Professional Documents
Culture Documents
BAB VIII
PERENCANAAN BANGUNAN
PENGAMBILAN
8.1. UMUM
Pertimbangan ekonomis maka pada studi ini dipilih drop inlet yang dilengkapi
dengan fasilitas pintu darurat di tengah terowongan dengan menggunkan
konstruksi shaft tegak. Sebagai dasar pemilihan bangunan penyadap ini adalah
dengan memperbandingkan tipe-tipe bangunan penyadap dengan kondisi-kondisi
yang ada, sebagai berikut:
Satu-satunya kelemahan dari tipe drop inlet adalah pemanfaatan tampungan air
waduk yang tidak maksimal, sehingga manfaat bendungan tidak sebesar apabila
menggunakan dua tipe lainnya. Dengan memperhatikan kelemahan serta
kelebihan masing-masing pilihan maka dipilih tipe sadap menara yang
dimodifikasi, disamping alasan tersebut diatas ada salah satu alasan yang juga
krusial yaitu proses pluging yang akan dilakukan memakan waktu yang lebih lama
dari waktu naiknya air sehingga dibutuhkan mekanisme pintu yang dapat
menghalangi air masuk di terowongan.
Secara keseluruhan bangunan pengambilan ini terdiri dari bangunan sadap
tenggelam yang didepanya dilindungi oleh trashrack, terowongan pengambilan
yang posisi sejajar di atas terowongan pengelak, shaft tegak di antara bangunan
pengambilan dan terowongan miring yang akan menyambung dengan terowongan
pengelak. Saluran pembawa memanfaatkan terowongan pengelak yang ada dan
akan dilengkapi dengan steel conduit dengan diameter 1.3 m sepanjang 380 m.
Semua bangunan yang disebutkan diatas terletak pada tebing sebelah kiri terletak
sebelum bangunan pelimpah.
Bangunan sadap dan terowongan pengambilan diletakkan sejajar terhadap
alinyemen terowongan pengelak. Terowongan pengambilan yang ambangnya
terletak pada El. 223.20 m dengan dimensi 2.2 m.
a. Terowongan Pengambilan
Terowongan pengambilan berupa tapal kuda terbuat dari beton bertulang
yang dilengkapi dengan saringan jeruji (fixed trash rack) dengan dimensi 2.2
m. Saringan jeruji yang akan digunakan berbentuk miring dengan kemiringan
75 0 dengan jarak antar jeruji sekitar 8.0 cm.
b. Shaft Tegak
Shaft tegak difungsikansebagai tempat bangunan pengatur berupa pintu baja
(vertical slide gate) dengan dimensi 2.2 x 2.2 m yang dilengkpai dengan stop
log dan lubang inpeksi, dengan dimensi 6.0 x 6.00 m.
c. Terowongan Miring
Terowongan miring dengan dimensi 2.2 x 2.2 m dengan bentuk lingkaran
merupakan penghubung dengan terowongan pengelak, pada pertemuan
dengan terowongan pengelak ini diselubungi dengan penyumbat beton
sekunder sepanjang 10 m.
d. Terowongan Pembawa
Terowongan pengelak yang ada dimanfaatkan sebagai terowongan pembawa
aliran.Dengan berganti fungsi dari terowongan pengelak menjadi terowongan
pembawa aliran maka dilakukan penyumbatan (plugging) di beberapa ruas
terowongan, penyumbatan ini ditempatkan di bagian hulu dan bagian tengah
terowongan.Penyumbatan pada bagian hulu dimaksudkan untuk menyumbat
aliran dari arah hulu terowongan dan sebagai pembentuk transisi dari
pertemuan antara shaft tegak dengan terowongan untuk selanjutnya bagian
ini disebut “Penyumbat Depan”. Penyumbat beton ini berjarak 147.95mdari as
bendungan dengan panjang 8.00 m. Pada bagian tengah juga dipasang
penyumbat beton sepanjang 30.00 m digunakan sebagai pembentuk transisi
dari saluran pembawa pada terowongan dengan diameter 6.80 m ke pipa baja
berdiameter 1.3 m, penyumbat beton ini akan menyelimuti pipa baja
sepanjang 30.00m berada pada as bendungan, selanjutnya penyumbat ini
disebut “Penyumbat Sekunder”. Batas luar dari beton penyumbat tersebut
akan digrouting guna mengisi celah yang ada antara dinding terowongan
dengan beton penyumbat.
