaan sarana penerangan, sarana
telekomunikasi, dan laboratorium lapangan. Sebelumnya, pekerjaan galian harus
diselesaikan untuk pembuatan jalan masuk yang akan dilewati oleh alat berat pada
tahapan pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
Tahap kedua, sementara pekerjaan jalan dilanjutkan, pekerjaan konstruksi harus
sudah dimulai, meliputi pekerjaan galian dan steel support pada terowongan
pengelak, pekerjaan galian pada cofferdam, pekerjaan dewatering, pekerjaan galian
pada bendungan utama, pekerjaan galian pada pelimpah, dilanjutkan dengan
grouting, drainasi, dan shotcrete, serta pekerjaan tulangan dan bekisting, ruang
operasional, rock bolt dan drainasi pada bangunan pengambilan (intake).
Tahap ketiga, melanjutkan pembangunan bendungan pengelak dan bendungan
utama, pekerjaan pembetonan dan urugan kembali pada bangunan pengambilan
(intake), pekerjaan pipa pesat dan melaksanakan pekerjaan hidromekanikal yang
meliputi pengadaan dan fabrikasi.
Tahap keempat, melanjutkan pembangunan bendungan utama yang meliputi
pekerjaan timbunan, pemasangan instrumentasi, dan perkerasan puncak
bendungan, melanjutkan pekerjaan hidromekanikal, pembangunan bangunan
penunjang, pekerjaan listrik, pelaksanaan plugging pada terowongan pengelak, dan
pembuatan powerhouse. Dan terakhir adalah impounding (penggenangan waduk).
3.2.3. Hari Dapat Bekerja Pada Pelaksanaan Pekerjaan
Data curah hujan di lokasi pekerjaan diketahui dari curah hujan harian di Stasiun
Hujan Dulamayo. Berdasarkan analisa, musim kering dimulai bulan April sampai
degan bulan Agustus, sedangkan musim hujan dimulai bulan September sampai
bulan Maret.
Perkiraan jumlah hari untuk dapat bekerja pada pekerjaan ini dianalisa berdasarkan
data curah hujan harian, yang dicatat pada Stasiun Hujan Dulamayo. Curah hujan
bulanan Stasiun Hujan Dulamayo disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.1. Curah Hujan Bulanan di Stasiun Dulamayo
Bulan 0 - 2 mm 2 - 5 mm 5 - 10 mm 10 - 30 mm > 30 mm
Jan 16 5 4 7 3
Peb 18 7 2 7 2
Mar 23 2 6 6 4
Apr 20 1 3 6 3
Mei 17 2 3 3 4
Jun 12 2 2 7 2
Jul 11 2 2 6 2
Ags 13 3 3 2 2
Sep 12 2 2 3 1
Okt 14 3 2 4 1
Nov 18 5 3 5 3
Des 19 7 7 5 4
Untuk pekerjaan tanah, khususnya pekerjaan timbunan dilaksanakan secara
menerus baik itu musim hujan maupun musim kemarau, dimana pada musim hujan
disesuaikan dengan kondisi curah hujan yang turun, yaitu harus dihentikan apabila
curah hujan yang terjadi lebih dari 3 mm. Sedangkan pekerjaan beton harus
dihentikan apabila curah hujan yang terjadi lebih dari 10 mm.
Jumlah hari untuk setiap pekerjaan, dinyatakan dalam koefisien, yang diperkirakan
sebagaimana disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.2. Jumlah Hari Dapat Bekerja


Berdasarkan analisa kondisi yang dijabarkan diatas, maka jumlah hari dalam 1
(satu) tahun agar bisa bekerja untuk setiap pekerjaan adalah sebagai berikut.
1. Pekerjaan timbunan tanah : 150 hari
2. Pekerjaan timbunan filter : 197 hari
3. Pekerjaan galian tanah : 212 hari
4. Pekerjaan beton : 241 hari
3.2.4. Koefisien Konversi Volume Tanah
Volume tanah selalu berubah sesuai dengan perlakuan yang diterimanya. Tanah
terbagi menjadi 3 (tiga) tipe, yaitu :
1. Tanah Asli, tanah yang belum mendapat perlakuan apa apa dari manusia, seperti
tanah perbukitan yang belum terjamah.
2. Tanah Lepas, tanah yang sudah mendapatkan perlakuan dari manusia, seperti
tanah hasil penggalian.
3. Tanah Padat, tanah yang telah dipadatkan baik secara manual maupun
menggunakan bantuan peralatan.
Perkiraan / asumsi koefisien konversi volume tanah disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 3.3. Koefisien Konversi Volume Tanah
Kondisi Kondisi Tanah Rencana
Jenis Tanah Tanah
Eksisting Asli Lepas Padat
Tanah Asli 1,00 1,11 0,95
Pasir Tanah Lepas 0,90 1,00 0,86
Tanah Padat 1,05 1,17 1,00
Tanah Liat Tanah Asli 1,00 1,25 0,90
Berpasir / Tanah Lepas 0,80 1,00 0,72
Tanah Biasa Tanah Padat 1,11 1,39 1,00
Tanah Asli 1,00 1,25 0,90
Tanah Liat Tanah Lepas 0,70 1,00 0,63
Tanah Padat 1,11 1,59 1,00
Tanah Asli 1,00 1,18 1,08
Tanah Campur
Tanah Lepas 0,85 1,00 0,91
Kerikil
Tanah Padat 0,93 1,10 1,00
Tanah Asli 1,00 1,13 1,03
Kerikil Tanah Lepas 0,88 1,00 0,91
Tanah Padat 0,97 1,10 1,00
Tanah Asli 1,00 1,42 1,29
Kerikil Kasar Tanah Lepas 0,70 1,00 0,91
Tanah Padat 0,77 1,10 1,00
Pecahan Tanah Asli 1,00 1,65 1,22
Padas / Tanah Lepas 0,61 1,00 0,74
Batuan Lunak Tanah Padat 0,82 1,35 1,00
Pecahan Tanah Asli 1,00 1,70 1,31
Granit / Batuan Tanah Lepas 0,59 1,00 0,77
Keras Tanah Padat 0,76 1,30 1,00
Kondisi Kondisi Tanah Rencana
Jenis Tanah Tanah
Eksisting Asli Lepas Padat
Tanah Asli 1,00 1,75 1,40
Pecahan Batu Tanah Lepas 0,57 1,00 0,80
Tanah Padat 0,71 1,24 1,00
Tanah Asli 1,00 1,80 1,30
Batuan Hasil
Tanah Lepas 0,56 1,00 0,72
Peledakan
Tanah Padat 0,77 1,38 1,00
sumber : P2HSPP Suplemen P.5

3.2.5. Produksi Alat Rata - Rata Tiap Jam


Material tanah diambil dari borrow area yang ada di sekitar daerah genangan
dengan jarak maksimum 4,0 km dari lokasi tapak bendungan. Material filter halus
diambil dari quarry di hulu tapak bendungan dengan jarak maksimum 4,0 km dan
material kerikil diambil dengan jarak 500 meter sampai dengan 4,0 km dari hilir
lokasi tapak bendungan pada alur Sungai Mongilo, sedangkan material batuan
untuk timbunan bendungan diambil dari quarry di hulu tapak bendungan yang
berjarak sekitar 1,0 - 4,0 km dari lokasi tapak bendungan berupa batuan diorit.
Agregat kasar dan halus untuk campuran beton diambil dari produk alat pemecah
batu di quarry genangan, yang berlokasi  4,0 km dari lokasi tapak bendungan.
Jarak dan sumber material disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.4. Jarak Borrow Area dan Quarry Area
Jarak
No. Lokasi
(km)
1. Borrow area lempung diambil dari bagian hulu tapak bendungan di 1,0 - 4,0
areal genangan.
2. Filter halus diambil dari quarry genangan. 1,0 - 4,0
3. Kerikil untuk zona transisi diambil dari quarry genangan. 1,0 - 4,0
4. Random galian pondasi diambil dari bekas galian pondasi tapak 0,0 - 2,0
bendungan.
5. Timbunan random batu diambil dari quarry genangan. 1,0 - 4,0
6. Bahan rip - rap diambil dari quarry genangan. 1,0 - 4,0
7. Agregat beton diambil dari quarry genangan. 1,0 - 4,0
Selanjutnya material - material tersebut disimpan di stockpile untuk diproses terlebih
dahulu sebelum ditempatkan di daerah timbunan atau digunakan sebagai agregat
campuran beton. Produksi rata - rata ini dihitung berdasarkan kondisi lapangan dan
koefisien dari konversi volume tanah. Sedang jarak angkut rata - rata dapat
diasumsikan pada tabel berikut.

