You are on page 1of 53

LAPORAN PENDAHULUAN

CIDERA KEPALA

A. DEFINISI

Cidera kepala yaitu adanya deformasi berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis pada
tulang tengkorak, percepatan (accelerasi) dan perlambatan (decelerasi) yang merupakan perubahan
bentuk dipengaruhi oleh perubahan peningkatan pada percepatan faktor dan penurunan kecepatan,
sertarotasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak sebagai akibat perputaran pada
tindakan pencegahan (Doenges, 1989). Kasan (2000)mengatakan cidera kepala adalah suatu
gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstiil dalam
substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak.Cedera kepala menurut Suriadi & Rita (2001)
adalah suatu trauma yangmengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi
akibatinjury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala. Sedangkanmenurut Satya
(1998), cedera kepala adalah keadaan dimana struktur lapisanotak dari lapisan kulit kepala tulang
tengkorak, durameter, pembuluh darahserta otaknya mengalami cidera baik yang trauma tumpul
maupun traumatembus.

B. KLASIFIKASI

Cedera kepala dapat dilasifikasikan sebagai berikut :

1. Berdasarkan Mekanisme

a. Trauma Tumpul

Trauma tumpul adalah trauma yang terjadi akibat kecelakaankendaraan bermotor, kecelakaan
saat olahraga, kecelakaan saat bekerja, jatuh, maupun cedera akibat kekerasaan (pukulan).

b. Trauma Tembus

Trauma yang terjadi karena tembakan maupun tusukan benda-bendatajam/runcing.

2. Berdasarkan Beratnya CideraCedera kepala berdasarkan beratnya cedera didasarkan pada


penilaianGlasgow Scala Coma (GCS) dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Cedera kepala ringan

 GCS 13 – 15

 Dapat terjadi kehilangan kesadaran atauamnesia tetapi kurang dari 30 menit.

 Tidak ada fraktur tengkorak, kontusio serebraldan hematoma

b. Cedera kepala sedang

 GCS 9 – 12

 Saturasi oksigen > 90 %

 Tekanan darah systole > 100 mmHg

 Lama kejadian < 8 jam

 Kehilangan kesedaran dan atau amnesia > 30menit tetapi < 24 jam

 Dapat mengalami fraktur tengkorak

c. Cedera kepala berat

 GCS 3 – 8

 Kehilangan kesadaran dan atau amnesia >24 jam.

 Meliputi hematoma serebral, kontusio serebralPada penderita yang tidak dapat


dilakukan pemeriksaan misal oleh karenaaphasia, maka reaksi verbal diberi tanda “X”,
atau oleh karena kedua mataedema berat sehingga tidak dapat di nilai reaksi membuka
matanya makareaksi membuka mata diberi nilai “X”, sedangkan jika penderita
dilakukantraheostomy ataupun dilakukan intubasi maka reaksi verbal diberi nilai“T”.

3. Berdasarkan Morfologi

a. Cedera kulit kepala

Cedera yang hanya mengenai kulit kepala. Cedera kulit kepala dapat menjadi pintu
masuk infeksi intrakranial.
b. Fraktur Tengkorak

Fraktur yang terjadi pada tulang tengkorak. Fraktur basis craniisecara anatomis ada
perbedaan struktur didaerah basis cranii dankalvaria yang meliputi pada basis caranii
tulangnya lebih tipisdibandingkan daerah kalvaria, durameter daerah basis lebih
tipisdibandingkan daerah kalvaria, durameter daerah basis lebih melekaterat pada
tulang dibandingkan daerah kalvaria. Sehingga bila terjadifraktur daerah basis
mengakibatkan robekan durameter klinis ditandaidenganbloody otorrhea, bloody
rhinorrhea, liquorrhea, brill hematom, batle’s sign, lesi nervus cranialis yang paling
sering n i, nviidan nviii (Kasan, 2000).

Sedangkan penanganan dari fraktur basis cranii meliputi :

1. Cegah peningkatan tekanan intrakranial yang mendadak,misal cegah batuk,


mengejan,makanan yang tidak menyebabkansembelit.

2. Jaga kebersihan sekitar lubang hidung dan lubang telinga, jika perlu dilakukan tampon
steril (consul ahli tht) pada bloodyotorrhea/otoliquorrhea.

