You are on page 1of 19

BAB II

VIVI, MISI, TUPOKSI, TATA NILAI DAN MOTTO

UPTD PUSKESMAS NGAWEN

A. VISI UPTD PUSKESMAS NGAWEN


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat dan dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan dan peluang
yang ada di Puskesmas Ngawen serta mempertimbangkan budaya yang hidup dalam
masyarakat, maka visi yang dicanangkan adalah :
“ Menjadi Puskesmas pilihan dalam mewujudkan masyarakat sehat di wilayah
Puskesmas Ngawen’’
Penjabaran dari visi tersebut adalah sebagai berikut :
Visi Puskesmas Ngawen mempunyai arti yakni Puskesmas Ngawen ingin mencapai
impian sebagai Puskesmas yang dipercaya dan dipilih oleh pelanggan, karena Puskesmas
Ngawen mampu memenuhi kebutuhan pelanggan, baik pelanggan masyarakat Kecamatan
Ngawen maupun pelanggan dari luar kecamatan dan stake holder lainnya. Visi Puskesmas
Ngawen yang telah menjadi komitmen tersebut diharapkan mampu menumbuhkan
motivasi dan inspirasi untuk menjawab tantangan dalam mewujudkan tujuan
pembangunan kesehatan. Disamping itu, visi tersebut dapat menjadi pedoman untuk
bertindak dan mampu memberdayakan semua pihak yang berkepentingan (stake holder)
serta menjadi semakin konkrit pada saat dijabarkan lebih lanjut menjadi misi, program dan
kegiatan.

B. MISI PUSKESMAS NGAWEN


Misi adalah rumusan umum tentang upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi dengan mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta
memperhatikan tantangan ke depan dengan memperhitungkan peluang dan kekuatan yang
dimiliki.
Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap
komponen penyelenggara BLUD Puskesmas Ngawen tanpa mengabaikan mandat yang
diberikannya.
Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, maka Puskesmas Ngawen merumuskan
misi sebagai berikut :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang ,errata, terjangkau dan bermutu
Artinya Puskesmas menyelenggarakan pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat dan
pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan yang sesuai dengan standard, terpercaya,
handal, memenuhi kebutuhan dan dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat.
2. Meningkatkan sumber daya manusia melalui pengembangan fungsional Puskesmas
Artinya Puskesmas selalu meningkatkan sumber daya manusia berdasarkan potensi
yang ada melalui kegiatan-kegiatan yang ada di Puskesmas.
3. Memberdayakan masyarakat dan keluarga dalam memberikan pelayanan kesehatan
Artinya Puskesmas selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya semakin berdaya dibidang kesehatan melalui
peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
Hasil darikemandirian untuk hidup sehat pada seluruh masyarakat Ngawen akan
mewujudkan Kecamatan Ngawen sehat.
4. Membangun system informasi yang terpadu sesuai dengan teknologi
Artinya dalam menyelenggarakan kegiatannya, Puskesmas menerapkan system
informasi yang terpadu berdasarkan teknologi yang berkembang.