Tabel 3.5. Jarak Angkut Rata - Rata


Jarak Angkut
Asal - Tujuan
No. Material Rata - Rata
Material
(m)
1 Cofferdam
- Galian ke spoil bank 1000
- Timbunan Inti dari borrow area 2000
- Timbunan Filter Halus dari stockpile 2000
- Timbunan Batu dari quarry 2000
- Rip - rap dari quarry 2000
2 Bendungan
- Galian Main Dam ke spoil bank 1000
- Timbunan Inti dari borrow area 2000
- Galian Batu ke spoil bank 1000
- Timbunan Filter Halus dari stockpile 2000
(zona 2a)
- Timbunan Filter Kasar dari stockpile 2000
(zona 2b)
- Timbunan Batu dari quarry 2000
- Rip - rap dari quarry 2000
3 Spillway / Pelimpah
- Galian ke spoil bank 1000
- Timbunan Random dari stockpile 2000
- Agregat Beton dari quarry 2000
3.2.6. Pemilihan Pemakaian Alat Berat dan Metode Pelaksanaan
Untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kontraktor yang terpilih harus membuat
rencana kerja pelaksanaan dan peralatan berat yang digunakan berdasarkan
pertimbangannya sendiri.
Untuk mendapatkan masa pelaksanaan yang efisien, diperlukan sistem
pelaksanaan menggunakan peralatan konvensional maupun menggunakan alat -
alat berat dengan mempertimbangkan besarnya beban pekerjaan, jadwal
pelaksanaan dan kondisi di lapangan.

Gambar 3.1. Bagan Alir Penentuan Metode Pelaksanaan

3.2.7. Bahan - Bahan Bangunan


Bahan - bahan bangunan yang digunakan sebagai bagian utama dari konstruksi
tubuh bendungan dan bendungan pengelak adalah :
1. Timbunan Inti (Zona 1) » Lempung (Clay)
Material zona inti kedap air (zona 1) merupakan material galian dari tempat
pengambilan tanah (borrow area) seperti ditunjukkan pada gambar, kecuali
apabila ditunjuk oleh direksi.
Pada pekerjaan pembangunan Bendungan Bulango Ulu, material timbunan inti
kedap air (zona 1) diperoleh dari borrow area yang terletak di hulu bendungan.
Kebutuhan timbunan inti kedap air (Zona 1) diperkirakan sebesar 528.093,66 m3
(timbunan inti bendungan utama dan cofferdam).
Alat yang digunakan meliputi :
a. Excavator PC 200, untuk loading hasil galian maupun menggali quarry.
b. Bulldozer, untuk membersihkan lapisan permukaan.
c. Dump Truck, untuk mengangkut hasil galian ke spoil bank maupun stockpile.
2. Timbunan Filter Halus (Zona 2a) » Pasir (Sand)
Material yang digunakan untuk zona filter halus berasal dari endapan alluvial
sungai yang didapat dari borrow area atau dari galian pondasi bendungan,
material batuan atau batuan lapuk yang berasal dari galian bangunan pelimpah
atau struktur lainnya, atau dari tempat yang telah disetujui lainnya dan diproses
melalui penghancuran, pembagian kelas dan pencucian sebagaimana perlu
untuk mendapatkan gradasi yang diperlukan dan sudah ditetapkan.
Material harus bersih, tidak berkohesi terutama terdiri dari pasir dan kerikil
dengan ukuran butir maksimum 20 (dua puluh) cm dan harus mengandung lebih
kecil dari fraksi ayakan No. 200 dalam jumlah kurang dari 5 (lima) % dan lebih
besar dari fraksi ayakan No.4 (4.76 mm) dalam jumlah kurang dari 35 (tiga puluh
lima) %.
Pada pekerjaan pembangunan Bendungan Bulango Ulu, material timbunan filter
halus (zona 2a) diperoleh dari quarry genangan yang kemudian disimpan di
stockpile. Kebutuhan timbunan filter halus diperkirakan sebesar 237.047,36 m3
(timbunan filter halus bendungan utama dan cofferdam).
Alat yang digunakan meliputi :
a. Stone Crusher, untuk memecah batu dengan kapasitas 25 m3 per jam.
b. Wheel Loader, untuk mengangkut hasil crushing dan mixing.
c. Dump Truck, untuk mengangkut material ke spoil bank maupun stockpile.

3. Timbunan Transisi (Zona 2b) » Kerikil (Gravel)


Material yang digunakan untuk zona transisi berasal dari endapan alluvial sungai
yang didapat dari borrow area atau dari galian pondasi bendungan, material
batuan atau batuan lapuk yang berasal dari galian bangunan pelimpah atau
struktur lainnya, atau dari tempat yang telah disetujui lainnya dan diproses
melalui penghancuran, pembagian kelas dan pencucian sebagaimana perlu
untuk mendapatkan gradasi yang diperlukan dan sudah ditetapkan.
Material harus bersih, tidak berkohesi terdiri dari andesit dengan ukuran butiran
maksimum 40 (empat puluh) cm dan harus mengandung lebih kecil dari fraksi
ayakan No.200 dalam jumlah kurang dari 2 (dua) % dan lebih kecil dari fraksi
ayakan No.4 (4.76 mm) dalam jumlah kurang dari 30 (tiga puluh)%.
Pada pekerjaan pembangunan Bendungan Bulango Ulu, material timbunan filter
kasar / transisi (zona 2b) diperoleh dari quarry genangan yang kemudian
disimpan di stockpile. Kebutuhan timbunan filter kasar / transisi diperkirakan
sebesar 213.801,03 m3 (timbunan filter kasar / transisi bendungan utama dan
cofferdam).
Alat yang digunakan meliputi :
a. Stone Crusher, untuk memecah batu dengan kapasitas 25 m3 per jam.
b. Wheel Loader, untuk mengangkut hasil crushing dan mixing.
c. Dump Truck, untuk mengangkut material ke spoil bank maupun stockpile.
4. Timbunan Random Batu (Zona 3) » Random Batu (Rock Random)
Material untuk zona isian batu pada timbunan bendungan harus diperoleh dari
tempat quarry atau daerah lain yang disetujui oleh direksi dan harus berupa
campuran batu yang cukup keras, awet, batu bergradasi baik, bongkahan dan
kerikil dengan ukuran partikel maksimum lebih kecil dari 100 (seratus) cm.
Material harus berupa campuran pilihan yang mempunyai ukuran partikel
maksimum 100 (seratus) cm, lebih besar fraksi ayakan No.4 (4,76 mm) diatas 80
(delapan puluh) % dan lebih kecil fraksi ayakan No.200 (0,074 mm) lebih kecil
dari 1 (satu) %.
Material timbunan filter random batu diperoleh dengan cara blasting maupun
galian dari quarry genangan yang kemudian disimpan di stockpile. Kebutuhan
timbunan random batu diperkirakan sebesar 3.326.660,73 m3 (timbunan random
batu bendungan utama dan cofferdam).
Alat yang digunakan meliputi :
a. 1 set alat peledakan meliputi CRD, detonator, bahan peledak (bila diperlukan)
b. Excavator dan Breaker
c. Dump Truck
d. Excavator PC 400
5. Timbunan Rip - rap (Zona 4) » Batu (Rock)
Material untuk rip - rap harus diperoleh dari tempat quarry atau daerah lain yang
disetujui oleh direksi dan harus berupa campuran batu yang cukup keras, awet,
batu bergradasi baik, bongkahan dan kerikil dengan ukuran partikel maksimum
lebih kecil dari 100 (seratus) cm. Material harus berupa campuran pilihan yang
mempunyai ukuran partikel maksimum 100 (seratus) cm, lebih besar fraksi
ayakan No.4 (4,76 mm) diatas 80 (delapan puluh) % dan lebih kecil fraksi ayakan
No.200 (0,074 mm) lebih kecil dari 1 (satu) %.
Material timbunan rip - rap diperoleh dengan cara blasting dari quarry genangan
yang kemudian disimpan di stockpile. Kebutuhan timbunan rip - rap diperkirakan
sebesar 100.523,63 m3 (timbunan rip - rap bendungan utama dan cofferdam).
3.2.8. Lokasi Stockpile dan Spoil Bank
1. Stockpile
Stockpile direncanakan terletak di hulu bendungan utama, sekitar area
genangan, dengan jarak kira - kira 500 - 1000 m dari tapak bendungan, dengan
tinggi timbunan diperkirakan setinggi 4 m.
2. Spoil Bank
Spoil bank yang direncanakan merupakan curah yang dalam dan terletak di sisi
jalan menuju ke arah bendungan dari desa terdekat.