3. Pada penderita dengan tanda-tanda bloodyotorrhea/otoliquorrhea penderita tidur


dengan posisi terlentang dankepala miring keposisi yang sehat (Kasan : 2000).

c. Cedera Otak

1. Commotio Cerebri (Gegar Otak)Commotio Cerebri (Gegar Otak) adalah cidera otak
ringan karena terkenanya benda tumpul berat ke kepala dimana terjadi pingsan < 10
menit. Dapat terjadi gangguan yang timbul dengantiba-tiba dan cepat berupa sakit
kepala, mual, muntah, dan pusing. Pada waktu sadar kembali, pada umumnya
kejadian cidera tidak diingat (amnezia antegrad), tetapi biasanya korban/pasien tidak
diingatnya pula sebelum dan sesudah cidera (amnezia retrograddan
antegrad).Menurut dokter ahli spesialis penyakit syaraf dan dokter ahli bedah syaraf,
gegar otak terjadi jika coma berlangsung tidak lebihdari 1 jam. Kalau lebih dari 1 jam,
dapat diperkirakan lebih beratdan mungkin terjadi komplikasi kerusakan jaringan otak
yang berkepanjangan.
2. Contusio Cerebri (Memar Otak)Merupakan perdarahan kecil jaringan akibat pecahnya
pembuluh darah kapiler. Hal ini terjadi bersama-sama denganrusaknya jaringan
saraf/otak di daerah sekitarnya. Di antara yang paling sering terjadi adalah
kelumpuhan N. Facialis atau N.Hypoglossus, gangguan bicara, yang tergantung pada
lokalisasikejadian cidera kepala.Contusio pada kepala adalah bentuk paling berat,
disertaidengan gegar otak encephalon dengan timbulnya tanda-tanda koma, sindrom
gegar otak pusat encephalon dengan tanda-tanda gangguan pernapasan, gangguan
sirkulasi paru - jantung yangmulai dengan bradikardia, kemudian takikardia,
meningginya suhu badan, muka merah, keringat profus, serta kekejangan tengkuk
yang tidak dapat dikendalikan (decebracio rigiditas).

3. Perdarahan Intrakranial

a) Epiduralis haematoma adalah terjadinya perdarahan antara tengkorak dan


durameter akibat robeknya arteri meningen media atau cabang-
cabangnya.Epiduralis haematoma dapat juga terjadi di tempat lain, seperti pada
frontal, parietal, occipital dan fossa posterior.

D. ETIOLOGI

1. Menurut Hudak dan Gallo (1996 : 108) mendiskripsikan bahwa penyebab cedera kepala adalah
karena adanya trauma yang dibedakanmenjadi 2 faktor yaitu :

a. Trauma primer

Terjadi karena benturan langsung atau tidak langsung (akselerasi dandeselerasi)

b. Trauma sekunder

Terjadi akibat dari trauma saraf (melalui akson) yang meluas,hipertensi intrakranial, hipoksia,
hiperkapnea, atau hipotensi sistemik.

2. Trauma akibat persalinan

3. Kecelakaan, kendaraan bermotor atau sepeda, dan mobil, kecelakaan pada saat olahraga.
4. Jatuh

5. Cedera akibat kekerasan.

E. MANIFESTASI KLINIK

1. Hilangnya kesadaran kurang dari 30 menit atau lebih

2. Kebingungan

3. Iritabel

4. Pucat

5. Mual dan muntah

6. Pusing

7. Nyeri kepala hebat

8. Terdapat hematoma

9. Kecemasan

10. Sukar untuk dibangunkan

11. Bila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal yang keluar darihidung (rhinorrohea)

dan telinga (otorrhea) bila fraktur tulang temporal.

F. PATOFISIOLOGI

Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa dapat terpenuhi.
Energi yang dihasilkan di dalam sel-sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak
mempunyai cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke otak walaupun sebentar akan
menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan oksigen sebagai
bahan bakar metabolisme otak tidak boleh kurang dari 20 mg %, karena akanmenimbulkan koma. Kebut
uhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma
turun sampai 70% akan terjadi gejala-gejala permulaan disfungsi cerebral.
Pada saat otak mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhikebutuhan oksigen melalui
prosesmetabolik anaerob yang dapatmenyebabkan dilatasi pembuluh darah. Padakontusio
berat, hipoksia atau kerusakan otak akan terjadi penimbunan asam laktat akibat metabolisme
anaerob. Hal ini akan menyebabkan asidosis metabolik. Dalam keadaannormal cerebral blood flow
(CBF) adalah 50 - 60 ml/menit/100 gr. Jaringan otak, yang merupakan 15 % dari cardiac output dan
akibat adanya perdarahan otak akan mempengaruhi tekanan vaskuler, dimana penurunan tekanan
vaskuler menyebabkan pembuluh darah arteriol akan berkontraksi Menurut Long (1996) trauma kepala
terjadi karena cidera kepala, kulitkepala, tulang kepala, jaringan otak. Trauma langsung bila kepala
langsungterluka. Semua itu berakibat terjadinya akselerasi, deselerasi dan pembentukan
rongga. Trauma langsung juga menyebabkan rotasi tengkorak dan isinya,kekuatan itu bisa seketika/meny
usul rusaknya otak dan kompresi,goresan/tekanan. Cidera akselerasi terjadi bila kepala kena benturan da
riobyek yang bergerak dan menimbulkan gerakan. Akibat dari akselerasi,kikisan/ konstusio pada lobus
oksipital dan frontal batang otak dan cerebellum dapat terjadi.