C. TUPOKSI
Puskesmas Ngawen merupakan leading sektor pembangunan kesehatan di
masyarakat khususnya bagi masyarakat Ngawen, karena Puskesmas Ngawen sesuai
dengan fungsinya sebagai :
1. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri untuk hidup sehat, sehingga Puskesmas harus dapat
memberdayakan masyarakat dalam program :
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak dengan Posyandu dan Polindes
b. Upaya Perbaikan Gizi dengan Pemberian Makan Tambahan
c. Upaya Kesehatan Sekolah dengan UKS dan Dokter kecil
d. Upaya Kesehatan Lingkungan dengan STBM
e. Upaya Kesehatan Usia Lanjut dengan Posyandu Usila
2. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Fungsi ini yang penting bagi Kabupaten/ Kecamatan yang sedang berkembang seperti
Kecamatan Ngawen di era etonomi daerah, karena di Kecamatan Ngawen sebagian
masyarakat masih belum dapat memanfaatkan Pelayana Kesehatan secara merata. Dan
sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan belum melaksanakan tugasnya secara menyeluruh
(Aspek Preventif dan Promotif) dalam mengoptimalkan kebutuhan kesehatan dasar.
3. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Sebagai salah satu Kecamatan di Kabupaten Blora yang sedang giat untuk mengadakan
pembangunan di semua sektor, salah satunya di sektor kesehatan. Dalam hal ini
Puskesmas sebagai pelaksana dari Dinas Kesehatan harus bekerja sama dengan lintas
sektor yaitu dinas terkait, swasta maupun masyarakat agar semua kebijakan
pembangunan didasarkan pada wawasan kesehatan.
Puskesmas Ngawen juga bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat guna mencapai masyarakat yang sehat dan
mandiri. Kedua upaya tersebut jika ditinjau dari system kesehatan nasional merupakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Penyelenggara upaya kesehatan tersebut di
kelompokkan menjadi dua yaitu :
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib Puskesmas yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional,
regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib tersebut antara lain upaya promosi
kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga
berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular dan upaya pengobatan dasar.
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas ditetapkan berdasarkan permasalahan
kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta di sesuaikan dengan kemampuan
Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih oleh Puskesmas Ngawen antara
lain upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan remaja, upaya perawatan kesehatan
masyarakat, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan
mata, upaya kesehatan usia lanjut, upaya pembinaan pengobatan tradisional, Rawat
Inap, Unit Gawat Darurat 24 Jam dan PONED.
D. TATA NILAI
Penerapan Aturan Tata Nilai Budaya yang di anut dalam pelaksanaan program di
Puskesmas Ngawen yakni :
 Kerja Ikhlas
 Kerja Keras
 Kerja Cerdas
 Kerja Solidaritas
 Kerja Tuntas

Definisi operasional nilai-nilai kerja Puskesmas :

 Kerja Ikhlas, yang artinya bekerja dengan hati dengan niat yang tulus semata-mata
untuk ibadah dan mencari keridhoan sang pencipta, sehingga jika hasilnya berhasil
maka kita akan lebih bersyukur dan jika tidak berhasil maka kita tidak akan kecewa.
 Kerja Keras, yang artinya bekerja dengan sungguh-sungguh sekuat daya dan tenaga,
penuh semangat, pantang menyerah untuk mencapai hasil terbaik.
 Kerja Cerdas, yang artinya bekerja yang tidak hanya mengandalkan otot, namun juga
menggunakan otak, bias berfikir kreatif dan inovatif, untuk mendapatkan hasil kreatif
dan inovatif untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan waktu yang maksimal.
 Kerja Solidaritas, yang artinya rasa kebersamaan, rasa kesatuan kepentingan, rasa
simpati sebagai salah satu anggota kelompok untuk kepentingan yang sama.
 Kerja Tuntas, yang artinya bekerja dengan semangat sampai selesai dan tidak setengah-
setengah seberapapun banyaknya pekerjaan.

E. MOTTO
Motto UPTD Puskesmas Ngawen yaitu ‘’Kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami’’
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH

A. SEJARAH PUSKESMAS NGAWEN


Puskesmas Ngawen berkedudukan di Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah yang
merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Blora berperan dalam
menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten
Blora dan unit pelaksana tingkat pertama serta sebagai ujung tombak pembangunan
kesehatan di Indonesia.
Puskesmas Ngawen berdiri pada tanggal 12 Februari 1975. Adapun Kepala
Puskesmas yang pernah menjabat di Puskesmas Ngawen adalah sebagai berikut :
1. Dr. Syamsudin : 1975-1989
2. Dr. Jauhar Kumara : 1989-2003
3. Dr. Ria : 2003-sekarang

Awalnya berdirinya Puskesmas Ngawen merupakan sebagai unit pelaksana teknis


pelayanan kesehatan perorangan dasar dan pelayanan kesehatan masyarakat. Namun pada
tahun 1993 pada kepemimpinan Dr. Jauhar Kumara, Puskesmas Ngawen mengembangkan
usaha pelayanan kesehatan perorangan dengan membuka UGD 24 Jam dan rawat inap,
dan pada tahun 2000 Puskesmas Ngawen membuka pelayanan PONED dengan jumlah
kunjungan setiap tahun rata-rata mengalami peningkatan. Pada tahun 2006 Puskesmas
Ngawen membuka lagi pelayanan KIA dengan pemeriksaan dokter spesialis obstetric dan
ginekologi.