3.3. VOLUME PEKERJAAAN


Volume pekerjaan yang diperlukan untuk pembangunan ini telah dihitung dari
gambar perencanaan.

3.4. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN FASILITAS PELAKSANAAN


3.4.1. Gambaran Umum
Dasar perencanaan dari pekerjaan persiapan dan fasilitas pelaksanaan yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan konstruksi struktur permanen akan digambarkan di
bagian ini. Pekerjaan ini meliputi mobilisasi peralatan dan tenaga, pembebasan
lahan, jalan masuk, sistem penyediaan listrik, sistem penyediaan air, sistem
telekomunikasi, crushing plant, screening plant dan batching plant.
Untuk pelaksanaan sistem pengelak aliran sungai direncanakan mulai pertengahan
bulan ke empat sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Bangunan
sementara dan pemasangan peralatan konstruksi, termasuk crushing plant,
screening plant dan concrete batcher plant dibangun pada awal bulan ke - 4 (empat)
tahun pertama.

3.4.2. Jalan Masuk (Jalan Akses)


Jalan akses menuju lokasi rencana bendungan merupakan jalan yang sudah ada
(eksisting) dengan kondisi bervariasi mulai dari rusak sampai baik. Lebar bahu jalan
pada jalan eksisting berkisar antara 3,5 m sampai 5 m, dan disekitarnya terdapat
perumahan penduduk / perkampungan. Setelah perumahan penduduk /
perkampungan terakhir, jalan menuju lokasi rencana bendungan merupakan jalan
pada tipikal di daerah perbukitan.
Konstruksi jalan masuk / jalan akses direncanakan sejauh 500 m. Proses
pembangunan dimulai dengan pembersihan lahan (clearing dan grubbing) untuk
kemudian dibuang ke spoil bank sejauh 1 km. Kemudian dilanjutkan dengan
penggalian sedalam 0,5 m menggunakan excavator, dimana material hasil galian
berupa 22.500 m3 galian tanah dan 2.500 m3 galian batu dibuang ke spoil bank
dengan jarak 1 - 2 km. Hamparan lapisan subgrade agregat kelas A setebal 15 cm
diratakan menggunakan bulldozer, dengan volume 600 m3 menjadi lapisan dasar,
dilanjutkan dengan lapisan kedua berupa lean mean concrete menggunakan beton
K-125 setebal 10 cm dengan volume 300 m3. Lapisan paling atas berupa perkerasan
rigid pavement menggunakan beton K-300, dengan ketebalan 25 cm dengan
volume 750 m3. Tebing disisi jalan dilapisi dengan shotcrete setebal 10 cm dengan
perkuatan steel wiremesh yang dipancang menggunakan rockbolt kedalam tebing.
Untuk mengurangi tekanan air pada lapisan perkuatan dinding tebing, dipasang
weep hole / lubang drainase yang terbuat dari pipa PVC di setiap jarak 1 m.
Pembangunan Bendungan Bulango Ulu juga memerlukan relokasi jalan sejauh 14,3
km. Proses pembangunan jalan relokasi ini serupa dengan pembangunan jalan
masuk / jalan akses. Proses pembangunan dimulai dengan pembersihan lahan
(clearing dan grubbing) untuk kemudian dibuang ke spoil bank sejauh 1 km.
Kemudian dilanjutkan dengan penggalian sedalam 0,5 m menggunakan excavator,
dimana material hasil galian berupa 321.750 m3 galian tanah dan 57.200 m3 galian
batu dibuang ke spoil bank dengan jarak 0,5 - 1 km. Hamparan lapisan subgrade
agregat kelas A setebal 15 cm dengan volume 12.870 m3 menjadi lapisan dasar,
dilanjutkan dengan lapisan kedua berupa lean mean concrete menggunakan beton
K-125 setebal 10 cm dengan volume 8,580 m3. Lapisan paling atas berupa
perkerasan rigid pavement menggunakan beton K-300, dengan ketebalan 25 cm
dengan volume 21.450 m3. Tebing disisi jalan dilapisi dengan shotcrete setebal 10
cm dengan perkuatan steel wiremesh yang dipancang menggunakan rockbolt
kedalam tebing. Untuk mengurangi tekanan air pada lapisan perkuatan dinding
tebing, dipasang weep hole / lubang drainase yang terbuat dari pipa PVC di setiap
jarak 1 m.
3.4.3. Bangunan Sementara
Bangunan sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan direncanakan terletak di
bagian hulu sekitar 200 m dari lokasi tapak bendungan. Kantor PU / direksi keet
seluas 120 m2 dan kantor kontraktor seluas 300 m2 terletak berdekatan dengan
barak kerja seluas 300 m2. Selain bangunan utama tersebut harus dibangun pula
laboratorium lapangan, crushing plant, screen plant, batching plant. Sementara
lokasi parkir alat berat direncanakan disekitar rencana saluran pengelak. Total luas
bangunan sementara diperkirakan sekitar 1.420 m2, dengan total kebutuhan luas
tanah seluas 2.840 m2.
Tabel 3.6. Luas Bangunan Sementara dan Kebutuhan Luas Tanah
Luas Luas
No. Keterangan Bangunan Tanah
(m2) (m2)
1. Kantor PU / Direksi Keet 120 240
2. Kantor Kontraktor 300 600
3. Barak Kerja 300 600
Sub Total 1 720 1.440
4. Concrete Batcher Plant 100 200
5. Crushing Plant 200 400
6. Screen Plant 100 200
7. Laboratorium dan Lain - Lain 300 600
Sub Total 2 700 1400
Total 1.420 2.840
Pembebasan tanah diperlukan untuk bangunan sementara dan fasilitas
pelaksanaan yang diatur oleh Departemen Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat dalam ijin pelaksanaannya, di lokasi tapak bendungan termasuk
pembebasan tanah untuk daerah genangan. Kebutuhan luas tanah untuk konstruksi
bangunan sementara diperkirakan seluas 2.840 m2.
3.4.4. Sistem Penyediaan Listrik
Sumber listrik untuk kebutuhan penerangan bangunan dan beberapa proses
pengujian material konstruksi bersumber dari PLN dengan spesifikasi 380 V, 50 Hz,
3 phase, 4 kw, 33 kVA. Selain kebutuhan diatas, listrik dari PLN digunakan untuk
keperluan sistem kontrol pada panel penggerak motor.
Sumber tenaga listrik dari mesin diesel terdiri dari 2 (dua) buah mesin generator
diesel yang masing - masing berkapasitas 80 kVA, dimana salah satu mesin
tersebut digunakan sebagai cadangan. Sistem pengoperasiannya adalah di -
interlock dengan listrik yang bersumber dari PLN, sehingga apabila listrik dari PLN
mengalami gangguan, secara otomatis sistem mengganti suplai listrik ke generator
diesel. Kegunaan utama generator diesel hanya untuk mengoperasikan motor -
motor penggerak pintu bendungan.
Tabel 3.7. Kebutuhan Penerangan Gedung
No. Keterangan Kapasitas
(VA)
1. Barak Kerja 3.500
2. Kantor PU / Direksi Keet 2.200
3. Kantor Kontraktor 3.500
4. Rumah Diesel Generator 1.300
5. Rumah Pintu Pengeluaran 3.500
6. Rumah Pintu Pengambilan 1.300
7. Mushola dan Rumah Jaga 900
8. Laboratorium dan Bengkel 3.500
9. Rumah Dinas (2 unit) 3.500
Sub Total 23.200
10. Penerangan Jalan 6.600
Sub Total 6.600
Total 29.800

3.4.5. Sistem Penyediaan Air


Sistem penyediaan air untuk pelaksanaan kontruksi memanfaatkan air di hulu tapak
bendungan, dengan cara menampung air dari Sungai Mongilo, kemudian dengan
bantuan pompa dialirkan kedalam tandon untuk kemudian dialirkan lagi ke lokasi
yang membutuhkan air. Sedangkan air bersih untuk kebutuhan mandi, beribadah
dan mencuci, air Sungai Mongilo dialirkan ke bak saringan pasir lambat sebagai
media filtrasi, kemudian air yang sudah relatif bersih dialirkan kedalam tandon
dengan bantuan pompa. Setelah dibangun bangunan pengelak sungai, air diambil
dari outlet waterway dengan bantuan pompa. Untuk kebutuhan konsumsi, air yang
digunakan adalah air dalam kemasan yang lebih terjamin kebersihannya / lebih
higienis.
3.4.6. Sistem Telekomunikasi
Untuk kelancaran pekerjaan di lapangan, maka dibutuhkan sistem telekomunikasi
yang menghubungkan antara kantor Balai Wilayah Sungai Sumatera II dengan
lokasi proyek.