Sedangkan cidera deselerasi terjadi bila kepala membentur bahan padat yang tidak bergerak dengan
deselerasiyangcepatdaritulangtengkorak.Pengaruh umum cidera kepala dari tengkorak ringan sampai tin
gkat berat ialah edema otak, deficit sensorik dan motorik. Peningkatan TIK terjadi dalam rongga
tengkorak (TIK normal 4-15 mmHg). Kerusakan selanjutnya timbul masalesi, pergeseran otot.
Cedera primer, yang terjadi pada waktubenturan, mungkin karenamemar pada permukaan otak,laserasi
substansi alba, cedera robekan atau hemoragi.Sebagai akibat, cederasekunder dapat
terjadi sebagai kemampuan autoregulasi serebral dikurangi atau tak ada pada area cedera.
Konsekuensinyameliputi hiperemi (peningkatan volume darah) pada area peningkatan permeabilitas kapi
ler, serta vasodilatasi arterial, semua menimbulkan peningkatan isi intrakranial,
dan akhirnya peningkatan tekanan intrakranial(TIK). Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan cedera o
tak sekunder meliputi hipoksia, hiperkarbia, dan hipotensi. Genneralli dan kawan-kawan
memperkenalkan cedera kepala “fokal”dan “menyebar” sebagai kategori cedera kepala berat pada
upaya untuk menggambarkan hasil yang lebih khusus. Cedera fokal diakibatkan darikerusakan fokal yang
meliputi kontusio serebral dan hematom intraserebral,serta kerusakan otak sekunder yang disebabkan
oleh perluasan massalesi, pergeseran otak atau hernia.
G.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.CT-Scan (dengan atau tanpa


kontras)Mengidentifikasi luasnya lesi, perdarahan, determinan ventrikuler, dan perubahan jaringan otak.
Catatan : Untuk mengetahui adanyainfark/iskemia jangan dilekukan pada 24 - 72 jam setelah
injuri.2.MRIDigunakan sama seperti CT-Scan dengan atau tanpa kontras radioaktif.3.Cerebral
AngiographyMenunjukan anomali sirkulasi cerebral, seperti : perubahan jaringan otak sekunder menjadi
edema, perdarahan dan trauma.4.EEG (Elektroencepalograf)Dapat melihat perkembangan gelombang
yang patologis5.X-
RayMendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan struktur garis(perdarahan/edema),
fragmen tulang.6.BAER Mengoreksi batas fungsi corteks dan otak kecil7.PETMendeteksi perubahan
aktivitas metabolisme otak 8.CSF, Lumbal PungsiDapat dilakukan jika diduga terjadi perdarahan
subarachnoid dan untuk mengevaluasi/mencatat peningkatan tekanan cairan
serebrospinal.9.ABGsMendeteksi keberadaan ventilasi atau masalah pernapasan (oksigenisasi) jika
terjadi peningkatan tekanan intrakranial10.Kadar Elektrolit

Untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebagai akibat peningkatantekanan


intrkranial11.Screen ToxicologiUntuk mendeteksi pengaruh obat sehingga menyebabkan penurunankesa
daran.

H.PENATALAKSANAAN

Secara umum penatalaksanaan therapeutic pasien dengan trauma kepalaadalah sebagai


berikut:1.Observasi 24 jam2.Jika pasien masih muntah sementara dipuasakan terlebih
dahulu.Makanan atau cairan, pada trauma ringan bila muntah-muntah, hanyacairan infus dextrosa 5 %, a
mnifusin, aminofel (18 jam pertama dariterjadinya kecelakaan), 2 - 3 hari kemudian diberikan makanan
lunak.3.Berikan terapi intravena bila ada indikasi.4.Pada anak diistirahatkan atau tirah baring.5.Terapi
obat-obatan.a.Dexamethason/kalmethason sebagai pengobatan anti edemaserebral, dosis sesuai
dengan berat ringanya trauma. b.Terapi hiperventilasi (trauma kepala berat), untuk
mengurangivasodilatasi.c.Pengobatan anti edema dengan larutan hipertonis yaitu manitol20 % atau
glukosa 40 % atau gliserol 10 %.d.Antibiotika yang mengandung barrier darah otak (penisillin)atau untuk
infeksi anaerob diberikan metronidasol.e.Pada trauma berat. karena hari-hari pertama didapat
penderitamengalami penurunan kesadaran dan cenderung terjadi retensi natriumdan elektrolit maka
hari-hari pertama (2-3 hari) tidak terlalu banyak cairan. Dextosa 5 % 8 jam pertama, ringer dextrosa 8
jam kedua dandextrosa 5 % 8 jam ketiga. Pada hari selanjutnya bila kesadaran rendahmakanan diberikan
melalui nasogastric tube (2500 - 3000 TKTP).6.Pembedahan bila ada indikasi.