Debit
No. d/D d A/D2 A Qn Q Qc Qc Fr Keterangan terpakai
8/3 1/2 5/2
d S D Q
2 3
(m) (m) (m ) ( m /det ) ( m3/det ) (-) ( m3/det )
1 0.05 0.11 0.0209 0.1012 9.4000 0.0411 0.0217 0.1558 0.26 sub kritis 0.04
2 0.10 0.22 0.0585 0.2831 6.6600 0.1848 0.0879 0.6310 0.29 sub kritis 0.18
3 0.15 0.33 0.1012 0.4898 5.2100 0.4263 0.1953 1.4020 0.30 sub kritis 0.43
4 0.20 0.44 0.1451 0.7023 4.1500 0.7312 0.3312 2.3776 0.31 sub kritis 0.73
5 0.25 0.55 0.1919 0.9288 3.4000 1.0862 0.4926 3.5363 0.31 sub kritis 1.09
6 0.30 0.66 0.2393 1.1582 2.8600 1.4858 0.6777 4.8651 0.31 sub kritis 1.49
7 0.35 0.77 0.2878 1.3930 2.4500 1.9199 0.8854 6.3562 0.30 sub kritis 1.92
8 0.40 0.88 0.3370 1.6311 2.1300 2.3831 1.1148 8.0030 0.30 sub kritis 2.38
9 0.45 0.99 0.3867 1.8716 1.8780 2.8765 1.3652 9.8006 0.29 sub kritis 2.88
10 0.50 1.10 0.4366 2.1131 1.6670 3.3816 1.6361 11.7454 0.29 sub kritis 3.38
11 0.55 1.21 0.4865 2.3547 1.4900 3.8972 1.9294 13.8509 0.28 sub kritis 3.90
12 0.60 1.32 0.5359 2.5938 1.3390 4.4169 2.2479 16.1374 0.27 sub kritis 4.42
13 0.65 1.43 0.5843 2.8280 1.2060 4.9248 2.5936 18.6191 0.26 sub kritis 4.92
14 0.70 1.54 0.6312 3.0550 1.0870 5.4087 2.9702 21.3227 0.25 sub kritis 5.41
15 0.75 1.65 0.6758 3.2709 0.9790 5.8553 3.3853 24.3027 0.24 sub kritis 5.86
16 0.80 1.76 0.7175 3.4727 0.8790 6.2445 3.8534 27.6631 0.23 sub kritis 6.24
17 0.85 1.87 0.7554 3.6561 0.7860 6.5636 4.4063 31.6323 0.21 sub kritis 6.56
18 0.90 1.98 0.7884 3.8159 0.6960 6.7690 5.1256 36.7961 0.18 sub kritis 6.77
19 0.95 2.09 0.8146 3.9427 0.6070 6.8190 6.3157 45.3397 0.15 sub kritis 6.82
20 1.00 2.20 0.8293 4.0138 0.4940 6.3633 0.0000 0.0000
1 2.50 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 3.75 4.01 15.06
2 3.00 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 4.33 4.01 17.39
3 3.50 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 4.84 4.01 19.45
4 4.00 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 5.31 4.01 21.30
5 4.50 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 5.73 4.01 23.01
6 5.00 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 6.13 4.01 24.60
7 5.50 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 6.50 4.01 26.09
8 6.00 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 6.85 4.01 27.50
9 6.50 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 7.19 4.01 28.84
10 7.00 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 7.51 4.01 30.13
11 7.50 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 7.81 4.01 31.36
12 8.00 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 8.11 4.01 32.54
13 8.50 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 8.39 4.01 33.68
14 9.00 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 8.67 4.01 34.79
15 9.50 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 8.93 4.01 35.86
16 10.00 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 9.19 4.01 36.90
17 10.50 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 9.44 4.01 37.91