3.4.7. Batching Plant, Chrushing Plant, Screening Plant


Concrete Batcher Plant, Chrushing Plant dan Screening Plant dipasang pada bulan
ke 4 (empat), diletakkan di dekat Aggregate Plant. Mutu beton terdiri dari 3 kelas
yaitu :
 K-275, agregat maksimum 10 mm
 K-225, agregat maksimum 25 mm
 K-175, agregat maksimum 25 mm
 K-175, agregat maksimum 40 mm
 K-125, agregat maksimum 25 mm
 K-125, agregat maksimum 40 mm
3.5. METODE PELAKSANAAN
3.5.1. Umum
Metode Pelaksanaan yang diusulkan telah dipersiapkan dengan pertimbangan
jadual pelaksanaan yang paling efisien diperhitungkan dari musim hujan dan
peralatan yang ada. Sistem pengelak sungai yang digunakan berupa terowongan
pengelak.
Metode Pelaksanaan untuk pekerjaan utama diuraikan di bawah ini, sedang urutan
pelaksanaannya dapat dilihat pada Jadual Pelaksanaan Tabel 3.8.
3.5.2. Jalan Hantar dan Jembatan
Jalan hantar yang harus segera diselesaikan sepanjang 650 m dapat dimulai dari
sisi jalan desa d sebelah kiri bendungan masuk sampai ke tepi sungai di dekat As
Bendungan. Pekerjaan dimulai dengan pekerjaan pembersihan dan dilanjutkan
dengan pekerjaan galian, pengupasan, penyiapan badan jalan dan timbunan sirtu
sub base coarse serta perkerasan. Disamping itu dilaksanakan juga pekerjaan
saluran drainasi, dan pembuatan jembatan sementara untuk mobilisasi ke sisi
sebelah kanan sungai.
Macam pekerjaan dari masing-masing sisi sebagai berikut.
1. Pekerjaan pembersihan
Pembersihan dilaksanakan dengan penebangan semak dan pohon secara
manual, kemudian pendongkelan pokok pohon, akarnya dan pemindahan batu
besar dengan bulldozer 15 ton satu unit. Pekerjaan ini diselesaikan dalam 6
hari.
2. Pekerjaan pengupasan
Pengupasan dilaksanakan dengan mengupas top soil sedalam 15 cm dengan
menggunakan bulldozer 15 ton satu unit. Material kupasan diangkut ketempat
disposal area/spoil bank dengan back hoe 1,2 m3 satu unit dan dump truk 10
ton sebanyak empat unit, dengan jarak angkut 700 m. ke temporary disposal
area. Pekerjaan ini diselesaikan dalam 6 hari.
3. Pekerjaan penyiapan badan jalan
Penyiapan badan jalan dilaksanakan dengan perataan permukaan tanah yang
telah dikupas, dengan bulldozer 15 ton satu unit dan pemadatan dengan
vibrator roller 10 ton satu unit beberapa kali lintasan sehingga mencapai tingkat
kepadatan 6 % dari nilai CBR. Pekerjaan ini diselesaikan dalam 6 hari.
4. Pekerjaan galian
Galian saluran drainasi dan galian jalan dilaksanakan dengan bulldozer 21 ton
satu unit dan excavator / back hoe 1,2 m3 satu unit. Material galian diangkut ke
disposal area dengan dump truck 10 ton sebanyak 4 unit. Pekerjaan ini
diselesaikan dalam 14 hari.
5. Pekerjaan timbunan lapisan sub base coarse
Timbunan lapisan sub base coarse dengan material sirtu/agregat kelas B
diangkut dari stock pile menggunakan alat muat wheel loader 1,5 m3 satu unit,
diangkut ketempat penimbunan dengan dump truck 10 ton empat unit. Perataan
dilaksanakan dengan motor grader 3,1 m satu unit, pemadatan dengan
menggunakan alat vibrator roller 10 ton satu unit dan pneumatic tire roller satu
unit 4-6 kali lintasan hingga mencapai tingkat kepadatan 30 % dari nilai CBR.
Pekerjaan ini diselesaikan dalam 12 hari.
6. Pekerjaan timbunan lapisan base coarse
Pelaksanaan timbunan dengan material batu 15/20 dan lapisan pengunci 5/7
diangkut dari stock pile menggunakan alat muat wheel loader 1,5 m3 satu unit
, diangkut ketempat penimbunan dengan dump truck 10 ton satu unit . Perataan
dilaksanakan dengan motor grader 3,1 m satu unit, pemadatan dengan
menggunakan alat vibrator roller 10 ton satu unit dan pneumatic tire roller satu
unit 8-10 kali lintasan sampai mencapai tingkat kepadatan 70 % dari nilai CBR.
Pekerjaan ini diselesaikan dalam 18 hari.
7. Pembuatan Jembatan Kerja
Pembuatan Jembatan dilaksanakan dengan membuat jembatan sementara di
sisi kiri. Jembatan sementara dibuat dengan konstruksi baja sepanjang 30 m
dengan bentang 6 m. Jembatan dilaksanakan dengan pembuatan abutment
dari beton bertulang dikedua sisi, kemudian bangunan atas dengan konstruksi
baja. Pekerjaan ini diselesaikan dalam 45 hari.
Tabel 3. 8. Rencana Jadual Pelaksanaan Pekerjaan
3.5.3. Sistem Pengelak Sungai
Sistem Pengelak direncanakan dengan galian terbuka untuk awalnya, dan
selanjutnya dengan terowong pengelak tipe tapal kuda modifikasi. Pekerjaan ini
berupa saluran pengelak tipe terowongan tapal kuda dengan panjang 741,60 m
dengan diameter 6.8 m, pekerjaan di mulai dari sisi hilir dan hulu.
Macam pekerjaan sebagai berikut.
1. Pekerjaan Persiapan
a. “Water Supply”
Air yang diperlukan oleh peralatan-peralatan yang digunakan dalam
pemboran terowongan.
b. “Air Supply”
Udara yang diperlukan untuk kompressor yang dipergunakan untuk untuk
pemboran dan “shotcreting”.
c. “Electric Supply”
Instalasi dan besarnya daya yang diperlukan untuk peralatan yang
memerlukan listrik.
d. “Ventilating”
Suplai udara bersih yang diperlukan bagi pernapasan, dan mendilusi gas
maupun debu akibat pekerjaaan terowongan, sehingga menjaga
kesehatan kerja.
e. “Drainage System”
Penirisan terowongan agar tidak mengganggu pekerjaan “tunneling”
terciptanya kesehatan kerja.
2. Pekerjaan pembersihan.
Pembersihan dilaksanakan dengan penebangan pohon dan semak secara
manual, kemudian pendongkelan pokok pohon dan akarnya serta pemindahan
batu besar dilaksanakan dengan bulldozer 15 ton. Pekerjaan ini diselesaikan
dalam 14 hari.
3. Pekerjaan galian tanah.
Galian tanah dilaksanakan dengan excavator / back hoe 1,2 m3 Tanah
keras/batu lapuk digali dengan bulldozer 21 ton dilengkapi dengan ripper.
Material galian yang tidak terpakai diangkut ke disposal area/spoil bank,
sedangkan material galian yang dipakai untuk timbunan diangkut ke stock pile
dengan dump truck 10 ton. Volume pekerjaan galian tanah diperkirakan
sebesar 36.234,07 m3, pekerjaan ini akan diselesaikan dalam waktu 3 bulan.