Dalam pengembangannya menjadi Puskesmas Rawat Inap dan Poned, Puskesmas Ngawen
memanfaatkan lahan milik Kecamatan Ngawen. Sedangkan Kecamatan Ngawen
direlokasikan ke lahan yang lain.

B. ASPEK LEGAL
Puskesmas Ngawen sebagai Upaya Pelaksana Teknis Daerah didasari atas Peraturan
Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Penetapan UPTD, Peraturan Bupati Nomor 58
Tahun 2008 tentang Struktur dan Tupoksi Puskesmas, dan Surat Keputusan dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Blora Nomor 188.4/001/404.102/2015 tentang Ijin Operasional
Puskesmas.
C. LOKASI
Puskesmas Ngawen berada di Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Provinsi Jawa
Tengah. Puskesmas Ngawen ber alamatkan di Jalan Kawedanan No. 2 Ngawen dengan
nomor telepon (0296) 361026 dan kode pos 58254. Puskesmas Ngawen berada pada
tempat yang strategis di tepi jalan raya.
Jarak Puskesmas Ngawen dengan Ibu Kota Kabupaten Blora ± 10 Km barat daya,
sedangkan jarak dengan Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah (Semarang) sekitar ± 80 Km.
Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Ngawen sebagai berikut :
Sebelah utara : Kecamatan Japah
Sebelah timur : Kecamatan Tunjungan
Sebelah selatan : Kecamatan Banjar Rejo
Sebelah barat : Kecamatan Kunduran
1. PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAWEN

2. WILAYAH KERJA
Wilayah kerja Puskesmas Ngawen terbagi menjadi 10 desa 47 dusun serta 60 RW.
Adapun nama-nama desa di wilayah kerja Puskesmas Ngawen sebagai berikut :
Table 1. Desa di Wilayah kerja Puskesmas Ngawen
1 6
2 7
3 8
4 9
5 10

a. Sarana Penunjang di wilayah kerja


a.1 Sarana Pendidikan
 Taman Kanak-Kanak : 37
 Sekolah Dasar (SD)/ MI sederajat : 40
 Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ MTS sederajat :9
 Sekolah Menengah Atas (SMA)/ MA sederajat :6
 Pondok Pesantren :5