I.KOMPLIKASI

1.Hemorrhagie

2.Infeksi

3.Edema serebral dan herniasi

J.ASUHAN KEPERAWATAN1.

PENGKAJIAN

a.Identitas
klien Nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, golongan darah, pendidikan terakhir, agama, suku,
status perkawinan, pekerjaan,TB/BB, alamat b.Identitas Penanggung
jawab Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, hubungan dengan klien, pendidikan terakhir, pekerjaan,
alamat.c.Riwayat kesehatan :Tingkat kesadaran/GCS (< 15), konvulsi, muntah, dispnea /takipnea, sakit
kepala, wajah simetris / tidak, lemah, luka di
kepala, paralise, akumulasi sekret pada saluran napas, adanya liquor darihidung dan telinga dan
kejangRiwayat penyakit dahulu haruslah diketahui baik yang berhubungan dengan sistem persarafan ma
upun penyakit sistemsistemik lainnya. demikian pula riwayat penyakit keluarga terutamayang
mempunyai penyakit menular.Riwayat kesehatan tersebut dapat dikaji dari klien atau
keluargasebagai data subyektif. Data-data ini sangat berarti karena dapatmempengaruhi prognosa
klien.d.Pengkajian persistem1).Keadaan umum2).Tingkat kesedaran : composmetis, apatis, somnolen,sop
or, koma3).TTV4).Sistem Pernapasan

Perubahan pola napas, baik irama, kedalaman maupun frekuensi,nafas bunyi


ronchi.5).Sistem Kardiovaskuler Apabila terjadi peningkatan TIK, tekanan darah meningkat, denyutnadi
bradikardi kemudian takikardi.6).Sistem PerkemihanInkotenensia, distensi kandung
kemih7).Sistem GastrointestinalUsus mengalami gangguan fungsi, mual/muntah dan
mengalami perubahan selera8).SistemMuskuloskeletalKelemahan otot, deformasi9).Sistem
PersarafanGejala: kehilangan kesadaran, amnesia, vertigo,
syncope, tinitus,kehilangan pendengaran, perubahan penglihatan,gangguan pengecapan
.Tanda: perubahan kesadaran
sampai koma, perubahan statusmental, perubahan pupil, kehilangan pengindraan,kejang, kehilangan
sensasi sebagian tubuh.a.Nervus
cranial N.I: penurunan daya penciuman N.II: pada trauma frontalis terjadi penurunan penglihatan N.III, N
.IV, N.VI: penurunan lapang pandang,
reflekscahaya menurun, perubahan ukuran pupil, bola mta tidak dapat mengikuti perintah,
anisokor. N.V : gangguan mengunyah N.VII, N.XII:lemahnya penutupan kelopak mata,hilangnya rasa pada
2/3 anterior lidah N.VIII : penurunan pendengaran dan keseimbangantubuh

N.IX , N.X , N.XI jarang ditemukan b.Skala Koma glasgow (GCS)

NOKOMPONENNILAIHASIL

1VERBAL1Tidak berespon2Suara tidak dapat dimengerti, rintihan3Bicara kacau/kata-kata tidak tepat/tida


k nyambung dengan pertanyaan4Bicara membingungkan, jawaban tidak
tepat5Orientasi baik 2MOTORIK 1Tidak berespon2Ekstensi abnormal3Fleksi abnormal4Menarik area nye
ri5Melokalisasi nyeri6Dengan perintah3Reaksi membukamata
(EYE)1Tidak berespon2Rangsang nyeri3Dengan perintah (rangsang suara/sentuh)4Spontanc.Fungsi
motorik Setiap ekstremitas diperiksa dan dinilai dengan skala berikutyang digunakan secara
internasional :

RESPONSKALA

Kekuatan normal5Kelemahan sedang4Kelemahan berat (antigravity)3Kelemahan berat (not antigravity)2