4. Pekerjaan galian batu terbuka, tertutup dan support.


Galian batu dilaksanakan dengan giant rock breaker dilengkapi excavator / back
hoe 1,2 m3 . Material galian diangkut ke stock pile dengan dump truck 10 ton.
Pekerjaan ini diselesaikan dalam 21 hari untuk inlet dan outlet pengelak.
Sedangkan pada terowongan pengelak dilakukan penggalian dengan
excavator yang dilengkapi breaker dengan metode heading and bench, dimana
penggalian dilakukan pada sisi atas (crown terlebih dahulu sejauh 3-5 m)
dilanjutkan dengan pekerjaan secondary shotcrete serta primary shotcrete
setebal 10 cm dan dilanjutkan dengan pekerjaan rock bolting, setelah itu
dilakukan penggalian bagian bawah yang dilanjutkan oleh secondary shotcrete,
primary shotcrete setebal 10 cm, pekerjaan ini diulang sampai panjang 20 m.
Hasil galian diangkut dengan loader ke dalam dump truck dan dibawa ke stock
pile. Volume Pekerjaan batu pada galian terbuka diperkirakan sebesar
25.560,76 m3 sedangkan volume pekerjaan galian batu tertutup (terowongan)
diperkirakan sebesar 51.131,14 m3. Volume pekerjaan shotcrete diperkirakan
sebesar 15.829,21 m2 dan pekerjaan rock bolting diperkirakan sebanyak 2083
buah.
5. Pekerjaan Pembetonan
Pencampuran beton K225 dengan batching plant dan diangkut ke lokasi
terowongan dengan agitator truk. Penempatan campuran beton dengan
concrete pump 30 m3/jam dan dipadatkan dengan vibrator. Konduit
dilaksanakan per blok dengan construction joint setiap blok sepanjang 10 m,
dilengkapi dengan pemasangan water-stop dan dowel bar.
Pembetonan setiap blok dimulai dari tahap pertama pada bagian atas (crown)
dan dinding, tahap kedua pada bagian bawah (lantai) terowongan. Antara lantai
dengan dinding dipasang water stop. Demikian juga antara dinding dengan atap
dipasang water stop.
Volume pekerjaan beton terowongan diperkirakan sebesar xxx m3 dengan
volume pembesian sebesar xxx ton. Pekerjaan ini diselesaikan dalam 6 bulan.

6. Grouting Konsolidasi
Grouting konsolidasi dilakukan pada terowongan dengan jumlah lubang
sebanyak 6 buah dalam satu penampang dengan kedalaman lubang
pengeboran sedalam 10 m. Pelaksanaan diawali dengan pengeboran/drilling
dengan alat bor / drilling machine Tone single core barel. Pengisian lubang bor
dengan grouting dilaksanakan dengan dengan grout pump serta mixer 3 unit.
Beton cap untuk perataan bagian atas lubang bor dengan beton K225
dilaksanakan setelah selesainya grouting konsolidasi.
Pemboran tahap pertama pada batuan harus sampai pada kedalaman 5 m dari
permukaan batuan. Pemboran tahap kedua dilaksanakan sesudah grouting
tahap pertama selesai, yaitu dengan pemboran ulang pada grout pertama dan
tembus ke batuan sampai 5 m.
7. Grouting Tirai.
Drilling dan grouting dibawah konduit dengan grouting tirai dua lajur dengan
jarak antara titik bor 2 m masing-masing titik sedalam 15 meter dengan jumlah
lubang sebanyak 32 buah dalam satu penampang. Pelaksanaan diawali
dengan pengeboran/drilling dengan alat bor / drilling machine Tone single core
barel sebanyak 4 unit masing-masing ditempatkan di curtain grouting.
Pengisian lubang bor dengan grouting dilaksanakan dengan dengan grout
pump serta mixer 3 unit. Beton cap untuk perataan bagian atas lubang bor
dengan beton K125 dilaksanakan setelah selesainya grouting tirai maupun
blanket.
Pemboran tahap pertama pada batuan harus sampai pada kedalaman 5 m dari
permukaan batuan. Pemboran tahap kedua dilaksanakan sesudah grouting
tahap pertama selesai, yaitu dengan pemboran ulang pada grout pertama dan
tembus ke batuan sampai 5 m.
Pelaksanaan ini diulang-ulang sampai grouting dengan kedalaman tertentu
Pemboran tahap berikutnya tidak dimulai dulu sebelum grouting sebelumnya
berjarak 4 jam dan setiap tahap tidak boleh melampaui kedalaman yang sudah
ditetapkan.
Proporsi campuran grout, yaitu dengan perbandingan berat 1/10, 1/5, 1/3, ½
dan 1/1. Sesudah pengujian permeabilitas lubang yang dibor, baru
dilaksanakan grouting. Tekanan grouting harus betul-betul dikontrol dengan
mengatur katup untuk “return line”. Dan setiap saat tetap pada batas
permeabilitasnya. Pengukur tekanan dipasang di bagian atas pipa injeksi atau
pada header grout. Pekerjaan ini diselesaikan dalam 1 bulan.
8. Pasangan batu kali
Pasangan batu kali dengan campuran mortar 1 PC : 3 Pasir dicampur dengan
alat portable mixer 0,75 m3 . Pekerjaan dilaksanakan pada saluran inlet sebelah
kanan dengan volume 713.89 m3, pekerjaan ini diselesaikan dalam 1 bulan.
9. Coffering dan dewatering
Pekerjaan coffering untuk melindungi outlet konduit dari aliran sungai
dilaksanakan dengan bronjong sepanjang 64 m dengan tinggi 5 m. Dewatering
dengan satu unit pompa 3” dan satu unit pompa 6 “ dengan sumber tenaga dari
Genset 45 KVA.

3.5.4. Bendungan Pengelak


Ada dua sistem pengelakan sungai di Bendungan Lausimeme, yaitu sistem
pengelak sementara yang terpisah dengan Bendungan Utama dan pengelak
permanen yang menyatu dengan Bendungan Utama.
1) Pengelak Sementara
Pengelak sementara ini dikerjakan untuk pengalihan sungai sementara
sebelum pengelak permanen dibangun. Pengelak sungai sementara ini
dikerjakan dengan menimbun langsung sungai Percut dengan material yang
tidak mudah larut akibat kecepatan arus sungai. Material yang dipakai adalah
material random yang disertai dengan batu-batu besar, yang didorong dengan
Buldozer ataupun alat lainnya. Timbunan dipadatkan dengan menggunakan
alat berat.
2) Pengelak Permanen
Pengelak permanen dilaksanakan setelah pengelak sementara selesai
dikerjakan. Pengelak permanen ini merupakan bangunan yang menyatu
dengan Bendungan Utama. Elevasi puncak Bendungan Pengelak hulu adalah
El. 203,00 m dengan tinggi 21,00 m.