a.2 Tempat-Tempat Umum

 Pasar :5
 Supermarket/ Mini :3
 Warung/ RM : 19
 Tempat pengelolaan makanan : 10
a.3 Sarana Institusi
 Sarana Kesehatan :5
 Sarana Pendidikan : 57
 Sarana Ibadah : 80
 Perkantoran : 20
b. Karakteristik Wilayah
Wilayah Puskesmas Ngawen merupakan wilayah dataran rendah yang mayoritas
masyarakatnya sebagai petani dengan luas wilayah sebesar 5798 Ha. Hubungan lalu
lintas antar desa semua dapat di lalui dengan kendaraan, baik kendaraan roda 4 atau
kendaraan roda 2.
c. Demografi
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora, jumlah penduduk Kecamatan
Ngawen pada tahun 2013 sebanyak 43.659 jiwa. Yang terdiri dari laki-laki sebanyak
20.659 jiwa dan perempuan sebanyak 23.000 jiwa dengan rasio 96,14 % yang
artinya jumlah penduduk perempuan di Kecamatan Ngawen 3,68 % lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Profil umum penduduk Kecamatan
Ngawen dapat dilihat dibawah ini :
 Jumlah KK : 16.432
 Jumlah keluarga miskin yang menerima Jamkesmas : 17.784
 Jumlah keluarga miskin yang menerima Jamkesda : 4.637
 Jumlah keluarga miskin yang menerima Jamkeskab : 1035
 Jumlah bayi (< 1 tahun) : 693
 JUmlah anak balita (1-4 tahun) : 356
 Jumlah anak pra sekolah : 1245
 Jumlah remaja (10-19 tahun) : 6986
 Jumlah wanita subur (15-49 tahun) : 13.542
 Jumlah pasangan usia subur : 12.130
 Jumlah ibu hamil : 659
 Jumla ibu nifas : 763
 Jumlah ibu menyusui : 1350
 Jumlah ibu melahirkan : 690
d. Pendidikan
Derajat kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan karena bisa
berpengaruhi terhadap perilaku kesehatan seseorang. Pengetahuan yang dimiliki
seseorang yang berpendidikan sangat berpengaruh terhadap keputusan seseorang
untuk berperilaku sehat.
Di wilayah kerja Puskesmas Ngawen berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah
terbanyak adalah pada tingkat lulusan SD/ MI sebesar 36,2 %. Sementara penduduk
dengan lulusan SMP sederajat sebesar 23,9 %, lulusan SMA 16,1 % perguruan
tinggi 3,4 %, yang tidak tamat SD 10,5 % dan yang tidak sekolah 9,9 %.
e. Sumber Daya Puskesmas
1) Sarana Kesehatan
 Puskesmas induk dengan rawat inap dan poned :1
 Puskesmas Pembantu (Pustu) :3
 Polindes : 10
 Poskesdes :1
 Praktek Dokter Swasta :4
 Praktek Bidan Swasta :3
2) Peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ngawen
Dukungan masyarakat adalah faktor yang mutlak dibutuhkan. Tanpa ada peran
serta masyarakat tujuan kemandirian hidup tidak akan pernah tercapai. Dukungan
dan peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ngawen meliputi :
 Jumlah Dukun Bayi : 10
 Jumlah Kader posyandu : 361
 Kader Peer Konseler : 65
 Jumlah Kader Tiwisada : 25
 Jumlah Guru UKS : 51
 Jumlah Saka Bhakti Husada : 41
 Jumlah Kader Usila : 120
 Jumlah Kelompok Usila : 47
 Jumlah Pengobatan Tradisional : 115
 Jumlah Posyandu : 72
o Strata Pertama :0
o Strata Madya : 12
o Strata Purnama : 45
o Strata mandiri : 15
 Jumlah Poskesdes : 10
 Jumlah Ponkesdes :1
 Jumlah Posbindu PTM :1
 Jumlah Posyandu Lansia : 27
 Jumlah Desa Siaga Aktif : 14

D. JENIS PELAYANAN DI UPTD PUSKESMAS NGAWEN


Jenis pelayanan di UPTD Puskesmas Ngawen berdasarkan Surat Keputusan Kepala
UPTD Puskesmas Ngawen Nomor 188.4/A/1/15/001 sebagai berikut:
1. PELAYANAN ESENSIAL
a. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
 Pelayanan Promosi Kesehatan
 Pelayanan Kesehatan Lingkungan
 Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
 Pelayanan Gizi
 Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
b. Upaya Kesehatan Peorangan (UKP)
 Pengobatan Rawat Jalan
o Pengobatan Dasar Umum
o Pengobatan Gigi dan Mulut
o Pengobatan Fisioterapi
 Pengobatan Kegawat Daruratan
 Pengobatan Rawat Inap
o Rawat Inap
o PONED/ Persalinan
c. Upaya Kesehatan Penunjang
 Pelayanan Manajemen Puskesmas
 Pelayanan Instansi Farmasi
 Pelayanan Laboratorium
 Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
2. PELAYANAN INOVATIF
KADES SEHATI (Kelompok Diabetesi Sehat Smangat Enjoy Harmonis Aktif
Terampil Indah)