18 11.00 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 9.69 4.01 38.89
19 11.50 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 9.93 4.01 39.85
20 12.00 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 10.16 4.01 40.79
21 12.50 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 10.39 4.01 41.71
22 13.00 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 10.61 4.01 42.60
23 13.50 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 10.83 4.01 43.48
24 14.00 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 11.05 4.01 44.34
25 14.50 0.50 0.50 1.00 0.09 2.09 0.0010 11.26 4.01 45.19
Sumber : Hasil Perhitungan
No. H Q No. H Q
3 3
(m) ( m /det ) (m) ( m /det )
Dimana,
h1 : Kehilangan tekan pada Trash Rack (m)
Di mana,
h5 : Kehilangan Tekan akibat Gesekan (m)
f5 : Koefisien Kehilangan akibat Gesekan = 124.5 x n2/D54/3 x D5
= 124.5 x 0.0122/2.24/3 x 2.2 = 0.014
n : Koefisien Kekasaran beton (0.014, beton)
L5 : Panjangterowongan ( 104.0 m)
D5 : Diameterterowongan (2.2 m)
V5 : Kecepatan Aliran = Q/A5 = 6.80/3.799 = 1.790 (m/s)
Dimana,
h4 : Kehilangan Tekan pada Belokan (m)
f4 : Koefisien Kehilangan Tekan pada Belokan (0.5)
V4 : Kecepatan Aliran = Q/A4 = 6.80/3.799 = 1.79 (m/s)
Di mana,
h5 : Kehilangan Tekan akibat Gesekan (m)
f5 : Koefisien Kehilangan akibat Gesekan = 124.5 x n2/D54/3 x D5
= 124.5 x 0.0122/2.24/3 x 2.2 = 0.019
n : Koefisien Kekasaran Beton (0.014)
L5 : Panjangterowongan ( 45.2 m)
D5 : Diameterterowongan (2.2 m)
V5 : Kecepatan Aliran = Q/A5 = 6.80/3.799 = 1.79 (m/s)
Dimana,
h7 : Kehilangan Tekan pada perubahan bentuk (m)
f7 : KoefisienKontraksi (0.1)
Di mana,
h8 : Kehilangan Tekan akibat Gesekan (m)
f8 : Koefisien Kehilangan akibat Gesekan = 124.5 x n2/D54/3 x D5
= 124.5 x 0.0122/6.84/3 x 6.8 = 0.013
n : Koefisien Kekasaran Beton (0.014)
L8 : Panjangterowongan ( 91.0 m)
D8 : Diameterterowongan (6.8 m)
V8 : Kecepatan Aliran = Q/A8 = 6.80/3.799 = 0.187 (m/s)
Dimana,
h9 : Kehilangan Tekan pada perubahan bentuk (m)
f9 : KoefisienKontraksi (0.1)
Di mana,
h10 : Kehilangan Tekan akibat Gesekan (m)
f10 : Koefisien Kehilangan akibat Gesekan = 124.5 x n2/D104/3 x D10
= 124.5 x 0.0122/1.34/3 x 1.3 = 0.016
n : Koefisien Kekasaran Pipa (0.012, pipa baja)
L10 : Panjangpipa intake utama(381.00 m)
D10 : Diameter pipa intek utama (1.3 m)
V10 : Kecepatan Aliran = Q/A6 = 6.80/1.327 = 5.126 (m/s)
Dimana,
h7 : Kehilangan Tinggi Tekan pada Pintu Hollow Cone (m)
f7 : Koefisien Kehilangan pada pintu hollow jet (0.06)
V7 : Kecepatan aliran = Q/A7 = 6.80/1.130 = 6.016 (m/s)
Sehinga kehilangan total adalah : 8.46 Untuk Emergency Release dan 8.35
untuk PLTA.
8.3.3 Perhitungan Hidrolika Aliran yang Melalui Fasilitas Pengeluaran
Aliran pada saluran pembawa (mulai dari intake sampai pipa pesat) akan
dikeluarkan melalui fasiltas pengeluaran yang terdiri dari katup hollow jet yang
mengatur debit pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan air irigasi dan air baku
pada daerah di hilir bendungan, serta untuk pengurasan.