a. Galian Pondasi
Galian pondasi dilaksanakan selama 2,5 (dua setengah) bulan mulai
pertengahan bulan ke enam belas (16). Galian tanah biasa dilaksanakan
dengan menggunakan Excavator/Backhoe 1,2 m3, Bulldozer 21 ton,
Excavator/Backhoe 1,2 m3 ke atas Dump Truck 10 ton.
b. Timbunan
Timbunan pengelak hulu terdiri dari material timbunan inti Zona 1 yang
nantinya menyatu dengan timbunan tubuh bendungan utama.
 Timbunan tubuh Bendungan Pengelak
Timbunan untuk tubuh Bendungan Pengelak direncanakan sebagai
bagian dari Timbunan tubuh Bendungan utama, yang terdiri dari material
timbunan inti ( Zona 1) dengan lapisan pelindung Rip-rap di bagian hulu.
Pekerjaan timbunan tubuh bendungan pengelak dilaksanakan dengan
cara yang sama dengan pekerjaan timbunan pada Bendungan Utama.
Pelaksanaan pekerjaan timbunan untuk Bendungan Pengelak
dijadualkan mulai bulan ke 18 (delapanbelas).
3.5.5. Bendungan Utama
Bendungan Utama direncanakan tipe urugan zonal dengan inti di tengah sampai ke
lereng hulu, filter, transisi, timbunan random dan rip-rap, dan elevasi puncak El.
253,00, panjang puncak bendungan 210,00 m dan lebar puncak 11,00 m. Timbunan
mempunyai 4 (empat) zona terdiri dari timbunan inti (zona 1), timbunan filter (zona
2a), timbunan transisi (zona 2b), timbunan random dari galian pondasi (zona 3a),
timbunan random batu (zona 3b), timbunan rip-rap (zona 4).
Jangka waktu pelaksanaan untuk Bendungan Utama dijadualkan selama 29 (dua
puluh sembilan) bulan.
a. Galian Pondasi
Untuk memperpendek jangka waktu pelaksanaan bendungan, galian di sebelah
kiri Bendungan Utama dilaksanakan terlebih dahulu diikuti langsung dengan
pekerjaan pemboran dan grouting sebelahnya. Setelah dielakkan ke Terowong
Pengelak, lokasi Cofferdam dikuras dan dilanjutkan dengan pekerjaan galian
pondasi. Galian pondasi Cofferdam dijadualkan selama 2 (dua) bulan, dimulai
bulan ke enambelas (16). Galian untuk Bendungan Utama dijadualkan selama
4,5 (empat setengah) bulan, dimulai pertengahan bulan ke 16 (enam belas)
bersamaan dengan galian pondasi Cofferdam.
Galian tanah biasa pada seluruh daerah pondasi dilaksanakan dengan
menggunakan Bulldozer 21 ton untuk penggarukan dan pengumpulan. Material
galian diangkat denganExcavator/Backhoe 1,2 m3ke dalam Dump Truck 10 ton
untuk mengangkut ke spoil bank.Galian batuan hanya dilaksanakan dengan
Hammer Pick Air 7 kg serta menggunakan Air Compressor. Material galian
batuan akan dikumpulkan dengan Bulldozer 21 ton dan diangkat dengan
Excavator/Backhoe 1,2 m3 ke Dump Truck 10 ton.
Material buangan disebar dan dipadatkan dengan Bulldozer 21 ton di lokasi
spoil bank, dan yang bisa dipakai sebagai material timbunan ditimbun pada
stockpile.
b. Perbaikan Pondasi (Foundation Treatment)
Batuan dasar pada daerah parit inti akan diperbaiki dengan sub-curtain
grouting, curtain grouting dan consolidation grouting sampai dicapai
kekuatan/strength dan kehampaan air/water tightness yang disyaratkan.
Consolidation grouting dilaksanakan untuk menambal celah-celah, sambungan
atau retakan lainnya pada pondasi batuan, dengan menggunakan semen
grouting yang diinjeksikan/dimasukkan dengan grouting bertekanan rendah.
Pekerjaan pemboran dan grouting dijadualkan untuk dilaksanakan selama 16
(enam belas) bulan, pada bulan April sampai dengan akhir Juli, setelah
sebagian galian pondasi telah selesai.
Consolidation grouting dilaksanakan sebelum pekerjaan curtain grouting.
Pekerjaan grouting dilaksanakan berdasarkan 8 jam kerja, dimana pekerjaan
aktualnya diperkirakan 13 jam dengan 2 shift.
Lubang grout untuk pengisian consolidation grouting dibor dengan Drilling
machine. Material grouting adalah campuran semen dan air.
Semen untuk grouting dicampur di mesin utama (central plant), dikirim ke grout
mixer 200 lt x 2 pada setiap lokasi pekerjaan dan injeksi dengan Grout Pump
7,5-kW.
c. Timbunan
Pekerjaan timbunan dilaksanakan selama 28 (duapuluh delapan) bulan dimulai
pada pertengahan bulan ke 21 (duapuluh satu) pada musim kemarau.
Pekerjaan timbunan untuk Bendungan Utama meliputi :

 Timbunan Inti (Zona 1)