E. FASILITAS YANG TERSEDIA


1. Ruang Pendaftaran
2. Ruang Tunggu Rawat Jalan
3. Poli Umum
4. Poli Gigi
5. Ruang IMD
6. Ruang Gizi
7. Ruang Fisioterapi
8. Ruang Klinik Sanitasi
9. Ruang Poli TB
10. Ruang UKM
11. Ruang KIA
12. Ruang PONED
13. Ruang Instalasi Farmasi
14. Ruang Administrasi
15. Ruang Kepegawaian
16. Ruang Laboratorium
17. Ruang Rawat Inap
18. Ruang UGD
19. Ruang Aula Pertemuan
20. Instalasi Pengolahan Air Limbah
21. Tempat Parkir Sepeda Motor
22. CCTV
23. Jaringan Internet dan Wifi
F. SUMBER DAYA MANUSIA
Dalam pembangunan kesehatan, Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor
penggerak utama, sehingga dengan SDM kesehatan yang berkualitas akan menentukan
keberhasilan dari seluruh proses pembangunan kesehatan tersebut. Jumlah tenaga
kesehatan administrasi dan tenaga lain di Puskesmas Ngawen pada tahun 2015 ada 98
orang yang tersebar di Pusesmas induk, Pustu dan Polindes, yang berstatus sebagai
Pegawai Negeri Sipil (PNS), PTT dan tenaga kontrak yng secara lengkap sebagai berikut :
Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Ngawen Tahun 2015
No Jabatan Jumlah
1 Dokter
2 Dokter Gigi
3 Perawat
4 Bidan
5 Apoteker
6 Asisten Apoteker
7 Sanitasi
8 Gizi
9 Analis Laboratorium
10 Fisioterapi
11 Rekam Medik
12 Lain-lain
Sedangkan jumlah tenaga Puskesmas sesuai dengan status kepegawaian sesuai table
dibawah ini :
Jumlah Tenaga Puskesmas Ngawen Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun 2015
No Status Kepegawaian Jumlah
1 Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2 Tenaga Latihan Kerja
Total
BAB IV
PERENCANAAN

Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas dilakukan melalui 4 (empat) tahap yaitu


sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses penyusunan
Perencanaan Tingkat Puskesmas agar memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan
untuk melaksanakan tahap-tahap perencanaan. Tahap ini dilakukan dengan cara :
a. Kepala Puskesmas membentuk Tim Penyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas yang
anggotanya terdiri dari staf Puskesmas
b. Kepala Puskesmas menjelaskan tentang pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas
kepada tim agar dapat memahami pedoman tersebut demi keberhasilan penyusunan
Perencanaan Tingkat Puskesmas
c. Puskesmas mempelajari kebijakan dan pengarahan yang telah ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota, Dinas Kehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan.
2. Tahap Analisis Situasi
Tahap ini dimaksud untuk memperolrh informasi mengenai keadaan dan permasalahan
yang dihadapi Puskesmas melalui proses analisis terhadap data yang dikumpulkan. Tim
yang telah disusun oleh Kepala Puskesmas melakukan pengumpulan data. Ada 2 (dua)
kelompok data yang perlu dikumpulkan yaitu data umum dan data khusus.
 Data Umum
Peta wilayah kerja serta fasilitas pelayanan, Data wilayah mencakup luas wilayah,
jumlah desa/ dusun/ RT/ RW, jarak desa dengan Puskesmas, waktu. Data sumber daya
Puskesmas (termasuk Puskesmas Pembantu dan Bidan di desa) mencakup :
a. Ketenagaan
b. Obat dan bahan habis pakai
c. Peralatan
d. Sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah (Pusat dan Daerah), masyarakat
dan sumber lainnya
e. Sarana dan prasarana, antara lain gedung, rumah dinas, komputer, mesin tik,
meubelair, kendaraan
f. Data peran serta masyarakat. Data ini mencakup jumlah posyandu, kader, dukun
bayi dan tokoh masyarakat
g. Data penduduk dan sasaran program mencakup jumlah penduduk seluruhnya
berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur (sesuai sasaran program), sosio ekonomi
pekerjaan, pendidikan, keluarga miskin, (persentase ditiap desa/ kelurahan). Data ini
dapat diperoleh dikantor Kelurahan/ Desa, kantor Kecamatan dan data estimasi
sasaran di Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
h. Data sekolah dapat diperoleh dari Dinas Pendidikan setempat, mencakup jenis
sekolah yang ada, jumlah siswa, klasifikasi sekolah UKS, jumlah dokter kecil,
jumlah guru UKS dan lainnya
i. Data kesehatan lingkungan wilayah kerja Puskesmas (Format 6). Data kesehatan
lingkungan mencakup rumah sehat, tempat pembuatan makanan/ minuman, tempat-
tempat umum, tempat pembuanga sampah, sarana air bersih, jamban keluarga dan
system pembuangan air limbah.
 Data Khusus
Data khusus (hasil penilaian kinerja Puskesmas), jenis data ini antara lain meliputi :
a. Data status kesehatan terdiri dari : data kematian, kunjungan kesakitan, pola
penyakit yaitu 10 penyakit terbesar yang ditemukan
b. Data kejadian luar biasa, dapat dilihat pada laporan W1 (Simpus)
c. Data cakupan program pelayanan kesehatan 1 tahun terakhir ditiap desa/ kelurahan,
dapat dilihat dari laporan penilaian kinerja Puskesmas
d. Data hasil survey (bila ada), dapat dilakukan sendiri oleh Puskesmas atau pihak lain.
3. Tahap Penyusunan Rencana usulan Kegiatan (RUK)
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dilaksanakan dengan memperhatikan
beberapa hal, yaitu bahwa penyusunan Rencana Usulan Kegiatan bertujuan untuk
mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan memperbaiki
program yang masih bermasalah serta untuk menyusun rencana kegiatan baru yang
disesuaikan dengan kondisi kesehatan di wilayah tersebut dan terdiri dari 2 langkah, yaitu
Analisa Masalah dan Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan. Analisa Masalah dapat
dilakukan melalui kesepakatan kelompok Tim Penyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas
di antaranya melalui tahapan identifikasi masalah, perumusan masalah dan merumuskan
akar penyebab masalah.
a. Identifikasi masalah : Masalah merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang
dikelompokkan menurut jenis program, cakupan mutu, ketersediaan sumber daya.
b. Menetapkan urutan prioritas masalah : Mengingat keterbatasan kemampuan mengatasi
masalah secara sekaligus, ketidaktersediaan teknologi atau adanya keterkaitan satu
masalah dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih masalah prioritas dengan jalan
kesepakatan tim. Bila tidak dicapai kesepakatan dapat ditempuh dengan menggunakan
kriteria lain. Dalam penetapan urutan prioritas masalah dapat mempergunakan berbagai
macam metode seperti criteria matriks, MCUA, Hanlon, CARL dan sebagainya.
Penetapan penggunaan metode tersebut diserahkan kepada masing-masing Puskesmas.
c. Merumuskan masalah : Tahap merumuskan masalah mencakup apa masalahnya,
dimana masalah itu terjadi dan bila mana masalah itu terjadi (what, who, when, where
and how).
d. Mencari akar penyebab Masalah : Mencari akar masalah dapat dilakukan antara lain
dengan menggunakan metode
1. Diagram sebab akibat dari ishikawa (disebut juga diagram tulang ikan karena
digambarkan membentuk tulang ikan) melalui 5 M (Man, Money, Methode,
Manchine and Matherial)
2. Pohon masalah (problem trees), mencari penyebab masalah dengan menggunakan
“pohon masalah (problem trees)”
Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan dengan kesepakatan di
antara anggota tim. Bila tidak terjadi kesepakatan dapat dilakukan criteria matriks.
Apabila Puskesmas mempunyai kemampuan, identifikasi masalah dapat dilakukan
bersama masyarakat melalui pengumpulan data secara langsung dilapangan (Survey
Mawas Diri). Tetapi apabila kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh Puskesmas, maka
identifikasi dilakukan melalui kesepakatan kelompok (Delbecq Technique) oleh
petugas Puskesmas dengan melibatkan masyarakat.
Survey mawas Diri merupakan kegiatan pengumpulan data untuk mengenali keadaan
dan masalah yang dihadapi, serta potensi yang dimiliki untuk mengatasi masalah
tersebut. Tahapannya dimulai dari pengumpulan data primer dan data sekunder,
pengolahan dan penyajian data masalah dan potensi yang ada. Delbecq Technique
adalah perumusan dan identifikasi potensi melalui sekelompok orang yang memahami
masalah tersebut. Tahapan pelaksanaannya dimulai dengan membentuk tim, meyusun
daftar masalah, menetapkan kriteria penilaian masalah dan menetapkan urutan prioritas
masalah berdasarkan criteria penilaian.
e. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan meliputi upaya kesehatan wajib, upaya
kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang, yang meliputi :
1. Kegiatan tahun yang akan datang, meliputi kegiatan rutin, sarana/ prasarana,
operasional dan program hasil analisis masalah
2. Kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada pada tahun
sekarang
3. Rekapitulasi rencana usulan kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan ke dalam
format RUK Puskesmas
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun dalam bentuk matriks dengan memperhatikan
berbagai kebijakan yang berlaku, baik kesepakatan global, nasional maupun daerah
sesuai dengan masalah yang ada sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang
tersedia di Puskesmas.
4. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan secara bersama, terpadu
dan terintegritas. Hal ini sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas yaitu
keterpaduan. Langkah-langkah penyusunan RPK adalah :
1. Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui
2. Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan Rencana Usulan Kegiatan
(RUK) yang di usulkan dan situasi pada saat penyusunan RPK
3. Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan dilaksanakan serta
sumber daya pendukung menurut bulan dan lokasi pelaksanaan
4. Mengadakan loka karya mini tahunan untuk membahas kesepakatan RPK
5. Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk matriks.
BAB V
PELAKSANAAN KEGIATAN PUSKESMAS

A. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS


Di Puskesmas Ngawen telah dibuat struktur organisasi dan tata kerja untuk masing-masing
unit kerja perorangan maupun tim tertentu sesuai Peraturan Bupati Nomor 14 tahun 2015.
Dibuat uraian tugas yang jelas dan terperinci meliputi wewenang, tanggung jawab, tugas
dan aktifitas utama maupun tambahan yang dibuat secara tertulis. Hal ini dimaksudkan
agar masing-masing staf mengetahui tanggung jawabnya dalam pelayanan publik.
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS NGAWEN

B. KOMUNIKASI INTERNAL
Komunikasi internal antara pimpinan Puskesmas dan penanggung jawab program
Puskesmas, pelaksanaan program bisa dilaksanakan secara efektif dan efisien bentuk yang
dilakukan melalui kegiatan antara lain :
1. Apel pagi setiap hari
2. Loka karya mini tiap awal bulan
3. Pengarahan dari kepala Puskesmas sewaktu-waktu
4. Konsultasi kepemimpinan Puskesmas
5. Laporan kegiatan berupa laporan hasil kegiatan (LHK) setiap bulan

C. KOORDINASI LINTAS PROGRAM


Komunikasi lintas program di wadai dalam bentuk kegiatan minilokarya bulanan
Puskesmas yang dilakukan pada setiap awal bulan. Sebelum di adakan minilokarya
dilakukan pertemuan pra minilok yang bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan bulan lalu
dan menentukan prioritas masalah untuk dibawa ke minilokarya bulanan.
Kegiatan minilokarya bulanan ini membahas masalah-masalah yang telah diputuskan pada
pra minilok untuk dibahas lebih mendetail dan mencarikan alternatif pemecahan
masalahnya serta penyampaian jadwal kegiatan untuk bulan yang tersebut.
D. KOORDINASI LINTAS SEKTOR
Koordinasi lintas sektor yang dilakukan berupa pertemuan lintas seckor yang dilakukan 3
bulan sekali, yang menghadirkan lintas sektor terkait serta mengikuti kegiatan forum
pimpinan kecamatan yang di adakan setiap bulan.