a. Kapasitas Debit Katup Hollow Cone
Besarnya debit aliran yang akan keluar melalui katup hollow jet dihitung
dengan pendekatan persamaan berikut ini,
Q = C A [2g (H-hL)]
dimana,
Q = Debit
C = koefisien debit (0.8 pada saat full opening)
A = luaspenampang
H = tinggi tekan total
hL = kehilangan tinggi tekan total
b. Pemilihan Tipe Gate Valve
Gate valveyang direncanakan sebagai berikut :
1. Gate valve untuk rencana PLTM : Hollow Jet (HJET)
Qdesain = 6.80 m3/dt
2. Gate valve untuk rencana emergency : Hollow Jet (HJET)
Qdesain = 7.0 m3/dt
c. Perhitungan Dimensi Gate Valve
1. Gate Valve Untuk PLTM
Debit desain, Q = 6.8 m3/dt
Diameter gate valve, D = 1.2 , DN 1200
Luas penampang gate valve, Agv = 1.13 m2
Head Efektif pada MOL = 32.35 m
Kecepatan aliran, V = (2g Heff)1/2 = 25.19 m/dt
Koefisien debit gate valve, Cd = 0.8
Debit Outflow, Q = Cd. A . V = 22.83 m3/dt > 6.8 m3/dt, OK
EMAW Inflow Volume Volume Interval Tinggi air Tinggi air Kehilangan Heff Kecepatan Debit Waktu Waktu Kecepatan Bukaan
konstan Inflow pada volume rata-2 rata-2 energi aliran Outflow Outflow Outflow surut pintu
konstan EMAW i EMAW (i+1 - i) dari elev.inlet dari CL elev.out di pintu
3 3 3 3
(m) ( m /det ) (m ) (m ) (m ) (m) (m) (m) (m) ( m/det ) ( m3/det ) ( jam ) ( hari ) ( m/jam ) (%)
Keterangan :
Normal Water Level NWL = 246.8 m Kecepatan surut rata-rata = 0.0841 m/jam
Elevasi dasar intake Elev.Int = 224.2 m
t = 1.800 t/m3
d = 1.796 t/m3
= 1.97 kg/cm2
d. Tegangan Izin Baja
Mutu baja fy (deform/ulir) = 340 Mpa = 3400 kg/cm2
Mutu baja fy (polos) = 240 Mpa = 2400 kg/cm2
Tegangan leleh baja polos (plastis) = 2400 kg/cm2
Tegangan ijin tarik baja (elastis) = 0.667 fy = 0.667 . 240 Mpa
= 160 Mpa = 1600 kg/cm2
Tegangan ijin tekan baja (elastis) = 1600 kg/cm2
8.4.3. Koefisien Tekanan Tanah
cos 2 ( )
Ka = 2
sin( ) sin( )
cos cos( ) 1
2
cos( ) cos( )
1
Kp =
Ka
dimana :
cos 2 ( 0 )
Kae = 2
sin( ) sin( 0 )
cos 0 cos cos( 0 ) 1
2
cos( 0 ) cos( )
1
Kpe =
Kae
dimana :
= tan-1 . Kh
a. Terowongan Pengambilan
Didalam analisa pembebanan pada struktur terowongan ditinjau 2 (dua) keadaan :
a. Keadaan I : berfungsi sebagai konduit pengelak, setelah konstruksi
selesai, saluran kosong, air di hulu waduk kosong. Di analisa
terhadap kondisi normal dan gempa.
b. Keadaan II : berfungsi sebagai terowong pembawa (waterway), saluran
konduit terisi. Di analisa terhadap kondisi normal dan
gempa.
Beban Rencana
(1) Beban Sendiri
= [4,20 x 2,11]
= 8,862 t/m'
Tekanan tanah pada dinding terowongan
cos 2 ( )
Ka = 2
sin( ) sin( )
cos cos( ) 1
2
cos( ) cos( )
Keterangan :
ø = sudut geser dalam dari material urugan
θ = sudut antara permukaan bangunan dengan bidang vertikal
α = sudut antara kemiringan timbunan dengan bangunan
δ = sudut geser antara tanah dan permukaan terowongan untuk kondisi
Normal δ = 1/3 ø
Sehingga didapatkan :
Ka = 0.344
Tanah Kondisi Gempa
cos 2 ( 0 )
Kae = 2
sin( ) sin( 0 )
cos 0 cos cos( 0 ) 1
2
cos( 0 ) cos( )
Dimana :
Kh
θ0 = tan-1 ( )
1-Kv
= 3,297 t/m2
Pw = w x h
= 1 x 2,2
= 2,2 t/m2
2.330 2.330
2,2 m
3.994 3.994
Tekanan Tekanan
tanah tanah
Reaksi Pondasi
b. Shaft Intake
Pembebanan pada bangunan shaft pintu darurat antara lain :
1. Kondisi Kosong
Beban pintu
q = 1.063 ton/m2
Reaksi Pondasi
q = Wstruktur / (BxL) = 62.22 ton/m2
2. Kondisi Selesai Konstruksi NWL
Beban pintu
q = 1.063 ton/m2
Beban air
q = 2.20 ton/m2
Reaksi Pondasi
q = Wstruktur / (BxL) = 23.61 ton/m2
Ws Ws
P1 P1
P2 P2
Ww
Hasil bidang momen tidak berbentuk bidang satu arah tetapi berbentuk ruang.