Pelaksanaan timbunan inti dimulai pada pertengahan bulan ke 9 (sembilan)
tahun ke dua (2), selama 26 (duapuluh enam) bulan.Volume timbunan
diperkirakan 192.033,38 m3. Material timbunan inti (zona 1) merupakan
highly weathered material dan diperoleh dari borrow area, yang terletak di
daerah hulu. Setelah Cofferdam dan Terowong Pengelak selesai
dilaksanakan, maka dilanjutkan pekerjaan timbunan inti. Semua pekerjaan
galian di borrow area dilakukan dengan Bulldozer 21 ton, dan material galian
diangkat dengan Excavator/Backhoe1,2 m3 dimasukkan ke Dump Truck 10
ton untuk dibawa ke lokasi timbunan Bendungan Utama. Material disebar
dengan Bulldozer 15 ton, pembentukan permukaan timbunan dengan Motor
Grader 3,1 m kemudian dipadatkan dengan Vibrating Roller 10 ton,
ketebalan per lapisan padat 0,2 m. Pada bagian yang berdekatan dengan
dasar dan abutmen, material timbunan dipadatkan dengan menggunakan
peralatan ringan, seperti air tamper , hammer dan vibrating roller dengan
tangan.
 Timbunan Filter (zona 2a)
Pelaksanaan timbunan filter direncanakan bersama dengan kemajuan
pekerjaan timbunan inti. Volume timbunan filter diperkirakan 73.459,78 m3.
Material timbunan filter (pasir) diperoleh dari lokasi quarry Namukur Langkat.
Pekerjaan timbunan filter dilaksanakan pada pertengahan bulan ke 9 tahun
ke 2 (dua), selama 20 (duapuluh) bulan bersama dengan kemajuan
pekerjaan timbunan inti.
Galian material di quarry dilakukan dengan Peledakan serta
Excavator/Backhoe 1,2 m3 kemudian diangkat ke Dump Truck 10 ton dan
diangkut ke lokasi stockpile terdahulu baru kemudian ke lokasi timbunan. Di
lokasi, material disebar dengan Bulldozer 15 ton dan dipadatkan dengan
Vibrating Roller 10 ton per lapisan dengan tebal setelah dipadatkan 0,2 m.
 Timbunan Transisi (zona 2b)
Pelaksanaan timbunan transisi direncanakan bersama dengan kemajuan
pekerjaan timbunan inti dan filter. Volume timbunan transisi diperkirakan
51.693,37m3. Material timbunan transisi (pasir) diperoleh dari lokasi sungai
percut di hiir bendungan. Pekerjaan timbunan transisi dilaksanakan pada
pertengahan bulan ke 9 tahun ke 2 (dua), selama 20 (duapuluh) bulan
bersama dengan kemajuan pekerjaan timbunan inti.
Galian material di quarry dilakukan dengan Excavator/Backhoe 1,2 m3
kemudian diangkat ke Dump Truck 10 ton dan diangkut ke lokasi stockpile
terdahulu baru kemudian ke lokasi timbunan. Di lokasi, material disebar
dengan Bulldozer 15 ton dan dipadatkan dengan Vibrating Roller 10 ton per
lapisan dengan tebal setelah dipadatkan 0,2 m.
 Timbunan Random Batu dari Galian Pondasi (Zona 3a)
Volume timbunan random batu (zona 3a) diperkirakan sekitar 174.576,91m3.
Material timbunan random diambil dari hasil galian pondasi Bendungan
Utama, Spillway, Terowong Pengelak. Material diangkat dari stockpile
dengan menggunakan Excavator/Backhoe 1,2 m3 ke dalam Dump Truck 10
ton kemudian dibawa ke lokasi timbunan. Di lokasi timbunan material disebar
dengan Bulldozer 15 ton dan dipadatkan dengan Vibrating Roller 10 ton per
lapisan.
 Timbunan Random Batu (Zona 3b)
Volume timbunan random batu (zona 3b) diperkirakan sekitar
1.039.778,33m3. Material timbunan random diambil dari hasil galian pada
quarry Mardinding Material galian yang telah diproeses diangkat dari quarry
dengan menggunakan Excavator/Backhoe 1,2 m3 ke dalam Dump Truck 15
ton kemudian dibawa ke lokasi stockpile. Kemudian material diangkat dari
stockpile menggunakan Excavator/Backhoe 1,2 m3 ke dalam Dump Truck 10
ton kemudian dibawa ke lokasi timbunan. Di lokasi timbunan material disebar
dengan Bulldozer 15 ton dan dipadatkan dengan Vibrating Roller 10 ton per
lapisan.
 Timbunan Rip-rap (Zona 4)
Rip-rap direncanakan untuk melindungi kemiringan timbunan di hulu.
Volume material timbunan rip-rap diperkirakan sekitar 50.777,12 m3. Material
rip-rap diambil dari quarry Mardinding. Material galian yang telah diproses
diangkat dengan Excavator/Tractor Shovel 1,2 m3 dimasukkan ke Dump
Truck 15 ton untuk dibawa ke stockpile, kemudian dari stockpile material
diangkat Excavator/Backhoe 1,2 m3 dimasukkan ke Dump Truck 10 ton
untuk dibawa ke lokasi timbunan Bendungan Utama. Pada bagian kaki
material diatur dengan Backhoe 0,6 m3. Semua rongga-rongga yang besar
diisi dengan bolder kecil atau fragmen batuan. Penyelesaian pekerjaan rip-
rap dengan tangan untuk mendapatkan kemiringan dan ketebalan yang
direncanakan.
3.5.6. Bangunan Pelimpah Samping/Side Spillway
Bangunan Spillway direncanakan dengan tipe Pelimpah Samping tanpa pintu,
dengan panjang ambang 75,00m dan panjang total 469,45 m. Elevasi puncak
ambang adalah El. 437,00, dengan lebar saluran samping 15,00- 30,00 m, lebar
saluran peluncur 25,00 m. Panjang peredam energi 60,00 m. Jangka waktu
pelaksanaan side spillway secara keseluruhan direncanakan selama 15 (limabelas)
bulan, dimulai bulan ke 4 (empat) tahun pertama.
a. Galian
Total volume galian Spillway diperkirakan sekitar 361.788,42 m3 yang terdiri
dari galian batu sebanyak 126.625,95 m3 dan galian tanah sebanyak
235.162,47. Rencana pekerjaan galian dilaksananakan selama 7 (tujuh) bulan
dimulai bulan ke 5 (lima) tahun pertama. Pekerjaan galian dilaksanakan
bersamaan dengan pekerjaan galian sistem pengelak.
Pekerjaan galian biasa dilaksanakan dengan menggunakan
3
Excavator/Backhoe 1,2 m dan Bulldozer 21 ton. Sedangkan galian batuan
dilaksanakan dengan menggunakan Hammer Pick Air dan Buldozer 21 ton.
Setelah pekerjaan tanah biasa selesai, dilanjutkan dengan pekerjaan galian
batuan keras. Material galian diangkat dengan Excavator/Backhoe 1,2 m3 ke
Dump Truck 10 ton untuk diangkut ke spoil bank atau ke stockpile yang letaknya
sekitar 500 m di hilir lokasi bendungan.
Material galian pilihan, digunakan sebagai urugan random, diangkut ke
stockpile.
b. Pekerjaan Beton
Volume beton yang diperlukan seluruhnya untuk bangunan Side Spillway
diperkirakan sekitar 25.505,15 m3 dan rencana pelaksanaannya selama 11
(sebelas belas) bulan dimulai bulan ke 8 (delapan) tahun ke pertama.
Beton diproduksi dengan batcher plant untuk beton , yang dipasang dekat lokasi
bendungan, diangkut ke lokasi penempatan beton dengan Agitator Truck 3,2
m3. Rencana penempatan beton terbanyak per hari sekitar 45 m3/hari.
Pekerjaan beton dilakukan dengan Concrete Pump. Segera setelah beton
ditempatkan, beton dipadatkan dengan menggunakan Vibrator 60 mm, untuk
menghindari celah-celah.
Juga, permukaan beton akan dibasahi dengan dipercik atau dengan karung
basah.
c. Urugan
Volume material urugan kembali diperkirakan sebesar 11.402 m3 dan batu
kosong pada saluran pengeluaran diperkirakan sekitar 1200,00 m3. Rencana
pelaksanaannya urugan kembali diperkirakan sekitar 3 (tiga) bulan dimulai
bulan ke 8 (delapan) tahun ke dua (2) yang terletak sepanjang tembok sebelah
kiri dan kanan. Sedangkan pelaksanaan rip-rap diperkirakan sekitar 4 (empat)
bulan dimulai pada bulan ke 4 (empat) tahun ke dua (2) setelah selesai
pelaksanaan pasangan batu pada dinding saluran pengeluaran.
Material urugan diangkut dengan Dump Truck 10 ton, disebar dengan Bulldozer
21 ton dan dipadatkan dengan Vibrating Roller 10 ton per lapisan.
3.5.7. Bangunan Pengambilan/Intake
A. Drop Inlet
Tipe : Drop Inlet
Dimensi bukaan atas : 5,00 m L x 5,00 m T
Dimensi bukaan bawah : 4,00 m L x 1,50 m T
Tinggi bangunan : 23,70m
Elevasi Intake : EL. 223,00 m
Pelaksanaan pekerjaan bangunan pengambilan/intake direncanakan selama 4
(empat) bulan dimulai pada awal bulan ke 4 (empat) tahun kedua, bersamaan
dengan pelaksanaan galian Inlet dan Outlet. Urutan Pelaksanaan pekerjaan dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Pekerjaan di mulai dengan instalasi pembesian di workshop setelah itu
dilanjutkan dengan pemasangan posisi pembesian menggunakan mobil crane.
2. Pemasangan bekisting dilakukan setelah instalasi pembesian selesai
dilakukan, Bekisting harus diperkuat dengan sabuk tie rod untuk mengikat
secara horisontal dengan jarak tiap 1 m vertikal ke atas. Dilanjutkan dengan
instalasi push pull prop dan kickers brace yang dibautkan ujungnya pada wedge
head piece dan base plate pada masing masing ujungnya.
3. Setelah semua terpasang cek vertikalitas dengan menggunakan theodolit
4. Pengecoran dapat dilakukan setelah dilakukan uji slump, pengecoran dilakukan
dengan menuang beton ready mix pada concrete bucket dengan kapasitas 1
m3, kemudian concrete bucket diangkat oleh mobil crane menuju lokasi
pengecoran. Dilokasi pengecoran tutup concrete bucket di buka dan beton
dituang ke dalam bekisting melalui pipa tremie. Tinggi jatuh penuangan beton
disyaratkan tidak melebihi 1.5 m untuk menghindari agregat kasar terlepas dari
adukan beton. Proses pengecoran dilakukan tiap layer dengan layer berkisar
1.5 m sampai elevasi yang telah ditentukan. Pengecoran dibagi dalam 3 section
dengan section pertama setinggi 8.0 m dengan volume beton diperkirakan
264.00 m3, section kedua setinggi 13.70 m volume beton diperkirakan 341.95
m3 , dan section terakhir (3) yang berfungsi sebagai kepala drop inlet dengan
volume beton diperkirakan sebesar 145.44 m3.
5. Pemadatan beton dilakukan dengan menggunakan conrete vibrator, pada saat
pemadatan conrete vibrator diusahakan tidak berinteraksi dengan bekisting dan
tulangan.
6. Pada saat akan melanjutkan sambungan beton , beton lama disiram terlebih
dahulu dengan calbond (super bonding agent).
7. Setelah umur beton telah tercukupi dilakukan pemasangan trashrack diatas
drop inlet.
B. Shaft Tunnel Pintu Darurat
1. Pekerjaan shaft tunnel dilakukan setelah lokasi shaft tunnel telah selesai
pekerjaan terowongan pengelak yang ada di bawah nya.
2. Pekerjaan selanjutnya adalah pembersihan lokasi shaft tunnel dan perataan
lokasi shaft tunnel menggunakan buldozer kapasitas 15 ton.
3. Setelah selesai dilakukan pembersihan dilakukan pekerjaan scaling
menggunakan theodolit dan area kerja dipasang dengan rambu rambu pada
sisi terluarnya.
4. Menyiapkan mobil crane /tower crane kapasitas 30 ton, crane digunakan untuk
menurunkan mini excavator, pekerja, dan mengangkut hasil galian ke atas.
5. Menyiapkan pekerjaan dewatering dengan pompa sentrifugal kapasitas 2.0 lt/dt
dengan head maksimal 70 m, menyiapkan sistim air suply dan electricity untuk
pekerjaan shotcrete.
Pekerjaan galian sampai elevasi 253.50 menggunakan excavator pc 800 yang
dilengkapi breaker untuk galian batu, hasil galian diangkut ke dalam dump truck
dan di bawa ke spoil bank, elevasi ini merupakan leveling kerja dalam
pembuatan shaft tunnel, volume pekerjaan sampai pada level ini, untuk galian
tanah diperkirakan sebesar 129.540,96 m3, galian batu diperkirakan sebesar
86.360,64 m3. Setelah tercapai level + 253.50 m maka dilanjutkan galian shaft
tunnel sampai kedalaman 6 m dengan masih menggunakan PC 800, setelah
kedalaman 6.00 m penggalian dilakukan dengan menggunakan excavator PC
80 yang diturunkan ke dalam lubang shaft tunnel menggunakan mobile crane
penggalian dibantu dengan semi manual menggunakan jack hammer untuk
daerah yang sulit dijangkau oleh excavator. Hasil galian dipindah secara
manual oleh pekerja pada bucket kapasitas 0.8 m3 yang diangkat oleh Crane
ke permukaan (dump truck) yang selanjutnya akan membawa hasil galian ke
stock pile. Setiap kedalaman 3 m diberi steel rib wf 200 x 200 untuk perkuatan
tebing dan juga untuk batas steel wire mesh. Setelah itu dilakukan shotcrete
dengan ketebalan 5 cm dan dilanjutkan dengan pemasangan rock bolt
sepanjang 3 m dengan jumlah 8 buah tiap penampang, proses di ulang sampai
mencapai kedalaman level + 197.30 m. Volume Pekerjaan galian batu pada
shaft tunnel diperkirakan sebesar 5.114,47 m3. Volume pekerjaan shotcrete
diperkirakan sebesar 1.863,19 m2 dan pekerjaan rock bolting diperkirakan
sebanyak 152 buah.
Estimasi waktu penggunaan mobil crane pada pengangkatan hasil galian bisa
dijelaskan sebagai berikut.
1 Kapasitas Bucket 0.8 m3
2 Perhitungan Waktu Angkat
a. Hoisting 1.2 menit
b. Slewing 0.3 menit
c. Landing 0.2 menit
Total 1.7 menit
3 Perhitungan Waktu Kembali
a. Hoisting 0.2 menit
b. Slewing 0.2 menit
c. Landing 0.6 menit
Total 1 menit
4 Waktu Bongkar Muat
a. Waktu Muat 3 menit
b. Waktu Bongkar 0.3 menit
5 Total siklus
Waktu Muat 3 menit
Waktu Angkat 1.7 menit
Waktu Bongkar 0.3 menit
Waktu Kembali 1 menit
6 menit
6 Perhitungan produksi
Volume 8.00 m3/jam
64.00 m3/hari