Gerakan trace1Tak ada gerakan0

2.KEMUNGKINAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


a.Bersihan jalan napas tidak efektif b.d akumulasi cairan b.Pola napas tidak efektif b.d kerusakan pusat
pernapasan dimedula oblongatac.Perubahan perfusi jaringan serebral b.d
hiposksiad.Perubahan persepsi sensori b.d defisit neorologis.e.Gangguan rasa nyaman nyeri b.d peningk
atan TIK.f.Kerusakan mobilitas fisik b.d imobilitas.g.Resti injury b.d kejang.h.Resti infeksi b.d kontinuitas y
ang rusak i.Resti gangguan intregritas fisik b.d imobilitas j.Resti kekurangan volume cairan b.d mual-
muntah.
3.RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO.TUJUANINTERVENSIRASIONAL

a.Setelah dilakukanasuhan keperawatanselama 3X24 jam,diharapkan klien dapatmempertahanakan pate


nsi napas dengankriteria hasil :a.Bunyi napas vesikuler b.Tidak ada spuntumc.Masukan cairan
adekuat.1.Kaji kepatenen jalannapas2.Beri posisi semifowler.

3.

Lakukan penghisapanlendir dengan hati-hatiselama 10-15 menit.Catat sifat-sifat,


warnadan bau sekret.Lakukan bila tidak adaretak pada tulang basaldan robekan
dural.4.Berikan posisi semi pronelateral/miringatau terlentang setiapdua
jam.5.Pertahankan masukancairan sesuaikemampuan klien.6.Berikan bronkodilator
IVdan aerosol sesuaiindikasi.-Ronki, mengimenunjukan aktivitassekret yang dapatmenimbulkan penggun
aan otot-ototasesoris danmeningkatkan kerja pernapasan.-Membantumemaksimalkanekspansi paru dan
menurunkan upaya pernapasan.-Pengisapan danmembersihkan jalannapas dan akumulasidari sekret.
Dilakukandengan hati-hati untuk menghindariterjadinya iritasisaluran dan reflek vagal.-
Posisi semi pronedapat membantukeluarnya sekret danmencegah aspirasi.Mengubah posisiuntuk meran
gsangmobilisi sekret darisaluran pernapasan.-
Membantumengencerkan sekret,meningkatkan pengeluaran sekret.-
Meningkatkanventilasi danmembuang sekretserta relaksasi otothalus/spsponsne bronkus. b.Setelah dila
kukan 1.Pantau frekuensi, -
asuhan keperawatanselama 3X24 jam,diharapkan klienmempunyai pola pernapasan yang efektif dengan
kriteria hasil:a.Polanapas nomal (iramateratur, RR = 16-24x/menit). b.Tidak ada pernapasancuping
hidung.c.Pergerakan dada simetris.d.Nilai GDA normal.PH darah = 7,35-7,45.PaO

= 80-100mmHg.PaCO

= 35-45mmHg.HCO

3-

= 22-26m.Eq/Lirama dan kedalaman pernapasan. Catatketidakteraturan pernapasan.2.Catat kompetensir


eflek GAG dankemampuan untuk melindungi jalan
napassendiri.3.Tinggikan kepalatempat tidur sesuaiindikasi.4.Anjurkan kllien untuk
bernapas dalam dan batuk efektif.

5.

Beri terapi O

tambahan.6.Pantau analisa gasdarah, tekananoksimetri.Perubahan dapatmenandakan awitankomplikasi


pulmo
ataumenandakan luasnyaketerlibatan otak.Pernapasan lambat, periode aprea dapatmenandakan perlun
yaventilasi mekanis.-Kemampuanmobilisasi pentinguntuk pemeliharaaan jalan napas.Kehilangan reflek
batuk menandakan perlunya jalan napas buatan/intubasi.-Untuk memudahkanekspansi paru danmenuru
nkan adanyakemugkinan lidah jatuh menutupi jalannapas.-Mencegah ataumenurunkanatelektasis.-
Memaksimalkan O2 pada darah arteri danmembantu dalammencegah hipoksia.-
Menentukankecukupan pernapasan,keseimbangan asam basa.c.Setelah dilakukanasuhan keperawatanse
lama 3X24 jam,diharapkan klienmempunyai perfusi jaringan adekuat dengankriteria
hasil:1.Kaji status neurologisyang berhubungandengan tanda-tanda peningkatan TIK,terutama CGS.-
Hasil dari pengkajiandapat diketahui secaradini adanya tanda-
tanda peningkatanTIK sehingga dapatmenentukn arahtindakan selanjutnya
a.Tingkat kesadarannormal(composmetis).

b.

TTV Normal.(TD:

120

80

mmHg,suhu: 36,5-37,5

C, Nadi: 80-100 x/menit,RR: 16-24 x/m)

2.

Monitor TTV; TD,denyut nadi, suhu,minimal setiap jamsampai klien stabil.

3.

Tingggikan posisikepala dengan sudut15-45

tanpa bantaldan posisi netral.4.Monitor suhu dan atur suhu lingkungan sesuaiindikasi. Batasi pemakaian
selimut dankompres bila de mam.5.Monitor asupan dankeluaran setiapdelapan jam sekali.