E. UPAYA MEMPEROLEH MASUKAN/ KOMUNIKASI DARI MASYARAKAT


Komunikasi dengan masyarakat sangat perlu dilakukan mengingat obyek pelayanan
kesehatan itu pada masyarakat, sehingga tahu seberapa jauh pelayanan yang kita lakukan
dan kkurangannya apa saja.
Komunikasi yang dilakukan berupa mengikuti musrengbang setiap awal tahun,
mengadakan survey kepuasan pelanggan, melakukan survey mawas diri, membuka SMS
pengaduan masyarakat serta kegiatan lain seperti kegiatan forum masyarakat di desa.
F. PROGRAM UNGGULAN
Program unggulan atau inovatif yang dilakukan di Puskesmas Ngawen berupa kegiatan
prolanis yaitu menjaring penderita diabetes untuk pertemuan setiap bulan dalam wadah
komunitas diabetes sehat, dengan acara senam bersama, pemeriksaan kesehatan dan
penyuluhan tentang seputar penyakit tidak menular (PTM).
Kegiatan lain berupa kunjungan dokter spesialis kandungan setiap hari senin. Hal ini bisa
menjaring kasus-kasus kebidanan bisa terdeteksi secara dini di wilayah Puskesmas
Ngawen dan kecamatan lain seperti kecamatan tunjungan, banjar rejo, kunduran, japah
dan lainnya.
BAB VI
CAPAIAN KINERJA

A. PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS


Penilaian kinerja oleh kepala puskesmas berupa :
1. Setiap bulan semua penanggung jawab program dan pelaksana program melaporkan
hasil kegiatan ke pimpinan Puskesmas berupa laporan hasil kegiatan (LHK)
2. Laporan hasil kegiatan (LHK) di evaluasi waktu pra minilokakarya dan yang
bermasalah dibawa di lokakarya untuk dicari pemecahannya

Pada akhir tahun hasil capaian dibuatkan analisa dengan metode FishBond untuk dicari
kesenjangan, apakah kegiatan dilanjutkan atau pakai system lain dan di usulkan dalam
bentuk rencana usulan kegiatan (RUK) pada tahun mendatang.

B. HASIL-HASIL CAPAIAN KINERJA UKM


Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas Ngawen dengan didukung oleh beberapa
pelayanan tambahan yang merupakan program inovatif untuk membantu memperluas
cakupan layanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas meliputi :
1. Kesehatan Ibu, Anak dan KB
2. Promosi Kesehatan
3. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
4. Gizi
5. Kesehatan Lingkungan
6. Kuratif/ Pengobatan

Program kegiatan dasar di Puskesmas dapat dilihat berdasarkan kinerja Puskesmas melalui
standar pelayanan minimal yang ingin dicapai, dengan target yang telah ditetapkan setiap
tahun sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

1. Pelayanan Kesehatan Dasar Ibu dan Anak


Kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu prioritas pelayanan kesehatan di Puskesmas.
Banyak program dan dana yang dikucurkan dari pemerintah untuk peningkatan
kesehatan ibu dan anak dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi yang
merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan sebuah negara dan termasuk salah
satu upaya mewujudkan MDG’s (Millenium Development Goals)
a. Pelayanan antenatal : Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan layanan
k1 dan k4 sampai akhir tahun 2015, cakupan k1 721 (101 %), cakupan k4 mencapai
(772) 95 % dari target 90 %. Ada kelebihan cakupan
b. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 685 (104,1 %) dari target 100 %
c. Pelayanan nifas lengkap 685 (104,1 %)
d. Ibu hamil resiko tinggi yang ditangani sebanyak 15 (27 %) dari target 139 kasus
e. Kunjungan neonatus (KN lengkap) 668 (110 %) dari target 607 (100 %)
f. Kunjungan bayi paripurna 646 (98,32 %) dari target 657 (125 %)
g. Pelayanan neonatal risti/ komplikasi yang ditangani 100 (125 %)
2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah dan Remaja
Dari hasil data SPM 2015 didapatkan cakupan detekasi tumbuh kembang anak balita
sebesar 2.521 anak (81,48 %), siswa SD/ MI yang diperiksa sejumlah 572 (90,64 %)
dan pelayanan kesehatan remaja sebesar 6.200 anak (98 %). Pelayanan kesehatan anak
pra sekolah sebesar 1.182 anak (101 %).
3. Pelayanan Keluarga Berencana
Cakupan peserta KB aktif sebesar 8.292 orang, sedangkan peserta KB aktif yang dibina
sebesar 2.599 orang. Peserta KB baru 954 orang, peserta KB drop out sebesar 471
orang. Peserta KB mengalami kegagalan kontrasepsi 2 orang, mengalami komplikasi 3
orang dan yang mengalami efek samping 114 orang. Kegiatan deteksi dini kanker
rahim dan aknker payudara dilakukan pada 350 pasangan usia subur.

You might also like