6. Pengecoran dapat dilakukan setelah dilakukan uji slump, pengecoran dilakukan


dengan menuang beton ready mix pada concrete bucket dengan kapasitas 0.80
m3, kemudian concrete bucket diangkat oleh crane menuju lokasi pengecoran.
Dilokasi pengecoran tutup concrete bucket di buka dan beton dituang ke dalam
bekisting melalui pipa tremie. Tinggi jatuh penuangan beton disyaratkan tidak
melebihi 1.5 m untuk menghindari agregat kasar terlepas dari adukan beton.
Proses pengecoran dilakukan tiap layer dengan layer berkisar 1.5 m sampai
elevasi yang telah ditentukan. Pengecoran dibagi dalam 6 section dengan
section pertama setinggi 7.5 m (Tipe D-C) dengan volume beton diperkirakan
474.72 m3, section kedua setinggi 10,00 m (Tipe B1) volume beton diperkirakan
532.17 m3 , section ketiga setinggi 10.00 m (Tipe B2) dengan volume beton
diperkirakan 532.17 m3, section keempat setinggi 10.00 m (Tipe B3) dengan
volume beton diperkirakan sebesar 532.17 m3, section kelima dengan tinggi
8.90 m (tipe B3) dengan volume beton diperkirakan 473.63 m3 dan section
terakhir (60) dengan tinggi 10.00 m (Tipe A-A’) dengan volume beton
diperkirakan sebesar 945.05 m3. Estimasi waktu penggunaan mobil crane pada
proses pengecoran bisa dijelaskan sebagai berikut.
1 Kapasitas Bucket 0.8 m3
2 Perhitungan Waktu Turun
a. Hoisting 0.2 menit
b. Slewing 0.3 menit
c. Landing 1.2 menit
Total 1.7 menit
3 Perhitungan Waktu Kembali
a. Hoisting 0.6 menit
b. Slewing 0.2 menit
c. Landing 0.3 menit
Total 1.1 menit
4 Waktu Bongkar Muat
a. Waktu Muat 4 menit
b. Waktu Bongkar 4 menit
5 Total siklus
Waktu Muat 4 menit
Waktu Angkat 1.7 menit
Waktu Bongkar 4 menit
Waktu Kembali 1.1 menit
10.8 menit
6 Perhitungan produksi
Volume 4.44 m3/jam
35.56 m3/hari

7. Pemadatan beton dilakukan dengan menggunakan conrete vibrator, pada saat


pemadatan conrete vibrator diusahakan tidak berinteraksi dengan bekisting dan
tulangan.
8. Pada saat akan melanjutkan sambungan beton , beton lama disiram terlebih
dahulu dengan calbond (super bonding agent).
9. Setelah umur beton telah tercukupi dilakukan pembangunan rumah pintu.
C. Pluging
Pekerjaan pluging dilaksanakan setelah selesainya semua pekerjaan bangunan
utama, pluging digunakan untuk menutup bagian yang terbuka dari bidang kontak
antara lapisan beton bagian dalam dengan permukaan beton terowongan pengelak.
Pluging pada bendungan lau simeme terdiri dari dua yaitu pluging di depan drop
inlet sepanjang 8 m dan pluging ditengah terowongan pengelak yang sejajar dengan
As Bendungan sepanjang 30 m.
Spesisemen diinjeksikan melalui sistem pipa spesisemen untuk ditempelkan di
dalam beton dan melalui lubang pipa baja yang disediakan.
Sistem grouting pipa pada penyumbat beton dalam terowongan pengelak terdiri dari
headers pembawa, headers pembalik, vent headers dan vent headers pembalik,
semua menjadi pipa baja, dan dari pipa anak tangga baja yang mana
menghubungkan pembawa headers untuk spesisemen outlet dan vent headers
untuk membuat alur. Valves harus dipasang pada ujung semua headers.
Sebelum pelaksanaan grouting, semua pipa dan bagian yang terbuka sepanjang
kontak sambungan harus secara menyeluruh dicuci dengan air bersih yang disuntik
melalui pembawa headers di bawah suatu tekanan yang tidak lebih dari tekanan
maksimum yang diijinkan. Penekanan air harus tetap berada di dalam pipa, dan jika
kebocoran air ditemukan pada permukaan dari penutup atau pada tempat lain. Air
harus dibuang habis sebelum grouting dimulai.
Konsentrasi dari spesisemen yang akan digunakan dengan perbandingan antara
2:1 sampai 1,4:1 ratio massa dari air dan semen. Pekerjaan ini diselesaikan dalam
1.0 bulan.
3.5.8. Pekerjaan Hidromekanikal
Pemasangan pekerjaan Hidromekanikal dilakukan selama 20 (dua puluh) bulan
yang dimulai pada bulan September tahun ke 2 (dua).
Pekerjaan Hidromekanikal terdiri dari :
1. Saringan Sampah Pintu Pengambilan (Intake Trashrack)
2. Pipa Konduit Keluaran
3. Pintu Terowong Pengelak
4. Pintu Tailrace
5. Katup Kupu-kupu
6. Katup hollow Jet
7. Turbin
8. Tailrace Gate
Perlengkapan tersebut akan didesain, difabrikasi pada bulan Juli tahun ke dua (2),
dikirim dan tiba di lapangan untuk masing-masing pekerjaan pada bulan September
tahun ke tiga (3).
Pemasangan perlengkapan tersebut direncanakan selesai pada akhir bulan April
tahun ke empat (4).
3.5.9. Jalan Masuk
Pelaksanaan peningkatan jalan masuk direncanakan mulai pada bulan Pebruari
tahun pertama dan selesai pada akhir bulan mei tahun pertama.
Karena bangunan lama masih di fungsikan sebagai jalan umum, maka maka
diharapkan semua kegiatan tidak mengganggu fasilitas yang ada, maka tahap awal
pekerjaan pelebaran dan drainase harus di selesaikan terlebih dahulu.
Galian tanah biasa dan galian batu lapuk dilaksanakan dengan menggunakan
Excavator/Backhoe kapasitas 1,2 m3 dan Bulldozer kapasitas 21,0 ton untuk
mengumpulkan dan menggaru. Material galian diangkat dengan Excavator/Backhoe
kapasitas 1,2 m3 ke dalam Dump Truck kapasitas 10 ton untuk diangkut ke Spoil
bank atau ke stock pile untuk material yang masih dapat digunakan.
3.5.10. Gedung dan Pelengkapnya
Gedung yang diperlukan antara lain Gardu Pandang, Mushola, Pos Jaga dan
Rumah Dinas, Rumah Generator dan Kantor Proyek
3.5.11. Pekerjaan Listrik
Pekerjaan listrik meliputi penyediaan listrik yang disuplai dan dipasang oleh PLN.
Penyediaan generator dengan mesin diesel diperlukan pula untuk keperluan
cadangan tenaga listrik apabila sewaktu-waktu aliran listrik PLN padam. Pekerjaan
listrik ini juga termasuk penyediaan dan pemasangan untuk lampu, tiang, kabel
tanam, kotak panel dan pondasi peralatan yang diperlukan.

Gambar 3.1 Lokasi Borrow Area dan Quarry Bendungan Lau Simeme
Gambar 3.2 Lokasi Stock Pile Bendungan Lau SImeme

You might also like