6.

Berikan O

tambahansesuai indikasi.7.Berikan obat-obatanantiedema sepertimanito, gliserol danlosix sesuai


indikasi.serta manfaat untuk menentukan lokasi, perluasan dan perkembangankeruskan SSP.-
Dapat mendeteksisecara dini tanda-
anda peningkatan TIK,misalnya hilangnyaautoregulasidapatmengikuti kerusakanvaskularisasi selenralloka
l. Napas yangtidak teratur dapatmenunjukkan lokasiadanya gangguanserebral.-Posisi kepala dengansudu
t 15-45o darikaki akanmeningkatkan danmemperlancar aliran balik vena kepalasehingga mengurangikon
gesti cerebrum,dan mencegah penekanan pada saraf medula spinalis yangmenambah TIK.-
Deman menandakanadanya gangguanhipotalamus: peningkatankebutuhan metabolik akan meningkatka
nTIK.-Mencegah kelibahancairan yang dapatmenambah edemaserebri sehinggaterjadi peningkatanTIK.-
Mengurangihipokremia yangdapat meningkatkanvasoditoksi cerebri,volume darah danTIK.
-Manitol/gliserolmerupakan cairanhipertonis yang berguna untuk menarik cairan dariintreseluler daneks
traseluler. Lasixuntuk meningkatkanekskresi natrium danair yang bergunauntuk mengurangiedema
otak.d.Setelah dilakukanasuhan keperawatanselama 3X24 jam,diharapkan klienmengalami perubahan p
ersepsi sensori dengankriteria hasil:

a.

Tingkat kesadaran normal.E

. b.Fungsi alat-alat indera baik.c.Klien kooperatif kembalidan dapat berorientasi pada orang, waktudan
tempat.1.Kaji responsensori terhadap panasatau dingin, raba atausentuhan. Catat perubahan-
perubahanyang terjadi.2.Kaji persepsiklien, baik respon
balik dan koneksikemampuan klien beroerientasi terhadaporang, tempat danwaktu.3.Berikan
stimulusyang berarti saat penurunan kesadaran.4.Berikankeamanan kliendengan pengamanansisi
tempat tidur, bantulatihan jalan danlindungi dari cidera.5.Rujuk pada ahlifisioterapi , terapideuposi,
wicara, terapikognitif.-
Informasi yang penting untuk keamanan kllien ,semua sistem sensoridapat terpengaruhdengan adanya p
erubahan yangmelibatkankemampuan untuk menerima dan berespon sesuaistimulus.-Hasil pengkajiand
apatmenginformasikansusunan fungsi otak yang terkena danmembantu intervensisempurna.-
Merangsang kembalikemampuan persepsi-sensori.-Gangguan persepsisensori dan buruknyakeseimbanga
n dapatmeningkatkan resikoterjadinya injury.-
Pendekatan antar disiplin dapatmenciptakan rencana penatalaksanaanterintregasi yang berfokus pada p
eningkatan evaluasi,
dan fungsi fisik,kognitif danketrampilan perseptual.e.Setelah dilakukanasuhan keperawatanselama 3X24
jam, nyeri berkurang atauterkendali dengankriteria
hasil:a.Pela poran nyeriterkontrol. b.Pasien tenang, tidak gelisah.c.Pasien dapat cukupistirahat.1.Tentuka
n riwayatnyeri, lokasi,intensitas, keluhan dandurasi.

2.

Monitor TTV.

3.

Buat posisikepala lebih tinggi (15-45

).4.Ajarkan latihanteknik relaksasi sepertilatihan napas


dalam.5.Kurangi stimulusyang tidak menyenangkan dariluas dan berikantindakan yangmenyenangkan se
pertimasase.-Informasi akanmemberikan datadasar untuk
membantudalam menentukan pilihan/keeferktifanintervensi.

Perubahan TTVmerupakan indikator nyeri.-Meningkatkan danmelancarkan aliran balik darah vena