Besaran gaya ditunjukkan dengan luasan bidang kontur tegangan.
24
24 21
21 18
18 15
15 12
12 9
9 6
6 3
3 0
0 -3
-3 -6
-6 -9
-9 -12
-12 -15
-15 -18
-18 -21
-21
(a) (b)
fy = 340 MPa
Mu = 21005 kg.m
b = 100 cm = 1000 mm
h = 40 cm
d’ = 10 cm
d = 40 – 10 = 300 cm = 300 mm
ρmin = 1.4/fy = 0.00412
𝑀𝑢
Rn = = 2.917
Ø .𝑏.𝑑2
𝑓𝑦
m = = 21.622
0,85 𝑓𝑐
1 2.𝑚.𝑅𝑛
ρ = 𝑚
(1 − √1 − 𝑓𝑦
) = 0.00957
Hasil bidang momen tidak berbentuk bidang satu arah tetapi berbentuk ruang.
Besaran gaya ditunjukkan dengan luasan bidang kontur tegangan.
(a) (b)
Gambar 8. 7. Diagram Bidang Momen Shaft Pintu pengambilan (a) Mx (b) My
Selanjutnya nilai momen hasil perhitungan di atas digunakan sebagai masukan
pada perhitungan kebutuhan luas tulangan dengan menggunakan kesetimbangan
gaya pada pelat beton bertulang.
f’c = 18.5 MPa
fy = 340 MPa
Mu = 113494.7 kg.m
b = 100 cm = 1000 mm
h = 100 cm
d’ = 10 cm
d = 100 – 10 = 900 cm = 900 mm
ρmin = 1.4/fy = 0.00412
𝑀𝑢
Rn = = 1.751
Ø .𝑏.𝑑2
𝑓𝑦
m = = 21.621
0,85 𝑓𝑐
1 2.𝑚.𝑅𝑛
ρ = 𝑚
(1 − √1 − 𝑓𝑦
) = 0.00548
fs = t = 1/6 * fc1/2
= 0.90 Mpa
= 904.00 kPa
2
= 904.00 kN/m
2
tijin = t p = 2.89 % * fc = 850.24 kN/m
850,236.56 N/m2
0.85 Mpa
8.67 kgf/cm2
2
86,700.00 kgf/m
MAB = 251.86 m
El dasar inlet terowongan = 191 m
Tinggi Terowongan = 6.8 m
Lebar Terowongan = 6.8 m
Luas Terowongan = 38.25 m2
Tinggi Tekan di atas plungging = 67.66 m
Tinggi Tekan di dasar plungging = 60.86 m
Tinggi Tekan Rata2 = 64.26 m
2
Percepatan gravitasi bumi, g = 9.81 m/det
Massa jenis air r w = 1,000.00 kg/m3
Berat jenis air w
3
= 9,810.00 N/m
Berat jenis air beton
3
= 23,544.00 N/m
2
Tekanan hidrostatik (p1) = 663,744.60 N/m
2
Tekanan hidrostatik (p2) = 597,036.60 N/m
2
P rerata = 1/2 (p1+p2) = 630,390.60 N/m
Gaya pendorong (DF = p rerata * A) = 24,112,440.45 N
Koefisien geser friksi, m = 0.7
Compressive strength beton, fc = 29.42 Mpa
Shear strength beton ijin, t p = 850,236.56 N/m2