darikepala sehingga dapatmengurangi edemadan TIK.-Latihan napas dapatmembantu
pemasukanO2 kebih banyak ,terutama untuk oksigenasi otot.-
Respon yang tidak menyenangkanmenambahketegagngan saraf
danmamase akanmengalihkanrengsang terhadapnyeri.f..Setelah dilakukanasuhan keperawatanselama 3
X24 jam,diharapkan klienmampu melakukanaktifitas fisik dan ADLdengan kriteria
hasil:a.Klien mampu pulihkembali pasca akutdalammempertahankanfungsi gerak. b.Tidak terjadi
komplikasi ,1.Periksa kembalikemampuan dankeadaan secarafungsional padakerusakan yang
terjadi2.Kaji tingkatkemampuan mobilitasdengan skala 0-40: Klien tidak bergantung orang lain.1: Klien
butuh sedikit bantuan.2: Klien butuh bantuan-Mengidentifikasi kemungkinankerusakan yang
terjadisecara fungsional danmempengaruhi pilihanintervensi yang akandilakukan-
Seseorang dalamsetiap kategorimempunyai resikokecelakaan, namundengan kategori nilai2-4
menpunyai resikoyang terbesar untuk terjadinya bahaya.
seperti dekubitus, bronkopnemoniatromboplebitis dankontraktur
sendi.c.Mampumempertahankankeseimbangan fungsitubuh.sederhana.3: Klien butuh bantuanatau
peralatan yang banyak.4: Klien butuh sangat bergantung padaorang lain.3.Atur posisi klien
danubah posisi secarateratur tiap dua jamsekali bila tidak adakejang atau setelahempat jam
pertama.4.Bantu klien melakukangerakan sendi secarateratur.5.Pertahankan linen
tetap bersih dan bebaskerutan

6.

Bantu untuk
melalukanlatihan rentang gerak aktif/pasif 7.Anjurkan klien untuk tetap ikut serta dalam pemenuhan keb
utuhanADL sesuaikemampuan-Dapat meningkatkansirkulasi seluruh tubuhdan mencegah
adanyatekanan pada organyang menonjol.-
Mempertahankanfungsi sendi danmencegah resikotromboplebitis.-Meningkatkansirkulasi danmeningkat
kanelastisitas kulit danmenurunkan resikoterjadinya ekskariasikilit-Mempertahankanmobilisasi dan fungs
isendi/posisi normalekstremitas danmenurunkanterjadinya vena statis-
Meningkatkankesembuhan danmembentuk kekuatanototgSetelah dilakukanasuhan keperawatanselama
3X24 jam,diharapkan klien tidak mengalami cederadengan kriteria
hasil:a.Pernyataan pemahamanfaktor yang trlibatdalam kemungkinan1.Observasi tanda-tandakejang,
waktu-Mengetahui saat terjadinyakejang untuk antisipasi2.Pertahankan penghalang tempattidur
terpasang-Menurunk an terjadinya trauma3.Jauhkan benda-bendayang dapat melukaiklien-
Menurunk an terjadinya trauma4.Pertahankan agar lidah -Menurunk
cedera. b.Menunjukkan perilaku ,gaya hidup untuk menurunkan faktor resiko danmelindungi daricederac
.Mengubah lingkungansesuai indikasi untuk meningkatkatkankeamanantidak tergigitan terjadinya traum
a5.Berikan obat sesuaidengan indikasi, misalantikonvulsan-Mengendalikan
kejanghSetelah dilakukanasuhan keperawatanselama 3X24 jam,diharapkan klien tidak mengalami infeksi
dengan kriteria hasil:a.Tidak ada tanda-tandainfeksi, rubor, kalor,dolor.

b.

Suhu tubuh 36,5-37,5

Cc.Mencapai penyembuhantepat waktud.Ber partisipasi dalamintervensi dalam pencegahan


infeksi1.Pertahankanteknik aseptik danteknik cuci tanganyang tepat bagi
pasien, pengunjung maupunstaf.-Menurunk an resiko terjadinyainfeksi dankontaminasi
silang2.Pantau suhusecara teratur -Peningkatan suhu merupakansalah satu indikator terjadinya
infeksi3.Ubah posisi kliendengan sering.Pertahankan linen tetapkering dan bebas darikerutan.-
Mencegahkerusakan kulit4.Batasi/hindari prosedur invansif -Menurunk an resiko
kontaminasi5.Beri antibiotik sesuai indikasi-Mengidentifikasi
infeksii..Setelah dilakukanasuhan keperawatanselama 3X24 jam,diharapkan klien tidak mengalami infeksi
dengan kriteria
hasil:a.Mengidentifikasifaktor resikoindividual. b.Mengungkapkan pemahaman tentangkebutuhan
tindakanc.Berpartisipasi padatingkat kemampuanuntuk mencegahkerusakan
kulit.1.Inspeksi seluruh areakulit. Catat adanyakemerahan-Kulit biasanya cenderungrusak karena peruba
han sirkulasi perifer, tekanan2.Lakukan perubahan posisi seseringmungkin-
Meningkatkan sirkulasi padakulit dan mengurangitekanan pada daerahtulang yang
menonjol3.Pertahankan linen tetapkering, bersih dan bebas kerutan-
mengurangi/mencegah adanyairitasi kulit4.Tinggikan ekstremitas bawah secara periodik -
Meningkatkan arus balik vena,mencegah/mengurangi
pembentukan edema5.Masase penonjolantulang dengan lembutmenggunakankrim/lotion-
Meningkatkan sirkulasi ke jaringan,meningkatkan tonusvaskuler danmengurangi edema jaringan j.Setela
h dilakukanasuhan keperawatanselama 3X24 jam,diharapkan klien tidak mengalami infeksidengan
kriteria hasil:a.TTVdalam batas normalTD 120/80 mmHg,nadi 60-100x/menit,suhu 36,5-37,5

C,RR 16-24x/menit b.Nadi perifer teraba kuatc.Haluaran urin


adekuat1.Ukur haluarandan BJ urin. Catatketidakseimbanganinput dan output.-Penurunan haluaran urin
dan BJakan menyebabkanhipovolemia.2.Dorong masukancairan peroral sesuaitoleransi-Memperbaiki
kebutuhan cairan3.Pantau tekanandarah dan denyut jantung-
Pengurangan dalam sirkulasivolume cairan dapatmengurangi tekanandarah, mekanismekompensasi awal
takikardi untuk meningkatkan curah jantung dan tekanandarah sistemik 4.Palpasi denyut perifer -
Denyutyang lemah, mudahhilang dapatmenyebabkanhipovolemi5.Kaji membranmukosa, turgor kulit,dan
rasa haus-Merupakan indikator darikekurangan volumecairan dan sebagai pedoman untuk
penatalaksaanrehidrasi6.Berikantambahan cairan parenteral sesuaiindikasi-Memperbaiki kebutuhan
cairan
PATHWAY

Jaringan otak rusak (kontusio, laserasi)Terputusnyakontinuitas jaringantulangTerputusnya


kontinuitas jaringan kulit, otot danvaskuler Perubahanoutoregulasi-Perdarahan-HematomaGangguan
suplaidarahIskemiaPerubahan perfusi jaringanserebralPeningkatan
TIK KejangHipoksiaAkumulasicairanRestiinfeksiKecelakaan, jatuhCEDERA
KEPALAEkstra kranialTulang kranialIntrakranialPenurunankesadaranRestiinjuriPereganganduramen
dan pembuluh darah

Kompresi batang otak Bedresttotal


NyeriBersihan jalan napastidak efektif

PAPILEDEMASIDOSIS

Respiratori

TERJADIVASODILATASIMELAMAHNYARANGSANGPERNAPASANGANGGUANPERSEPSISENSORI :MENEKAN
N.I

CHYNESSTOKES/ATAXIABREATHINGP

Co2 Dalam DarahMeningkat

REFLEK MUNTAHSTIMULASIRESEPTOR LAMBUNGKOMPRESIBATANG


OTAK HIPOTALAMUTEMPERATUR TIDAK TERKONTROLHIPERTER MENEKANPUSAT SARAF DIMEDULAOBLO
NGATAAKTIVASICEMORESEPTOR TRINGER ZONE

(CTZ)

RESTIKEKURANGA POLANAPASTIDAK

Resti gangguanintegritas kulitGangguanmobilisasifisik


DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M. 1989.
Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Car.

2 nded. Philadelpia : F.A. Davis Company.Long; B and Phipps W. 1985.

Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing Process Approach

. St. Louis : Cv. Mosby Company.Asikin, Z. 1991.

Simposium Keperawatan Penderita Cedera Kepala. Panatalaksanaan Penderita dengan Alat Bantu Napas

. Jakarta.Harsono. 1993.

Kapita Selekta Neurologi

. Jogjakarta : Gadjah Mada UniversityPressSaanin, S dalam Neurosurgeon.mailto:


%20saanin@padang.wasantara.net.id Cecily, L & Linda A. 2000.

Buku Saku Keperawatan Pediatrik

. Edisi 3. Jakarta:EGC.Hudak & Gallo. 1996.

Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik

, Volume II.Jakarta: EGC.Iskandar. 2004.

Cedera Kepala

. Jakarta Barat: PT. Bhuana Ilmu Populer.Suriadi & Rita Yuliani. 2001.

Asuhan Keperawatan Pada Anak

. Edisi I. Jakarta:CV Sagung SetoSuzanne CS & Brenda GB. 1999.

Buku Ajar Medikal Bedah

. Edisi 8. Volume 3.Jakarta: EGCBajamal, A. 1999.

Penatalaksanaan Cidera Otak Karena Trauma

. PendidikanKedokteran Berkelanjutan Ilmu Bedah Saraf. Surabaya.Umar, K. 1998.

Peran Ilmu Bedah Saraf Dalam Penanganan Cidera Kepala


Surabaya : Airlangga Univ. Press.Umar, K. 2000.

Penanganan Cidera Kepala Simposium

. Tretes : IKABI.Vincent, J. 1996.

Pharmacology of Oxygen and Effect of Hypoxi.

Germany

You might also like